Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM


VARIABILITAS INDIVIDU

Aulia Risqi Anugerah 081511433021


Arief Dharma P 081511433088
Nur Khoirunnisa 081511433042
Octalia Anggraini 081511433085
Siti Richa Isnaini 081511433047

PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016
ABSTRAK

Variabilitas di Antara Individu


Aulia Risqi Anugerah
Arief Dharma P
Nur Khoirunnisa
Octalia Anggraini
Siti Richa Isnaini

Program Studi S1 Biologi Universitas Airlangga


Surabaya
2016

Suatu populasi terdiri atas kumpulan individu yang sejenis, oleh karena sejenis maka
individu-individu tersebut haruslah memiliki ciri yang sama atau dalam bahasa biologi haruslah
memiliki karakter taksonomi yang sama. Karakter-karakter tersebut ada yang bersifat kuantitatif
ada yang bersifat pula yang bbersifat kualitatif. Karakter kuantitatif adalah karakter yang dapat
diukur misalnya berat, panjang, usia dan sebagainya, sedang karakter kualitatif adalah karakter
yang tidak dapat diukur secara objektif misalnya baik, buruk, warna sebagainya. Dalam acara
praktikum ini dilakukan beberapa pengukuran karakter kuantitatif, yakni berat, panjang, lebar dan
jenis kelamin. Menentukan kisaran yang dianggap normal, menghitung besarnya varian atau
deviasi standar untuk menggambarkan tingkat homogenitas atau heterogenitas sampel, dan
menggambarkan parameter statistik besarnya tingkat hubungan antar variabel tersebut dan
seberapa besar pengaruhnya terhadap karakter lain.
Dapat disimpulkan bahwa ternyata ada terdapat hubungan positif antara panjang dan berat
ketam dan rajungan. Jadi,semakin panjang ketam dan rajungan maka semakin berat pula ketam
dan rajungan tersebut. Dan semakin lebar ketam dan rajungan maka semakin berat pula ketam dan
rajungan tersebut.
Berdasarkan kenyataan yang diperoleh dari hasil tersebut, maka dapat diperoleh bahwa
panjang dan lebar ketam mempengari berat ketam tersebut. Begitu pula dengan jenis kelamin,
ketam betina lebih besar dibanding dengan ketam jantan. Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa
dengan bertambahnya panjang atau lebar maka semakin berat pula tubuhnya.
PENGANTAR
Di dalam suatu populasi dapat dijumpai keanekaragaman pada setiap individu yang dapat
kita lihat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, populasi terdiri atas kumpulan individu
yang sejenis, oleh karena sejenis maka individu-individu tersebut haruslah memiliki ciri yang
sama atau dalam bahasa biologi haruslah memiliki karakter taksonomi yang sama. Karakter-
karakter tersebut ada yang bersifat kuantitatif dan ada pula yang kualitatif. Karakter kuantitatif
merupakan karakter yang tidak pernah 100% sama antar individu dari suatu populasi alam,
misalnya panjang, lebar tubuh, dan berat tubuh. Karena tidak 100% sama maka dikatakan
bahwa ada variasi dalam populasi. Variasi karakter dalam suatu populasi disebut juga
variabilitas di antara individu.
Variabilitas dapat digambarkan dengan metode statistik, yaitu dengan mengukur dan
menganalisis karakter parametrik individu. Dari hasil perhitungan varian atau deviasi standar
dapat diketahui tingkat homogenitas atau heterogenitas sampel, serta hubungan antar variabel
tersebut dan seberapa besar pengaruhnya terhadap pengaruh lain.
Praktikum kali ini organisme yang digunakan adalah ketam besar dan kecil. Ketam
merupakan nama lain dari kepiting. Ketam adalah binatang anggota krustasea berkaki
sepuluh dari upabangsa (infraordo) Brachyura, yang dikenal mempunyai "ekor" yang sangat
pendek (bahasa Yunani: brachy = pendek, ura = ekor), atau yang perutnya (abdomen) sama
sekali tersembunyi di bawah dada (thorax). Tubuh kepiting dilindungi oleh cangkang yang
sangat keras, tersusun dari kitin, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting terdapat
di semua samudra dunia. Ada pula kepiting air tawar dan darat, khususnya di wilayah-wilayah
tropis. Rajungan adalah kepiting yang hidup di perairan laut dan jarang naik ke pantai,
sedangkan yuyu adalah ketam penghuni perairan tawar (sungai dan danau).
Biasanya karakter populasi pada kasus seperti ini digambarkan secara tidak langsung
dengan karakter kuantitatif. Misalnya, untuk usia, kita hanya bisa berasumsi bahwa dengan
bertambahnya usia maka tubuh juga semakin berkembang, termasuk bertambah ukuran
tubuhnya. Oleh karena itu, untuk mengetahui dan menggambarkan tingkat variabilitas
individu ketam ini dilakukan praktikum dengan perhitungan dan analisis karakter secara
statistik.
Dalam praktikum ini perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apakah panjang dari ketam mempengaruhi beratnya?
2. Apakah lebar dari ketam mempengaruhi beratnya?
3. Apakah jenis kelamin dari ketam mempengaruhi berat dan panjangnya?

Dalam praktikum ini hipotesis kejanya adalah sebagai berikut:


1. Jika panjang tubuh ketam bertambah, maka beratnya bertambah.
2. Jika lebar tubuh ketam bertambah, maka beratnya bertambah.
3. Jika jenis kelamin ketam mempengaruhi berat dan panjangnya.

Dalam praktikum ini hipotesis statiknya adalah sebagai berikut:


1. Hubungan antara panjang dengan berat.
H0 : Panjang ikan tidak memiliki hubungan dengan berat ikan.
H1 : Panjang ikan memiliki hubungan dengan berat ikan.
2. Hubungan antara lebar dengan berat.
H0 : Lebar ikan tidak memiliki hubungan dengan berat ikan.
H1 : Lebar ikan memiliki hubungan dengan berat ikan.
3. Hubungan antara jenis kelamin dengan berat dan panjang.
H0 : Jenis kelamin ketam tidak memiliki hubungan dengan berat dan panjang ketam.
H1 : Jenis kelamin ketam memiliki hubungan dengan berat dan pangjang ketam.
BAHAN DAN CARA KERJA

BAHAN

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Scylla serrata (ketam) dan Portunus
pelagicus (rajungan) yang masing-masing berjumlah 50 ekor.

ALAT

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah neraca dan jangka sorong.

CARA KERJA

cara kerja dalam praktikum kali ini adalah pertama menyiapkan satu baki yang berisi
Scyllaserrata (ketam) dan Portunus pelagicus (rajungan) yang masing-masing berjumlah 50
ekor. Lalu bila bahan semua sudah siap cara selanjutnya yaitu mengindentifikasikan jenis
kelamin,panjang , lebar dan berat dari ketam dan rajungan. Selanjtnya menentukan ukuran
dalam hal panjan,lebar dan berat lalu mencatatnya ke dalam table dan disertai pula keteranganya
misalnya capitnya terlepas atau kakinya yang terlepas.

CARA ANALISIS
Dalam praktikum kali ini adalah bertujuan untuk menghitung regresi dan korelasi dari
panjang,berat dan lebar dari kepiting untuk menghitung regresi bisa menggunakan aplikasi
Microsoft word untuk lebih mempermuda tetapi jika menginginkan dengan menggunakan cara
yang manual juga dapat menggunakan rumus-rumus seperti berikut:

Untuk menghitung persamaan regresi linier Y = a + bX………….(1)

Untuk mencari nilai a dan b, a = Ȳ + bX………....(2)

SP
dan b= ………... (3)
SSx

Untuk mencari nilai sum of square. SS = ∑ (X – X)(Y-Ȳ) ……… (4)

SP
Untuk mencari korelasi, deangan rumus r =
√SSx SSy
…………..(5)
Dalam analisis data kami menggunakan cara langsung dengan menggunakan software microsoft
excel dan dengan cara manual.

DESKRIPSI BAHAN

Kepiting adalah binatang crustacea berkaki sepuluh, yang biasanya mempunyai "ekor"
yang sangat pendek atau yang perutnya tersembunyi di bawah thorax. Kepiting mempunyai
chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Chelipeds terletak di depan kaki pertama dan setiap jenis
kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda. Chelipeds dapat digunakan untuk
memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulit kerang dan juga sebagai senjata
dalam menghadapi musuh. Di samping itu, tubuh kepiting juga ditutupi dengan Carapase.
Carapase merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton (kulit luar) berfungsi
untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang. Kepiting sejati mempunyai lima
pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan
untuk bergerak. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari
carapase tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-
pelat yang pipih (phyllobranchiate) berfungsi untuk mengambil oksigen biasanya sulit dilihat dari
luar. Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagain depan carapase ( Prianto, 2007).
Menurut Prianto (2007), bagian ketubuh kepiting juga dilengkapi bulu dan rambut sebagai
indera penerima. Untuk menemukan makanannya kepiting menggunakan rangsangan bahan kimia
yang dihasilkan oleh organ tubuh. Antena memiliki indera penciuman yang mampu merangsang
kepiting untuk mencari makan. Mulut kepiting juga memiliki alat penerima sinyal yang sangat
sensitif untuk mendeteksi bahan-bahan kimia. Kepiting mengandalkan kombinasi organ perasa
untuk menemukan makanan, pasangan dan menyelamatkan diri dari predator.
Kepiting bakau ukurannya bisa mencapai lebih dari 20 cm. Sapit pada jantan dewasa lebih
panjang dari pada sapit betina. Kepiting yang bisa berenang ini terdapat hampir di seluruh perairan
pantai Indonesia, terutama di daerah mangrove, di daerah tambak air payau, muara sungai, tetapi
karang ditemukan di pulau pulau karang (Rusmidi,dkk,2002). Kepiting jantan dan betina dapat
dibedakan juga berdasarkan ukuran abdomen, dimana abdomen jantan lebih sempit dari pada
abdomen betina (Yos.yozie, 2014).
Sistem reproduksi Arthopoda terjadi secara seksual. Namun, ada juga yang secar aseksual
yaitu partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru melalui fertilisasi. Hasil
fertilisasi berupa telur. Organ reproduksi pada kepitimg bersifat dioseus.
Kepiting merupakan fauna yang habitat dan penyebarannya terdapat di air tawar, payau
dan laut. Jenis-jenisnya sangat beragam dan dapat hidup di berbagai kolom di setiap perairan.
Sebagaian besar kepiting yang kita kenal banyak hidup di perairan payau terutama di dalam
ekosistem mangrove. Sebagian besar kepiting merupakan fauna yang aktif mencari makan
dimalam hari nocturnal (Prianto, 2007).

Kepiting dan rajungan tergolong dalam satu suku familia yakni Portunidae dan seksi
(sectio) Brachyura. Konsentrasi maksimum kepiting terjadi pada malam hari pada saat air pasang.
Kebanyakan kepiting memanfat akar mangrove dan pohon untuk mencarimakan. Pada saat siang
hari, waktu pasang terendah kebanyakan kepiting tinggal di dalam lubang untuk berlindung dari
serangan burung dan predator lainnya. Beberapa spesies seperti Sesarma erythrodactyla dan
Paragrapsus laevis (Prianto, 2007).
HASIL

Dari hasil praktikum yang kami lakukan terhadap pengukuran panjang,lebar dan berat
dari Scylla serrate (ketam) dan diperoleh data tabel sebagai berikut:
Tabel 1 ketam
Berat Lebar
No. JenisKelamin Panjang (cm) Keterangan
(gram) (cm)
1. Betina 13.54 4.63 2.74 Lengkap
2. Jantan 16.76 4.64 2.93 Kaki 9 buah
3. Betina 10.91 4.6 2.88 Kaki 9 buah
4. Jantan 19.88 5.12 3.23 Kaki 9 buah
5. Betina 8.38 4.54 2.82 Kaki 9 buah
6. Jantan 19.98 5.03 3.33 Lengkap
7. Betina 19 5 3.05 Lengkap
8. Jantan 19.59 5.36 3.3 Kaki 9 buah
9. Betina 10.8 4.3 2.72 Kaki 9 buah
10. Betina 18.31 4.94 2.91 Lengkap
11. Jantan 13.09 4.51 2.9 Lengkap
12. Betina 16.39 4.93 2.92 Kaki 8 buah
13. Jantan 21.97 5.32 3.51 Lengkap
14. Jantan 20.48 5.5 3.4 Lengkap
15. Jantan 9 4.3 3 Lengkap
16. Jantan 9.8 4.51 2.72 Lengkap
17. Jantan 11 4.22 2.75 Lengkap
18. Jantan 19 4.31 3.2 Lengkap
19. Jantan 11.22 4.525 2.905 Lengkap
20. Betina 14.39 4.61 2.73 Kaki 9 buah
21. Betina 15.15 4.335 3.45 Kaki 9 buah
22. Betina 14 4.5 2.7 Kaki 9 buah
23. Betina 10.25 4.035 2.44 Lengkap
24. Betina 8.91 4.035 2.44 Kaki 9 buah
25. Jantan 10 4.225 2.51 Kaki 9 buah
26. Betina 15 4.735 2.825 Lengkap
27. Betina 18.45 5 3.01 Lengkap
28. Betina 18.14 4.83 3.14 Lengkap
29. Betina 18.89 4.635 2.81 Lengkap
30. Betina 12.89 4.3 2.525 Lengkap
31. Jantan 15.64 4.5 2.94 Lengkap
32. Jantan 11 4.23 2.6 Kaki 9 buah
33. Betina 19.55 4.637 2.805 Lengkap
34. Jantan 11.95 4.24 2.51 Lengkap
35. Betina 17.59 4.737 2.93 Lengkap
36. Jantan 15.51 4.53 2.905 Kaki 9 buah
37. Betina 14.06 4.8 2.84 Lengkap
Kaki 9 buah,
38. Betina 15.9 4.52 2.73
cacar
39. Betina 8.8 3.61 2.245 Lengkap
40. Jantan 7 3.31 2.2 Lengkap
41. Bantan 10 3.91 2.31 Lengkap
42. Jantan 10 3.84 2.5 Kaki 9 buah
43. Jantan 13.61 4.13 2.6 Kaki 9 buah
44. Jantan 14 4.2 2.52 Lengkap
45. Betina 14.58 4.523 2.825 Kaki 9 buah
46. Jantan 13.41 4.5 2.81 Lengkap
47. Jantan 16.45 4.61 2.83 Lengkap
48. Betina 12.76 4.4 2.71 Kaki 9 buah
49. Jantan 15.08 4.6 2.84 Lengkap
50. Jantan 11 4.1 2.54 Kaki 9 buah
N 50 50 50
Max 21.97 5.5 16.76
Min 2.93 3.31 2.2
Rata-rata 13.9846 4.50904 3.2514
SD 3.89 2.12 1.65
Var 18.18 4.51 2.73

Setelah melakukan perhitungan dari tabel di atas di dapatkan Nilai statistik regresi sebagai berikut:

Parameter Panjang X Berat Lebar X Berat


SSx 5.73 4,63
SP 31,15 16,08
A 3.22 7.30
b 0.090 1,86

jadi persamaan regresi liniernya dari tabel di atas adalah Untuk hubungan panjang dan berat
ketam adalah Y = 0,090+ 3,22x dan Untuk hubungan lebar dan berat ketam adalah Y = 1,86 +
7,30x

Setelah melakukan perhitungan dari tabel di atas di dapatkan Nilai statistik untuk uji t
regresi
sebagai berikut:

Parameter Panjang X Berat Lebar X Berat


N 50 50
SSx 5.73 4,63
SSy 702.58 702.58

SP 31,15 16,08
S2 11,10 13,47
Sb 9,64 11,81
T 2,54 2,30
DF = n-2 48 48
t table 0,05 2,05 2,05

Untuk mengetahui hubungan antar variabel, maka koefisien korelasinya adalah Koefisien
korelasi (r) antara panjang dan berat ketam adalah 1,39 dan Koefisien korelasi (r) antara lebar
dan berat ketam adalah .0,28

Dari tebel diatas diperoleh grafik regresi seperti berikut:


Panjang (cm) Grafik Panjang Dan Berat Ketam

Y = 0,090+ 3,22x
R² =1,39

Lebar (cm)

Gambar 1 Grafik Panjang dan Berat Ketam

Grafik Lebar dan Berat Ketam


Lebar (cm)

Y = 1,86 + 7,30x
R²= 0,28

Berat (gram)

Gambar 2 Grafik Lebar dan Berat Ketam.

Dari hasil praktikum yang kami lakukan terhadap pengukuran panjang,lebar dan berat
dari Portunus pelagicus (rajungan) dan diperoleh data tabel sebagai berikut:
Tabel 2
Jenis Berat Lebar Panjang
No Kelamin (gr) (cm) (cm) Keterangan
1 perempuan 50.2 8.99 4.57 kaki hilang 1
2 Laki-laki 66 9.45 4.61 Lengkap
3 Laki-laki 59.89 9.58 4.6 Lengkap
4 Laki-laki 32.86 8.12 4.24 Lengkap
5 Perempuan 56.8 9.61 4.54 Lengkap
6 Laki-laki 30.23 8.01 3.12 Lengkap
7 Laki-laki 45.35 9.8 5.95 Capit ilang 1
8 Laki-laki 29.24 8.96 4.18 Lengkap
9 Laki-laki 52.65 9.03 4.6 Lengkap
10 Laki-laki 51.26 9.38 4.31 Lengkap
11 Laki-laki 53.96 9.18 4.205 Lengkap
12 Perempuan 49.56 9.09 4.28 Capit hilang 1
13 Laki-laki 44.08 7.135 3.19 Lengkap
14 Laki-laki 20.24 8.415 3.215 Capit dan kaki hilang 1
15 Laki-laki 42.81 8.66 4.1 Lengkap
16 Laki-laki 61.28 9.5 4.72 Lengkap
17 Laki-laki 26.25 7.69 3.5 hilang 1 kaki
18 Laki-laki 41.85 9.55 4.625 Capit dan kaki hilang 1
19 Laki-laki 30.98 8.15 3.78 Lengkap
20 Laki-laki 52.26 9.85 4.56 Capit hilang 1
21 Laki-laki 45.2 8.64 4.11 Lengkap
22 Laki-laki 50.07 9.19 4.17 Lengkap
23 Laki-laki 47.57 9.32 4.35 Lengkap
24 Perempuan 46.1 9.24 4.39 kaki hilang 1
25 Laki-laki 59.4 9.75 5.4 Lengkap
26 Perempuan 41.5 8.1 4.6 Lengkap
27 Laki-laki 65.6 10.6 4.65 Lengkap
28 Perempuan 56.6 9.85 5.75 Lengkap
29 Laki-laki 54.8 10.6 5.3 Lengkap
30 Perempuan 39.6 8.65 4.65 Lengkap
31 Perempuan 44.6 9.6 4.95 Lengkap
32 Perempuan 21.6 7.85 3.4 Lengkap
33 Laki-laki 48.2 9.4 4.95 Lengkap
34 Laki-laki 53.1 10.25 5.05 Lengkap
35 Perempuan 34.8 8.1 4.3 Lengkap
36 Perempuan 86.6 11.7 5.95 Lengkap
37 Perempuan 38.1 8.9 4.45 Lengka[
38 Perempuan 45.8 9.9 4.85 Lengkap
39 Laki-laki 60.5 10.75 4.8 Lengkap
40 Laki-laki 48.3 9.85 4.95 Lengkap
41 Laki-laki 64.9 9.6 5 Lengkap
42 Perempuan 40.3 8.7 4.55 Lengkap
43 Laki-laki 67.8 10.1 4.95 Lengkap
44 Laki-laki 59.4 9.75 5.4 Lengkap
45 Laki-laki 65.8 9.95 4.85 Lengkap
46 Laki-laki 53 9.75 4.9 Lengkap
47 Perempuan 49.9 9.15 5 Lengkap
48 Laki-laki 51.8 9.35 5.1 Lengkap
49 Laki-laki 49.6 9.65 4.9 Lengkap
50 Laki-laki 54.2 9.7 5 Lengkap
N 50 50 50
Max 16.76 5.5 21.97
Min 2.2 3.31 2.93
Rata-rata 14.27 4.50 2.82
SD 12.70 0.85 0.63
Var 161.38 0.72 0.39

Setelah melakukan perhitungan dari tabel di atas di dapatkan Nilai statistik regresi sebagai berikut:
Parameter Panjang X Berat Lebar X Berat

SSx 9.24 10.13

SP 20.49 25.69
A 2.92 6.67
b 0.034 0.053

Dari tabel diatas dapat diketahui persamaan regresi liniernya, Untuk hubungan panjang
dan berat ketam.adalah Y = 0,034+2,92x dan Untuk hubungan lebar dan berat ketam adalah Y =
0,053+6,67x

Setelah melakukan perhitungan dari tabel di atas di dapatkan Nilai statistik untuk uji t regresi
sebagai berikut:
Parameter Panjang X Berat Lebar X Berat
N 50 50
SSx 5.73 4,63
SSy 872,34 872,34
SP 20.49 25.69
S2 14,58 15,07
Sb 1,59 1,80
T 3,56 3,78
DF = n-2 48 48
t table 0,05 2,16 2,16

Untuk mengetahui hubungan antar variabel, maka koefisien korelasinya adalah Koefisien
korelasi (r) antara panjang dan berat ketam adalah 1,86 dan Koefisien korelasi (r) antara lebar
dan berat ketam adalah 0,30

Dari tebel diatas diperoleh grafik regresi seperti berikut:

Grafik panjang dan berat Rajungan


11
10.5
10
9.5
Axis Title

9
8.5
8
7.5
7 Y = 0,034+2,92x
6.5 R²= 1,86
6
2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
Axis Title

regresi linear l terhadap p Linear (regresi linear l terhadap p)

Gambar 3 Grafik Panjang dan Berat Rajungan


Grafik panjang dan berat rajungan
95

85

75
Y= 0,053+6,,67x
R² = 0,30
65
Axis Title

55

45

35

25

15
2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5
Axis Title

Regresi linear pb Linear (Regresi linear pb)

Gambar 4 Grafik Lebar dan Berat Ketam


PEMBAHASAN

Sampel yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ketam ( Scylla serrata ) dan rajungan
(Portunus pelagicus) sebanyak 50 ekor dengan ukuran berbeda dan diambil secara acak. Data
yang diambil dari praktikum ini adalah panjang, lebar, berat, dan jenis kelamin. Selain itu, dari
ketam yang diambil secara acak juga dicatat data keterangan apabila pada ketam tersebut terdapat
kecacatan, seperti jumlah kaki yang kurang dari jumlah kaki ketam pada umumnya yaitu kurang
dari sepuluh buah atau jenis kecacatan lainnya.
Mengidentifikasi jenis kelamin ketam jantan dan betina dilakukan dengan cara melihat
abdomen ketam jantan yang berbentuk meruncing, sedangkan ketam betina lebih membulat yang
digunakan untuk menyimpan telur. Panjang Scylla serrata dan Portunus pelagicus ditentukan dari
jarak antara bagian anteromedial (depan tengah) dan posteromedial (belakang tengah) karapaks.
Lebar diukur dari jarak terjauh antara sisi kiri dan kanan karapaks. Alat yang digunakan untuk
mengukur panjang dan lebar tubuh ketam adalah penggaris dengan ketelitian 0,5 mm. Sedangkan
untuk berat ketam adalah berat seluruh tubuh setelah dikeringkan dengan kertas tisu dan diukur
menggunakan neraca dengan ketelitian 0,1 mg.
Hubungan linier antar dua variabel dapat digambarkan melalui grafik dan persamaan
regresi linier. Berdasarkan tabel hasil pengamatan, dapat dibuat grafik hubungan antara variabel-
variabel tersebut. Variabel-variabel dalam praktikum ini adalah berat ketam sebagai variabel
terikat, sedangkan panjang dan lebar ketam sebagai variabel bebas. Dan dapat diketahui
hubungan panjang dan berat ketam adalah Y = 0,090+ 3,22x sedangkan hubungan lebar dan
berat ketam adalah Y = 1,86 + 7,30x, Hubungan panjang dan berat rajungan adalah Y =
0,034+2,92x sedangkan hubungan lebar dan berat ketam adalah Y = 0,053+6,67x
Selain persamaan regresi linier, nilai yang dijadikan parameter adalah koefisien korelasi.
Koefisien korelasi adalah nilai yang menunjukkan kuat atau tidaknya hubungan linier antar dua
variabel. Koefisien korelasi yang dihitung dalam praktikum ini adalah antara panjang dan berat
ketam, serta lebar dan berat ketam. Besar koefisien korelasi (r) antara panjang dan berat ketam
diperoleh sebesar 1,39 dan 0,28 dan untuk rajungan diperoleh sebesar 1,86 dan 0,30 . Kedua nilai
antara ketam dan rajungan bernilai positif yang artinya terdapat hubungan antara variabel bebas
(panjang atau lebar) dengan variabel terikat (berat). Untuk menguji nilai korelasi tersebut, juga
dilakukan uji t hitung dan t tabel. Jika nilai t hitung nilainya sama atau lebih besar dari nilai t tabel
maka hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menjelaskan bahwa adanya hubungan variabel
yang menunjukkan pengaruh variabel satu ke variabel yang lain (Hariyanto, 2008:33). Jika uji t
menunjukkan hasil positif (+) yang ditandai dengan nilai t hitung lebih besar daripada t tabel, maka
variabel satu dengan variabel lain yang digunakan dalam praktikum ini menunjukkan adanya
interdependensi, dan jika uji t menunjukkan hasil negatif (-) yang ditandai dengan nilai t tabel lebih
besar daripada t hitung, maka variabel dalam praktikum ini tidak menunjukkan adanya
interdependensi. Dalam praktikum ini, panjang dan lebar ketam memiliki hubungan dengan berat
ketam. Hipotesis H1 diterima membuktikan bahwa dalam variabilitas di antara individu melibatkan
hubungan variabel satu dengan variabel yang lain.
Dari data dan perhitungan di atas kita juga bias mengetahu perbandingan berat,panjang dan
lebar dari ketam dan juga rajungan,bahwa rajungan memiliki berat,panjang dan lebar yang lebih
besar dari pada ketam dan juga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara panjang
dan berat ketam dan rajungan karena nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel. Jadi,semakin
panjang ketam dan rajungan maka semakin berat pula ketam dan rajungan tersebut. Selain itu juga
ada hubungan positif antara lebar dan berat ketam dan rajungan karena nilai t hitung lebih besar
dari pada nilai t tabel. Jadi, semakin lebar ketam dan rajungan maka semakin berat pula ketam dan
rajungan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto. E.dan E.Liviawaty. 1992. Pemeliharaan Kepiting. Kanisius: Yogyakarta


Burhan, Latief. 2003. Dasar-Dasar Ekologi. Surabaya: Airlangga University Press.
Hariyanto, S., Irawan, B. dan Soedarti T. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya: Airlangga
University Press.
Resosudarmo, Sudjiran, Kartawinata, Kuswata, Soegiarto & Apriliani. 1987. Pengantar Ekologi.
Jakarta: Remaja Karya.
Riyanto, Baharuddin Nurkin, dkk. 1995. Ekologi Dasar 1. Makasar: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi, Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur.
Soemarwoto, Otto. 1985. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Yos,yozie. 2014. Jurnal-Tentang-Aspek-Morfologi-Kepiting. (online).
(www.scribd.com/doc/241460128/-Juarnal-Tentang-Aspek-Morfologi-Kepiting) diakses pada
tanggal 24 September 2016

Anda mungkin juga menyukai