Anda di halaman 1dari 11

PRINSIP-PRINSIP EKOLOGI TUMBUHAN: SIKLUS BIOGEOKIMIA,

KETERGANTUNGAN ANTAR EKOSISTEM, INTERAKSI TUMBUHAN DALAM


EKOSISTEM

Mata Kuliah : Ekologi Tumbuhan

Kode Mata Kuliah : KBO619306

Jumlah SKS : 3 (2-1)

Dosen Pengampu : 1. Dr. Arwin Surbakti, M. Si.

2. Wisnu Juli Wiono, S. Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Rizky Aftama (1613024006)


2. Maricha Marulina Nainggolan (1913024009)
3. Endri Dwiyanti (1913024023)
4. Selviana Wulandari (1913024031)
5. Safira Emilia Arifiandi (1913024037)
6. M. Dimas Dhitya Asri (1913024039)
7. Hanny Nurfazrina Yonesta (1913024051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021/2022
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara Makhluk hidup dan lingkungan.
Mahkluk hidup antara lain tumbuhan hijau sebagai produsen, herbivora, kernovora,
pmnivora, dan dekomposer (Susilawati, 2016). Ekosistem juga dapat dikatakan sebagai
penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara
organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju struktur biotik tertentu dan
ada siklus material antara organisme dan anorganisme (Mukarohmah, 2021). Daya tahan
ekosistem yang besar menunjukkan bahwa ekosistem mampu menghadapai gangguan,
sehingga perubahan-perubahan yang terjadi akibat gangguan itu masih ditolerir bahkan
ekosistem mampu pulih kembali dan menuju kepada kondisi keseimbangan (Hutasuhut,
2020).
Jadi, selain makhluk hidup, suatu ekosistem dapat terdiri dari berbagai macam elemen
penyusunnya, seperti air, siklus energi, tanah, bebatuan, dan mineral. Di dalamnya juga
terdapat hubungan antara elemen-elemen penyusunnnya, tidak hanya terjadi pada
makhluk hidup dengan lingkungan fisiknya, melainkan juga antar spesies yang menghuni
ekosistem tersebut. Kehidupan di Bumi tergolong pada pendaurulangan unsur-unsur
kimia esensisal. Selama suatu organisme hidup, sebagian besar zat kimianya digantikan
terus menerus sejalan dengan penggabungan dan pelepasan produk buangan. Dan ketika
organisme tersebut mati, maka zat kimianya yang berupa atom-atom dan molekul akan
dikembalikan dalam bentuk senyawa yang lebih sederhana ke atmosfer. Materi yang
dipelajari dalam ekosistem juga meliputi aliran energi, daur biogeokimia, dan interaksi
yang terjadi di dalamnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Bagaimana bahan-bahan kimia penyusun kehidupan melakukan daur/siklus dalam
ekosistem?
1.2.2 Bagaimana ketergantungan tumbuhan dalam ekosistem?
1.2.3 Bagaimana interaksi tumbuhan dalam ekosistem?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Memahami tentang jenis-jenis bahan kimia penyusun kehidupan melakukan
siklusnya dalam siklus biogeokimia.
1.3.2 Memahami macam-macam ketergantungan tumbuhan dalam ekosistem.
1.3.3 Memahami tentang beragam interaksi tumbuhan dalam ekosistem baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan.
2

BAB II
PEMAPARAN KONSEP

2.1 SIKLUS BIOGEOKIMIA


Semua unsur kimia di alam akan beredar melalui jalan tertentu dari lingkungan ke
organisme atau makhluk hidup dan kembali lagi ke lingkungan. Jika suatu organisme itu
mati, maka bahan organik yang terdapat dalam tubuh akan dirombak menjadi komonen
abiotik dan dikembalikan lagi ke dalam lingkungan. Peredaran bahan abiotik dan
lingkungan melalui komponen biotik dan kembali lagi ke lingkungan dikenal sebagai
siklus biogeokimia. Siklus biogeokimia dikelompokan ke dalam tipe siklus gas (gas
karbon, nitrogen, belerang), siklus padatan/sedimen (fosfor), dan siklus air (hidrologi).
2.1.1 Siklus Karbon
Siklus karbon di bumi lebih dikenal dengan sebutan siklus karbondioksida
karena material yang berpindah ialah CO2, yang digunakan oleh tumbuhan
untuk reaksi fotosintesis menjadi materi organik (karbohidrat) dengan adanya
gabungan dengan air. Organisme juga mengeluarkan sisa (kotoran) yang
mengandung karbon serta menjadi senyawa karbon organik setelah mati.
Karbon-karbon tersebut kemudian dilepaskan dalam bentuk CO2 ke udara oleh
mikroorganisme pengurai (saprovor). Dari udara ini kemudian karbon dalam
bentuk CO2 akan kembali digunakan oleh tumbuhan.

Gambar 1. Siklus karbon (Sainspop, 2020)


2.1.2 Siklus Nitrogen
Nitrogen dapat ditemui di alam dalam bentuk bebas (di udara) maupun di
dalam tanah. Nitrogen ini kan diikat oleh tanaman dalam bentuk gas N2, serta
diambil dari tanah dalam bentuk amonia (NH2), ion nitrit (NO2ˉ), dan ion nitrat
(NO3ˉ) dengan bantuan bakteri, misalnya Marsiella crenata. Di dalam tanah,
terdapat juga bakteri yang mengikat nitrogen secara langsung yaitu
Azotobacter sp. dan Clostridium sp.
2.1.3 Siklus Belerang
3

Belerang atau sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Perpindahan


sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua makhluk hidup mati
dan komponen organiknya akan diuraikan oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri
yang terlibat dalam siklus sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio
yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida
(H2S). Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob (seperti
Chromatium) untuk melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksidasi menjadi
sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
2.1.4 Siklus Fosfor
Ada dua bentuk fosfor yang terdapat di alam, yaitu senyawa fosfat organik
(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan
tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh
dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang
terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut.

Gambar 3. Siklus Fosfor (Siswapedia, 2020)


2.1.5 Siklus Air
Siklus air di bumi dipengaruhi oleh peran energi matahari dan gaya gravitasi
bumi. Proses-proses penting yang terjadi adalah proses penguapan, transpirasi,
kondensasi, dan presipitasi. Siklus ini terkait dengan penyediaan nutrien bagi
makhluk hidup.

Gambar 3. Siklus Air (Waterpedia, 2021)

2.2 KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM


4

Dalam kehidupan ekosistem hutan terdapat saling keterkaitan antara satu spesies
tumbuhan dengan spesies tumbuhan lainnya, misalnya dalam hal naungan, air, hara,
mineral, dan relung, sehingga keterkaitan atau hubungan antara satu tumbuhan dengan
tumbuhan lainnya dapat saling menguntungkan, dapat pula merugikan ataupun
mematikan. Adapun contoh bentuk hubungan (persekutuan hidup) tetumbuhan antara
lain sebagai berikut, Epifit, Parasit, Mikoriza, Nodul Akar, Tumbuhan Pencekik, Liana,
Hewan atau Satwa liar.
2.2.1 Epifit
Epifit merupakan sumua tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain untuk
mendapat sinar matahari dan air. Epifit mampu melakukan proses fotosintesis
untuk pertumbuhan dirinya, sehingga dia bukan parasit. Keberadaan epifit
sangat penting dalam ekosistem hutan karena kadangkala tumbuhan epifit
mampu menyediakan tempat tumbuh bagi semut-semut pohon. Contoh
tumbuhan epifit antara lain Asplenium nidus dan Asplenium africanum
merupakan spesies tumbuhan paku yang tumbuh menempel pada batang dan
cabang-cabang pohon.

Gambar 4. Asplenium nidus (Kewscience, 2017)


2.2.2 Parasit
Tumbuhan parasit adalah tumbuhan yang hidup menempel pada tumbuhan lain
dan mengambil makanan dan tumbuhan inang. Terbagi menjadi 2: (a)
Tumbuhan semi parasit (semiparasites atau partial parasites), yaitu tumbuhan
parasit yang hidup dengan suplai sebagian makanan dan inangnya dan
sebagian dan fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan parasit itu sendiri.
Contohnya di Indonesia, parasit cabang pohon yang terkenal adalah benalu. (b)
Tumbuhan parasit sempurna (total parasites), yaitu tumbuhan parasit yang
hidup sepenuhriya bergantung pada suplai makanan dan tumbuhan inang.
Tumbuhan parasit sempurna sangat merugikan tumbuhan inang, bahkan dapat
merusak tumbuhan inang dengan cara memakan jaringan dan melepaskan
racun. Contoh tumbuhan parasit sempurna yaitu Balanophora spp. merupakan
parasit pada pohon di hutan hujan tropis.
2.2.3 Mikoriza
Mikoriza merupakan bentuk hubungan simbiosis mutualisme antara cendawan
(mykos) dan perakaran (rhizos) tumbuhan. Berdasarkan cara menginfeksi pada
akar tumbuhan inang, mikoriza dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu
ektomikoriza endomikoriza, dan ektendomjkoriza. Mikoriza tersebut banyak
5

dijumpai bersimbiosis dengan pohon-pohon hutan misalnya pohon Pinus spp.,


Eucalyptus spp.
2.2.4 Nodul Akar
Nodul akar atau bintil akar adalah bentuk simbiosis mutualisme antara bakteri
Rhizobium spp. dengan akar tumbuhan. Rhizobium adalah bakteri yang
memiliki kemampuan menambat nitrogen dan udara dalam proses yang
disebut fiksasi biologis. Dengan demikian, peranan bintil akar sangat penting
dalam meningkatkan jumlah unsur nitrogen tanah maupun nitrogen yang
diperlukan oleh tumbuhan inangnya.
2.2.5 Tumbuhan Pencekik
Tumbuhan pencekik (strangler) adalah spesies tumbuhan yang pada awalnya
hidup sebagai epifit pada suatu pohon, setelah akar-akarnya tanah dan dapat
hidup sendiri lalu mencekik, bahkan dapat membunuh pohon tempat
bertumpu. Tumbuhan yang terkenal sebagai tumbuhan pencekik dan spesies
tumbuhan genus Ficus misalnya Picas rigida, Ficus altissiina.
2.2.6 Liana
Liana merupakan spesies tumbuhan merambat. Tumbuhan itu memiliki batang
yang tidak beraturan dan lemah, sehingga tidak mampu mendukung tajuknya.
Contoh spesies tumbuhan liana antara lain Plumbago capensis, Bougenvillea
spp.
2.2.7 Satwa Liar
Hewan hutan atau satwa liar, selain sebagai konsumen yang pasti
membutuhkan tumbuhan untuk sumber makanannya, juga menggunakan
tumbuhan untuk tempat beraktivitas khususnya hewari arboreal yang sebagian
besar aktivitas hidupnya di atas pohon. Beberapa contoh hewan arboreal antara
lain monyet, tupai pohon, harimau pohon, siamang, orang utan, dan berbagai
spesies burung. Beberapa hewan ternyata keberadaannya sangat diperlukan
untuk membantu proses penyerbukan bunga dan penyebaran biji atau buah.
Hewan-hewan hutan yang berperan dalam penyerbukan berbagai spesies
serangga antara lain lebah, berbagai spesies burung, dan kelelawar.
2.3 INTERAKSI TUMBUHAN DALAM EKOSISTEM
Tiap makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud
ialah segala sesuatu yang terdapat disekeliling makhluk hidup, berupa unsur-unsur biotik
maupun unsur abiotik dan mempengaruhi serta dipengaruhi makhluk hidup tersebut. Di
dalamnya makhluk hidup dapat berinteraksi, beberapa macam interaksi atau hubungan
ekologi antar sesama makhluk hidup terjadi dalam bentuk saling merugikan, saling
membunuh, atau saling menguntungkan. Berikut ini uraian interaksi antar spesies dalam
suatu komunitas.
2.3.1 Netralisme
Netralisme adalah hubungan antara makhluk hidup berbeda jenis yang tidak
saling mempengaruhi, meskipun makhluk hidup tersebut berada dalam habitat
yang sama. Contohnya, interaksi antara dua tumbuhan yang berada dalam 2
pot berbeda (mawar dan anggrek). Hal tersebut tidak saling mempengaruhi
6

karena ditaruh ditempat yang berbeda di antara yang satu dengan yang lain.
Hubungan ini tidak bersifat saling menguntungkan ataupun saling merugikan.
2.3.2 Simbiosis
Sebuah hubungan yang dekat antara dua spesies makhluk hidup yang berbeda
disebut simbiosis, yang berarti hidup bersama. Simbiosis dapat dibedakan
menjadi protokooperasi, mutualisme, komensalisme, dan parasitisme.
a. Protokoperasi
Bentuk interaksi yang dapat menghasilkan keuntungan secara bersama-
sama disebut sebagai protokooperasi, tetapi bukan merupakan keharusan
bagi kedua populasi untuk selalu saling berhubungan agar dapat hidup.
Contoh: adalah bunga dengan serangga. Memang benar bahwa dalam
proses penyerbukannya, bunga dibantu oleh serangga. Namun selain
serangga, bunga juga dibantu oleh beberapa faktor lain seperti jenis- jenis
angin, jenis- jenis air atau burung.
b. Mutualisme
Adalah bentuk interaksi yang menyebabkan kedua spesies sama-sama
mendapat keuntungan, disebut juga dengan simbiosis obligat. Contohnya
adalah Kupu-kupu dan lebah dengan bunga, dalam hubungan ini, kupu-
kupu atau lebah tidak menjadi satu-satunya pihak yang diuntungkan,
karena mendapatkan sari makanan dari bunga. Bunga juga mendapatkan
manfaat atau keuntungan serupa berkat simbiosis ini. Dalam hal ini
keberadaan kupu-kupu dan lebah membantu bunga dalam proses
penyerbukan.
c. Komensalisme
Komensalisme adalah bentuk interaksi yang menyebabkan satu individu
jenis populasi mendapatkan keuntungan, sedangkan individu jenis yang
lain tidak terpengaruh (tidak diuntungkan, maupun dirugikan). Contoh
Anggrek dengan pohon Mangga.
d. Parasitisme
Parasitisme merupakan bentuk interaksi antara dua jenis populasi dengan
satu jenis memperoleh keuntungan sedangkan jenis lain menderita
kerugian. Makhluk hidup yang memperoleh keuntungan dari interaksi ini
disebut parasit, sedangkan makhluk hidup yang dirugikan disebut inang.
Ada dua jenis parasit, yaitu endoparasit (makhluk hidup yang hidup di
dalam jaringantubuh inangnya, seperti bakteri paru-paru, cacing perut, dan
Plasmodium) dan ektoparasit (parasit yang hidup dipermukaan tubuh
inangnya, seperti kutu daun, hama wereng, benalu). Beberapa contoh
hubungan parasitisme adalah: Tali putri pada tanaman pagar tehtehan,
dimana tali putri membuat tanaman teh-tehan kering, yang selanjutnya bisa
mati.
2.3.3 Amensalisme
Amensalisme merupakan suatu bentuk interaksi biologis yang jika “On” maka
organisme yang satu akan untung (terpacu) atau dapat juga netral (+/o) dan
apabila “Off” maka kedua belah pihak akan netral. Contoh amensalisme
adalah alslokemis (alelopati khusus tumbuhan). Pada interaksi alelopati,
7

tumbuhan tertentu melepaskan bahan kimia tertentu (produk metabolik) ke


lingkungan sehingga memengaruhi (menghambat pertumbuhan) tumbuhan
tertentu yang ada disekitarnya. Fenomena ini terjadi tidak menguntungkan (o)
pada tumbuhan yang mengeluarkan zat kimia. Dalam jangka panjang,
tumbuhan tersebut untung (+) karena dengan tertekannya tumbuhan tertentu di
sekitarnya akhirnya akan menguasai sumber daya di sekitarnya. Karena itu,
interaksi amensalisme dapat dipandang sebagai mekanisme kompetisi agresif.
Contoh tumbuhan yang mengeluarkan zat alelopati adalah: alang-alang, pinus,
kamboja.
2.3.4 Predasi
Merupakan jenis interaksi makan dan dimakan. Pada predasi, umumnya satu
spesies memakan spesies lainnya. Ada juga beberapa hewan memangsa
sesama jenisnya (sifat kanibalisme). Makhluk hidup yang memakan disebut
pemangsa (predator), sedangkan makhluk hidup yang dimakan disebut mangsa
(prey). Contohnya Tumbuhan kantong semar memakan serangga yang hinggap
diatasnya.
2.3.5 Kompetisi
Kompetisi adalah interaksi antara dua makhluk hidup yang mengakibatkan
kedua makhluk hidup tersebut mengalami kerugian. Adapun kebutuhan hidup
yang sering diperebutkan antara lain adalah makanan, tempat berlindung,
tempat bersarang, sumber air, dan pasangan untuk kawin. Bentuk kompetisi
yang terjadi berupa kompetisi intraspesifik (kompetisi antar anggota satu
spesies), contohnya jenis burung di hutan yang memakan serangga yang sama.
Kompetisi interpesifik merupakan kompetisi antar anggota yang berbeda
spesies. Kompetisi ini terjadi jika dua atau lebih populasi pada suatu wilayah
memiliki kebutuhan hidup yang sama, sedangkan ketersediaan kebutuhan
tersebut terbatas. Sebagai contoh Persaingan tumbuhan di hutan untuk
mendapatkan sinar Matahari dan air. Tumbuhan dengan akar yang besar dan
kuat akan mendapat air lebih banyak.

RANGKUMAN
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi
timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju struktur
biotik tertentu dan ada siklus material antara organisme dan anorganisme. Organisme seperti
tumbuhan dapat mengalami peredaran bahan abiotik berupa zat kimia (atom-atom serta
molekul) dan lingkungan melalui komponen biotik dan kembali lagi ke lingkungan melalui
proses yang dinamakan daur biogeokimia. Dalam kehidupan ekosistem hutan juga, antara
satu tumbuhan juga mempunyai keterkitan dengan spesies tumbuhan lainnya, misalnya dalam
hal naungan, air, hara, mineral, dan relung, sehingga keterkaitan atau hubungan antara satu
tumbuhan dengan tumbuhan lainnya juga beragam interaksi yang dapat saling
menguntungkan, dapat pula merugikan ataupun mematikan.
8

LATIHAN

1. Berikut ini yang merupakan contoh kondensasi adalah...


a. Di hari yang panas, air dalam trotoar akan dengan cepat menghilang
b. 12 inci salju turun pada tanggal 12 Desember
c. Lapisan air muncul di luar secangkir air es segera setelah air tersebut
dituangkan
d. Saat badai, hujan turun dala satu jam
e. Menyemprotkan pewangi pakaian saat menyetrika

2. Perhatikan gambar berikut ini.

Secara berturut-turut darimanakah air menguap ke udara dan air mengembun?


a. A ke B dan B ke C
b. B ke C dan C ke D
c. C ke D dan D ke A
d. D ke A dan B ke C
e. B ke C dan D ke A

3. Tumbuhan ini bergantung pada bahan makanan yang berasal dan tumbuhan yang
ditempeli karena dia mendapatkan unsur hara dan mineral-mineral yang terbawa oleh
udara, air hujan, atau aliran batang dan cabang tumbuhan lain. Tumbuhan tersebut
termasuk kedalam hubungan tetumbuhan...
a. Epifit
b. Semi Parasit
c. Parasit sempurna
d. Mikoriza
e. Liana

4. Pernyataan yang benar mengenai Liana adalah...


a. Spesies tumbuhan yang pada awalnya hidup sebagai epifit pada suatu pohon
b. Tumbuhan yang memiliki batang yang tidak beraturan dan lemah
c. Meningkatkan jumlah unsur nitrogen tanah maupun nitrogen yang diperlukan oleh
tumbuhan inangnya
9

d. Eucalyptus spp.
e. Menyediakan tempat tumbuh bagi semut-semut pohon

5. Beberapa spesies dapat hidup berdampingan di dalam sebuah komunitas sepanjang


mereka mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam suatu relung ekologi, meskipun
relung mereka saling tumpang tindih. Kehidupan demikian dapat terpenuhi selama
kebutuhan hidup terhadap sumber yang sama tersedia dalam jumlah yang berlebihan.
Akan tetapi jika sumber kebutuhan terbatas, maka hubungan antar spesies akan
berubah menjadi suatu bentuk...
a. Komensalisme
b. Predasi
c. Netralisme
d. Protokooperasi
e. Kompetisi
10

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, M. R., Wijayanti, L. A. 2019. Fitoplankton dan Siklus Karbon Global. Jurnal
Oseana. 44(2), 36-37.

Mukharomah, E. 2021. Konsep Dasar Ekologi Tumbuhan. Palembang: Bening Media


Publishing.

Hutasuhut, M. A. 2020. Diktat Ekologi Tumbuhan. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Sumatra Utara.

Indonesia Dokumen (2019, 22 Juli). Hubungan Tetumbuhan dalam Masyarakat Hutan.


Diakses pada 5 April 2021, dari https://dokumen.tips/documents/6-hubungan-tetumbuhan-
dalam-masyarakat-hutan.html

Rahlawati., et al. 2017. Ekologi. Sumber Belajar Penunjang PLPG Mata Pelajaran IPA Bab
VI. Yogyakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Susilawati, E., Rahayuningsih. M., Ridlo, S. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran


Ekologi SMA dengan Strategi Outdoor Learning. Unnes Science Education Journal. 5(1),
1092.

Wisnuwati., Agustin, W. 2018. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan,


Profesional Ekosistem dan Interaksinya dalam Kehidupan. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai