Dosen Pengampu :
Dra. Femmy H. N. Rogahang, M.Si
Jacklin S. S. Manoppo, S.Si, M.Si
Mahasiswa dapat mengenali bentuk dan letak organ serta hubungannya dengan organ
lain pada suatu system organ.
Pisces memiliki habitat di air dengan alat pernafasan berupa insang. Hewan ini
mempunyai sirip yang berfungsi untuk menentukan arah gerak di dalam air dan memiliki
gurat sisi untuk mengetahui tekanan air. Termasuk hewan berdarah dingin (poikiloterm),
yaitu suhu tubuh disesuaikan dengan lingkungan. Pisces berkembang biak dengan bertelur
atau ovipar (Anonymous, 2013).
Terdapat bebarapa macam sisik yang terdapat pada ikan osteichthyes sisik cycloid,
squama tpe terbentuk dari corium/dermis. Bentuk circuler atau ovoid, secara mikroskopis
tampak adanya garis-garis koncentrik, garis-garis radier, guanophora, dan sel-sel pigmen.
Ctenoid, bagian tepi luarnya mempunyai satu baris/lebih rigi-rigi seperti duri-duri halus atau
gigi-gigi sisik, sedang bagian tepi yang melekat mempunyai tonjolan-tonjolan sehingga
memperkuat pelekatannya Ganoid bagian terbesar dari squama, tipe ini terdiri dari lapisan-
lapisan tulang dan permukaan luarnya diselubungi oleh genoin yaitu suatu material yang
mempunyai email yang dibentuk oleh corium (R. Soewarsono, 1992).
Insang (gill) dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang (gill) berbentuk lembaran-
lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang
berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler
darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung
banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak
kapiler sehingga memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada
ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang
pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum (Fujaya, 2013).
Insang (gill) tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi
sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan
osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas
dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur.
Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang
kekurangan 02. Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai
gelembung renang yang terletak di dekat punggung (Kimbal, 1999).
Menurut Stickney (1979), menyatakan salah satu penyesuaian ikan terhadap
lingkungan ialah pengaturan keseimbangan air dan garam dalam jaringan tubuhnya, karena
sebagian hewan vertebrata air mengandung garam dengan konsentrasi yang berbeda dari
media lingkungannya. Ikan harus mengatur tekanan osmotiknya untuk memelihara
keseimbangan cairan tubuhnya setiap waktu. Insang (gill) tidak saja berfungsi sebagai alat
pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring
makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada
fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian 02 diikat oleh kapiler darah untuk
dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02 yang
dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan
keluartubuh.Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter
(45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm atau kira-kira 1/4 inci (Kimbal,
1999).
Ikan (pisces) memiliki tiga lubang pengeluaran (muara) didepan sirip dubur belakang.
Ketika lubang tersebut (berturut-turut dari arah depan kebelakang) adalah sebagai berikut:
anus, merupakan lubang pembuangan sisa makanan porus. Qeuitelis, merupakan lubang
saluran kelamin yang berasal dari gonat porus. Ekskretorius, merupakn lubang saluran urin
(Sukiya, 2001).
Menurut Anonymous (2013), bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip dada,
sirip perut, sirip belakang (dubur) maupun sirip ekor beraneka ragam. Adapun notasi yang
digunakan untuk penulisan rumus sirip adalah sebagai berikut:
1. Sirip punggung (pinna dorsalis) :D
2. Sirip punggung pertama (dimuka) : D1
3. Sirip punggung kedua (dibelakang) : D2
4. Sirip ekor (pinna caudalis) :C
5. Sirip dubur (pinna analis) :A
6. Sirip perut (pinna ventralis) :V
7. Sirip dada (pinna pectoralis) :P
Menurut Campbell (1999), pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk sirip ekor antara lain:
1. Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius
javanicus), ikan bawal (Pampus sp), dan sebagainya.
2. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp).
3. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki).
4. Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus.
5. Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus
gouramy).
6. Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp.)
7. Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus albus).
8. Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp.
9. Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih panjang
dibanding ekor bagian bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik sturgeon
(Acipencer oxyrhynchus).
10. Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih panjang
dibanding ekor bagian atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus
sp).
Menurut Campbell (1999), sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya
sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh spesies ikan, yaitu :
a. Jari-jari sirip keras merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.
b. Jari-jari sirip lemah merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah, dan
berbukubuku.
c. Jari-jari sirip lemah mengeras merupakan jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-
buku.
d. Letak mulut (cavum oris)
Menurut Djunanda (1982), bentuk mulut pada ikan dapat digolongkan dalam :
1. Mulut terminal, yaitu posisi mulut berada di bagian ujung kepala.
2. Mulut inferior, yaitu posisi mulut berada di bagian agak bawah ujung kepala.
3. Mulut superior, yaitu posisi mulut berada di bagian agak atas ujung kepala.
Menurut Djunanda (1982), ada beberapa macam sisik ikan yang dikenal, yakni:
METODE PENELITIAN
a) Alat :
Pisau beda
Pisau bantu
Pinset
Gunting besar
Gunting kecil
Handskun
meja
Masker
Tissue
Sterofom
Alat tulis menulis
Kamera HP (untuk dokumentasi)
Jarum pentul
Kertas label
b) Bahan :
Ikan Mujair
3.2. Tahap Percobaan
Gambar:
Pembahasan :
KERAJAAN : ANIMALIA
Filum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : O. mossambicus
Ikan mujair merupakan ikan konsumsi air tawar. Ikan ini merupakan salah satu ikan
yang murah “biaya pemeliharaannya” dan sangat digemari. Bentuk badannya pipih dengan
warna abu-abu, coklat, atau hitam.
Ikan mujair berasal dari perairan Afrika dan di Indonesia untuk pertama kalinya
ditemukan pada tahun 1939 oleh Bapak Mujair di muara sungai Serang, pantai selatan Blitar
Jawa Timur.
Warna tubuh ikan mujair pada umumnya abu-abu kehijauan, kecokelat-cokelatan, atau
kehitam-hitaman, bergantung pada keadaan lingkungannya.
Kalau lingkungannya coklat keruh, kolam tidak subur, mereka menyesuaikan warna
badannya menjadi kecoklat-coklatan. Kalau airnya hijau, seperti di kolam yang subur, tubuh
ikan mujair akan berwarna kehijau-hijauan.
Demikian pula apabila lingkungan biru gelap seperti danau yang dalam, warnanya akan
kehitam-hitaman.
Tilapia nicolica atau ikan nila memiliki kemiripan dengan ikan mujair, yang namanya
sudah lama dikenal yaitu Tilapia mossambica.
Ikan mujair dan ikan nila sebenarnya masih satu keluarga dekat, yaitu keluarga
cichlidae, dari suku percomophi. Keduanya berasal dari tempat yang sama yaitu benua
Afrika.
Kalau ikan mujair terdapat di sungai Mozambique, ikan nila banyak terdapat di sungai
Nil. Perbedaan yang mudah dilihat terletak pada garis-garis di sirip ekor dan sirip punggung.
Pada ikan nila, sirip ekornya bergaris-garis hitam tegak lurus, dan pada sirip punggungnya
garis-garis hitam tersebut melintang atau tegak lurus pada sirip. Adapun pada ikan mujair
tidak terdapat garis-garis pada sirip ekor dan sirip punggungnya.
Ikan mujair merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak mengkonsumsi pakan.
Makanan yang paling disukai pada fase larva adalah Brachionus sp., Artemia sp., dan Moina
sp.
Karena makannya yang banyak dan lahap itu maka ikan mujair cepat pertumbuhannya.
Ikan mujair merupakan ikan yang aktif makan pada siang hari atau disebut sebagai ikan
diurnal.
Oleh karena itu, pada budidaya ikan mujair, pemberian pakan dilakukan pada pagi,
siang, dan menjelang senja.
Perbandingan panjang total tubuh dengan tinggi badannya ikan mujair lokal adalah
2,5:1, sedangkan ikan mujair dari Afrika perbandingannya 3:1.
Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh, tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan tidak tercemar minyak atau limbah pabrik lainnya.
Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai. Keasaman air
yang baik untuk ikan mujair berkisar 7-8 dan untuk suhu berkisar 20-250C.
Ikan mujair jantan dan betina ditandai dengan perbedaan kelamin sekunder. Akan tetapi
perbedaan ini baru dapat terlihat setelah ikan mujair mencapai berat sekitar 30-40 gram/ekor,
yaitu pada saat mulai dewasa.
Adapun pada ikan mujair betina, perut dan dagunya berwarna biru. Bagian hidung dan
rahang ikan mujair jantan bentuknya agak melebar dan berwarna biru muda.
Sedangkan ikan mujair yang betina bagian hidung dan rahangnya agak lancip dan tidak
mempunyai warna yang jelas.
Ujung sirip ikan mujair betina berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas, sedang
ikan mujair jantan ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
Tanda-tanda seksual lainnya yaitu, pada ikan mujair jantan hanya mempunyai dua
lubang di daerah dubur, yaitu dubur dan lubang kencing, sedangkan untuk ikan mujair betina
mempunyai tiga lubang, yaitu lubang dubur, lubang kencing, dan lubang telur. Akan tetapi
tanda ini mudah dibedakan apabila ikan mujair sudah besar atau lebih dari 5 cm panjangnya.
Ikan mujair sangat mudah berkembang biak. Induk ikan mujair mulai memijah pada
umur muda. Pada umur 3 bulan ikan mujair sudah dapat mulai berbiak dan setelah itu dapat
berbiak lagi setiap 1,5 bulan. Pemijahan dan penetasan telur ikan mujair berlangsung
sepanjang tahun. Setiap kalinya, puluhan telur yang telah dibuahi akan “dierami” dalam
mulut induk betina. Sekitar 3 hari berada di dalam mulut induknya, menetaslah telur ikan
menjadi larva ikan mujair. Telur menetas pada suhu air sekitar 25-270C.
Anakan ikan yang baru menetas, yang masih jelas terlihat menggendong kantong telur
masing-masing, mula-mula memang belum dapat berenang, sehingga masih tetap ingin
berlindung dalam rongga mulut induknya, tetapi setelah sekitar 12 hari, keluarlah mereka
sebagai burayak (anak) ikan sepanjang kira-kira 1 cm. Mereka belajar berenang di luar mulut
induknya dengan berkelompok. Telur ikan mujair berbentuk lonjong berwarna coklat
kekuning-kuningan dengan besar kira-kira 2 mm.
Ikan mujair merupakan sumber protein hewani. Protein sangat dibutuhkan oleh tubuh
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, serta mengembangkan daya pikir dan tingkat
kecerdasan. Selain untuk dikonsumsi, ikan mujair juga dapat dijadikan sebagai mata
pencaharian untuk menghasilkan rupiah. Dengan adanya kegiatan pemeliharaan dan
penjualan ikan, maka tercipta lapangan pekerjaan.
Budidaya ikan mujair telah banyak dikembangkan. Pemeliharaan ikan mujair dilakukan
di kolam, maupun di keramba jala apung. Usaha budidaya ikan mujair dilakukan dengan
maksud untuk memperoleh ikan dengan ukuran yang diinginkan konsumen. Di sungai-sungai
juga tidak jarang ditemukan ikan mujair. Akan tetapi, ukuran ikan hasil tangkapan tidak dapat
ditentukan sesuai dengan keinginan konsumen karena sesuai dengan yang tersedia di alam.
Selain itu, tujuan dari budidaya ikan mujair juga untuk mendapatkan produksi ikan
mujair yang lebih baik mutunya atau lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan hasil ikan
mujair yang hidup di alam liar.
Jadi ikan mujair dapat diperoleh dari hasil penangkapan atau budidaya. Ikan mujair
yang telah besar biasa dimanfaatkan untuk dibuat olahan makanan, seperti dadar gulung ikan
mujair, sop, kare, serta ikan bakar. Pengawetan ikan mujair sering dilakukan dengan dibuat
dendeng, abon, ham, dan pindang.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan praktikum ini adalah untuk mengenal
karakter morfologi dan anatomi ikan . Dan juga mengetahui bagian-bagian organ dalam pada
ikan khususnya lambung, hati, empedu, otak, gelembung udara, ginjal, insang, usus, lubang,
arogerital, laring, faring, dan gonad.
Pada bagian luar dapat kita lihat mata, tutup insang, rahang atas, rahang bawa, squama,
sisik, gurat sisi lubang hidung, sirip, ekor.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
https://pasberita.com/sejarah-taksonomi-morfologi-dan-manfaat-ikan-mujair/
https://www.semuaikan.com/morfologi-dan-klasifikasi-ikan-mujair-oreochromis-
mossambicus/
https://www.academia.edu/34545220/IKHTIOLOGI_-
_Laporan_Praktikum_Ikan_Mas
https://www.slideshare.net/MonikaSari1/laporan-anatomi-ikan-nilem-dan-ikan-lele
Makassar.
http://repository.unimus.ac.id/1469/3/bab%202.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46501/4/Chapter%20II.pdf