Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengetahuan tentang klasifikasi dan taksonomi diperlukan adanya

identifikasi dari berbagai parameter morfologi dari bentuk tubuh ikan. Melihat

morfologi ikan kita dapat mengelompokkan ikan atau hewan air. Sistem atau cara

pengelompokan ini dikenal dengan istilah sistematika atau taksonomi.

Sistematika atau taksonomi ada 3 pekerjaan yang biasa dilakukan, yaitu

identifikasi, klasifikasi, dan pengamatan evolusi. Identifikasi merupakan

pengenalan dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis atau spesies

yang selanjutnya diberi nama ilmiahnya, sehingga diakui oleh para ahli diseluruh

dunia. Klasifikasi adalah suatu kegiatan pembentukan kelompok-kelompok

makhluk hidup dengan cara memberi keseragaman ciri atau sifat di dalam

keanekaragaman ciri yang ada pada makhluk hidup tersebut. Oleh karena itu,

dengan morfologi tubuh makhluk hidup yang berbeda satu sama lainnya, kita

memerlukan pengklasifikasian agar kita lebih mudah memahami dan mempelajari

keanekaragaman makhluk hidup tersebut.

Taksonomi atau sistematika adalah suatu ilmu mengenai klasifikasi atau

pengelompokan ikan. Istilah taksonomi berasal dari perkataan Yunani taxis yang

berarti susunan atau pengaturan dan nomos berarti hukum. Informasi yang

digunakan dalam mempelajari hubungan evolusioner ikan berawal dari

pengetahuan taksonomi terutama deskripsi ikan. Pengetahuan tersebut menjadi

dasar dalam iktiologi dan juga bidang bidang lain seperti ekologi, fisiologi dan

Genetika. Metode yang digunakan dalam bidang taksonomi terbagi menjadi enam

1
kategori yaitu pengukuran morfometrik, ciri meristik, ciri-ciri anatomi, pola

pewarnaan, kariotipe dan elektroforesis.

            Ikan (Pisces) terbagi kedalam tiga kelas, yaitu :

a. Kelas Cephalaspidomorphi / Agnatha (hagfish dan lamprey).

b. Kelas Chondreichthyes (chimaera, cucut dan pari)

c. Kelas Osteichthyes  (ikan bertulang sejati)

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengamati dan memahami ciri-ciri atau sifat-sifat bagian luar tubuh ikan

2. Melakukan pengidentifikasian ikan

3. Mengetahui nama ikan dan jenis ikan

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri

yang beraneka ragam dari individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-

perbedaan yang mantap sifatnya diantara individu-individu yang nampaknya

sama. Identifikasi Ikan mungkin menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang

kebanyakan. Saat identifikasi hanya mengandalkan pola warna (colour pattern)

hal ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan, mengingat warna dapat saja berubah

berdasarkan atas umur individu, maupun kondisi phisiologis dari ikan tersebut. 

Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi jumlah dari spine,dan rays

pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang linea lateralis, bentuk kepala,

bentuk sirip, dan lain sebagainya (Taufik, 2011).

Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan

sesuai petunjuk identifikasi. Langkah-langkah penggunaan kunci identifikasi

yaitu, pada setiap nomor terdapat lebih dari dua alternatif atau dari dua pernyataan

yang berbeda.Pengidentifikasi diharuskan memilih salah satu alternatif yang

sesuai dengan ciri spesies ikan. Jika alternatif pertama tidak sesuai maka

diharuskan memilih pada alternatif yang lainnya pada nomor terpilih berikutnya

terdapat 2 alternatif. Seperti apa yang telah dikerjakan pada nomor sebelumnya,

pada nomor ini pun kita harus memilih alternatif yang sesuai dengan ciri spesies

ikan yang sedang diidentifikasi. Identifikasi dimulai dari kunci untuk menetapkan

subordo dan seterusnya sampai pada genus dan spesies. (Saanin, 1984).

Identifikasi atau determinasi pada umumnya dilakukan dengan urutan

sebagai berikut : (1) Penggunaan kunci pendahuluan untuk mencari sub-kelas,

ordo dan familia; (2) Penggunaan kunci untuk mencari genus dan species, apabila

3
dapat memperoleh monografi atau publikasi fauna yang mutakhir; (3) Pencocokan

atau penyesuaian dengan katalog dan bibliografi (sumber literatur) lain yang

diterbitkan paling mutakhir; (4) Pencocokan dengan deskripsi yang asli; dan (5)

Pembandingan dengan tipe specimen yang ada (Taufik, 2011).

Pekerjaan mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang

beraneka ragam dan memasukannya dalam suatu takson merupakan cara untuk

mengidentifikasi suatu spesies. Identifikasi ini ditinjau dari segi ilmiah, sebab

seluruh pekerjaan berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi yang benar

dari suatu spesies yang sedang diteliti. Dalam melakukan identifikasi ikan, buku

kunci identifikasi ikan mutlak diperlukan.Agar mudah dalammenggunakan buku

kunci identifikasi, terlebih dahulu harus memahami istilah-istilah yang biasa

digunakan dalam identifikasi. Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan

meristik yang dilakukan sesuai dengan petunjuk identifikasi (Rifai, 1983).

Pengidentifikasian ikan, diperlukan beberapa karakteristik yang perlu

diamati.Antara lain yaitu, jumlah sirip, panjang sirip, tinggi badan, lebar badan,

bentuk sisik, bentuk mulut dan ekor, serta masih banyak lagi karakteristik yang

dapat diamati untuk pengidentifikasian ikan. Pengetahuan mengenai bentuk dan

struktur bagian-bagian tubuh ikan akan membantu seseorang dalam

mendeterminasinya, sehingga diperoleh klasifikasi ikan secara lebih cepat dan

mudah (Rifai, 1983).

Deskripsi terhadap setiap jenis yang ditemukan dilakukan berdasarkan

metoda konvensional. Pengukuran menggunakan kaliper digital meliputi panjang

standar (SL), panjang total (TL), panjang sebelum sirip punggung, panjang

4
sebelum sirip perut, panjang sebelum sirip dubur, dan sebagainya (Haryono,

2009).

 Data meristik yang dihitung meliputi jumlah sisik pada bagian tubuh

tertentu dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah

sisik sebelum sirip punggung, jumlah sisik melintang badan, jumlah sisik pada

pangkal ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur, sirip dada dan

yang lainnya (Haryono, 2009).

5
III. METODE PRAKKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum lapangan mata kuliah iktiologi tentang “Koleksi

dan Identifkasi Ikan” dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 April 2019 pukul 09.00

WIB s/d 16.00 WIB di perairan Hajoran, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada saat praktikum adalah alat pancing ikan, buku

penuntun identifikasi ikan, steroform atau gabus, dan alat tulis. Adapun bahan

yang digunakan saat praktikum adalah ikan kerapu (Epinephelus erythrurus).

3.3. Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan

langsung terhadap objek yang diamati.

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Setelah memancing ikan di perairan Hajoran, Tapanuli Tengah, Sumatera

Utara. Ikan yang telah dipancing langsung di identifikasi, dapatlah hasil yang di

peroleh dari praktikum lapangan ini yaitu : Ikan kerapu (Epinephelus erythrurus).

Gambar 1. Ikan Kerapu (Epinephelus erythrurus).

4.1.1. Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Pisces

Subclass : Teleostei

Ordo : Percomorphi

Subordo : Percoidea

Familia : Serranidae

Subfamilia : Epinephelinae

Genus : Epinephelus

Spesies : Epinephelus erythrurus

7
Penamaan dan klasifikasi ikan kerapu (Epinephelus erythrurus), diperoleh

dari identifikasi dengan menggunakan petunjuk buku karya Hasanuddin Saanin

yang berjudul “Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1 Tahun 1986, maka di

dapat hasil sebagai berikut :

Tabel 1.
No. Keterangan No.
1 Rangka terdiri dari tulang benar; bertutup insang. 3

Subclassis TELEOSTEI.
3 Kepala simetris. 4
4 Bada tidak seperti ular. 6
6 Badan bersisik atau tidak, kadang kadang seluruhnya atau 7

sebagian tertutup oleh kelopak-kelopak tebal.


7 Garis rusuk jika ada di atas sirip dada. 9
9 Tidak demikian. 10
10 Lebih dari 2 jari-jari sirip punggung keras. 12
12 Hanya satu sirip punggung, atau dua sirip punggung yang 16

bersambungan atau berdekatan


16 Hanya satu sirip punggung, sirip perut tidak bersatu. 17
17 Sirip punggung terdiri dari bagian yang berjari-jari keras, 18

langsung berhubungan dengan bagian yang berjari-jari lemah.


18 Sirip punggung dan sirip dubur tidak panjang. 92

Ordo PERCOMORPHI.
92 Garis rusuk lengkap. 93
93 Bersisik sisir (ctenoid), jarang sekali bersisik lingkaran 136

(cycloid), sisik sedang atau kecil, mulut di ujung atau sedikit

kebawah, biasanya runcing. Subordo PERCOIDEA.


136 A. III. 6-8. Familia SERRANIDAE. 1804

1804 Satu garis rusuk, tidak terputus hingga sirip ekor atau hampir 1805

demikian.
1805 Bertulang tambahan tulang rahang atas; bersisik sisir atau 1806

sisik lingkaran, biasanya kecil (terkecuali pada

centrogenysinae) D. VI-XIV. 9-21.

8
1806 Keping daun insang terpisah-pisah. 1807
1807 Gigi berbaris banyak; sisik kecil. Baris yang ke dalam bergigi 1814

lebih besar. Sisik sangan kecil. D. VI-XI (XII). 11-12. Sirip

dada berjari-jaribercabang 15-20 dengan berkelopak bersisik

di atas belakang pangkalnya. Sirip ekor dengan 15 jari-jari

bercabang. Subfamilia EPINEPHELINAE.


1814 Bertaring. 1815
1815 Langit-langit bergigi. 1816
1816 D. IX-XI. 12-21. Kepala seluruhnya bersisik atau hampir 1817

demikian. Pinggiran bawah keping tutp insang depan tidak

berduri. Jari-jari keras sirip dubur dan sirip perut kuat.


1817 Tidak ada taring bengkok pada sisi, selain dari taring di 1819

depan.

Genus EPINEPHELUS.
Epinephelus erythrurus

4.2. Pembahasan

4.2.1.   Identifikasi ikan

Identifikasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri

yang beraneka ragam dari individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-

perbedaan yang mantap sifatnya diantara individu-individu yang nampaknya

sama. Identifikasi Ikan mungkin menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang

kebanyakan. Saat identifikasi hanya mengandalkan pola warna (colour pattern)

hal ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan, mengingat warna dapat saja berubah

berdasarkan atas umur individu, maupun kondisi phisiologis dari ikan tersebut. 

Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi jumlah dari spine,dan rays

pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang linea lateralis, bentuk kepala,

bentuk sirip, dan lain sebagainya (Taufik, 2011).

9
4.2.2.   Cara identifikasi ikan

Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan

sesuai petunjuk identifikasi. Langkah-langkah penggunaan kunci identifikasi

yaitu, pada setiap nomor terdapat lebih dari dua alternatif atau dari dua pernyataan

yang berbeda. Pengidentifikasi diharuskan memilih salah satu alternatif yang

sesuai dengan ciri spesies ikan. Jika alternatif pertama tidak sesuai maka

diharuskan memilih pada alternatif yang lainnya pada nomor terpilih berikutnya

terdapat 2 alternatif. Seperti apa yang telah dikerjakan pada nomor sebelumnya,

pada nomor ini pun kita harus memilih alternatif yang sesuai dengan ciri spesies

ikan yang sedang diidentifikasi. Identifikasi dimulai dari kunci untuk menetapkan

subordo dan seterusnya sampai pada genus dan spesies. (Saanin, 1984).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa,

ikan kerapu yang di identifikasi memiliki nama ilmiah Epinephelus erythrurus.

Ikan kerapu merupakan ikan dari kingdom Animalia,filum Chordata, kelas Pisces,

subkelas Teleostei, ordo Percomorphi, subordo Percoidea, familia Serranidae,

subfamilia Epinephelinae, dan genus Epinephelus.

5.2. Saran

Sebaiknya pada saat melakukan praktikum, praktikan harus berhati-hati

dalam mengidentifikasi ikan dan membaca kunci identifikasi, agar tidak terjadi

kesalahan dalam menentuka nama spesies dan klasifikasi ikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Saanin, 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta Bogor, Bogor.

Haryono. 2009. Buku Panduan Lapangan: Ikan Perairan Lahan Gambut. Penerbit

LIPI Press. Jakarta.

Rifai, Sjamsudin Adang, dkk. 1983. Biologi Perikanan 2. Jakarta; Direktorat

Pendidikan Menengah Kejuruan.

Novianto, Bagus Rizki. 2012. Mengenal Ikan Bandeng. http://skp.unair.ac.id.

Diakses tanggal 20 Mei 2014.

Sutoyo. 2009. Anatomi Komparativa. Penerbit Alumni. Bandung.

Rajabnadia, L. Abdul. 2009. Buku Ajar Ichtyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Haluoleo. Kendari.

Setyawati. 2001. Biologi SMU. PT Intan Pariwara. Jakarta.

11
Wahyuningsih. H dan Barus. 2006. Ikhtiologi. Departemen Biologi FMIPA USU,

Medan.

LAMPIRAN

Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum :

Pancing ulur Pulpen Umpan

12
Styrofoam

13

Anda mungkin juga menyukai