Anda di halaman 1dari 17

EKOSISTEM ESTUARIA

Disusun oleh :
Yogi Suhad Watamsyah 061116003
Mira Wastu Merliana 061116005
Ramadhan Pratama Arjen 061116013
Marwah Hidayani 061116029
Jastin Laris Sitanggang 061116033
Latar Belakang
 Estuari yang berasal dari
bahasa Latin aestus, berarti
pasang-surut. Estuari
merupakan suatu bentukan
masa air yang semi tertutup
di lingkungan pesisir, yang
berhubungan langsung
dengan laut lepas, sangat
dipengaruhi oleh efek
pasang-surut dan masa
airnya merupakan campuran
dari air laut dan air tawar.
KARAKTERISTIK PENTING ESTUARIA
SEBAGAI SUATU SISTEM
 Estuari yang berupa rataan
tergenang (Drowned river valley)
 Estuari bertipe fyord.
 Estuari dengan pasir penghalang
(bar-built estuaries).
 Estuari yang terbentuk oleh proses
vulkanik
Jenis – Jenis Subsistem
Estuari
estuari dapat dibagi menjadi 4 subsistem diantarnya :

Subsistem ini terletak tepat di mulut


Subsistem sungai yang langsung berhubungan
laut (Marin) dengan laut.
Daerah ini dicirikan dengan adanya
Subsistem hamparan rataan lumpur yang
teluk ( Bay) tampak ke permukaan pada saat
surut, dan tergenang oleh campuran
air tawar dan air laut pada saat
pasang.
Rawa-rawa ini merupakan
Rawa - rawa percabangan kecil yang
( Slough ) menghubungkan teluk dengan
saluran utama dari sungai.

Subsistem ini terletak di daerah


Sungai
masuknya air tawar dari gunung
( Riverine )
menuju lingkungan estuari.
Tipe – Tipe Sirkulasi Ekosistem
Estuari

Keterangan :
a. Estuaria baji garam
b. Estuaria tercampur
sebagian
c. Estuaria tercampur
sempurna
Biota dan Produktivitas Estuaria
Komunitas estuari membentuk
komposisi yang unik berupa
percampuran jenis endemik (Jenis
yang hidup terbatas di lingkungan
estuari), jenis yang berasal dari
ekosistem laut dan sebagian kecil jenis
biota yang dapat masuk/keluar dari
lingkungan air tawar, yaitu biota yang
memiliki kemampuan osmoregulator
yang baik
Jenis Biota Yang Hidup di Ekosistem Estuari

Kerapu (Cynoscion Brevootia sp


nubulosus)

Kepiting Udang
Kerang Tiram (Scylla spp)
Estuaria sebagai perangkap
nutrien (Nutrient trap)
Nutrien trap terjadi karena beberapa faktor berikut ini :

1. Terdapatnya karakteristik fisis dan biologis yang khas.


2. Kemampuan penyimpanan dan cepatnya perputaran siklus nutrien
oleh biota bentik.
3. Terdapatnya bentukkan formasi dalam sedimen yang terdiri dari
bahan organik detritus.
4. Pengembalian (recovery) nutrien dari sedimen perairan dalam,
melalui aktifitas mikroba.
5. Penembusan lapisan sedimen yang dalam oleh akar tanaman atau
oleh biota penggali.

Kecenderungan alamiah ini berlaku juga dalam proses eutrofikasi,


faktor inilah yang membuat lingkungan estuari menjadi sangat
rentan terhadap polusi, karena polutan akan terperangkap di
lingkungan tersebut seperti yang terjadi dengan nutrien.
Keunikan estuari dalam
penyediaan produsen sepanjang
tahun
Estuari memiliki Perairan ini biasanya
kelebihan dalam memiliki ketiga tipe
keanekaragaman produsen yang
tipe produsennya, mendukung produsen
yang terprogram seluruh isi bumi, yakni
untuk tersedia :
1) makrofit (rumput
sepanjang tahun,
laut, lamun dan
tanpa dipengaruhi
rumput paya),
oleh musim. 2) mikrofit bentik
3) fitoplankton
Pasang - surut sebagai faktor
terpenting dalam fluktuasi air.
Fluktuasi air di dalam ekosistem estuari
sangat dipengaruhi oleh pasang-surut.
Pada umumnya semakin tinggi amplitudo
pasang surut maka semakin besar pula
potensi produktifitas. Gerakan bolak-balik
dari air merupakan proses yang sangat
berarti dalam pembuangan limbah dari
ekosistem tersebut dan pengangkutan
makanan serta nutrien dari lingkungan
sekitarnya
Ekosistem Estuaria Dalam Segi
Ekonomi Di Masyarakat
Mata pencaharian masyarakat sekitar
Ekosistem Estuaria :
1. Nelayan Kepiting Bakau
2. Nelayan Penangkap Ikan
3. Budidaya Tambak Ikan Bandeng

Banyak masyarakat setempat yang


menggantungkan hidunya pada
ekosistem estuaria.
ANCAMAN WILAYAH ESTUARI
1. Semakin meningkatnya penebangan hutan dan
jeleknya pengelolaan lahan di darat, dapat
meningkatkan sedimentasi di wilayah estuaria.
2. Pola pemanfaatan sumberdaya hayati laut yang tidak
memperhatikan daya dukung produktifitas pada
suatu kawasan estuaria, seperti sumberdaya
perikanan, sehingga kawasan muara sungai tersebut
terus mendapat tekanan dan menyebabkan
menurunnya produktifitasnya.
3. Meningkatnya pembangunan di lahan atas (up-land)
menjadi kawasan Industri, pemukiman, pertanian
menjadikan sumber limbah yang bersama-sama
dengan aliran sungai akan memperburuk kondisi
wilayah estuaria.
4. Kegiatan-kegiatan kontruksi yang berkaitan dengan
usaha pertanian, seperti pembuatan saluran irigasi,
drainase dan penebangan hutan akan mengganggu
UPAYA PENGELOLAAN WILAYAH
ESTUARIA
1. Memperbaiki Daerah Lahan Atas
(up-land)
2. Pemanfaatan Sumberdaya Perairan
Secara Optimal
3. Konsenvasi Hutan Mangrove
PENATAAN DALAM PENGELOLAAN
KAWASAN ESTUARIA DI INDONESIA

Perencanaan penggunaan kawasan pesisir


harus dikaitkan dengan perencanaan
penyeluruh secara ekologis dalam bentuk
zonasi lingkungan. Perencanaan zonasi
lingkungan dikelompokkan dalam tiga
kategori penggunaan sebagai berikut :
1. Zona untuk pengembangan intensif.
2. Zona untuk konservasi.
3. Zona untuk preservasi
Keberhasilan penerapan sistem penzonaan ini
memerlukan dua prasarana pendukung utama
yakni :
1. Harus ada peraturan perundangan dan
organisasi administratif yang kuat dalam
pemerintahan, untuk dapat menciptakan,
memelihara dan memiliki kekuatan dalam
pengaturan penzonaan ini, sehingga integritas zona-
zona tersebut dapat dipertahankan

2. Harus ada metoda yang mendasari keputusan


penentuan penzonaan ini. Keputusan ini jangan
semata-mata didasari pada kemauan politis, tapi juga
didasarkan pada pertimbangan nyata dan akurat
terhadap faktor ekonomis, ekologis dan estetika.
DAFTAR PUSTAKA
DAHURI. R. 1992. Strategi penelitian estuari di Indonesia.
Pros. Loka. Nas. Peny. Prog. Pen. Bio. Kelautan dan Proses
Dinam.Pesisir. UNDIP, Semarang.
GROSS, M. G. 1987. Oceanography A View of the Earth.
Fourth Edition Prentice-Hall, Inc: 406 pp.
KASRY, A. 1992. Pemanfaatan, pengelolaan dan pengkajian
kawasan estuari. Pros. Loka. Nas. Peny. Prog. Pen. Bio.
Kelautan dan Proses Dinam. Pesisir. UNDIP, Semarang.
ODUM, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology 3rd Ed. 1971.
W.B. Saunders Co., Toronto : 374 pp.
ODUM, W.E. 1976. Ecologycal gudelinines for tropical coastal
development. International Union for Conservation of Nature
and Resources. Morges. Switzerland.

Anda mungkin juga menyukai