Anda di halaman 1dari 11

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Pisces


Ikan dibagi tiga kelas, yaitu Agnatha (ikan tidak berahang),
Chondrichtyes (ikan bertulang rawan), dan Osteichtyes (ikan bertulang
keras).
1. Agnatha (ikan tidak berahang)

(Sumber: Huller, 2015)


Agnatha yang berasal dari bahasa latin: a artinya tidak, gnathos
berarti rahang. Semua ikan yang tidak mempunyai struktur rahang
dikelompokkan ke dalam superkelas agnatha. Superkelas ini mempunyai
anggota, yaitu:
a. Myxini (berasal dari arti kata myxa = lumpur, karena kebiasaannya
yang berendam di dalam lumpur); seperti pada ikan hagfish. Ciri ikan
dari superkelas: Agnatha, yaitu: mulut terdapat di ujung atau terminal
dengan empat pasang tentakel, kantung hidung mempunyai saluran ke
pharynx, jumlah kantung insang 5-15 pasang. Sistem reproduksinya
sebagian hermafrodit. Misalnya ikan Myxine dan Bdellostoma.
b. Cephalaspidomorphi (berasal dari kata cephalae = kepala, kata aspidos
= tameng, atau perisai, dan arti kata morphe adalah bentuk). Ikan yang
termasuk kelas cephalaspidomorphi adalah ordo petromyzontes
dengan contohnya ikan lamprey. Ciri kelas ini, yaitu: memiliki mulut
penghisap dengan gigi-gigi tanduk, kantung hidung tidak berhubungan
ke mulut, jumlah kantung insang tujuh pasang. Ikan yang termasuk
dalam kelas cephalaspidomorphi misalnya Petromyzon dan Lamptera.
Untuk mengingat kembali bentuk luar ikan hagfish dan lamprey.

2. Gnathostomata

(Sumber: Pletsch, 2017)


Gnathostomata (berasal dari kata gnathos = rahang, dan kata stoma
= mulut). Semua ikan yang mempunyai struktur rahang
dikelompokkan ke dalam superkelas gnathostomata. Ciri lain adalah
selalu mempunyai anggota tubuh berpasangan, juga terdapat struktur
notochorda atau dalam bentuk lain tulang pusat vertebrae. Ikan dari
superkelas gnathostomata terdiri dari 2 kelas, yaitu:
a. Chondrichthyes (berasal dari kata chondros = tulang rawan dan
kata ichthyos = ikan). Semua ikan dengan rangka tersusun dari
tulang rawan termasuk ke dalam kelas chondrichthyes. Ikan yang
tergolong ke dalam kelas chondrichthyes mempunyai ciri utama
bahwa struktur tubuhnya tersusun dari tulang rawan. Di samping
itu mempunyai ciri-ciri lain seperti:
1) Gigi tidak bersatu dengan rahang.
2) Tidak mempunyai gelembung renang.
3) Memiliki usus dengan katup-katup spiral.
Kulit tubuhnya tertutup oleh sisik-sisik plakoid yang kasar,
berisi dentin (mesodermal) dan dilapisi dengan email (ektodermal).
Otot-otot tubuh memiliki segmen (miotom). Rangka atau
endoskeleton tersusun atas tulang rawan. Chondrichrhyes memiliki
dua pasang sirip dengan sirip ekor yang pada umumnya
hereroserkal (lobus dorsal lebih besar). Mulut rerletak di bagian
bawah (ventral) dengan lidah dan rahang. Rahang tertutup oleh
gigi. Alat pencernaan lengkap mulai dari mulut, faring, esofagus,
lambung, usus, rektum, dan kloaka. Kloaka merupakan lubang
keluar dari sistem pencernaan, sistem ekskresi, dan sistem
reproduksi. Lubang hidung berpasangan dan berfungsi untuk indra
penciuman. Alat kelamin terpisah dan fertilisasi terjadi secara
eksternal atau internal. Chondrichthyes bersifat ovipar atau
ovovivipar. Contoh Chondrichthyes antara lain ikan hiu (Squalus
sp.), ikan pari (Makararaja sp.), pari listrik (Torpedo marmorata),
pari macan (Taeniura lymma), dan Chimaera sp.
Hiu memiliki penglihatan yang tajam, tetapi tidak dapat
membedakan warna. Lubang hidung berfungsi sebagai indra
penciuman, bukan untuk proses pernapasan. Hiu merupakan hewan
ovovivipar. Telur dibuahi secara internal dan tetap berada di dalam
oviduk (saluran telur). Embrio di dalam telur mendapatkan
makanan dari kuning telur dan berkembang menjadi anak hiu.
Telur kemudian menetas di dalam uterus dan lahirlah anak hiu. Hiu
jantan memiliki alat kopulasi yang disebut klasper. Klasper berupa
sepasang penjepit pada sirip pelvis untuk memindahkan sperma ke
dalam saluran reproduksi betina.

b. Osteichthyes (berasal dari kata osteon = tulang keras, tulang sejati


dan berasal dari kata ichthyos = ikan). Ciri ikan kelas ini di
samping bertulang sejati juga memiliki celah insang tunggal di
setiap sisi tubuh dengan penutup insang yang disebut operculum.
Ikan yang tergolong dalam kelas osteichthyes mempunyai ciri
utama bahwa struktur tubuhnya tersusun atas tulang sejati/tulang
keras atau mengalami osifikasi. Osteichthyes berasal dari kata
osteon yang berarti tulang keras, tulang sejati, dan dari kata
ichthyos yang berarti ikan. Di samping itu mempunyai ciri:
1) Tubuh berbentuk fusiform agak oval meruncing dengan
berbagai bentuk variasi.
2) Celah insang tunggal di setiap sisi tubuh dengan penutup
insang yang disebut operculum.
3) Mempunyai gelembung renang berfungsi sebagai penyeimbang
saat berenang.
Osteichthyes merupakan ikan bertulang sejati dengan
endoskeleton yang mengandung matriks kalsium fosfat yang keras.
Kulit ditutupi oleh sisik bertipe ganoid, sikloid, atau stenoid,
namun ada pula yang tidak bersisik. Otot tubuh bersegmen-
segmen. Mulut berahang dan memiliki gigi dan lidah. Osteichthyes
bernapas dengan insang yang ditutupi oleh operkulum (tutup
insang). Osteichthyes memiliki gelembung renang yang berfungsi
membantu pernapasan dan sebagai alat hidrostatik, yaitu
menyesuaikan berat tubuh dengan kedalaman air. Darah berwarna
pucat dan mengandung eritrosit berinti dan leukosit. Osteichthyes
memiliki limpa berwarna merah. Alat pencernaan lengkap mulai
dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus, dan anus. Antara
lambung dengan usus dipisahkan oleh katup. Osteichthyes
memiliki hati berukuran besar dan kantong empedu. Pankreas tidak
jelas keberadaannya.
Alat ekskresi berupa sepasang ginjal berwarna kehitaman
dan urine dikeluarkan melalui sinus urogenital. Alat indra berupa
mata, telinga, saku olfaktoris pada moncong, dan gurat sisi untuk
mendeteksi perubahan tekanan arus air. Alat kelamin terletak
terpisah. Pada umumnya, Osteichthyes bersifat ovipar dan
fertilisasi terjadi secara eksternal, namun ada pula yang vivipar dan
fertilisasinya terjadi secara internal, contohnya pada ikan perak
(Cymatogaster aggregata).
Contoh osteichtyes ikan mas koki (Carrasius auratus), ikan
terbang (Cypselurus sp), kuda laut (Hippocampus sp.), ikan lele
(Ameiurus melas), ikan gabus (Channa striata), ikan arwana
(Osteoglossum bicirrhosum), dan bandeng (Chanos chanos).
Kelas osteichthyes terdiri atas:

(Sumber: Frewa, 2015)


a) Subkelas: Actinopterygii berasal dari kata actis yang berarti
menjari, jari-jari, dan dari kata pteryx yang berarti sayap
atau sirip. Artinya ikan dengan sirip yang berjari-jari. Ciri
lain subkelas ini adalah sirip-sirip berpasangan yang
disokong oleh jari-jari dermal tanpa keberadaan lobus
basal. Kantung hidung terbuka hanya ke arah luar.
b) Subkelas: Sarcopterygii berasal dari kata sarcos yang
berarti berdaging, dan kata pteryx yang berarti sayap atau
sirip. Artinya ikan dengan sirip berdaging, tubuh relatif
berat. Ciri subkelas ini adalah sirip-sirip berpasangan dan
tulang-tulang kerangka dalam tubuh yang kokoh. Lobus
muscular terdapat pada dasar anus dan sirip dorsal kedua.
Ekor subkelas ini berbentuk diphycercal, ususnya
dilengkapi dengan katup spiral.
2.2 Ciri – Ciri dan Habitat Ikan Air Tawar
2.3 Reproduksi

Ikan mengembangkan berbagai strategi reproduksi untuk mencapai


keberhasilan reproduksi. Disini organ-organ yang terkait dengan proses
reproduksi sangat berperan. Hal ini berhubungan dengan kondisi lingkungan
perairan tempat hunian ikan. Perubahan lingkungan akan memberikan efek
yang berbeda pada spesies ikan yang berbeda. Beberapa jenis ikan bahkan
melakukan perjalanan ruaya yang jauh untuk memijah. Pemijahan yang tepat
tempat dan tepat waktu untuk kepastian keberhasilan reproduksi terkait erat
dengan peran sistem endoktrin.

Berdasarkan tipe-tipe reproduksi dan seksualitas, ikan dapat di bedakan


menjadi 3 tipe, yaitu :

 Biseksual

Biseksual dapat di artikan sebagai jenis ikan yang memiliki dua kelamin
dalam satu spesies atau dengan kata lain dapat di bedakan menjadi jantan dan
betina. Pembedaan ini dapat dilakukan dengan melihat ciri seksual primer
dan sekunder nya. Ciri seksual primer hanya bisa di lihat dengan melakukan
pembedahan. Ciri seksual primer hanya dapat ditandai oleh organ yang
berhubungan langsung dengan proses reproduksi; yaitu testis dan saluran
pada ikan jantan, dan ovarium dan saluranya pada ikan betina. Sedangkan ciri
seksual sekunder dapat dibedakan oleh dimorfise seksual atau melihat ciri
morfologi dari ikan tersebut dan dikromatisme seksual dengan melihat warna
dari ikan tersebut.

 Uniseksual

Uniseksual dapat diartikan sebagai organisme yang berkelamin tunggal. Pada


beberapa spesies ikan penentuan kelamin lebih mudah dilakukan karena
semua individu berkelamin betina. Contoh yang tepat mengenai fenomenan
ini adalah kelompok ikan molly-amazon (Poecillia formosa) merupakan ikan
yang ditemukan pertama kali sebagai ikan yang berkelamin betina. Molly-
amazon bertindak sebagai parasit seksual terhadap dua spesies lain dari genus
yang sama. Sperma dari jantan dari jenis ikan inang diperlukan untuk
mengaktifkan perkembagan telur-telur molly-amazon, tetapi penyatuan
kromosom jantan dan betina tidak terjadi sehingga hanya terbentuk betina
yang secara genetik seragam. Pembentukan keturunan unuseksual ini disebut
dengan partenogenesis (partenos,perawan, dan genesis, kejadian).

 Hermaprodit

Hermaprodit dapat diartikan sebagai sebuah organisme yang memiliki


kelamin ganda. Hermaprodit dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu
hermaprodit singkroni, hemaprodit protandi, dan hemaprodit protogini.
Hermaprodit singkroni adalah golongan ikan yang gonadnya terdapat sel
kelamin jantan dan betina yang dapat aktif secara bersamaan. Hemaprodit
protandi adalah golongan ikan yang dalam hidupnya mengalami perubahan
jenis kelamin dari jantan menjadi betina misalnya ikan black porgy, ikan ini
pada umur tiga tahun berubah dari kelamin jantan ke betina. Hermaprodit
Protogini adalah golongan ikan yang dalam hidupnya mengalami perubahan
dari jenis betina menjadi jantan misalnya Labroides dimidiatus.

Organ reproduksi ikan dinamakan dinamakan gonad. Pada ikan jantan


gonad disebutt dengan testis, pada ikan betina disebit dengan ovarium.

 Testis (gonad jantan) bersifat internal dan bentuknya memanjang


(longitudinal) pada umumnya berpasangan. Beratnya bisa mencapai 12 %
atau lebih dari bobot tubuhnya. Kebanyakan testis berwarna putih atau
kekuningan.
 Ovarium berbentuk longitudinal. Letaknya internal dan biasanya berjumlah
sepasang. Jika dalam keadaan matang ovarium bisa mencapai 30-70% dari
berat tubuhnya. Warnanya pun berbeda-beda, sebagian besar berwarna
keputih-putihan dan menjadi kekuning-kuningan pada waktu matang.
Kematangan testis dan ovarium dipengaruhi oleh umur, spesies dan, ukuran.

Ikan memiliki siklus reproduksi yang berbeda satu dengan lainya misalnya
saja ikan salmon (Onchorhynchud ), lamprey laut ( Petromyzon marinus) dan
sidat ( Anquilla ) yang bereproduksi satu kali dalam hidupnya. Ada juga ikan
yang bereproduksi empat minggu sekali contohnya Ikan seribu (Lebistes
reticulatus). Namun ada juga ikan yang memijah dua sampai tiga kali dalam
setahun misalnya ikan mujair (Oreochromis mossambicus).

Berdasarkan tempat embrio berkembang dan tempat terjadinya


pembuahan digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu:

1. Ovivar (bertelur)
Golongan ikan ovivar adalah ikan yang mengeluarkan telur pada saat
pemijahan, sebagian besar jenis ikan termasuk golongan ini.
2. Vivipar (beranak)
Golongan ikan vivipar adalah ikan yang perkembangan embrionya berada
dalam tubuh induknya dan perkembangan embrionya dipengaruhi oleh tali
plasenta, contohnya beberapa ikan elasmobranchii.
3. Ovovivipar (bertelur beranak)
Golongan ikan ovovivipar adalah golongan ikan yang perkembangan
embrionya berada dalam tubuh, namun perkembangan embrionya tidak
dipengaruhi oleh tali plasenta, namun oleh kuning telur, contohnya ikan
rockfish (Scorpaenidae).

Perkembangan embrio diawali saat proses impregnasi, yaitu saat sel jantan
memasuki sel telur. Fertililasi sel telur dikatakan sempurna ketika inti sel
telur dan spermatozoa menyatu dalam sitoplasma telur, persatuan kedua inti
sel tersebut mengakhiri proses pembuahan dan membentuk zigot. Tahap
perkembangan embrio ikan dimulai dari Morula, Blastula, Gastrula, dan
Organogenesis.
2.4 Bentuk sirip dan sisik pada ikan
2.5 Contoh ikan air tawar
1. Patin
Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin Siam
klasifikasi ikan patin siam sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius hypopthalamus
(Sumber: Saanin, 1984)
Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan yang berasal dari kelompok
lele-lelean. Secara anatomi ikan ini memiliki bentuk tubuh memanjang dan
agak pipih. Tubuh dominan berwarna putih seperti perak, sedangkan
bagian punggung berwarna kebiru–biruan. Patin memiliki tubuh yang licin
tanpa sisik (Amri  Khairuman 2008).
Secara umum tubuh ikan patin terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala,
badan dan ekor. Kepala ikan ini relatif kecil jika dibandingkan dengan
ukuran badannya. Bentuk kepalanya agak pipih dengan batok kepala yang
keras. Mata dan hidung memiliki ukuran yang kecil. Mulutnya memiliki
celah yang lebar dengan dua pasang sungut atau kumis pada bagian
maksila dan mandibula. Sungut ini merupakan ciri khas catfish (ikan
berkumis seperti kucing) yang berfungsi sebagai indra peraba saat
berenang dan alat pencari pakan. Di dalam rongga mulut ikan ini memiliki
gigi palatin yang terpisah dari tulang vomer. Penutup insang pada bagian
kiri dan kanan kepalanya tidak terlalu besar sehingga tidak menutupi
seluruh bagian kepala (Dewi 2011).
Sama halnya dengan ikan–ikan lainnya, ikan patin memiliki berbagai
bentuk sirip di beberapa bagian tubuhnya. Sirip pada bagian punggung
berupa jari–jari keras yang berubah menjadi patil yang bergigi dan besar di
sebelah belakangnya. Jari–jari lunak pada sirip punggungnya terdapat 6-7
buah. Selain jari–jari keras dan lunak pada bagian punggungnya terdapat
juga sirip lunak yang berukuran kecil sekali. Sirip ekor berbentuk simetris.
Pada daerah sekitar dubur terdapat sirip yang agak panjang, terdiri dari
30–33 jari–jari lunak. Sirip di bagian perut memiliki 6 jari–jari lunak. Pada
bagian dadanya ikan ini memiliki sirip dengan 12-13 jari–jari lunak
dengan sebuah jari–jari keras yang berubah menjadi patil. Pada bagian
ekor terdapat sirip yang bercagak dan bentuknya simetris (Dewi 2011).

Siklus Hidup
Ikan patin dalam menjalani hidupnya mengalami perkembangan atau
fase yang akan dijalaninya selama beberapa waktu sampai akhirnya dapat
dikonsumsi ataupun dijadikan induk untuk menghasilkan benih-benih yang
berkualitas. Menurut Lusac dan Southgate (2012) ikan patin memiliki fase
kehidupan yaitu telur, larva, benih dan dewasa.

Sifat dan Habitat Alam


Ikan patin memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap pH (derajat
keasaman) air lingkungannya, sehingga ia dapat bertahan hidup pada pH
rendah atau yang agak asam sampai pH tinggi atau yang agak basa, yaitu
berkisar antara pH 5–9. Ikan ini membutuhkan kadar oksigen terlarut (O2)
sebesar 3–6 ppm untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuhnya
terhadap oksigen. Lingkungan dengan kadar karbondioksida (CO2)
sebesar 9–20 ppm masih dapat ditolerir oleh patin. Tingkat alkalinitas
yang dibutuhkan oleh patin adalah 80–250 ppm. Suhu air yang baik untuk
pertumbuhan patin ialah 28–300C (Amri  Khairuman 2008). Ikan patin
merupakan jenis ikan dasar perairan (demersal). Hal ini dibuktikan dengan
bentuk mulutnya yang melebar dan menghadap ke bawah serta kebiasaan
hidupnya yang lebih suka menetap di dasar dari pada muncul di
permukaan perairan. Pada habitat aslinya ia hidup di sungai yang dalam ,
agak keruh dan dasar yang berlumpur. Ikan ini bersifat nocturnal, keluar
dari persembunyiannya dan melakukan aktivitas pada malam hari. Patin
hidup secara berkelompok atau bergerombol. Hal ini merupakan faktor
yang dapat merangsang nafsu makannya.

Makanan dan Kebiasaan


Makan Ikan patin termasuk jenis omnivora (pemakan segala). Ikan ini
biasa memakan ikan–ikan kecil, cacing, serangga, biji–bijian, udang kecil
dan moluska. Namun pada stadium larva , ikan lebih bersifat karnivora dan
memakan Brachionus sp, Crustacea dan Cladocera. Sementara itu ikan
yang dalam stadium larva yang baru habis kuning telurnya mempunyai
sifat kanibal yang tinggi (Susanto 2009).

Taksonomi Secara sistematika


Ikan patin dapat diklasifikasikan ke dalam domain eukaryota, kingdom
animalia, subkingdom bilateria, phylum Chordata, subphylum Vertebrata,
infraphylum Gnathostoma, superkelas Osteichtyes, kelas Osteichtyes,
subkelas Actinopterygii, ordo Siluriformes, famili Pangasiidae, genus
Pangasius dan spesies Pangasius sp. Ikan patin memiliki nama Inggris
Catfish (Saanin 1968).

Anda mungkin juga menyukai