Anda di halaman 1dari 25

I.

TOPIK PRAKTIKUM

“PISCES”

II. TUJUAN PRAKTIKUM

“Mengklasifikasikan jenis – jenis ikan”

III. DASAR TEORI

Pisces disebut hewan poikiloterm karena suhu tubuh tidak tetap (berdarah dingin), yaitu
terpengaruh suhu disekelilingnya. Ikan bernafas dengan insang (operculum) dan dibantu oleh
kulit, tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan posisi
berenang. Pada ikan jantung terdiri atas satu serambi dan satu bilik, dan tubuh terdiri atas kepala
dan badan. Ikan berenang dengan bantuan sirip. Jumlah sirip pada berbagi jenis ikan berbeda-
beda.(Campbell, 2004)

Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya


masih diperdebatkan. Berdasarkan tulang penyusunnya, kelas pisces dibedakan atas Agnatha,
Chonrichtyes, dan Osteichtyes. Ciri- ciri kelas Agnatha adalah mulut tanpa rahang ( bentuk
bulat ) ,tubuh gilig/ silindris tubuh halus tanpa sisik, rangka tubuh dari tulang rawan, tidak
memiliki sirip berpasangan, cekung hidung hanya satu, terdapat pada bagian medial, dan insang
terletak dalam kantong insang dengan celah insang di sisi lateral tubuh (Brotowidjoyo,1995).

Kelas Chondrichthyes (Ikan bertulang rawan) kerangkanya terdiri atas tulang rawan dan
bukan tulang keras. Ciri-cirinya memiliki endoskeleton yang relative lentur yang terbuat dari
tulang rawan, memiliki rahang dan sirip berpasangan yang berkembang dengan baik, respirsi
melalui insang,pembuahan internal, bisa bertelur atau melahirkan anak, memiliki indera yang
tajam, termasuk system gurat sisi, suatu barisan organ mikroskopis yang sensitive terhadap
perubahan tekanan air di sekitarnya.

Ikan bertulang rawan sebagian besar hidup di laut. Hewan yang bertulang rawan di
antaranya termasuk hiu, ikan pari, dan chimaera. Hiu bertubuh langsing. Bagian atas sirip
ekornya lebih panjang daripada bagian bawah. Hiu tidak memiliki kantung udara. Ikan pari
berbadan pipih atas bawah.Tubuh pipihnya berperan untuk menyembunyikan diri di dasar
perairan dan untuk menggali pasir guna mencari makanan berupa hewan lunak dan udang-
udangan. Beberapa jenis ikan pari memiliki duri pada ekornya yang seperti pecut dan berfungsi
untuk melindungi dari serangan musuh.Jenis lainnya juga ada yang memiliki sengatan listrik
(Yasin, 1984).
Rahang dan sirip berpasangan berkembang dengan baik pada ikan bertulang rawan.
Subkelas yang paling besar dan paling beraneka ragam terdiri dari hiu dan ikan pari. Subkelas
kedua terdiri atas beberapa lusin spesies ikan tidak umum yang disebut chimaera atau ratfish.
Chondrichthyes memiliki kerangka bertulang rawan dan kerangka bertulang rawan yang
merupakan karakteristik kelas itu berkembang setelahnya (Campbell, 2004).
Ikan bertulang rawan pada umumnya, tidak ditemukan struktur yang mirip paru-paru.
Sistem ekskresi ikan seperti juga vertebrata lain yang mempunyai banyak fungsi antara lain
untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen
hasil dari metabolism protein. Untuk itu berkembang tiga tipe ginjal yaitu pronefros, mesonefros
dan metanefros. Pada ikan hiu fungsi duktus gonad dan ginjal telah berkembang dilengkapi
dengan duktus urinaria. Ginjal ikan harus berperan besar untuk menjaga keseimbangan garam
tubuh (Rudiyanto, 2011).
Osteichthyes atau ikan bertulang sejati, terdiri atas kurang lebih 25000 spesies baik dalam
hal jumlah individu maupun dalam jumlah spesies. Tubuh berukuran antara 1 cm dan lebih dari
6m, ikan bertulang keras sangat melimpah di laut dan hampir setiap habitat air tawar dan
merupakan vertebrata yang paling sukses, dan yang berkembang menjadi vertebrata darat atau
tetrapoda(Kottelat, 1993)
Ciri-ciri Kelas Osteichthyes (Ikan Bertulang Sejati) yaitu kulit ditutupi dengan sisik dermal
yang pipih atau plat tulang, tapi kadang-kadang tidak bersisik. Rahang merupakan struktur yang
kompleks dibangun oleh sejumlah tulang sejati terutama tulang dermal (unsur tulang rawan yang
direduksi). Pada umumnya rangka terdiri atas tulang sejati, tapi tulang rawan terdapat pada
beberapa golongan (Coelacanthiformes dan Acipenseridae). Ruang insang ditutupi dengan tiga
tulang dermal yang besar disebut operculum. Tiap lengkung insang berfilamen (septum direduksi
dan tidak melebihi panjang filamen). Paru-paru atau gelembung renang berkembang sebagai
penonjolan keluar dari saluran pencernaan makanan (Alamsjah,1974)
Ikan bertulang sejati berbeda dengan ikan bertulang rawan dalam berbagai hal. Salah satu
perbedaannya ialah pada perkembangan paru-paru dan gelembung renang sebagai suatu
divertikulum dari usus bagian depan. Gelembung renang merupakan alat hidrostatik, sedangkan
paru-paru merupakan ciri khas dari tiga subclass ikan bertulang sejati yaitu Crossoptreygii dan
Brachyopterygii. Crossoptreygii di dalamnya termasuk Rhipidistia yang sekarang telah musnah
yang diduga merupakan leluhur dari tetrapoda, dan ikan paru-paru sekarang. Pada subkelas
ketiga yaitu Actinopterygii divertikulum dari usus depan berkembang menjadi gelembung renang
yang mempunyai fungsi sebagai alat hidrostatik(Kimball, 1983)
Hampir semua ikan bertulang sejati memiliki endoskeleton dengan matriks kalsium
fosfat yang keras. Kulitnya seringkali tertutupi dengan sisik pipih bertulang yang berbeda
strukturnya dari sisik berbebtuk gigi pada hiu. Kelenjar pada kulit ikan bertulang keras,
menekresikan mukus yang memberikn hewan itu kulit licin yang khas, suatu adaptasi yang
mengurangi gesekan selama berenang sama dengan hiu, ikan bertulang memiliki sistem gurat sisi
yang tampak jelas sekali sebagai barisan saluran kecil pada kulit disetiap sisi tubuh (Kottelat,
1993).
Ikan bertulang sejati bernafas melewatkan air melalui empat atau lima pasang insang Air
disedot ke dalam mulut, melalui faring, dan keluar diantara celah insang karena pergerakan
operkulum dan kontraksi otot yang mengelilingi ruang insang tersebut. yang terletak di dalam
ruangan-ruangan yang tertutup oleh suatu penutup pelindung yang disebut operkulum. Proses ini
memungkinkan seekor ikan bertulang untuk bernafas saat diam atau tidur. Adaptasi lain dari
sebagian besar ikan bertulang keras yang tidak ditemukan pada hiu adalah gelembung renang
suatu kantung udara yang membantu mengontrol pengambangan ikan tersebut. Perpindahan gas-
gas antara kantung renang dan darah mengubah volume kantong itu dan menyesuaikan kerapatan
ikan. Akibatnya, banyak ikan bertulang keras, berlawanan dengan sebagian besar hiu, dapat
menghemat energi dengan cara tidak bergerak (Storer, 1957).
Ikan bertulang sejati umumnya adalah perenang yang dapat mengontrol arah, siripnya yang
lentur lebih sesuai untuk pengendalian dan pendorongan dibandingkan dengan sirip hiu yang
lebih kaku. Ikan bertulang keras yang paling cepat, yang dapat berenang dalam jarak pendek
dengan kecepatan mencapai 80 km/jam, memiliki bentuk badan dasar yang sama dengan hiu.
Ternyata, bentuk tubuh ini yang disebut fusiform (yang meruncing pada kedua ujung), sangat
umum ditemukan pada semua ikan perenang cepat dan mamailia air seperti anjing laut dan paus.
Air kurang lebih ribuan kali lebih rapat dibandingkan dengan udara dan dengan demikian
tonjolan sedikit saja yang menyebabkan gesekan akan lebih mengganggu pada ikan
dibandingkan pada burung. Terlepas dari asal usul mereka yang berbeda, kita seharusnya
memperkirakan bahwa ikan perenang cepat da mamalia laut memiliki bentuk yang langsing
karena hukum hidrodinamika bersifat universal. Inilah contoh lain evolusi kovergen (Sjafei,
1989.)
Rincian mengenai reproduksi ikan bertulang keras sangat bervariasi. Sebagian besar
spesies adalah hewan ovivar, yang bereproduksi dengan fertilisasi eksternal setelah betina
melepaskan sejumlah besar telur kecil. Namun demikian, fertilisasi internal dan kelahiran
merupakan karakteristik spesies yang lain (Bond, 1979)
Baik ikan bertulang rawan maupun ikan bertulang keras menjadi sangat beranekaragam
selama masa Devon dan Karboniferus, tetapi jika hiu pertama kali muncul dilaut, ikan bertulang
keras muncul pertama kali di air tawar. Gelembung renang telah termodifikasi dari paru-paru
sederhana yang telah membantu memperbesar pertukaran gas pada insang, mungkin di dalam
kolam atau rawa yang tenang dengan kandungan oksigen yang rendah. Kedua kelompok utama
(subclass) ikan bertulang keras yang ada saat ini telah memisah di akhir masa Devon (Rahardjo,
1980).
IV. ALAT DAN BAHAN

IV.1 Alat

No Nama Alat Jumlah


1. Handphone 3 buah
2. Penggaris 1 buah
3 Polpen 4 buah

IV. 2 Bahan

No Nama Bahan Jumlah


1. Awetan Ikan 17 ekor
2. Kertas double polio 7 lembar

V. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Mencari klasifikasi dari setiap jenis awetan ikan yang diamati dengan menggunakan
handphone (internet).
3. Mengamati morfologi dari setiap jenis awetan ikan tersebut.
4. Mengukur panjang tubuh dari setiap jenis awetan ikan.
5. Mencatat hasil pengamatan tersebut pada laporan sementara.
6. Membersihkan laboratorium dan mengembalikan bahan (awetan ikan) yang digunakan
dalam praktikum.
VI. HASIL PENGAMATAN

NO Gambar hasil pengamatan Klasifikasi


1. Awetan ikan gabus (Ophiocephalus Kingdom: Animalia
striatus) Filum : Chordata
Kelas : Actionopterygii
Ordo : Percformes
Famili : Channidae
Genus : Ophiocephalus
Spesies : Ophiocephalus striatus

2. Awetan ikan sepat (Trichogaster Kingdom : Animalia


trichopterus) Filum : Chordata
Class : Perciformes
Ordo : Osphronemidae
Famili : Osphronemidae
Sub famili :Luciocephaline
Genus : Trichogaster
Spesies : Trichogaster trichopterus
No Gambar hasil pengamatan Klasifikasi
3. Ikan baung (H. planiceps) Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Sub kelas : Neopterygii
Infra kelas : Teleostei
Super ordo : Ostarioph
Ordo : Siluriformes
Famili : Bagridae
Genus : Hemibagrus
Spesies : H. planiceps

4. Ikan lidah pasir (Cynoglossus lingua) Kingdom : Animalia


Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Pleuronectiformes
Famili : Cynoglossidae
Genus : Cynoglossus s.
Spesies : Cynoglossus lingua

5. Ikan lais danau (O. Hypophthalus) Kelas : Pisces


Ordo : Siluriformes
Sub ordo : Siluroidae
Famili : Siluridae
Genus : Ompok
Spesies : O . Hypophthalmus
No Gambar hasil pengamatan Klasifikasi
6. Ikan lais sungai (Cryptopteru spp) Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophsi
Sub ordo : Siluroidea
Famili : Siluridae
Genus : Cryptopteru
Spesies : Cryptopteru spp

7. Ikan kalawau (Cirrhinus jullieni) Kingdom : Animalia


Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cirrhinus
Spesies : Cirrhinus jullieni

8. Ikan puhing (Cirrhinus moliteralia) Kingdom : Animalia


Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cirrhinus
Spesies : Cirrhinus moliterelia
No Gambar hasil pengamatan Klasifikasi
9. Ikan seluang danau (Rabora evereiti) Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Spesies : Rasbora evereiti

10. Awetan buruk ( Belontia hasseiti) Kingdom : Animalia


Filum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Osphronemidae
Genus : Belontia
Spesies : Belontia hasseiti

11. Awetan ikan banta (Barbonymus Kingdom : Animalia


gonionotus) Filum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Barbonymus
Spesies : Barbonymus gonionotus
No Gambar hasil pengamatan Klasifikasi
12. Awetan ikan kekapar (Blontra hassati) Kingdom : Animalia
Class : Actinopterygii
Ordo : Osphronemidae
Genus : Blontra
Species : Blontora hassati

13. Awetan ikan salab (Amblyrnynchichtys Kingdom : Animalia


truncatrus) Filum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Amblyrnynchichtys
Spesies : Amblynynchichtys truncatrus

14. Awetan ikan papuyu (Anabas Kingdom : Animalia


testudinos) Filum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Anabastidae
Genus : Anabas
Spesies : Anabas testudineus
No Gambar hasil pengamatan Klasifikasi
15. Awetan ikan saluang (Salmostoma Kingdom : Animalia
acinaces) Filum : Chordata
Class : Astinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Salmostoma
Spesies : Salmostoma acinaces

16. Awetan ikan lawang (Mystus gulio) Kingdom : Animalia


Filum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Bolgridae
Genus : Mystus
Spesies : Mystus planiceps

17. Awetan ikan buntal (Sphoeroides) Kingdom : Animalia


Filum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Pleognathi
Famili : Tetrodontidae
Genus : Sphoeroides
Spesies : Sphoeroides lunaris
VII. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum “pisces” maka dapat diuraikan sebagai
berikut:

1. Klasifikasi Ikan gabus

Klasifikasi:

Kingdom: Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actionopterygii

Ordo : Percformes

Famili : Channidae

Genus : Ophiocephalus

Spesies : Ophiocephalus striatus

Morfologi pada ikan gabus pada umumnya memiliki bentuk tubuh bulat memanjang
dengan panjang mencapai ½-1 meter bahkan lebih. Ikan ini memiliki berat rata-rata 2-5 kg.
Bagian kepala berbentuk gepeng dan agak pipih yang hamper menyerupai kepala ular (head
snake). Memiliki sirip yang besar dan kasar di bagian kepala, perut, punggung, dan bagian
ekornya.

Bagian sirip punggung memanjang dan juga sirip ekor berbentuk bulat pada bagian
ujungnya, bagian sisi atas tubuh hingga bagian ekor memiliki warna kegal, kehitaman, maupun
kehijauan, sedangkan warna bagian perut berwarna krim atau putih.

2. Klasifikasi Ikan Sepat

Klasifikasi:

Kingdom: Animalia

Filum : Chordata

Class : Perciformes

Ordo : Osphronemidae

Famili : Osphronemidae

Sub famili :Luciocephaline


Genus : Trichogaster

Spesies : Trichogaster trichopterus

Sepat rawa memiliki warna kelanjutan warna kehijauan dan kebiruan dengan beberapa
pita berwarna gelap dan sebuah bercak ditengah sisi pada pangkal sirip ekor.

Sirip berukuran kecil-kecil, bersusun miring, dan beraneka ukuran, yang bertubuh pipih
jorong, dengan moncong runcing dan mulut kecil. Sirip perut berbentuk sepasang jari-jari lunak ,
yang pertama berubah menjadi alat peraba sesuai menyerupai cambuk panjang sepanjang badan.

3. Klasifikasi Ikan Baung

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Sub kelas : Neopterygii

Infra kelas : Teleostei

Super ordo : Ostarioph

Ordo : Siluriformes

Famili : Bagridae

Genus : Hemibagrus

Spesies : H. planiceps

Ciri-ciri morfologinya yaitu ikan Baung memiliki kepala besar, memiliki sirip punggung
yang sama pnjang dengan sirip dubur, sirip ekor bercagak. Ikan ini memiliki warna coklat dan
berwarna putih pada bagian bawah (dorsal). Badan ikan Baung tidak bersisik.

4. Klasifikasi Ikan Lidah pasir

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Kelas : Actinopterygii
Ordo : Pleuronectiformes

Famili : Cynoglossidae

Genus : Cynoglossus s.

Spesies : Cynoglossus lingua

Ikan lidah pasir tidak memiliki sirip dada, dan memiliki tipe mulut yang inferior. Mata
ikan lidah terletak pada satu sisi dari bahan sebelah kiri. Badan berwarna merah kecoklatan pada
sisi yang bermata.

5. Klasifikasi ikan Lais danau

Kelas : Pisces

Ordo : Siluriformes

Sub ordo : Siluroidae

Famili : Siluridae

Genus : Ompok

Spesies : O . Hypophthalmus

Ikan lais danau memiliki ciri-ciri bentuk tubuh pipih tegak, dan memanjang. Hidung
mendatar dengan bagian depan membulat. Sepasang lubang hidung posterior yang dikelilingi
oleh membrane dorsal berlemak dan membrane ventral dan terdapat diantara posteromedial
sampai ke dorsal sungut rahang atas.

6. Klasifikasi ikan Lais sungai

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Sub kelas : Teleostei

Ordo : Ostariophsi

Sub ordo : Siluroidea

Famili : Siluridae

Genus : Cryptopteru
Spesies : Cryptopteru spp

Bentuk tubuh ikan Lais masih dalam batas bentuk tubuh ikan pada umumnya yaitu
berkisar antara 2,5-3,5, mempunyi 10-11 tulang tambahan tutup insang. Memiliki sirip dubur
sangat panjang.

7. Klasifikasi ikan Kalawau

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Cirrhinus

Spesies : Cirrhinus jullieni

Ciri-ciri morfologinya yaitu ekornya homocercal, sisik sikloid, panjang badannya sekitar
22 cm dan sirip punggungnya terdiri dari 25 jari-jari keras dan 18 jari-jari lemah.

8. Klasifikasi ikan Puhing

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Cirrhinus

Spesies : Cirrhinus moliterelia

Ciri-ciri morfologinya yaitu memiliki ukuran tubuh sekitar 22 cm, berwarna putih,
terdapat jenis berwarna hitam, ekornya homocercal, sirip punggung lemah 10 jari-jari dan 20
jari-jari keras dan bentuk tubuh moncong agak meruncing.

9. Klasifikasi ikan Saluang danau

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Rasbora

Spesies : Rasbora evereiti

Saluang danau adalah salah satu ikan khas borneo, meskipun ada juga yang di pulau
Sumatera dan sekitarnya. Ikan ini bias menyembuhkan sejumlah penyakit. Saluang juga sebagai
ikan yang dapat dikonsumsi, karena itu banyak petani yang membudidayakan ikan ini.

10. Klasifikasi ikan Buruk

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Osphronemidae

Genus : Belontia

Spesies : Belontia hasseiti

Ciri-ciri morfologinya yaitu bentuk tubuh meruncing, sirip punggung terdiri dari 10-20
jari-jari keras dan 10-13 jari-jari lemah. Panjang badabnya sekitar 15 cm, berwarna kecoklatan
dan sisiknya tipe sikloid.

11. Klasifikasi ikan Banta

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Barbonymus
Spesies : Barbonymus gonionotus

Ciri-ciri morfologinya yaitu bentuk tubuhnya agak panjang dan pipih, berwarna
kemerahan, pada moncong terdapat tonjolan kecil, sirip punggung dan ekor berwarna abu-abu,
sirip dada berwarna kuning, dan panjangnya 20 cm.

12. Klasifikasi ikan Kekapar

Kingdom : Animalia

Class : Actinopterygii

Ordo : Osphronemidae

Genus : Blontra

Species : Blontora hassati

Ciri-ciri morfologinya yaitu bentuk moncong meruncing seperti sepat, sirip perutnya
berbentuk seperti cambuk dan tidak terlalu panjang, sirip punggung terdiri dari 16-20 jari-jari
keras dan 10-13 jari-jari lemah. Badan berwarna kecoklatan dengan pinggiran hitam pada tiap-
tiap sisiknya. Ikan ini berbentuk pipih dan sedikit melebar dengan panjang sekitar total 19,5 cm.

13. Klasifikasi ikan Salab

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Amblyrnynchichtys

Spesies : Amblynynchichtys truncatrus

Ciri-ciri morfologinya yaitu bentuk badan agak panjang dan pipih dengan punggung
meninggi, mulut kecil terletak pada ujung hidung dan sungut sangat kecil, sirip berwarna
kekuning-kuningan dan sirip ekor bercagak.

14. Klasifikasi ikan Papuyu

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata
Class : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Anabastidae

Genus : Anabas

Spesies : Anabas testudineus

Ciri-ciri morfologinya berkepala besar dan bersisik keras/kaku, bentuk badan agak
lonjong, sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan dan kehijauan.

15. Klasifikasi ikan Saluang sungai

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Astinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Salmostoma

Spesies : Salmostoma acinaces

Ciri-ciri morfologinya yaitu bentuk tubuh pipih memanjang dengan sisik tipis, warna
putih, dan dua sisi tubuhnya terdapat garis berwarna hitam, ukuran tubuh 7 cm, bentuk ekor
homocercal, dan sirip punggung lemah 10 jari-jari.

16. Klasifikasi ikan Lawang

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Siluriformes

Famili : Bolgridae

Genus : Mystus

Spesies : Mystus planiceps


Ciri-ciri morfologinya mempunyai panjang tubuh 15 cm, moncongnya meruncing,
ekornya homocercal, tidak memiliki homocercal, dan berwarna putih kecoklatan.

17. Klasifikasi ikan Buntal

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Pisces

Ordo : Pleognathi

Famili : Tetrodontidae

Genus : Sphoeroides

Spesies : Sphoeroides lunaris

Ciri-ciri morfologinya memiki gigi tajam, memiliki racun yang terkandung dalam tubuh,
memiliki panjang rata-rata 20-35 cm tergantung varietas dan memiliki warna beragam mulai dari
merah, biru, dan kuning.
VIII. KESIMPULAN

Klasifikasi pada jenis-jenis awetan ikan yang kami amati yaitu :

1. Klasifikasi ikan Gabus :

Kingdom: Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actionopterygii

Ordo : Percformes

Famili : Channidae

Genus : Ophiocephalus

Spesies : Ophiocephalus striatus

2. Klasifikasi ikan Sepat:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Perciformes

Ordo : Osphronemidae

Famili : Osphronemidae

Sub famili :Luciocephaline

Genus : Trichogaster

Spesies : Trichogaster trichopterus

3. Klasifikasi ikan Baung :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Sub kelas : Neopterygii

Infra kelas : Teleostei


Super ordo : Ostarioph

Ordo : Siluriformes

Famili : Bagridae

Genus : Hemibagrus

Spesies : H. planiceps

4. Klasikasi ikan Lidah pasir:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Pleuronectiformes

Famili : Cynoglossidae

Genus : Cynoglossus s.

Spesies : Cynoglossus lingua

5. Klasifikasi ikan Lais danau

Kelas : Pisces

Ordo : Siluriformes

Sub ordo : Siluroidae

Famili : Siluridae

Genus : Ompok

Spesies : O . Hypophthalmus

6. Klasifikasi ikan Lais sungai

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei

Ordo : Ostariophsi

Sub ordo : Siluroidea

Famili : Siluridae

Genus : Cryptopteru

Spesies : Cryptopteru spp

7. Klasifikasi ikan Kalawau

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Cirrhinus

Spesies : Cirrhinus jullieni.

8. Klasifikasi ikan Puhing :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Cirrhinus

Spesies : Cirrhinus moliterelia

9. Klasifikasi ikan Saluang danau :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata
Class : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Rasbora

Spesies : Rasbora evereiti

10. Klasifikasi ikan Buruk :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Osphronemidae

Genus : Belontia

Spesies : Belontia hasseiti

11. Klasifikasi ikan Banta

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Barbonymus

Spesies : Barbonymus gonionotus

12. Klasifikasi ikan Buntal :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Pisces
Ordo : Pleognathi

Famili : Tetrodontidae

Genus : Sphoeroides

Spesies : Sphoeroides lunaris

13. Klasifikasi ikan Saluang sungai :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Astinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Salmostoma

Spesies : Salmostoma acinaces

14. Klasifikasi ikan Kekapar :

Kingdom : Animalia

Class : Actinopterygii

Ordo : Osphronemidae

Genus : Blontra

Species : Blontora hassati

15. Klasifikasi ikan Salab :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Amblyrnynchichtys
Spesies : Amblynynchichtys truncatrus

16. Klasifikasi ikan Papuyu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Anabastidae

Genus : Anabas

Spesies : Anabas testudineus

17. Klasifikasi ikan Lawang :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Siluriformes

Famili : Bolgridae

Genus : Mystus

Spesies : Mystus planiceps

IX. SARAN

Praktikum selanjutnya diharapkan praktikan harus memahami cara kerja terlebih dahulu
agar pada saat praktikum berlangsung tidak bingung dan bisa berjalan dengan lancar.
X. DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo. 1995. Zoologi. Surabaya: penebar Swadaya.

Campbell, N.A. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga

Djuhanda,T. 1981. Dunia Ikan. Bandung: Penerbit Armiko

Kimball, john. 1985. Biologi jilid 3. Jakarta : Erlangga.

FishBase Team. 2014.http://www.fishbase.org/search.php. Stokholm, Sweden ( Diakses 14 April


2018)

Retno, Kentoro. Ikan gabus konsumsi dan khasiatnya. http://www.soneta.org. (diakses pada 14
April 2018)

Anda mungkin juga menyukai