Disusun Oleh :
LABORATORIUM PERIKANAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Ikhtiologi atau Ichthyology merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang
mempelajari ilmu tentang hewan (zoologi) yang khusus mempelajari semua hal
yang berkaitan dengan ikan, ilmu ini mempelajari semua tentang ikan secara ilmiah
dengan penekanan pada taksonomi dan aspek-aspek lainnya. Dalam mempelajari ilmu
ikhtiologi tidak terlepas dari ilmu-ilmu yang lain karena saling berkaitan. Beberapa
cabang ilmu pengetahuan yang sangat terkait dengan ikhtiologi ini antara lain
Taksonomi Vertebrata, Morfologi dan Anatomi Hewan, Fisiologi, Genetika, dan
Evolusi. Pengetahuan tentang ikan tidak cukup jika hanya belajar tentang teori tanpa
melakukan kerja praktek dengan mengamati dan pelajarinya secara langsung dari ikan.
Oleh karena itu perlu mengambil mata kuliah ikhtiologi untuk mempelajari dan
memahami lebih jauh tentang identifikasi pada ikan.
Kata ikhtiologi berasal dari pengertian ichtio = ikan dan logos = ilmu, jadi di
dalam ikhtiologi ini dicakup beberapa aspek baik mengenai aspek biologi maupun
ekologi ikan. Ikhtiologi terbagi atas 2 bagian yaitu ikhtiologi sistematik dan ikhtiologi
fungsional. Dimana ikhtiologi sistematik berbicara tentang morfologi ikan, sedangkan
ikhtiologi fungsional lebih menitik beratkan pada fungsi organ-organ yang meliputi 10
sistem anatomi pada ikan. Ikan dapat bertahan hidup di air tawar yang bersih hingga
air dengan salinitas yang lebih tinggi dari air laut. Bagi ikan air adalah sumber
kehidupan utama mereka.
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar dari suatu organisme.
Morfologi ikan adalah pengetahuan tentang ciri-ciri dan bentuk luar dari ikan, ciri-ciri
dan bentuk luar dari ikan ini dapat dibagi menjadi 7 bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk
mulut, linea lateralis (LL), warna yang tampak dari luar tubuh, sirip, sungut, sisik dan
ciri-ciri lainnya. Bentuk tubuh makhluk hidup termasuk hewan air, juga sangat erat
kaitannya dengan anatomi. Morfologi ikan sangat erat kaitannya dengan habitat
perairan ikan tersebut, prinsipnya penampakan ikan dan jenis hewan lainnya akan
berubah dan mengalami metamorfosis melalui proses adaptasi terhadap lingkungan.
Pada dasarnya mereka yang masih berkerabat dekat memiliki kesamaan seperti
anatomi dan morfologi, contohnya pada udang, kepiting dan lobster yang memiliki
morfologi yang hampir sama.
Adapun tujuan dari praktikum yang akan dilaksanakan pada hari Jum’at 17
Februari 2023 yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mempelajari morfologi beberapa jenis ikan air tawar, ikan air laut dan ikan
air payau, serta mendeskripsikan perbedaan ciri-ciri morfologi ikan melalui
gambar masing-masing jenis ikan tersebut.
2. Untuk mengetahui dan melakukan pengukuran dan perhitungan beberapa ciri
morfometrik dan meristik ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi
Salah satu cara untuk menentukan jenis ikan adalah pengamatan ciri morfologi.
Pengamatan morfologi bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis ikan dan
juga perbedaan ciri morfologi kerabat dekatnya. Identifikasi morfologi ikan mengacu
pada kajian morfometri dan meristik. Morfometrik adalah karakteristik yang dapat
diukur pada bagian tubuh ikan, seperti panjang total, panjang standar, dan panjang
kepala. Morfometrik dilakukan dengan 2 tahap, yaitu pada tahap 1 semua karakter
morfometrik diuji dan pada tahap 2 barulah dilakukan pengujian untuk menentukan
karakter pembeda utama yang paling berpengaruh (Purnama, 2020).
2.3 Meristik
Meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh, misalnya
jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari keras dan jari-jari lemah pada sirip.
Identifikasi meristik adalah penghitungan bagian tertentu dari tubuh ikan, meliputi
jumlah sisik pada gurat sisi (linea lateralis). Jumlah sirip keras dan lemah pada sirip
ikan, dan jumlah sisik pada tubuh. Dengan menggunakan metode pengukuran
meristik, bahan sampel ikan yang dapat diidentifikasi terlebih dahulu disiapkan,
setelah itu panjang setiap sirip, jumlah sirip dan jumlah sisik ikan diukur dari sampel.
Pengukuran meristik pada ikan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ikan
yang ideal (Larasati dkk., 2022).
Karakter meristik dicatat dengan sembilan karakter, yaitu jumlah sisik di depan
sirip punggung, jumlah sisik di gurat sisi, jumlah sisik rudimenter di sirip punggung,
jumlah sisik rudimenter di sirip perut, jumlah sisik membulat di sirip ekor, jumlah
sinar cabang pada sirip punggung, jumlah sinar pada sirip perut, jumlah sinar pada
sirip dada dan jumlah sinar pada sirip ekor. Jumlah sisik di atas dan di bawah gurat
sisi dapat dihitung dengan menggambar garis vertikal dari pangkal sirip punggung
pertama ke tengah dasar panggul dan menghitung jumlah sisik yang melintasi gurat
sisi. Jumlah sisik pada gurat sisi (linea lateralis) dihitung dengan menghitung jumlah
sisik pada gurat sisi. Garis samping atau sisi dapat ditarik dari tengah operkulum ke
tengah sirip ekor. Menghitung jumlah insang juga penting untuk penentuan dengan
cara menghitung jumlah insang pada rahang bawah pertama (Suleman dkk., 2022).
Mi merupakan produk pangan yang mudah cara penyajiannya dan secara luas
dikonsumsi oleh masyarakat. Kelemahan mi adalah memiliki tekstur yang keras,
kurang kenyal dan mudah patah, sehingga membutuhkan gelling agent untuk
memperbaikinya. Gelatin merupakan gelling agent yang dapat diekstrak dari sisik
ikan. Penambahan gelatin dari sisik ikan asal habitat yang berbeda (tawar, payau, dan
laut) diduga mempengaruhi karakteristik mi kering yang dihasilkan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gelatin dari sisik nila, bandeng,
dan kuniran terhadap karakteristik mi kering (Evi, 2019).
Pengukuran meristik pada ikan berupa panjang ikan, ukuran tubuh dan jumlah
sirip pada ikan. Pertumbuhan ikan yang baik menandakan melimpahnya sumber
makanan dan kondisi lingkungan yang cocok. Meristik ikan bandeng sebagai analisis
pertumbuhan dan perkembangan ikan bandeng serta hubungannya dengan kondisi
lingkungan dengan menggunakan parameter fisika dan kimia perairan meliputi DO,
BOD, pH, suhu dan salinitas untuk menentukan kualitas air yang baik bagi
kelangsungan hidup ikan bandeng. Perhitungan panjang dan tinggi sirip punggung,
panjang dan tinggi sirip dada dan panjang dan tinggi sirip sirip ekor dihitung dengan
menggunakan jangka sorong. Ukuran tubuh ikan diukur dari titik tertinggi, tidak
termasuk bagian yang melewati garis belakang perlekatan sirip (Larasati dkk., 2022).
BAB III
METODOLOGI PRATIKUM
Adapun waktu pelaksanaan praktikum kali ini yaitu dilaksanakan pada hari
Jum’at 17 Februari 2023. Dan praktikum dilaksanakan di Laboratorium Perikanan,
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.
No Alat Kegunaan
Baki/Nampan Untuk tempat Sampel Ikan yang akan
1
Plastik diamati
2 Mistar/Penggaris Untuk Mengukur Sampel
Untuk membersihkan tangan dan meja
4 Tisu Pembersih
setelah melakukan pengamatan
5 Alat Tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
Kaca Pembesar Untuk memperbesar tampilan sisik saat
6
(loup) perhitungan meristik
Untuk tempat meletakkan serta
8 Milimeter Blok A4
mengukur ikan yang diamati
Untuk mempermudah perhitungan
10 Jarum Pentul
meristik, sebagai penanda ukuran
Untuk menggambar ikan yang telah
12 Buku Gambar A3
diamati
No Bahan Kegunaan
1. Ikan Baracuda Sebagai Sample yang akan diteliti
2. Ikan Cakalang Sebagai Sample yang akan diteliti
3. Ikan Mas Sebagai Sample yang akan diteliti
4. Ikan Nila Sebagai Sample yang akan diteliti
5. Ikan Hiu Karang Sebagai Sample yang akan diteliti
6. Ikan Pari Kembang Sebagai Sample yang akan diteliti
7. IkanKakap Merah Sebagai Sample yang akan diteliti
8. Ikan Lele Jawa Sebagai Sample yang akan diteliti
9. Ikan Gabus Sebagai Sample yang akan diteliti
10. Ikan Sebelah Sebagai Sample yang akan diteliti
11. Ikan Belanak Sebagai Sample yang akan diteliti
12. Ikan Layur Sebagai Sample yang akan diteliti
13. Ikan Lidah Sebagai Sample yang akan diteliti
1.5.1 Morfologi
Untuk melihat dan mempelajari ciri-ciri morfologi pada ikan lakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1.5.2 Morfometrik
Untuk mendapatkan data morfometrik lakukan pengukuran pada bagian-bagian
tubuh ikan sebagai berikut :
a. Mengukur panjang total – Panjang baku
b. Mengukur tinggi badan
c. Mengukur tinggi batang ekor
d. Mengukur panjang batang ekor
e. Mengukur panjang kepala
f. Mengukur tinggi kepala
g. Mengukur lebar kepala
h. Mengukur lebar badan
i. Mengukur panjang hidung
j. Mengukur panjang antara mata dengan preoperkulum
k. Mengukur lebar mata
1.5.3 Meristik
berikut :
4.1 Hasil
No Gambar Klasifikasi
1 Ikan Baracuda Kingdom : Animalia
(Sphyraena barracuda) Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Sphyraenidae
Genus : Sphyraena
Spesies : Sphyraena barracuda
Kelas : Chondrischtyes
Ordo : Myliobatiformes
Famili : Dasyatidae
Genus : Neotrygoninae
4.2 Pembahasan
Morfologi
Menurut pendapat (Wiadnya, 2012). Ikan baracuda (Sphyraena barracuda)
merupakan salah satu jenis ikan air asin (laut), yang memiliki ciri-ciri morfologi
berupa bentuk tubuh memanjang seperti cerutu (ramping). Memiliki sisik halus dan
gigi taring yang kuat. Ikan baracuda (Sphyraena barracuda) memiliki bentuk mulut
yang panjang. Insang pada ikan baracuda (Sphyraena barracuda) hampir berbentuk
bulat, dan rahang atas lebih pendek dari rahang bawah. Sirip ekornya menonjol dan
kedua ujung sirip ekor berwarna kekuningan.
Morfometrik
Menurut pendapat (Pauly dkk., 1996). Pengukuran standar yang digunakan
pada ikan antara lain panjang total – panjang baku, tinggi badan, tinggi batang ekor,
panjang batang ekor, panjang kepala, tinggi kepala, lebar kepala, lebar badan, panjang
hidung, panjang antara mata dengan preoperkulum dan lebar mata. Data morfometrik
yang didapat dari pengukuran pada bagian-bagian tubuh ikan baracuda (Sphyraena
barracuda) yaitu : ikan baracuda (Sphyraena barracuda) memiliki panjang total =
36,2 cm, sedangkan panjang baku = 30,5 cm. Memiliki tinggi badan = 5 cm dan tinggi
batang ekor = 2,5 cm serta panjang batang ekor = 2 cm. Ikan baracuda (Sphyraena
barracuda) memiliki panjang kepala = 8 cm; tinggi kepala = 3,5 cm; dan lebar kepala
= 2,2 cm. Ikan baracuda (Sphyraena barracuda) juga memiliki lebar badan = 3 cm,
dengan panjang hidung = 1 cm; panjang antara mata dengan preoperkulum = 5,5 cm;
dan lebar mata = 1 cm.
Meristik
Menurut pendapat (Nagmas, 2021). Bagian tubuh ikan yang biasanya dihitung
adalah jumlah sisik pada garis rusuk/gurat sisi (linea lateralis), jumlah sisik di depan
sirip punggung, jumlah sisik sekeliling badan, jumlah sisik pada batang ekor, jumlah
sisik di atas dan di bawah garis rusuk, jari-jari keras dan jari-jari lemah sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal dan sirip ekor. Data meristik yang didapat
dari pengukuran ciri-ciri meristik pada ikan baracuda (Sphyraena barracuda) yaitu : di
bagian dada sedikit ke bawah berbadan setengah silinder. Memiliki dua sirip
punggung yang terpisah jelas di depan dan belakang. Ikan baracuda (Sphyraena
barracuda) memiliki sirip ekor berbentuk cagak, memiliki mulut yang panjang dengan
ujung runcing dan gigi tajam, rahang bawah lebih panjang dari rahang atas, sepasang
sirip dada, sirip perut, bagian perut melekat pada sirip dada, dan sirip ekor dengan
sisik sikloidal kecil.
Morfologi
Menurut pendapat (Siregar, 2012), Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan
salah satu jenis ikan air tawar, yang memiliki ciri-ciri morfologi berupa bentuk tubuh
memanjang dan sedikit pipih ke samping (compresed). Memiliki mulut yang lunak
dan terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Pada bagian
mulut terdapat dua pasang sungut (berbel) dan tidak bergerigi. Di bagian dalam mulut,
terdapat tiga baris gigi berbentuk geraham. Memiliki sirip punggung berbentuk
memanjang, yang letak bagian permukaannya bersebrangan dengan permukaan sirip
perut.
Dalam praktikum didapatkan data ciri-ciri morfologi pada ikan mas (Cyprinus
carpio), yaitu memiliki bentuk tubuh yang panjang dan pipih atau bisa disebut
comprossed. Pada seluruh bagian tubuhnya diselimuti oleh sisik yang berukuran besar,
jika dibandingkan dengan sisik ikan yang lain akan sangat terlihat perbedaannya.
Adanya dua pasang sungut atau berbel pada wilayah anteriornya. Belahan mulutnya
terdapat pada bagian depan kepala atau lebih tepatnya berada pada bagian ujung
hidung.
Pada bagian ujung mulut bagian dalam ikan mas terdapat gigi kerongkongan.
Memiliki sirip punggung yang memanjang, dan letak sirip punggungnya bersebrangan
dengan letak sirip perutnya. Sedangkan letak sirip perut sangat dekat dengan letak
sirip dada, pada bagian sirip dada terdapat operkulum dan preoperkulum. Insang pada
ikan mas terdiri dari beberapa bagian seperti tulang lengkung insang, tapis insang, dan
lembaran daun insang. Ikan mas memiliki ekor dengan bentuk yang berlekuk tunggal.
Morfometrik
Menurut pendapat (Fitriyani, 2018). Beberapa pengukuran standar yang
digunakan pada ikan antara lain panjang total – panjang baku, tinggi badan, tinggi
batang ekor, panjang batang ekor, panjang kepala, tinggi kepala, lebar kepala, lebar
badan, panjang hidung, panjang antara mata dengan preoperkulum dan lebar mata.
Data morfometrik yang didapat dari pengukuran pada bagian-bagian tubuh ikan mas
(Cyprinus carpio) yaitu : panjang total = 23 cm; panjang baku = 20 cm; tinggi badan =
8 cm; tinggi batang ekor = 4 cm; panjang kepala = 7 cm; tinggi kepala = 5 cm; lebar
kepala = 6 cm; lebar badan = 12 cm; panjang hidung = 2 cm; dan lebar mata = 0,5 cm.
Dalam praktikum didapatkan data bagian-bagian tubuh ikan mas (Cyprinus carpio)
yaitu : panjang total = 27 cm; panjang baku = 22,5 cm; tinggi badan = 8,5 cm; tinggi
batang ekor = 3,5 cm; panjang batang ekor = 4 cm; panjang kepala = 7,5 cm; tinggi
kepala = 6,5 cm; lebar kepala = 4,2 cm; lebar badan = 3,5 cm; panjang hidung = 4 cm;
panjang antara mata dengan preoperkulum = 1,9; dan lebar mata = 1,3 cm.
Meristik
Menurut pendapat (Ratri, 2021). Bagian tubuh ikan yang biasanya dihitung
adalah jumlah sisik pada garis rusuk/gurat sisi (linea lateralis), jumlah sisik di depan
sirip punggung, jumlah sisik sekeliling badan, jumlah sisik pada batang ekor, jumlah
sisik di atas dan di bawah garis rusuk, jari-jari keras dan jari-jari lemah sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal dan sirip ekor. Data meristik yang didapat
dari pengukuran ciri-ciri meristik pada ikan mas (Cyprinus carpio) yaitu : jumlah sisik
pada garis rusuk/gurat sisi (linea lateralis) = 36; jumlah sisik di depan sirip punggung
= 17; jumlah sisik sekeliling badan = 95; jumlah sisik pada batang ekor = 8; jumlah
sisik di atas garis rusuk = 4; jumlah sisik di bawah garis rusuk = 7; jari-jari keras sirip
punggung = 7; jari-jari keras sirip dada = 5; jari-jari keras sirip perut = 4; jari-jari
keras sirip anal = 6; jari-jari keras sirip ekor = 7; jari-jari lemah sirip punggung = 16;
jari-jari lemah sirip dada = 8; jari-jari lemah sirip perut = 7; jari-jari lemah sirip anal =
10; jari-jari lemah sirip ekor = 14. Dalam praktikum didapatkandata pada bagian-
bagian tubuh ikan mas (Cyprinus carpio) yaitu : jumlah sisik pada garis rusuk/gurat
sisi (linea lateralis) = 24; jumlah sisik di depan sirip punggung = 9; jumlah sisik
sekeliling badan = 66; jumlah sisik pada batang ekor = 25; jumlah sisik di atas garis
rusuk = 6; ; jumlah sisik di bawah garis rusuk = 13; jari-jari keras sirip punggung =
16; jari-jari keras sirip dada = 4; jari-jari keras sirip perut = 3; jari-jari keras sirip anal
= 3; jari-jari keras sirip ekor = 16; jari-jari lemah sirip punggung = 12; jari-jari lemah
sirip dada = 6; jari-jari lemah sirip perut =4; jari-jari lemah sirip anal = 8; jari-jari
lemah sirip ekor = 10.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran saya untuk praktikum kali ini bagi para praktikan untuk lebih
mengutamakan kedisiplinan diri. Selalu datang tepat waktu di setiap pertemuan
praktikum, agar praktikum yang dijalankan sesuai dengan jadwal yang tertera. Untuk
praktikum selanjutnya saran saya para praktikan diharapkan agar lebih disiplin lagi
dalam melakukan praktikum. Para praktikan diharakan untuk lebih berhati-hati dalam
melakukan pengamatan agar tidak terjadi kecelakaan. Kemudian diharapkan waktu
untuk pelaksanaan praktikum dapat diperpanjang agar praktikan dapat lebih maksimal
dalam melakukan pengamatan. Praktikan juga harus selalu menjaga kebersihan
laboratorium dan protokol kesehatan.
Evi, N. F., Darmanto, Y. S., & Purnamayati, L. 2019. Karakteristik Mi Kering dengan
Penambahan Gelatin Sisik Ikan yang Berbeda. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah
Mada. 21(2) : 119-126.
LAMPIRAN