Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM Struktur Hewan

“Mengamati Struktur Morfologi & Anatoni


Pada Ikan Mujahir ( Oreochromis mossambicus )”

Dosen Pengampu :
Dra. Femmy H. N. Rogahang, M.Si
Jacklin S. S. Manoppo, S.Si, M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1. Hartini R. Mitha 17 507 064


2. Indah Sinaulan 17 507 038
3. Marolop Napitupulu 17 507 094
4. Sheryl Lantapan 17 507 090
5. Tesalonika Tumbel 17 507 80

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2019
Bab I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pisces atau ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup
di air, bernafas dengan insang, tubuh ditutupi oleh sisik dan bergerak menggunakan sirip.
Pisces adalah sebutan umum yang dipakai untuk ikan atausebagai nama super kelas yang
berasal dari bahasa Latin. Ichtyes juga berarti ikanyang berasal dari bahasa yunani dan ini
dipakai dalam ikhtiologi yang berarti ilmu yang mempelajari tentang ikan. Dengan demikian
ikhtiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya,
termasuk morfologi,anatomi, fisiologi, taksonomi, serta bagaimana mengidentifikasinya.
Sehingga perlu dilakukan praktek mengenai morfologi ikan, metode pengukuran tubuh
ikan,serta pengenalan sistem organ tubuh ikan diantaranya sistem integumen, sistemrangka,
sistem otot, sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem syaraf, system ekskresi dan
osmoregulasi. Pelaksanaanya dilakukan dengan cara mengamati,mempelajari dan
membandingkan organ atau sistem organ yang dilihat sesuai dengan penjalasan teoritis dalam
ikhtiologi.

Identifikasi ikan dilakukan berdasarkan sifat meristik, seperti jumlah jari-


jari sirip, jumlah sisik berpori, dan jumlah sisik di muka sirip, serta sifat morfometrik,
ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan. Karakter morfometrik yang sering
digunakan untuk mengukur antara lain panjang total,panjang biasa, panjang dasar, tinggi dan
lebar badan, tinggi dan panjang sirip.Adapun jenis ikan yang di identifikasi pada praktikum
ini adalah ikan Mujair.

1.2. Tujuan Penelitian

Mahasiswa dapat mengenali bentuk dan letak organ serta hubungannya dengan organ
lain pada suatu system organ.

1.3. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Senin/02 Juli 2019
Jam : 08.00- selesai
Tempat : Laboratorium Struktur Hewan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup diair. Suhu tubuhnya
berubah-ubah tergantung dengan suhu lingkungannya (poikiloterm). Bergerak dan
mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip dan bernafas dengan
insang, namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang memiliki alat pernafasan
tambahan yang fungsinya sama dengan paru-paru. Ikan apabila ditinjau dari morfologinya
dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip,
sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh lainnya, ikan dapat dibagi tiga
bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (caudal) (Anonymous, 2013).

Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan


jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong
kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan
dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies
termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies
termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang
keras (kelas Osteichthyes) (Anonymous, 2011).

Pisces memiliki habitat di air dengan alat pernafasan berupa insang. Hewan ini
mempunyai sirip yang berfungsi untuk menentukan arah gerak di dalam air dan memiliki
gurat sisi untuk mengetahui tekanan air. Termasuk hewan berdarah dingin (poikiloterm),
yaitu suhu tubuh disesuaikan dengan lingkungan. Pisces berkembang biak dengan bertelur
atau ovipar (Anonymous, 2013).

Menurut Anonymous (2013), Karakteristik pisces adalah :

a. Daerah mulut terdapat pada ventro-anterior.


b. Bentuk tubuh panjang dan silindris pada daerah ekor.
c. Gonad tunggal, besar, dan tanpa saluran. Sedangkan fertilisasi berlangsung secara
eksternal.
d. Otak berdiferensiasi dengan sepuluh pasang syaraf cranial.
e. Jantung terdiri dari dua ruang, yaitu satu atrium dan satu ventrikel.
f. Terdapat uad ginjal dengan saluran yang berhubungan dengan saluran urogenital.
g. Terdapat insang yang merupakan susunan dari tulang kartilago.
h. Temperatur tubuh bersifat poikilothermis.
Menurut Sukiya (2011), menyatakan bahwa dikenal empat kelas ikan dan vertebrata
sejenis ikan, antara lain kelas Aghanta atau vertebrata tidak berahang yang
diwakili Ostrachodermi (punah) yang masih ada adalah Cyclostoma (lamprey dan hagfises),
ikan purba berahang kelas placodermi (punah), kelas Chondrichthyes atau ikan kartigo/
tulang rawan (ikan hiu, pari chimaera), dan kelas Osteichthyes atau ikan tulang sejati. Dua
kelas terakhir (Chondrichthyes dan Osteichthyes) di kelompokkan dalam superkelas Pisces.

Terdapat bebarapa macam sisik yang terdapat pada ikan osteichthyes sisik cycloid,
squama tpe terbentuk dari corium/dermis. Bentuk circuler atau ovoid, secara mikroskopis
tampak adanya garis-garis koncentrik, garis-garis radier, guanophora, dan sel-sel pigmen.
Ctenoid, bagian tepi luarnya mempunyai satu baris/lebih rigi-rigi seperti duri-duri halus atau
gigi-gigi sisik, sedang bagian tepi yang melekat mempunyai tonjolan-tonjolan sehingga
memperkuat pelekatannya Ganoid bagian terbesar dari squama, tipe ini terdiri dari lapisan-
lapisan tulang dan permukaan luarnya diselubungi oleh genoin yaitu suatu material yang
mempunyai email yang dibentuk oleh corium (R. Soewarsono, 1992).

Fisiologi ikan (pisces) mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem


respirasi, bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem
endokrin dan reproduksi (Fujaya, 1999).

Insang (gill) dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang (gill) berbentuk lembaran-
lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang
berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler
darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung
banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak
kapiler sehingga memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada
ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang
pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum (Fujaya, 2013).

Insang (gill) tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi
sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan
osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas
dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur.
Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang
kekurangan 02. Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai
gelembung renang yang terletak di dekat punggung (Kimbal, 1999).
Menurut Stickney (1979), menyatakan salah satu penyesuaian ikan terhadap
lingkungan ialah pengaturan keseimbangan air dan garam dalam jaringan tubuhnya, karena
sebagian hewan vertebrata air mengandung garam dengan konsentrasi yang berbeda dari
media lingkungannya. Ikan harus mengatur tekanan osmotiknya untuk memelihara
keseimbangan cairan tubuhnya setiap waktu. Insang (gill) tidak saja berfungsi sebagai alat
pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring
makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada
fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian 02 diikat oleh kapiler darah untuk
dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02 yang
dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan
keluartubuh.Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter
(45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm atau kira-kira 1/4 inci (Kimbal,
1999).

Menurut Brotowidjoyo (1989), menyatakan bahwa kelas Osteichthyesumumnya


mempunyai mulut berahang, mempunyai skeleton sebagian atau seluruhnya bertulang
menulang. Kondrokranium (cranium tulang rawan) dilengkapi oleh tulang dermal untuk
membentuk tengkorak majemuk. Sisik tipe ganoid, sikloid, atau ktenoid yang semuanya
berasal mesodermal, atau tidak bersisik. Pada stadium embrio ada 6 celah insang, pada
dewasa biasanya tinggal 4 celah. Insang-insang itu tertutup oleh operculum, biasanya ada
gelembung renang yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan faring. Notokorda
ditempati oleh vertebrae yang menulang. Otak terdiri dari 5 bagian dengan 10 pasang saraf
cranial. Pada ikan dewasa terdapat mesonefros, ada sistem portal renal, pada ikan bentuk
lebih primitive dalam ususnya terdapat katub spiral.

Ikan (pisces) memiliki tiga lubang pengeluaran (muara) didepan sirip dubur belakang.
Ketika lubang tersebut (berturut-turut dari arah depan kebelakang) adalah sebagai berikut:
anus, merupakan lubang pembuangan sisa makanan porus. Qeuitelis, merupakan lubang
saluran kelamin yang berasal dari gonat porus. Ekskretorius, merupakn lubang saluran urin
(Sukiya, 2001).

Menurut Anonymous (2013), bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip dada,
sirip perut, sirip belakang (dubur) maupun sirip ekor beraneka ragam. Adapun notasi yang
digunakan untuk penulisan rumus sirip adalah sebagai berikut:
1. Sirip punggung (pinna dorsalis) :D
2. Sirip punggung pertama (dimuka) : D1
3. Sirip punggung kedua (dibelakang) : D2
4. Sirip ekor (pinna caudalis) :C
5. Sirip dubur (pinna analis) :A
6. Sirip perut (pinna ventralis) :V
7. Sirip dada (pinna pectoralis) :P
Menurut Campbell (1999), pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk sirip ekor antara lain:

1. Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius
javanicus), ikan bawal (Pampus sp), dan sebagainya.
2. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp).
3. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki).
4. Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus.
5. Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus
gouramy).
6. Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp.)
7. Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus albus).
8. Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp.
9. Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih panjang
dibanding ekor bagian bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik sturgeon
(Acipencer oxyrhynchus).
10. Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih panjang
dibanding ekor bagian atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus
sp).
Menurut Campbell (1999), sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya
sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh spesies ikan, yaitu :

a. Jari-jari sirip keras merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.
b. Jari-jari sirip lemah merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah, dan
berbukubuku.
c. Jari-jari sirip lemah mengeras merupakan jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-
buku.
d. Letak mulut (cavum oris)
Menurut Djunanda (1982), bentuk mulut pada ikan dapat digolongkan dalam :
1. Mulut terminal, yaitu posisi mulut berada di bagian ujung kepala.
2. Mulut inferior, yaitu posisi mulut berada di bagian agak bawah ujung kepala.
3. Mulut superior, yaitu posisi mulut berada di bagian agak atas ujung kepala.
Menurut Djunanda (1982), ada beberapa macam sisik ikan yang dikenal, yakni:

1. lnya adalah ikan-ikan salem dan karper.


2. Sisik-sisikSisik kosmoid (cosmoid) yang sesungguhnya hanya dijumpai pada ikan-
ikan bangsa Crossopterygi yang telah punah. Sisik ini berlapis-lapis, di mana lapisan
terdalam terbangun dari tulang yang memipih. Di atasnya berada selapis tulang yang
berpembuluh darah, dan di atasnya lagi, selapis bahan serupa email gigi yang disebut
kosmin (cosmine). Kemudian di bagian terluar terdapat lapisan keratin. Ikan
coelacanth memiliki semacam sisik kosmoid yang telah berkembang, yang
kehilangan lapisan kosmin dan lebih tipis dari sisik kosmoid sejati.
3. Sisik ganoid Sisik-sisik ganoid ditemukan pada ikan-ikan suku Lepisosteidae dan
Polypteridae. Sisik-sisik ini serupa dengan sisik kosmoid, dengan sebuah
lapisan ganoin terletak di antara lapisan kosmin dan enamel. Sisik-sisik ini
berbentuk belah ketupat, mengkilap dan keras.
4. Sisik plakoid Sisik-sisik plakoid dimiliki oleh ikan hiu dan ikan-ikan bertulang
rawan lainnya. Sisik-sisik ini memiliki struktur serupa gigi.
5. Sisik leptoid Sisik-sisik leptoid didapati pada ikan-ikan bertulang keras, dan
memiliki dua bentuk. Yakni sisik sikloid (cycloid) dan ktenoid (ctenoid).
6. Sisik-sisik sikloid memiliki tepi luar yang halus, dan paling umum ditemukan pada
ikan-ikan yang lebih primitif yang memiliki sirip-sirip yang lembut. Misa ktenoid
bergerigi di tepi luarnya, dan biasanya ditemukan pada ikan-ikan yang lebih modern
yang memiliki sirip-sirip berduri.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Alat Dan Bahan

a) Alat :
 Pisau beda
 Pisau bantu
 Pinset
 Gunting besar
 Gunting kecil
 Handskun
 meja
 Masker
 Tissue
 Sterofom
 Alat tulis menulis
 Kamera HP (untuk dokumentasi)
 Jarum pentul
 Kertas label
b) Bahan :
 Ikan Mujair
3.2. Tahap Percobaan

1) Menyiapkan semua alat dan bahan di atas meja


2) Meletakkan ikan mujair yang sudah mati di atas meja
3) Membela pada bagian perut kodok secara horizontal
4) Saat proses pembedahan lakukanlah perlahan-lahan agar tidak mengenai organ dalam
pada ikan
5) Saat proses pembelahan, kulit yang sudah di belah di lipat agar organ dalam ikan akan
mudah di amati
6) Amati organ-organ yang terdapat pada ikan tersebut
7) Beri nama-nama pada organ tersebut dengan menggunakan jarum pentul yang telah
diberi kertas label.
BAB I

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar:

Gambar : Alat dan bahan untuk Pratikum

Gambar :Susunan organ pada Ikan Mujair

Pembahasan :

Ikan Mujair (Oreochromis Mossambicus)

KERAJAAN : ANIMALIA

Filum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : O. mossambicus
Ikan mujair merupakan ikan konsumsi air tawar. Ikan ini merupakan salah satu ikan
yang murah “biaya pemeliharaannya” dan sangat digemari. Bentuk badannya pipih dengan
warna abu-abu, coklat, atau hitam.

Ikan mujair berasal dari perairan Afrika dan di Indonesia untuk pertama kalinya
ditemukan pada tahun 1939 oleh Bapak Mujair di muara sungai Serang, pantai selatan Blitar
Jawa Timur.

Ikan mujair mudah dipelihara, berkembang biak dan pertumbuhannya cepat.


Makanannya berupa plankton atau alga, mudah berkembang di kolam maupun sungai.

Ikan mujair memiliki nama ilmiah Oreochromis mossambicus, yang menunjukkan


tempat asal ikan tersebut, yaitu terletak di daerah Afrika.

Morfologi Ikan Mujair

 memiliki bentuk tubuh bulat pipih, pungung agak tinggi.


 Sirip punggung memiliki 15-17 jari-jari tajam dan 10-13 jari-jari lunak.
 sirip dubur memiliki dengan 3 jari-jari keras dan 9-12 jari-jari lunak.
 Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, kecoklatan atau kuning.
 Sirip ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah.
 Pada sirip ekor ditemukan garis lurus atau Vertikal.
 Pada sirip punggung ditemukan garis lurus memanjang.
 Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian atas sirip
ekor.
 Memiliki sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang
hanya satu buah berbentuk agak panjang.
Mujair termasuk ikan omnivora, yaitu pemakan segala. Giginya tajam namun tidak
seganas piranha. Sirip punggung atau dorsalnya memiliki 15-17 duri yang tajam dan 10-13
jari-jari yang durinya berujung lunak dan sirip dubur atau anal dengan 3 duri dan 9-12 jari-
jari.

Warna tubuh ikan mujair pada umumnya abu-abu kehijauan, kecokelat-cokelatan, atau
kehitam-hitaman, bergantung pada keadaan lingkungannya.

Kalau lingkungannya coklat keruh, kolam tidak subur, mereka menyesuaikan warna
badannya menjadi kecoklat-coklatan. Kalau airnya hijau, seperti di kolam yang subur, tubuh
ikan mujair akan berwarna kehijau-hijauan.

Demikian pula apabila lingkungan biru gelap seperti danau yang dalam, warnanya akan
kehitam-hitaman.

Tilapia nicolica atau ikan nila memiliki kemiripan dengan ikan mujair, yang namanya
sudah lama dikenal yaitu Tilapia mossambica.

Ikan mujair dan ikan nila sebenarnya masih satu keluarga dekat, yaitu keluarga
cichlidae, dari suku percomophi. Keduanya berasal dari tempat yang sama yaitu benua
Afrika.

Kalau ikan mujair terdapat di sungai Mozambique, ikan nila banyak terdapat di sungai
Nil. Perbedaan yang mudah dilihat terletak pada garis-garis di sirip ekor dan sirip punggung.
Pada ikan nila, sirip ekornya bergaris-garis hitam tegak lurus, dan pada sirip punggungnya
garis-garis hitam tersebut melintang atau tegak lurus pada sirip. Adapun pada ikan mujair
tidak terdapat garis-garis pada sirip ekor dan sirip punggungnya.

Pertumbuhan Ikan Mujair

Ikan mujair merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak mengkonsumsi pakan.
Makanan yang paling disukai pada fase larva adalah Brachionus sp., Artemia sp., dan Moina
sp.

Karena makannya yang banyak dan lahap itu maka ikan mujair cepat pertumbuhannya.
Ikan mujair merupakan ikan yang aktif makan pada siang hari atau disebut sebagai ikan
diurnal.
Oleh karena itu, pada budidaya ikan mujair, pemberian pakan dilakukan pada pagi,
siang, dan menjelang senja.

Perbandingan panjang total tubuh dengan tinggi badannya ikan mujair lokal adalah
2,5:1, sedangkan ikan mujair dari Afrika perbandingannya 3:1.

Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh, tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan tidak tercemar minyak atau limbah pabrik lainnya.
Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai. Keasaman air
yang baik untuk ikan mujair berkisar 7-8 dan untuk suhu berkisar 20-250C.

Reproduksi Ikan Mujair

Ikan mujair jantan dan betina ditandai dengan perbedaan kelamin sekunder. Akan tetapi
perbedaan ini baru dapat terlihat setelah ikan mujair mencapai berat sekitar 30-40 gram/ekor,
yaitu pada saat mulai dewasa.

Tanda-tanda yang ada berupa seks dimorphisme (berdasarkan bentuk) dan


dichromatisme (berdasarkan warna). Perut dan dagu ikan mujair jantan berwarna gelap.

Adapun pada ikan mujair betina, perut dan dagunya berwarna biru. Bagian hidung dan
rahang ikan mujair jantan bentuknya agak melebar dan berwarna biru muda.

Sedangkan ikan mujair yang betina bagian hidung dan rahangnya agak lancip dan tidak
mempunyai warna yang jelas.

Ujung sirip ikan mujair betina berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas, sedang
ikan mujair jantan ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.

Tanda-tanda seksual lainnya yaitu, pada ikan mujair jantan hanya mempunyai dua
lubang di daerah dubur, yaitu dubur dan lubang kencing, sedangkan untuk ikan mujair betina
mempunyai tiga lubang, yaitu lubang dubur, lubang kencing, dan lubang telur. Akan tetapi
tanda ini mudah dibedakan apabila ikan mujair sudah besar atau lebih dari 5 cm panjangnya.

Ikan mujair sangat mudah berkembang biak. Induk ikan mujair mulai memijah pada
umur muda. Pada umur 3 bulan ikan mujair sudah dapat mulai berbiak dan setelah itu dapat
berbiak lagi setiap 1,5 bulan. Pemijahan dan penetasan telur ikan mujair berlangsung
sepanjang tahun. Setiap kalinya, puluhan telur yang telah dibuahi akan “dierami” dalam
mulut induk betina. Sekitar 3 hari berada di dalam mulut induknya, menetaslah telur ikan
menjadi larva ikan mujair. Telur menetas pada suhu air sekitar 25-270C.

Anakan ikan yang baru menetas, yang masih jelas terlihat menggendong kantong telur
masing-masing, mula-mula memang belum dapat berenang, sehingga masih tetap ingin
berlindung dalam rongga mulut induknya, tetapi setelah sekitar 12 hari, keluarlah mereka
sebagai burayak (anak) ikan sepanjang kira-kira 1 cm. Mereka belajar berenang di luar mulut
induknya dengan berkelompok. Telur ikan mujair berbentuk lonjong berwarna coklat
kekuning-kuningan dengan besar kira-kira 2 mm.

Manfaat Dan Peran Ikan Mujair

Ikan mujair merupakan sumber protein hewani. Protein sangat dibutuhkan oleh tubuh
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, serta mengembangkan daya pikir dan tingkat
kecerdasan. Selain untuk dikonsumsi, ikan mujair juga dapat dijadikan sebagai mata
pencaharian untuk menghasilkan rupiah. Dengan adanya kegiatan pemeliharaan dan
penjualan ikan, maka tercipta lapangan pekerjaan.

Budidaya ikan mujair telah banyak dikembangkan. Pemeliharaan ikan mujair dilakukan
di kolam, maupun di keramba jala apung. Usaha budidaya ikan mujair dilakukan dengan
maksud untuk memperoleh ikan dengan ukuran yang diinginkan konsumen. Di sungai-sungai
juga tidak jarang ditemukan ikan mujair. Akan tetapi, ukuran ikan hasil tangkapan tidak dapat
ditentukan sesuai dengan keinginan konsumen karena sesuai dengan yang tersedia di alam.

Selain itu, tujuan dari budidaya ikan mujair juga untuk mendapatkan produksi ikan
mujair yang lebih baik mutunya atau lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan hasil ikan
mujair yang hidup di alam liar.

Jadi ikan mujair dapat diperoleh dari hasil penangkapan atau budidaya. Ikan mujair
yang telah besar biasa dimanfaatkan untuk dibuat olahan makanan, seperti dadar gulung ikan
mujair, sop, kare, serta ikan bakar. Pengawetan ikan mujair sering dilakukan dengan dibuat
dendeng, abon, ham, dan pindang.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan praktikum ini adalah untuk mengenal
karakter morfologi dan anatomi ikan . Dan juga mengetahui bagian-bagian organ dalam pada
ikan khususnya lambung, hati, empedu, otak, gelembung udara, ginjal, insang, usus, lubang,
arogerital, laring, faring, dan gonad.

Pada bagian luar dapat kita lihat mata, tutup insang, rahang atas, rahang bawa, squama,
sisik, gurat sisi lubang hidung, sirip, ekor.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

https://pasberita.com/sejarah-taksonomi-morfologi-dan-manfaat-ikan-mujair/

https://www.semuaikan.com/morfologi-dan-klasifikasi-ikan-mujair-oreochromis-

mossambicus/

https://www.academia.edu/34545220/IKHTIOLOGI_-

_Laporan_Praktikum_Ikan_Mas

https://www.slideshare.net/MonikaSari1/laporan-anatomi-ikan-nilem-dan-ikan-lele

Tim penyusun. 2012. Penuntun Praktikum Biologi Dasar : universitas negeri

Makassar.

Anonima. 2012. Hewan vertebrata http://Wawasanfadhitya.Blogspot.Com/2012/04

/Hewan-Vertebrata.Html. Diakses tanggal 02 JULI 2019

http://repository.unimus.ac.id/1469/3/bab%202.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46501/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai