Anda di halaman 1dari 91

Konservasi

Ekosistim
Pemahaman Tentang
Konservasi ekosistim
Ekosistem bukan hanya tempat
lingkungan biotik dan non-biotik berada...
Ekosistem:
1. Sebuah unit fungsional dimana lingkungan biotik dan abiotik tidak
dapat dipisahkan dan saling berinteraksi.
2. Kesatuan komunitas tumbuh-tumbuhan, hewan, organisme dan
non-organisme lain serta proses yang menghubungkannya dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktivitas
(UU No. 27 tahun 2007).
3. Terdiri dari sejumlah populasi-populasi yang secara dinamis
berinteraksi dengan lingkungan fisika dan kimiawi yang senantiasa
berubah.

3
Pengertian Konservasi Ekosistem
Konservasi ekositem tidak akan lepas sumberdaya alam
hayati. Menurut UU No. 5 tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya, Konservasi sumber daya alam hayati
adalah : pengelolaan sumber daya alam hayati yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk
menjamin kesinambungan persediaannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya.
Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem
berasaskan pelestarian dan pemanfaatan sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan
seimbang.
Tujuan Konservasi Ekosistem

mengusahakan terwujudnya kelestarian


sumber daya alam hayati keseimbangan
ekosistemnya sehingga dapat lebih
mendukung upaya peningkatan
keseimbangan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mutu
kehidupan
Implementasinya Konservasi Ekosistem

Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem


menjadi tanggung jawab pemerintah serta
masyarakat. Konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya dilakukan melalui beberapa kegiatan,
yaitu perlindungan sistem penyangga kehidupan yang
merupakan satu proses alami berbagai unsur hayati
dan non hayati yang menjamin kelangsungan
kehidupan makhluk, pelestarian keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya serta
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya
Ekosistem Akuatik
Jenis Ekosistem Akuatik
 Ekosistem Air Tawar
 Ekosistem Estuaria
 Ekosistem Pantai
 Ekosistem Rawa
 Ekosistem Mangrove
 Ekosistem Lamun
 Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem Air Tawar :
bagian dari ekosistem akuatik Bumi, termasuk danau dan
kolam, sungai, aliran, mata air, rawa, dan lahan basah.

Ciri-ciri ekosistem air tawar :


1. Tidak terdapat variasi suhu yang mencolok.
2. Kecenderungan penetrasi terhadap cahaya sangat kurang yang
dipengaruhi oleh cuaca juga iklim.
3. Tumbuhan yang banyak dijumpai pada ekosistem yang satu ini
adalah jenis ganggang.
4. Organisme yang hidup di dalam ekosistem ini umumnya telah
mengalami fase adaptasi.
5. Kadar garam sangat rendah bahkan jauh lebih rendah jika
dibandingkan kadar garam pada protoplasma organisme air.
Ekosistem Air Tawar
1. Ekosistem lentik atau air tenang.
Ekosistem air tenang ini mencakup beberapa ekosistem : danau dan rawa.
Danau dibagi ke dalam 4 wilayah :
 Wilayah Litoral. Titik ini adalah wilayah danau yang dangkal dimana
cahaya menembus kedalaman air secara optimal. Suhu airnya lumayan
hangat sebab berdekatan dengan tepi danau. Pada wilayah ini diketemukan
tumbuhan air dengan akar dimana bagian daunnya mencuat ke permukaan
air.
 Wilayah Limnetik. Adalah wilayah danau yang agak jauh dari tepi danau
namun airnya masih bisa ditembus oleh cahaya matahari. Wilayah danau
yang satu ini banyak dihuni oleh fitoplankton juga ganggang dan cynobakteri.
 Wilayah Profundal. Merupakan wilayah danau dengan tingkat kedalaman
yang tinggi dan biasa disebut wilayah afotik. Wilayah ini banyak dihuni cacing
juga beragam jenis mikroba.
 Wilayah bentik. Daerah ini berada di titik paling dasar dari danau dan di
tempat ini terdapat beragam bentos juga sisaorganisme-organisme yang
telah mati.
Ekosistem Air Tawar
2. Ekosistem lotik
Yakni ekosistem air tawar yang airnya mengalir, contoh nya adalah
sungai (yang diartikan sebagai suatu badan air dimana air tersebut
mengalir ke suatu titik yang lebih rendah).
Air pada sungai mengandung sedikit makanan dan sedimen. Aliran air
pada sungai membuat komposisi oksigen di dalam airnya lebih tinggi.
Organisme yang mendiami sungai sedikit terbatas jika dibandingkan
dengan danau. Hal ini disebabkan oleh airnya yang mengalir sehingga
menyulitkan organisme semacam plankton untuk berdiam diri di
dalamnya.
Dibagi ke dalam 3 wilayah yakni
a) Hulu sungai,
b) Anak sungai dan
c) Hilir sungai
Ekosistem Estuaria :
 Perairan semi tertutup yang berhubungan bebas dengan
laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat
bertemu dan bercampur dengan air tawar (Nybakken,
1992)
 Badan air setengah tertutup di wilayah pesisir, dengan
satu sungai atau lebih yang mengalir masuk ke
dalamnya, serta terhubung bebas dengan laut terbuka.
Kebanyakan muara sungai ke laut membentuk estuari;
namun tidak demikian jika bermuara ke danau, waduk,
atau ke sungai yang lebih besar
Ekosistem Estuaria :
Ciri-ciri :
1. Perairan Semi Tertutup
2. Bagian dari muara sungai
3. Dipengaruhi pasang surut
4. Didominasi substrat lumpur
5. Kaya bahan organic
6. Tempat cadangan makanan bagi beberapa organisme
7. Berhubungan dengan laut secara langsung
8. Pertemuan antara air tawar dan laut
Ekosistem Pantai :
sebuah kesatuan komponen baik biotik maupun abiotik
yang berada di sekitar pantai dan saling berinteraksi antara
satu dengan lainnya, serta saling mempengaruhi dan
terbentuknya sebuah aliran energi.
Selain membentuk suatu energi, interaksi antara komponen-
komponen tersebut juga membentuk sebuah struktur biotik
dan juga siklus materi
Ekosistem Pantai
Ciri-ciri :
1. Memiliki garis pantai yang permanen dan juga terjaga
dengan baik. Garis pantai yang dimaksud adalah wilayah
atau batasan antara daratan dengan lautan. Ekosistem
pantai yang baik adalah pantai yang mempunyai ciri garis
pantai yang terjaga dan juga permanen.
2. Terdapat ekosistem mangrove di sekitar pantai.
3. Terdapat pola usaha budidaya air payau
4. Pencemaran atas pantai bisa dikendalikan.
5. Berperan sebagai rumah bagi aneka jenis makhluk hidup
dan bisa menjadi sumber kehidupan bagi manusia yang
tinggal di sekitaran pantai tersebut
Ekosistem Rawa
Suatu daerah yang tergenang air, baik air tawar maupun
payau dan merupakan ekosistem yang unik karena terdiri
atas tanah dan air. Vegetasi yang biasa terdapat di
ekosistem rawa diantaranya mangrove dan hutan galam
Ekosistem Rawa
Ciri-ciri :
1. Variasi suhu perairan yang tidak terlalu mencolok
2. Penetrasi cahaya tergolong baik
3. Flora di dominasi oleh ganggang

Jenis-jenis rawa :
1. Rawa Asin; Ekosistem rawa yang memliki air asin disini biasanya
akan mudah kita jumpai di pantai yang biasanya terkena pengaruh
pasang atau surut air pantai.
2. Rawa Air Payau ; percampuran yang sama rata antara air asin
dengan air tawar. mudah kita jumpai di sekitar muara sungai
3. Rawa Air Tawar ; memiliki air yang tawar dan tidak bercampur atau
terkontamnasi dengan air-air dari sumber lain.
Ekosistim Mangrove
Mangrove
Merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi
oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu
tumbuh & berkembang di daerah intertidal pantai
berlumpur.
Tipe hutan khas di sepanjang pantai terlindung atau muara
sungai yang dipengaruhi pasang surut.
Hutan yang komposisi vegetasinya hampir homogen, tersusun
dari spesies pohon atau perdu yang kebanyakan tumbuh
di tepi pantai yang terlindung.
Disebut juga hutan pantai, hutan pasut, hutan payau, hutan
bakau, mangal.
Batasan: bakau digunakan untuk jenis-jenis Rhizophora, sedangkan mangrove
untuk jenis-jenis tumbuhan yang tumbuh di lingkungan yang khas
tersebut.
TEMPAT TUMBUH
1. Pantai datar & berlumpur di daerah
intertidal & supratidal yang cukup
mendapat aliran air, terlindung dari
gelombang besar & arus pasang-surut
yang kuat.
2. Tumbuh lebat di muara & sebaliknya di
daerah bukan muara.
3. Tidak tumbuh di pantai terjal, berombak
keras, & arus pasut kuat karena tidak
terjadi pengendapan lumpur.
Mangrove pasir Mangrove sungai

Mangrove tegalan Mangrove muara


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN
1. Salinitas
Umumnya holohyt, kecuali Acanthus illicifolis & Acrostichum
aureum tumbuh di air tawar.
Salt secretors, sekresi garam melalui kelenjar daun: Avicennia
marina, Aegiceras, Corniculatum.
Salt excludes, kelebihan garam disimpan di daun yang tua:
Rhizophora & Sonneratia.
2. Tanah
Faktor fisik: transport nutrien.
Faktor kimia: penggumpalan partikel.
Faktor biotik: perombakan senyawa organik.
3 Oksigen
O2 sangat terbatas, mengembangkan sistem pernafasan melalui
akar dengan pneumatophores.
Sistem perakaran luas & dangkal (akar jangkung & lutut).
Sebaran hutan mangrove di Indonesia
ZONASI MANGROVE
Dutentukan oleh fisiografi, kisaran pasut & iklim

1. Landward zone (ke arah darat)


Zona sempit
Sering bercampur hutan tropis
Berdekatan dengan tanah yang ditumbuhi rumput
Komposisi jenis: Excoecaria agallocha, Lumitzera
littorea, Aegiceceros corniculatum, & Aegialitis.
2. Ceriops zone
Sampai ketinggian 5 m
Menempati daerah lebar dengan jenis tunggal
Komposisi jenis: Ceriops decaudra
3. Bruguiera zone
Australia Timur Laut + 30 m
Salinitas rendah dengan tanah agak miring
Komposisi jenis: Bruguiera gymnorrhiza,
Xylocarpus granatum, Xylocarpus australosicus,
Heritiera littoris
4. Rhizophora zone
Di belakang seaward zone
Komposisi jenis: Rhizophora stylosa

5. Seaward zone
Dominan sebagai tumbuhan pionir
Komposisi jenis: Avicennia marina, Sonneratia sp.
CONTOH ZONASI MANGROVE DI CILACAP

Aa: Avicennia alba Bp: B. parviflora Rm: R. mucronata


Ac: Aegiceras corniculatum Ct: Ceriops tagal Sb: Sarcolobus banksii
Bc: Bruguiera cylindrica Dh: Deris heterophylla Xg: Xylocarpus granatum
Bg: B. gymnorrhiza Rh: Rhizophora apiculata
ZONASI MANGROVE
(De Haan dalam Russell & Yonge, 1968)

A. ZONA AIR PAYAU - AIR LAUT (Salinitas 10-30‰)


1. Area yang terendam 1 atau 2 kali/hari selama 20 hari/bulan: hanya
Rhizophora mucronata yang dapat tumbuh.
2. Area yang terendam 10-19 kali/bulan: Avicennia alba; A. marina,
Sonneratia sp. & dominan Rhizophora sp.
3. Area yang terendam < 9 kali/bulan: Rhizophora sp. & Bruguiera sp.
4. Area yang terendam hanya beberapa hari/tahun: Bruguiera
gymnorrhiza dominan & R. apiculata masih dapat hidup.
B. ZONA AIR TAWAR - PAYAU (salinitas 0-10 ‰)
1. Area yang kurang lebih masih dibawah pengaruh pasang surut:
asosiasiasi Nypa.
2. Area yang terendam secara musiman: Hibiscus dominan.
ZONASI MANGROVE DI INDONESIA

1. Daerah yang paling dekat dengan laut sering


ditumbuhi Avicennia & Sonneratia. Sonneratia biasa
tumbuh pada lumpur dalam yang kaya bahan organik.
2. Lebih ke arah darat, umumnya didominasi
Rhizophora sp. Di zona ini juga dijumpai Bruguiera &
Xylocarpus.
3. Zona berikutnya didominasi Bruguiera sp.
Selanjutnya terdapat zona transisi antara hutan
mangrove & hutan dataran rendah yang umumnya
ditumbuhi Nypa fruticans & Panddnus spp.
Contoh zonasi mangrove yang umum di Indonesia
Daur hidup Rhizophora
Adaptasi pohon mangrove
1. Adaptasi terhadap kadar oksigen rendah
Pohon mangrove memiliki akar yang khas: (1) bertipe cakar ayam,
mempunyai pneumatofora (Avicennia spp., Xylocarpus spp. &
Sonneratia spp.) untuk mengambil O2 dari udara; & (2) bertipe
penyangga/tongkat, mempunyai lentisel (Rhizophora spp.).
2. Adaptasi terhadap kadar garam tinggi
Memiliki sel khusus dalam daun yang berfungsi untuk menyimpan
garam; Daun tebal & kuat serta banyak mengandung air untuk
mengatur keseimbangan garam; Daun memiliki struktur stomata
khusus untuk mengurangi penguapan.
3. Adaptasi terhadap tanah yang labil dan adanya pasang-surut
Mengembangkan struktur akar yang ekstensif & membentuk
jaringan horizontal yang lebar. Di samping untuk memperkokoh
pohon, akar juga berfungsi untuk mengambil unsur hara &
menahan sedimen.
FUNGSI MANGROVE
1. Kemampuan mendukung eksistensi
lingkungan fisik & biota.
2. Sebagai penahan angin, ombak & arus.
3. Sebagai pengendali banjir.
4. Sebagai perangkap sedimen.
5. Sebagai penahan intrusi air asin.
6. Tempat persembunyian & berkembang biak
biota akuatik.
7. Tempat penyumbang zat hara untuk
perairan di sekitarnya.
Ekosistem mangrove sebaga penunjang kehidupan
FUNGSI EKOLOGIS HUTAN
MANGROVE
Sebagai peredam gelombang & angin badai, pelindung pantai dari
abrasi, penahan lumpur & perangkap sedimen yang diangkut
oleh aliran air permukaan.
Sebagai penghasil sejumlah besar detritus, terutama yang
berasal dari daun & dahan pohon mangrove yang rontok.
Sebagian detritus dimanfaatkan sebagai bahan makanan bagi
pemakan detritus, dan sebagian lagi diuraikan secara
bakterial menjadi mineral-mineral hara yang berperan dalam
penyuburan perairan.
Sebagai daerah asuhan (nursery ground), daerah mencari
makanan (feeding ground) dan daerah pemijahan (spawning
ground) bermacam biota perairan (ikan, udang & kerang-
kerangan baik yang hidup di perairan pantai maupun lepas
pantai.
Fungsi mangrove sebagai daerah asuhan
Contoh ekosistem mangrove yang masih baik
(Sumber: Bengen, 2002)
3. Keanekaragaman Hayati dan Ekosistim Penting di Wilayah Pesisir,

Pedoman Pengelolaan Mangrove


1. Hindari konversi mangrove berlebih
2. Pemeliharaan substrat dan hidrologi
3. Pemeliharaan keseimbangan garis pantai
4. Penetapkan batas produksi
5. Rencana penenggulangan pencemaran
6. Jaga kelangsungan pola-pola alamiah: siklus pasut dan
limpasan air tawar
7. Pengaturan alat tangkap dan usaha penangkapan ikan di
daerah sekitarnya
8. Rehabilitasi
9. Pemantauan
Persemaian

9/11/2019 39
Contoh Persemaian

9/11/2019 40
Contoh Persemaian

9/11/2019 41
Penanaman Dengan Sistim Rumpun
Berjarak

9/11/2019 42
Cara tanam

9/11/2019 43
Cara tanam

9/11/2019 44
Cara tanam

9/11/2019 45
Bentuk Aktivitas Manusia Yang Dapat
Merusak Tanaman

9/11/2019 46
Pelebaran Jarak Tanam

47
Perawatan bibit penentu keberhasilan
penanaman

9/11/2019 48
Ekosistim Lamun
PADANG LAMUN
Lamun (seagrass) merupakan Angiospermae
(Spermatophyta), berbiji satu (monokotil) yang hidup
terendam di laut.
Mengkolonisasi suatu daerah melalui penyebaran buah
(propagule) yang dihasilkan secara seksual (dioccious).
Umumnya membentuk padang luas di dasar laut yang
masih dapat dijangkau cahaya matahari.
Hidup di perairan dangkal & jernih di kedalaman 2-12
m dengan sirkulasi air yang baik.
Tumbuh pada substrat berlumpur sampai berbatu,
dominan tumbuh di substrat lumpur-berpasir.
MORFOLOGI LAMUN
Umumnya memiliki bentuk morfologi luar yang hampir sama:
Terdiri dari 3 bagian utama: daun, rimpang (rhizome) &
akar.
Tumbuh tegak, berdaun tipis, & memiliki sistem perakaran
menjalar. Memiliki rimpang (rhizoma) berbuku-buku yang
tumbuh mendatar di dalam sedimen. Akar tumbuh pada
buku rimpang.
Tunas berbatang pendek & muncul dari buku-buku rimpang.
Dengan rimpang & akar lamun dapat menancapkan dirinya
dengan kokoh pada sedimen hingga tahan terhadap
hempasan gelombang dan arus.
Struktur morfologi lamun
BENTUK VEGETATIF LAMUN
Bentuk vegetatif lamun memperlihatkan tingkat
keseragaman yang tinggi.
Hampir semua marga mempunyai rimpang yang
berkembang baik & bentuk daun memanjang (linear)
atau sangat panjang berbentuk seperti ikat
pinggang (strap shaped), kecuali pada Halophila.
Oleh karena itu lamun umumnya dianggap sebagai
kelompok tumbuhan yang homogen. Meskipun
demikian bentuk pertumbuhan, sistem percabangan
& struktur anatomi lamun memperlihatkan
keanekaragaman.
Daun Lamun
Daun lamun tipis berbentuk pita, lidi, atau lonjong
panjang antara 2–220 cm. Pada daun terdapat
saluran-saluran air & bentuk pertumbuhannya
monopodial.
Lamun yang mempunyai daun berbentuk pita: Enhalus
acoroides, Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia,
H. uninervis, Thalassia hemprichii, & Thalassodendron
cilliatum.
Lamun yang mempunyai daun berbentuk lonjong: Halophila
minor/ovata, H. ovalis, & H. spinilosa.
Ukuran daun terbesar dimiliki Enhalus acoroides dengan
panjang 70–220 cm & lebar 0,7–2,5 cm. Jenis lain
mempunyai panjang tidak lebih dari 40 cm.
HABITAT LAMUN
Daerah muara/estuari bersalinitas cukup tinggi &
selalu tergenang air pada saat surut atau daerah
pasut terendah sampai subtidal di kedalaman
sampai 40 m selama mosih ada sinar matahari.
Perairan dangkal (2-12 m) yang jernih & cohaya
matahari dapat menembus sampai dasar serta
sirkulasi air yang baik.
Substrat pasir, pasir-lumpuran, lumpur-pasiran,
lumpur lunak,fragmen karang, atau berbatu.
Padang lamun yang luas lebih sering ditemukan di
substrat lumpur-pasiran yang tebal antara hutan
mangrove dan terumbu karang.
HABITAT KELOMPOK

Berbagai bentuk pertumbuhan lamun terkait secara


ekologi (den Hartog, 1967):
Parvososterid & Halophilid ditemukan pada hampir
semua habitat; dari pasir kasar s/d lumpur lunak,
daerah pasang surut s/d kedalaman 90 m, dan mulai
dari laut terbuka s/d estuaria.
Magnozosterid dijumpai pada berbagai substrat
terbatas pada sublitoral. Batas kedalaman 10–12 m.
Syringodiid, Enhalid & Amphibolid didapatkan sampai
batas kedalaman sublitoral atas (uper litoral).
Enhalid & Amphibolid hidup pada substrat pasir &
karang, kecuali Enhalus acoroides pada substrat
pasir lumpuran.
Sebaran Lamun
Tergantung pada luas rataan terumbu
& daerah intertidal.
Secara vertikal, lamun dapat tumbuh
mulai dari permukaan laut s/d
kedalaman 40-90 m, di mana cahaya
matahari masih dapat menembus
dengan tingkat energi yang masih
memadai untuk fotosistensis.
Jenis-jenis lamun di Indonesia
No. Spesies Nama Lokal
1 Syringodium isoetifolium Lamun alat suntik
2 Thalassodendron ciliatum Lamun kayu
3 Halophila ovalis Lamun senduk
4 Halophila decipiens Lamun senduk tak berurat
5 Enhalus acoroides Lamun tropika
6 Cymodocea rotundata Lamun berujung bulat
7 Halodule uninervis Lamun serabut, var. daun lebar
8 Halodule pinifolia Lamun serabut, var. daun sempit
9 Halophila minor Lamun senduk kecil
10 Halophila spinulosa Lamun senduk dasar keriting
11 Cymodocea serrulata Lamun bergigi
12 Thalassia hemprichii Lamun dugong
Sebaran lamun di Indonesia
FAKTOR PERAIRAN YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN LAMUN

Perairan laut dangkal merupakan bagian lingkungan bahari


yang produktif.
1. Cahaya matahari dapat menembus sampai dasar
2. Cukup unsur hara dalam sedimen.
Unsur hara & cahaya matahari merupakan kebutuhan utama
bagi pertumbuhan lamun. Lamun dapat menyerap unsur
hara melalui helaian daun, akar, & rimpang. Di perairan
tropis penyerapan unsur hara melalui daun lebih kecil bila
dibandingkan melalui akar. Sehingga sumber utama unsur
hara lebih banyak berasal dari sedimen.
3. Sirkulasi air harus baik.
Air mengalir diperlukan untuk menghantarkan unsur hara,
oksigen, & mengangkut hasil metabolisme lamun, seperti
karbon dioksida ke luar padang lamun
ADAPTASI
Lamun dapat menyesuaikan diri untuk hidup & tumbuh
di lingkungan laut dengan kemampuan:
1. Hidup pada air asin.
2. Berfungsi normal dalam keadaan terbenam.
3. Bertahan terhadap arus & gelombang melalui sistem
perakaran yang baik
4. Berbiak secara generatif (biji) dalam keadaan
terbenam.

Sumber: den Hartog, 1977


Fungsi padang lamun
Secara ekologis padang lamun mempunyai fungsi
sebagai:
1. Produsen detritus & zat hara (produsen primer).
2. Mengikat sedimen & menstabilkan substrat lunak
dengan sistem perakaran yang padat & saling
menyilang.
3. Pendaur unsur hara
4. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh
besar, & memijah bagi beberapa jenis biota laut,
terutama yang melewati masa dewasanya di
lingkungan ini.
5. Sebagai tudung pelindung bagi biota padang lamun
dari sengatan matahari.
Biota padang lamun
Rantai makanan di padang lamun
Pedoman Pengelolaan Lamun
•Minimumkan sedimentasi, pencemaran,
atau urbanisasi

•Jaga salinitas alami dengan tidak


mengubah masukan air tawar dan laut
(misal, tidak membendung sungai)

•Atur jenis dan luasan budidaya yang ada


di dekatnya

•Atur alat tangkap dan usaha


penangkapan di kawasan sekitarnya

Photos: (a) G. Pergent. (b) G. A. Kendrick, (c) J. Reid, (d) R. P. van


Dam. Source: A Global Crisis for Seagrass Ecosystems

69
Ekosistim Terumbu Karang
Terumbu karang ....

❑Menghasilkan produksi ikan


tertinggi dari semua habitat di
dunia
❑Mendukung lebih dari 1,000
spesies ikan ekonomis penting
❑Memelihara kualitas perairan
sekitar
❑Mengurangi erosi dan bahaya
akibat badai di wilayah pesisir
❑Aset pariwisata Photo credits: NOAA
TERUMBU KARANG

Merupakan suatu ekosistem khas yang terdapat di


wilayah pesisir & laut tropis.

Terbentuk dari endapan masif kapur (CaCO3) yang


dihasilkan oleh karang pembentuk terumbu (karang
hermatipik*), sedikit algae berkapur & organisme lain
yang menyekresi CaCO3.

*Karang hermatipik merupakan organisma dari filum Cnidaria,


ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan zooxantellae.
SEJARAH PEMBENTUKAN
Ekosistem terumbu karang mempunyai sifat khas yang
paling tahan & berumur sama tua dengan ekosistem bumi
(Alkrine, 1978).
Suatu terumbu karang yang mengandung fosil terumbu
karang batu telah berumur 500 juta tahun diketemukan
di Basin Michigan (Newel, 1972).
Karang batu diperkirakan telah ada sejak periode
Kambrium, yaitu jenis karang batu yang mempunyai 4
septa, sedangkan karang batu yang mempunyai 6 septa
telah atau mulai ada sejak periode Trias (Storer &
Usinger, 1957).
Faktor lingkungan yang
mempengaruhi pembentukan &
perkembangan terumbu karang
(Goretti, 1976):
1. Kedalaman, dilaut tropis 50–90 m, terbaik 20 m.
2. Temperatur 18–36oC, terbaik 25 oC.
3. Salinitas 27–40‰, terbaik 36‰.
4. Cahaya, cukup untuk fotosintesis.
5. Sirkulasi air baik, penting untuk mendapatkan nutrisi
(terutama zooplankton), sirkulasi O2 & pemindahan sedimen.
6. Substrat keras & kuat sebagai tempat melekat planula.
7. Sedimentasi, rendah.
8. Predator sedikit/tidak ada.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi terumbu karang
Lokasi & Syarat Tumbuh

1. Wilayah perairan dangkal bebas sedimen.


2. Dapat tumbuh & berkembang di kawasan
laut yang berombak cukup kuat,
berhadapan dengan laut bebas dengan
lereng sempit atau curam.
3. Hidup pada 30o LU-30o LS
Kelompok ikan penghuni karang bercabang
Kelompok ikan penghuni karang meja
Kelompok ikan penghuni karang masif
Sebaran terumbu karang di Indonesia
Bentuk/tipe terumbu karang
Pembentukan atol
Fungsi ekonomi terumbu
karang
1. Penunjang kehidupan laut yang kaya, terutama di
Asia Tenggara. Sebagai sumberdaya laut terdapat
+ 93.000 jenis biota di terumbu karang).
2. Tempat penangkapan berbagai jenis biota laut
konsumsi & berbagai jenis ikan hias.
3. Penyedia makanan & tempat mencari makan
berbagai biota laut.
4. Bahan konstruksi bangunan & pembuatan kapur.
5. Bahan perhiasan.
6. Bahan baku farmasi.
Ancaman terhadap terumbu karang
Pedoman Pengelolaan untuk Muara dan Laguna

•Minimumkan guna lahan di


dekatnya
•Jaga salinitas alami
•Atur jenis dan luasan budidaya di
dekatnya
•Atur alat tangkap dan usaha
penangkapan di daerah sekitarnya
•Lakukan AMDAL bagi setiap
pembangunan di dekatnya

Photo credit: Yael Dharamsala

87
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil


atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilo
meter persegi) beserta kesatuan Ekosistemnya
Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan perairan di
sekitarnya dilakukan berdasarkan kesatuan
ekologis dan ekonomis secara menyeluruh dan
terpadu dengan pulau besar di dekatnya
Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan perairan di
sekitarnya diprioritaskan untuk salah satu atau lebih
kepentingan berikut:
1. konservasi (kelestarian ekosistem, alur migrasi ikan,
habitat dan situs budaya);
2. pendidikan dan pelatihan;
3. penelitian dan pengembangan;
4. budidaya laut;
5. pariwisata;
6. usaha perikanan dan kelautan dan industri perikanan
secara lestari;
7. pertanian organik; dan/atau
8. peternakan
Analisis Value Ekosistem
Shathirathai (2003) mengatakan bahwa metode valuasi ekonomi
menyangkut pengukuran moneter dari sebuah perubahan
kesejahteraan seseorang yang disebabkan oleh perubahan kualitas
lingkungan. Nilai pengukuran ini dikenal sebagai nilai ekonomi total
(Total Economic Value; TEV).
Analisis Value Ekosistem
No Jenis Nilai Definisi
1 Nilai Langsung (Direct Nilai saat ini dari penggunaan sebuah sumber
Use Value) daya, berdasarkan penggunaan sumber daya itu
sendiri.
2 Nilai Tidak Langsung Nilai saat ini dari penggunaan sebuah sumber
(Indirect Use Value) daya, berdasarkan penggunaan secara tidak
langsung.
3 Nilai Pilihan (Option Nilai pengunaan sumber daya di masa yang
Value) akan datang.
4 Nilai Warisan (Bequest Nilai yang diperoleh melalui pelestarian sumber
Value) daya untuk generasi mendatang.
5 Nilai Keberadaan Nilai yang berasal dari apresiasi terhadap
(Eqsistence Value) sesuatu untuk kepentingan sendiri, yang tidak
memerlukan kontak langsung maupun
kedekatan.
Sistem Perlindungan Ekosistem
 Lisan
1. Aturan Adat
2. Kesepakatan Umum
 Tertulis
1. Adat
2. Lokal
3. Nasional
4. Regional
5. Global
Burung Irian….
Burung Cendrawasih

Cukup sekian
dan………………………
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai