Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

SUPERKELAS PISCES

Dosen pengampu
Magdalena Putri N., M.Sc

Oleh:
Nama : LAILATUL FARDA
NIM : 52.17.2129

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
BANYUWANGI
2019
A. WAKTU DAN TEMPAT
Hari/tanggal : Selasa, 8 Oktober 2019
Waktu : 09.30 – 12.00
Tempat : Laboratorium Universitas 17 Agustus 1945

B. TUJUAN
Mengenal karakter superkelas Pisces dan mempelajari ciri-ciri penteng untuk identifikasi
Pisces.
C. DASAR TEORI
Ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup diair. Suhu tubuhnya
berubah-ubah tergantung dengan suhu lingkungannya (poikiloterm). Bergerak dan
mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip dan bernafas dengan
insang, namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang memiliki alat pernafasan
tambahan yang fungsinya sama dengan paru-paru. Ikan apabila ditinjau dari morfologinya
dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip,
sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh lainnya, ikan dapat dibagi tiga
bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus),dan ekor (caudal). (Aninomous, 2012).
Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies
lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic
yang hubungan kekerabatannya masih diperde batkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan
tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang
rawan (kelasChondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan
bertulang keras (kelas Osteichthyes). (Anonimous, 2012).
Vertebrata yang pertama kalinya ditemukan sebagai fosil adalah ikan tak berahang, yakni
Ostrakodermi Beberapa terdapat di dalam batu-batuan Ordovisium meskipun pada zaman
silur mereka terdapat dalam jumlah yang lebih banyak. Hewanini adalah ikan pipih yang
relative berukuran kecil dengan ukuran sekitar 15 sampai 30 cm. dengan ukurannya tersebut,
diperkirakan hidup dengan mengisap zat-zat organik dari dasar sungai tempat mereka hidup.
Pertukaran gas terjadi pada pasangan-pasangan insang antenna, dengan tiap insang
ditunjang oleh satu lengkungtulang. Air masuk melalui mulut, melalui insang dan keluar
melalui serangkaiankantung insang yang bermuara di permukaan. Tidak terdapat sirip pada
ikan tersebut,dan berenang dengan gerakan undulasi (Kusnadi,2005).
Selama akhir masa Silur dan awal masa Devon, vertebrata dengan rahang,anggota super
kelas Gnathostomata (mulut berahang) menggantikan sebagian besar hewan Agnatha Kelas
ikan yang masih hidup ( ChondrichtyesdanOsteichtyes) pertama kali muncul pada masa ini,
bersama-sama dengan suatu kelompok yang diberinama Plakoderma (Placoderm) atau
berkulit lempeng yang tidak memiliki keturunanyang hidup.Vertebrata berahang juga
memiliki dua pasang anggota badan yang berpasangan, sementara hewan agnatha tidak
memiliki anggota badan atau hanyamemiliki sepasang. (Dharma, 2009).
Ikan mempunyai sirip yang penting untuk pergerakannya dan sisik yang berfungsi sebagai
penutup tubuhnya. Berdasarkan bentuknya sirip ekor dibedakan atas tipe rounded, truncate,
emerginate, lunate dan forked. Berdasarkan bentuk sisik dibedakan atas sisik placoid, ganoid,
ctenoid dan cycloid. Tipe mulut berdasarkan letaknya yaitu tipe inferior, superior, terminal
dan sub terminal.Bentuk umum tubuh ikan juga bervariasi seperti fusiform, compresiform,
depressiform, anguiliform, sagititiform dan globiform. (Riki, 2010).
Berdasarkan habitat hidupnya, ikan dibedakan dua macam yaitu ikan air tawar dan ikan air
asin (laut). Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh hidupnya di
air tawar, seperti sungai dan danau, dengansalinitas kurang dari 0,05%. Dalam banyak hal
lingkungan ini berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan adalah
tingkat salinitasnya. Untuk bertahan di air tawar, ikan membutuhkan adaptasi fisiologis yang
bertujuan menjaga keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh. 41% dari seluruh spesies ikan
diketahui berada di air tawar. Hal ini karena spesiasi yang cepat yang menjadikan habitat yang
terpencar menjadi mungkin untuk ditinggali. (Riki, 2010).
Identifikasi adalah pekerjaan mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang
beraneka ragam dan memasukannya dalam suatu takson.Identifikasi penting artinya ditinjau
dari segi ilmiah, sebab seluruh pekerjaan berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi
yang benar dari suatu spesies yang sedang diteliti.Dalam melakukan identifikasi ikan, buku
kunci identifikasi ikan mutlak diperlukan.Agar mudah dalammenggunakan buku kunci
identifikasi, terlebih dahulu harus memahami istilah-istilah yang biasa digunakan dalam
identifikasi. Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan sesuai
dengan petunjuk identifikasi. (Hayati, 2011).
D. METODE
1. Sirip (pinna) : yaitu suatu rumus yang menggambarkan nama dan jumlah jari-jari
sirip tersebut.
2. Ukuran tubuh, panjang baku dan panjang standar .
3. Perbandingan antara panjang dan tinggi dari bagian-bagian tertentu tau ukuran
bagian-bagian tubuh tersebut.
4. Linea lateralis (gurat sisi) : bentuk dan bentuk garis yang membentuk linea lateralis
(lurus, lengkung, kontinyu,atau terputus dsb)
5. Sisik (squama) : Bentuk ,susunan dan tempat melekatnya sisik-sisik.
E. CARA KERJA
1. Gambar jenis-jenis anggota Pisces yang tersedia,lengkapi dengan bagian-bagian yang
penting untuk identifikasi dan berikan deskripsinya.
2. Gambar beberapa tipe sisik.
3. Gambar beberapa tipe linea lateralis.
4. Gambar beberapa perbandingan ukuran tubuh.
5. Gambar tipe sirip.
6. Gambar tipe gigi.
7. Berikan klasifikasi tiap jenis anggota Pisces yang tersedia.

F. HASIL & PEMBAHASAN


1. Ikan Tuna
a. Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Artinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Scombridae
Genus : Euthynus
Spesies : Euthynnus offini

b. Deskripsi
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan adapun hasil yang kami dapat .Sirip
Dorsal D1: IV.5, Sirip Dorsal D2: III.4, Pinna caudalis C: XX.18, Pinna analis A: V.7,
Pinna Ventralis V: X.13, Pinna Pectoralis P: XIII.20.
Perbandingan Ukuran Badan pada ikan tuna ,Panjang tubuh :27Cm,PanjangStandar24
Cm, Panjang Kepala :6 Cm, Lingkar Mata: 1,3 Cm, Tinggi Kepala : 5 Cm, Tinggi Badan:
9 Cm, Tinggi Batang Ekor: 2 Cm, Panjang Batang Ekor: 7 Cm,Panjang. dasar sirip
punggung : 12 Cm, Panjang. bagian muka: 10 Cm. Pada ikan tuna terdapat Gurat Sisi :
nomer 4, Tipe Sisik pada ikan tuna : Cyloid Scalases , terdapat Tipe mulut: Terminal dan
Tipe gigi : Villiform.
Ikan tuna termasuk dalam keluarga Scrombidae, tubuh seperti cerutu, mempunyai dua
sirip punggung, sirip depan yang biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang,
mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur.
Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor berbentuk bulan sabit (Saanin
1984).
c. Organ visera

2. Ikan mas Cyprinus carpio


a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
b. Deskripsi
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan adapun hasil yang kami dapat dalam
penghitugan sirip pada ikan mas D.VII.11,C.X.13,A.II.4,V.VIII.14,P.VI.16.
Perbandingan Ukuran Badan pada ikan mas ,Panjang tubuh :16 Cm ,Panjang
Standar13 Cm, Panjang Kepala :5Cm, Lingkar Mata: 0,5Cm, Tinggi Kepala : 5 Cm,
Tinggi Badan: 8Cm, Tinggi Batang Ekor: 2 Cm, Panjang Batang Ekor: 5
Cm,Panjang. dasar sirip punggung : 7 Cm, Panjang. bagian muka: 7,5 Cm. Pada ikan
ma sterdapat gurat sisik no 4,tipe mulut suoerior,tipe gigi yang terdapat pada ikan
mas merupakan gigi villiform dan ekor truncate.

Cyprinus carpio hidup di habitat air tawar. Cypinus carpio memiliki sisik yang
pipih dan lebar serta termasuk dalam kelompok ikan bertulang sejati. Cyprinus carpio
merupakan ikan bertulang sejati yang memiliki gigi yang berbentuk kerucut. Skuama
atau sisik berada di atas epidermis, sepasang pada bagian kanan, kiri pada bagian
belakang caput dan berbentuk setengah lingkaran. Tipe skuama adalah cycoid
(Radiopoetro, 1996).
c. Organ visceral

3. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtes
Ordo : Percomorphii
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
b. Deskripsi
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan adapun hasil yang kami dapat
dalam penghitugan sirip pada ikan Nila D.XVI.12,C.X.IV.56
,A.V.12,V.IX.32,P.IX.12. Perbandingan Ukuran Badan pada ikan Nila ,Panjang
tubuh :21Cm ,Panjang Standar 17Cm, Panjang Kepala :8Cm, Lingkar Mata:1Cm,
Tinggi Kepala : 5 Cm, Tinggi Badan: 9Cm, Tinggi Batang Ekor: 3Cm, Panjang
Batang Ekor: 6Cm,Panjang. dasar sirip punggung : 13Cm, Panjang. bagian muka:
7,5 Cm. Pada ikan Nila terdapat gurat sisik no 2.
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) memiliki jenis mulut SubTerminal, jenis
sirip punggung yang keras dan sirip lunak, memiliki jenis sirip ekor jenis
Emarginated, dan jenis sisik yang dimiliki ikan nila adalah jenis sisik Steroid. Ikan
Nila ini termasuk kedalam kelas ikan yang bertulang keras (Osteichtes) yang hidup
di air tawar dan banyak di budidayakan dan dijadikan sebagai ikan konsumsi yang
memiliki nilai gizi yang cukup tinggi
c. Organ Viseral
4. Ikan lele (Clarias bathracus)

a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Family : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias bathracus(Linnaeus, 1758) (FishBase, 2014)

b. Deskripsi.

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan adapun hasil yang kami dapat dalam
penghitugan. Perbandingan Ukuran Badan pada ikan Lele ,Panjang tubuh :21,5Cm ,Panjang
Standar 20,5Cm, Panjang Kepala :4,5Cm, Lingkar Mata:0,5Cm, Tinggi Kepala : 3Cm,
Tinggi Badan: 3,5Cm, Tinggi Batang Ekor: 2Cm, Panjang Batang Ekor: 6Cm,Panjang. dasar
sirip punggung : 11,5Cm, Panjang. bagian muka: 7 Cm, Panjang sirip samping 2,5Cm,
panjang sirip belakang 9 Cm Pada ikan lele terdapat gurat sisik no 2. Ikan lele memiliki tipe
mulut inferior, tipe ekor forked, tipe sisik cyclonoid, mempunyai sungut, dan berwarna
hitam.

Saat pengamatan terlihat kepala lele berbentuk pipih ke bawah (depressed) dengan
panjang hampir mencapai seperempat dari panjang tubuhnya. Sesuai pendapat
Puspowardoyo (2002), bagian kepala lele dilapisi oleh tulang pelat yang cukup keras. Di
dalam bagian kepala ini terdapat rongga yang terletak di atas insang. Di ruangan inilah
terdapat alat pernapasan tambahan berupa labirin (aborescent). Dengan alat pernapasan
tambahan ini memungkinkan lele menghirup oksigen yang berasal dari luar air. Biasanya,
lele melakukan hal ini dengan cara menyembul atau melewati permukaan air. Mulut lele
dilengkapi dengan gigi, tetapi hanya berupa permukaan kasar di mulut bagian depan. Lele
juga memiliki empat pasang sungut (delapan buah) yang letaknya di sekitar mulut, yakni
masing-masing sepasang sungut hidung, sepasang sungut mandibular luar, sepasang sungut
mandibular dalam, dan sepasang sungut maxilar. Selain itu lele memiliki sepasang lubang
hidung (nostrils) yang letaknya di bagian anterior. Lubang hidung tersebut sangat sensitif
dan berfungsi untuk mendeteksi bau.

Lele memiliki sepasang mata yang bentuknya kecil. Mata lele ini dapat mengenali atau
mengidentifikasi warna pada obyek yang dilihatnya. Untuk memfokuskan pandangan, lensa mata
dapat bergerak keluar masuk. Lele mempunyai bentuk badan yang unik dibandingkan dengan jenis
ikan lainnya, seperti nila, ikan mas, bawal, ataupun gurami. Lele mempunyai bentuk tubuh
cenderung bulat dan memanjang serta tidak bersisik. Warna tubuhnya hijau kelabu sampai hitam.
Badannya licin karena kulitnya dilapisi lendir. Jika diamati, ada tiga bentuk potongan melintang
pada ikan lele, yaitu pipih ke bawah, pipih ke samping (compressed), dan bulat. Bentuk pipih ke
bawah merupakan bentuk kepala, potongan membulat ada di bagian tengah badan, sedangkan
bagian belakang tubuh cenderung pipih ke samping (Djuhanda, 1981)

Lele dilengkapi lima buah sirip, di antaranya sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip
dubur, dan sirip ekor. Masing-masing sirip tersebut terpisah satu sama Iain. Sirip punggung
memiliki panjang hampir memenuhi tiga perempat panjang badan, memanjang hingga hampir
mencapai sirip ekor. Sirip ekor terletak di ujung belakang badan, berbentuk bulat, dan berfungsi
untuk bergerak. Sementara itu, sirip perut dan sirip dubur terdapat di bawah sirip punggung dan
bentuknya membulat. Sirip dada lele dilengkapi sepasang duri tajam yang umum disebut patil.
Patil merupakan senjata lele untuk membela diri. Selain itu, patil berguna untuk menopang tubuh
dan berjalan saat lele berada di darat (Puspowardoyo,1993).

c.Organ Viseral
5. Ikan Pari
a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Myliobaliformes

Famili :Dasyatinae

Genus :Dasyatis

Spesies : Dasyatis Sp

b. Deskripsi
Hasil praktikum yang kami dapatkan dari ikan pari yaitu Panjang tubuh : 57 Cm,
panjang standart 20 Cm, panjang kepala 5,5Cm,lingkar mata 2 Cm dan tingggi
badan pada ikan pari 27 Cm. Ikan pari yang kami gunakan berjenis kelamin
jantan.Ikan pari memiliki tubuh gepeng dan melebar, gigi ikan pari adalah gigi
villiformis selain gigi villiformis ikan pari tidak memiliki sisik .
c. Organ Viseral
6. Belut
a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Famili : Synbranchiformes

Genus : Monopterus

Spesies : Monopterus albus

b. Deskripsi
Dari hasil praktikum belut memiliki panajng tubuh 38Cm panjang kepala 4 Cm,
tinggi kepala pada belut 2 Cm, tinggi badan 2Cm, ikan belut memiliki gigi villiformis
,tipe mulut pada belut yaitu terminal , belut habitatnya di lumpur
7. Ikan sidat
a. Klasifikasi

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Anguilliformes

Famili : Anguillidae

Genus : Anguilla

Species : Anguilla spp.

b. Deskripsi
Dari hasil praktikum kami, kami mendapatkan hasil D.IV.9,dan D.75, selain rumus
sirip kami jugak menghitung perbandingan panjang tubuh 44 Cm, panjang standart
37 cm,lingkar mata 0,3cm, tinggi kepala 2cm, tinggi badan 3 cm,tinggi badan ekor
2cm,panjang batang ekor 5cm, punggung dasar sirip 23 cm, punggung muka 11cm.
Tubuh sidat berbentuk bulat memanjang, sekilas mirip dengan belut yang biasa
dijumpai di areal persawahan. Salah satu karakter/bagian tubuh sidat yang
membedakannya dari belut adalah keberadaan sirip dada yang relatif kecil dan
terletak tepat di belakang kepala sehingga mirip seperti daun telinga sehingga
dinamakan pula belut bertelinga. Bentuk tubuh yang memanjang seperti ular
memudahkan bagi sidat untuk berenang diantara celah-celah sempit dan lubang di
dasar perairan. Panjang tubuh ikan sidat bervariasi tergantung jenisnya yaitu antara
50-125 cm. Ketiga siripnya yang meliputi sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor
menyatu. Selain itu terdapat sisik sangat kecil yang terletak di bawah kulit pada sisi
lateral. Perbedaan diantara jenis ikan sidat dapat dilihat antara lain dari perbandingan
antara panjang preanal (sebelum sirip dubur) dan predorsal (sebelum sirip
punggung), struktur gigi pada rahang atas, bentuk kepala dan jumlah tulang
belakang.
Ciri utama sidat dewasa adalah bentuknya menyerupai belut apabila diperhatikan
lebih teliti terdapat beberapa perbedaan morfologi yang membedakan antara sidat
dengan belut. Sidat memiliki sirip dada (pectoral) yang sempurna yang terdapat pada
bagian belakang tutup insang serta sirip punggung (dorsal), sirip ekor (caudal) dan
sirip anal yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Sirip sidat dilengkapi dengan jari-jari lunak yang dapat dilihat dengan mata
telanjang. Ciri-ciri ikan yang tergolong famili Anguillidae, yang telah dikemukakan
oleh Saanin (1984) dalam Sasono (2001) adalah sebagai berikut : sisik kecil
membujur berkumpul dalam kumpulan-kumpulan kecil dan masing-masing
kumpulan terletak miring pada sudut siku terhadap kumpulan yang ada
disampingnya, sirip dada sempurna, mata tertutup oleh kulit, lubang hidung di muka
mata, lubang hidung berpipa dan terletak di ujung muka dari mulut, mulut berbentuk
miring dan sampai melewati mata.

Genus Anguilla merupakan satu-satunya yang termasuk dalam famili Anguillidae


sehingga ciri dari genus Anguilla merupakan ciri dari famili Anguillidae (Deelder
1984). Menurut Berg (1949) dalam Deelder (1984), ciri ikan sidat adalah tubuh
memanjang seperti ular, sirip dorsal, sirip caudal dan sirip anal bergabung menjadi
satu, sirip dada ada dan sirip perut tidak ada, tubuh diliputi sisik halus.

Ikan sidat memiliki linea lateralis yang terbentuk dengan baik, perut jauh dari
kepala, mulut terminal, rahang tidak memanjang secara khusus, gigi kecil, pektinat
dan setiform dalam beberapa sisi rahang dan vomer, terdapat gigi halus pada tulang
faring, membentuk “ovate patch” pada faring, bagian atas celah insang lateral vertical
berkembang dengan baik dan terpisah satu sama lainnya. Insang dapat terbuka lebar,
terdapat lidah, bibir tebal, tulang frontal, berpasangan tetapi tidak tumbuh bersama.
Palatopterygoid berkembang baik, premaksila tidak berkembang sebagi suatu elemen
yang dapat dibedakan pada ikan dewasa, lengkun pektoral terdiri dari 7-9 (untuk
yang masih muda mencapai 11)elemen radial, tulang ekor tanpa proses transverse.
8. Ikan Layur
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Percomorphi
Famili : Trichiuridae
Genus : Trichiurus
Spesies : Trichiurus sp
b. Deskripsi
Dari hasil praktikum kali ini hasil yang di dapatkan dalam rumus sirip adalah
D.X.106,P.IX.20,tipe gurat yang dad pada ikan layur yaitu gurat no5, tidak memiliki
sisik, mulut superior dan gigi cahine like , dan terdapat pengukuran perbandingan
panjang tubuh 58cm,panjang standart 46cm,panjang kepala 8cm,lingkar mata
1,4cm,tinggi kepala 6cm, tinggi badan 6,1cm,tinggi batang ekot 1cm, panjang batang
ekor 9cm, panjang dasar sirip punggung 44cm,panjang bagian muka punggung 9cm.
Ikan layur (Trichiurus sp) mempunyai ciri-ciri morfologis sebagai berikut: Badan
sangat panjang, pipih seperti pita terutama bagian ujung belakang ekor, dalam bahasa
inggris disebut hairtail. Mulut lebar dilengkapi dengan gigi tangkap yang kuat dan
tajam. Rahang bawah lebih besar dari rahang atasnya. Sirip punggung panjang sekali
mulai dari atas kepala sampai akhir badan dan berjari-jari lemah 105-134. Sirip dubur
tumbuh kurang sempurna dan berjari-jari lemah 72-80. Berupa deretan-deretan duri
kecil, tidak terdapat sirip perut dan garis rusuk terlihat jauh dibagian bawah badan.
Ikan layur dalam keadaan hidup berwarna biru maya kegelapan, sedangkan dalam
keadaan mati ikan ini berwarna perak keabuan atau sedikit keunguan. Bagian atas
kepala berwarna ungu agak gelap. Sirip-siripnya sedikit kekuningan atau kuning
dengan pinggiran gelap (Direktorat Jendral Perikanan, 1998).

9. Kuda Laut
a. Klasifikasi

Phylum : Chordata

Class : Pisces

Sub Class : Teleostomi

Ordo : Gasterosteiformes

Family : Syngnathidae

Genus : Hippocampus

Species : Hippocampus sp

b. Deskripsi
Dari hasil pengamatan waktu praktikum kuda laut memiliki sisik tetapi tidak di
temukan karena specimen sudah terlalu kering seingga tidak ditemukan rumus
sisiknya pada perbandingan panjang tubuh 17 cm,tinggi kepala 4 cm, tinggi
badan 3cm, tipe mulut superior dan gigi viliformis tidak terdapat gurat sisik pada
kuda laut.
Kuda laut tidak mempunyai sisik seperti halnya ikan lain, tetapi lebih miripkulit
yang diregangkan di atas serangkaian plat tulang, yang memberikan
kenampakanbercincin pada perut dan tubuhnya.
Menurut Simon and Schuster (1997), warna dasar kuda laut berubah – ubah dari
dominan putih menjadi kuning tanah, kadang – kadang punya bintik – bintik atau
garis terang atau gelap. Perubahan tersebut secara perlahan – lahan dari ujung
keujung tergantung pada intensitas cahaya.Walaupun sebagian besar kuda laut
mempunyai warna kecoklat-coklatan alami, warna campuran abu-abu dan coklat
atau bahkan warna hitam agar sesuai dengan lingkungannya, ternyata kuda laut
dapat berubah warna seperti halnya bunglon selama mendekati dan meminang
pasangannya, dan juga untuk bersembunyi dari pemangsa. Ada juga beberapa
jenis yang dapat membuat diri mereka menjadi oranye berpendar hingga ungu
pekat (Hidayat dan Silfester, 1998). Selanjutnya Al Qadri dkk (1998)
menyatakan bahwa perbedaan warna pada kuda laut bukan berarti berbeda jenis,
kuda laut termasuk salah satu hewan yang sering dan sangat mudah berganti
warna. Perbedaan jenis – jenis kuda laut yang paling menonjol adalah
terdapatnya duri – duri atau tulang yang muncul pada setiap cincin (ring) di tubuh
dan mahkotanya, perbedaan lainnya adalah bentuk badannya ada yang langsing
dan lebih panjang dan ada juga yang besar dan lebar.

G. KESIMPULAN
Ikan tuna termasuk dalam keluarga Scrombidae, tubuh seperti cerutu, mempunyai dua
sirip punggung, sirip depan yang biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang,
mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur.
Cyprinus carpio hidup di habitat air tawar. Cypinus carpio memiliki sisik yang pipih dan
lebar serta termasuk dalam kelompok ikan bertulang sejati. Cyprinus carpio merupakan ikan
bertulang sejati yang memiliki gigi yang berbentuk kerucut. Skuama atau sisik berada di atas
epidermis, sepasang pada bagian kanan, kiri pada bagian belakang caput dan berbentuk.
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) memiliki jenis mulut SubTerminal, jenis sirip punggung
yang keras dan sirip lunak, memiliki jenis sirip ekor jenis Emarginated, dan jenis sisik yang
dimiliki ikan nila adalah jenis sisik Steroid. Ikan Nila ini termasuk kedalam kelas ikan yang
bertulang keras (Osteichtes) yang hidup di air tawar.
Lele dilengkapi lima buah sirip, di antaranya sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip
dubur, dan sirip ekor. Masing-masing sirip tersebut terpisah satu sama Iain. Sirip punggung
memiliki panjang hampir memenuhi tiga perempat panjang badan, memanjang hingga
hampir mencapai sirip ekor. Sirip ekor terletak di ujung belakang badan, berbentuk bulat,
dan berfungsi untuk bergerak.
Ikan pari memiliki tubuh gepeng dan melebar, gigi ikan pari adalah gigi villiformis selain
gigi villiformis ikan pari tidak memiliki sisik .
H. REFRENSI

Miller, Stephen A dan Jhon, P.Harley. 1992. Zoologi. The United States of America : McGraw
Hill Book Company, Inc.
Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta : Erlangga.
Soewasono. 1983. Pengantar Praktikum Zoologi. Indralaya : Universitas Sriwijaya.
Storer, T.J. and R.L. Usinger. 1957. General Zoology. McGraw Hill Book
Company, Inc., New York.
Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai