SELAMAT MENGERJAKAN
Note.
- Jawaban minimal 8 halaman A4 spasi 1.5, page set up 3, 3, 3, 3 huruf TMS 12
- Tidak diperkenankan menyontek dan atau copy paste dari sumber manapun
- Apabila ada indikasi kesamaan jawaban, tidak akan dikoreksi serta dinilai
Jawaban
1. Estuari adalah jenis perairan yang memiliki variasi yang tinggi ditinjau dari faktor fisik, kimia,
biologi, ekologi dan jenis habitat yang terbentuk di dalamnya. Oleh karena itu interaksi antara
komponen fisik, kimia dan biologi yang membentuk suatu ekosistem sangat kompleks. Hal ini
disebabkan karena dinamika dari estuari sangat besar, baik dalam skala waktu yang pendek
karena adanya pasang surut maupun dalam skala waktu yang panjang karena adanya pergantian
musim.
Ekosistem estuari merupakan bagian dari ekosistem air laut yang terdapat dalam zona
litoral (kelompok ekosistem pantai). Estuaria merupakan tempat pertemuan air tawar dan air
asin. Estuaria adalah suatu perairan semi tertutup yang terdapat di hilir sungai dan masih
berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya percampuran air laut dan air
tawar dari sungai atau drainase yang berasal dari muara sungai, teluk, rawa pasang surut.
- Plankton dan Organisme Dasar Rantai Makanan: Estuaria menyediakan kondisi ideal untuk
pertumbuhan plankton, seperti fitoplankton dan zooplankton. Organisme ini adalah sumber
makanan utama bagi ikan dan invertebrata laut lainnya. Keberadaan plankton yang
melimpah mendukung keberlanjutan rantai makanan, menciptakan produktivitas hayati yang
tinggi.
- Tempat Berkembang Biak: Estuaria menyediakan habitat penting untuk reproduksi dan
perkembangan biak banyak spesies ikan komersial. Larva ikan sering menggunakan estuaria
sebagai tempat perlindungan dari pemangsa dan kondisi laut yang lebih keras.
- Migrasi dan Pertumbuhan: Sebagian besar ikan komersial menghabiskan sebagian hidup
mereka di estuaria sebelum bermigrasi ke perairan laut yang lebih dalam. Faktor-faktor
seperti ketersediaan makanan dan keamanan di estuaria berdampak langsung pada
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.
- Perlindungan Terhadap Erosi: Mangrove dan rumput laut di zona peralihan memberikan
perlindungan fisik terhadap erosi pantai. Akar mangrove menjaga substrat dan mengurangi
dampak gelombang, sementara rumput laut membantu mengikat sedimen.
- Habitat dan Nutrien: Mangrove dan rumput laut juga menyediakan habitat yang sangat
produktif untuk berbagai organisme. Daun yang gugur dan dekomposisi material organik
dari mangrove memberikan tambahan nutrien untuk ekosistem estuaria.
Keberlanjutan Ekosistem:
2. Pantai berbatu dicirikan oleh adanya belahan batuan cadas. Komunitas organisme pada
Pantai berbatu hidup di permukaan. Bila dibandingkan dengan habitat pantai lainnya, pantai
berbatu memiliki kepadatan mikroorganisme yang tinggi, khususnya di habitat intertidal di
daerah angin (temperate) dan subtropic. Faktor-faktor fisika-kimiawi lingkungan memainkan
peran integral dalam membentuk dan mempertahankan keanekaragaman hayati ekosistem
Pantai berbatu. Salah satu aspek utama yang memengaruhi ekosistem ini adalah salinitas air
laut. Pantai berbatu terkena pengaruh pasang surut yang membawa air tawar dari sungai atau
hujan, sehingga menciptakan fluktuasi dalam salinitas. Organisme di sini, mulai dari ganggang
hingga invertebrata, harus memiliki adaptasi khusus untuk menanggapi perubahan salinitas ini,
mengingat salinitas yang rendah dapat mengakibatkan kekeringan sel dan salinitas yang tinggi
dapat menjadi tantangan osmoregulasi.
faktor-faktor fisika-kimiawi lingkungan yang berpengaruh terhadap
keanekaragaman hayati ekosistem Pantai berbatu
Suhu air dan udara merupakan faktor penting yang memengaruhi kehidupan di pantai
berbatu. Variabilitas suhu harian dan musiman dapat memengaruhi metabolisme,
pertumbuhan, dan aktivitas biologis organisme. Oleh karena itu, organisme di pantai berbatu
telah mengembangkan mekanisme adaptasi untuk mengatasi fluktuasi suhu yang signifikan,
seperti perubahan pola makan dan perilaku reproduksi.
Arus laut di pantai berbatu memainkan peran dalam membentuk kondisi lingkungan.
Kecepatan dan arah arus laut dapat memengaruhi struktur substrat, distribusi nutrien, dan
pergerakan organisme laut. Adanya arus dapat menjadi tantangan untuk beberapa organisme,
sementara organisme lain memanfaatkannya sebagai sumber makanan atau untuk
menyebarkan larva mereka.
Ketersediaan nutrien juga menjadi faktor penting dalam mendukung keanekaragaman hayati
di pantai berbatu. Nutrien seperti nitrogen dan fosfor dapat berasal dari air laut, sungai, atau
dari dekomposisi organisme. Ketersediaan nutrien ini mendukung pertumbuhan beragam
makhluk laut, termasuk alga dan invertebrata, yang menciptakan dasar rantai makanan yang
kaya dan mendukung kelimpahan hayati.
Struktur substrat, termasuk jenis batu dan karang, juga mempengaruhi ekosistem pantai
berbatu. Bebatuan menyediakan tempat persembunyian, tempat melekat, dan habitat bagi
berbagai spesies. Organisme, seperti hewan filter feeder dan moluska, dapat bergantung pada
struktur batuan untuk tetap stabil dan menemukan sumber makanan.
Dalam rangkaian ini, ekosistem pantai berbatu juga dipengaruhi oleh kondisi oksigen terlarut
dalam air. Konsentrasi oksigen terlarut dapat dipengaruhi oleh suhu, salinitas, dan aktivitas
biologis. Organisme di sini, khususnya yang hidup di zona intertidal yang terkena pasang surut,
harus mampu mengatasi fluktuasi konsentrasi oksigen untuk menjaga fungsi fisiologis yang
optimal.
Melalui interaksi kompleks antara faktor-faktor fisika-kimiawi ini, ekosistem pantai berbatu
menjadi tempat yang kaya dan unik. Organisme di sini telah mengembangkan adaptasi dan
interaksi yang rumit untuk tetap eksis di lingkungan yang berubah-ubah, dan inilah yang
menciptakan keanekaragaman hayati yang memukau di pantai.
Adaptasi Flora dan Fauna Terhadap Variasi Kondisi Lingkungan di Ekosistem Pantai
Berbatu:
Adaptasi ini memungkinkan flora dan fauna di ekosistem pantai berbatu untuk bertahan hidup
dan berkembang biak di lingkungan yang keras dan berfluktuasi. Melalui evolusi mekanisme
ini, organisme dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dan
berkontribusi pada keanekaragaman hayati ekosistem pantai berbatu.
3. Keterkaitan fungsional antara ekosistem pesisir, terumbu karang, lamun, dan mangrove
membentuk suatu sistem ekologis yang kompleks dan saling mendukung. Masing-masing
ekosistem ini memberikan kontribusi unik terhadap keseimbangan lingkungan dan memberikan
berbagai manfaat penting bagi kehidupan manusia dan ekosistem laut.
Ekosistem Pesisir:
- Keterkaitan Fungsional: Ekosistem pesisir mencakup daerah di sepanjang garis pantai
yang melibatkan daratan dan perairan dangkal. Ekosistem ini berinteraksi dengan
ekosistem terumbu karang, lamun, dan mangrove. Pesisir sering berfungsi sebagai zona
transisi antara ekosistem darat dan laut, menyediakan habitat bagi berbagai organisme
laut dan darat.
Terumbu Karang:
- Keterkaitan Fungsional: Terumbu karang menyediakan struktur kompleks yang menjadi
habitat bagi berbagai organisme laut. Terumbu karang mendukung kehidupan laut
dengan memberikan tempat berlindung, sumber makanan, dan tempat berkembang biak.
Lamun:
- Keterkaitan Fungsional: Lamun adalah tanaman laut yang tumbuh di dasar laut dangkal.
Lamun menyediakan tempat berkembang biak yang aman, tempat berlindung, dan
sumber makanan untuk berbagai organisme laut.
Mangrove:
- Keterkaitan Fungsional: Mangrove tumbuh di daerah pesisir dan menciptakan ekosistem
unik yang menyatu dengan ekosistem air payau dan laut. Akar mangrove memberikan
tempat berlindung bagi ikan dan invertebrata, dan mangrove juga berinteraksi dengan
sedimen dan air.
- Habitat dan Makanan: Lamun menyediakan habitat yang penting untuk berbagai jenis
ikan, moluska, dan biota laut lainnya. Daun lamun juga merupakan sumber makanan
langsung untuk beberapa spesies.
- Stabilisasi Substrat: Akar lamun membantu mengikat dan menstabilkan substrat,
mencegah erosi dan memberikan kestabilan pada lingkungan sekitarnya.
- Penyimpan Karbon: Lamun dapat berperan sebagai penyimpan karbon yang penting,
membantu mengurangi kandungan karbon di atmosfer.
Manfaat Penting:
- Pelindung Pantai: Mangrove berperan sebagai benteng alami yang melindungi pantai
dari abrasi, badai, dan gelombang laut.
- Tempat Berkembang Biak: Mangrove menyediakan habitat yang penting sebagai tempat
berkembang biak bagi berbagai spesies ikan dan burung laut.
- Penyimpan Karbon: Mangrove berperan sebagai penyimpan karbon yang signifikan,
membantu mengurangi emisi karbon dioksida di atmosfer.
Keterkaitan fungsional antara ekosistem pesisir, terumbu karang, lamun, dan mangrove
menciptakan jaringan ekologis yang kompleks. Keberlanjutan dan keseimbangan dari
masing-masing ekosistem ini menjadi kunci dalam mendukung keanekaragaman hayati dan
manfaat ekosistem yang vital bagi manusia dan lingkungan.
- Optimalitas: Rumput laut memiliki kisaran suhu optimal untuk pertumbuhan dan
reproduksi, sehingga fluktuasi suhu yang signifikan dapat menjadi faktor pembatas.
Perubahan suhu dapat mempengaruhi aktivitas biologis dan metabolisme rumput
laut, yang pada gilirannya dapat membatasi area penyebaran dan pertumbuhan
mereka.
- Pembatasan: Suhu air yang di luar kisaran optimal dapat membatasi penyebaran dan
pertumbuhan rumput laut. Suhu yang terlalu rendah atau tinggi dapat menghambat
proses fisiologis dan metabolisme.
Kedalaman Air:
- Pembatasan: Kedalaman air yang terlalu dalam atau terlalu dangkal dapat menjadi
faktor pembatas dalam penyebaran rumput laut. Beberapa spesies lebih sukses di
zona intertidal, sementara yang lain tumbuh lebih baik pada kedalaman air yang lebih
besar.
- kedalaman air menjadi faktor kritis dalam penyebaran rumput laut. Setiap spesies
rumput laut memiliki toleransi terhadap kedalaman air yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, ketidaksesuaian dengan kondisi kedalaman tertentu dapat menjadi
pembatas bagi penyebaran mereka. Seiring dengan kedalaman air, intensitas cahaya
juga memainkan peran penting. Rumput laut membutuhkan cahaya matahari untuk
fotosintesis, dan oleh karena itu, lingkungan yang kurang terpapar cahaya matahari,
seperti perairan yang dalam atau keruh, dapat membatasi pertumbuhan mereka.
Intensitas Cahaya:
Arus Laut:
- Penyebaran Spora: Rumput laut dapat menyebarkan spora untuk reproduksi, dan arus
laut memainkan peran dalam penyebaran spora ini.
- Pembatasan: Arus laut yang terlalu kuat dapat menghambat penyebaran dan
penempelan spora, serta memengaruhi pertumbuhan rumput laut yang telah melekat
pada substrat.
Ketersediaan Nutrien:
- Pentingnya Nutrien: Rumput laut memerlukan nutrien seperti nitrogen dan fosfor
untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
- Pembatasan: Ketersediaan nutrien yang rendah dapat membatasi pertumbuhan
rumput laut. Sebaliknya, di beberapa lokasi dengan kelebihan nutrien, pertumbuhan
rumput laut dapat dikendalikan oleh kompetisi dengan alga berkeping satu yang cepat
tumbuh.
Salinitas:
Kondisi Substrat:
- Jenis Substrat: Rumput laut melekat pada substrat, dan jenis substrat seperti pasir,
lumpur, atau batu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan penyebarannya.
- Pembatasan: Kondisi substrat yang tidak sesuai atau kurang stabil dapat membatasi
kemampuan rumput laut untuk tumbuh dan berkembang biak.