Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih
memberikan nafas kehidupan dan anugrah akal, sehingga kami dapat menyelsaikan
pembuatan makalah ini dengan judul “REPTILIA ”. Semoga dengan adanya makalah
ini dapat memberikan kontribusi positif sebagai ilmu pengetahuan khususnya pada
Taksonomi Verterbrata
Sholawat dan salam salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Yang telah diutus oleh Allah SWT. Untuk mengadakan sebuah
reformasi dengan misi pencerahan di dalam kehidupan manusia sebagai Rahmatalil
Alamin. Dan tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu ibu
Nur Hidaya M.Pd.
Yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah memberi saran dalam
pembuatan makalah ini.
Dengan selesainya makalah ini semoga memberikan manfaat yang besar bagi
semua yang membacanya terutama para pelajar dan kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar makalh ini lebih sempurna lagi.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator,
Senyulong, dan Caiman).
1.3 Tujuan
1. Mengetahui karakteristik morfologi dan anatomi reptilia
2. Mengetahui karakteristik fisiologi reptilia
3. Mengetahui habitat dan penyebaran reptilia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ditetaskan tetapi pada beberapa jenis ular dan kadal embrio berkembang
didalam tubuh betina.
Hewan Reptilia lebih maju dibanding amphibi karena memiliki diantaranya:
a. Penutup tubuh yang kering dan bersisik sebagai adaptasi terhadap kehidupan
di darat.
b. Anggota tubuh memungkinkan hewan untuk berlari.
c. Pemisahan darah bersih dan kotor di jantung.
d. Skeleton terdiri dari tulang sejati.
e. Telur dilengkapi dengan membran dan cangkang sebagai pelindung embrio
sehingga memungkinkan untuk berkembang di darat.
Fosil Reptilia ditemukan dalam ukuran yang bervariasi, dari kecil sampai
berukuran besar. Dari Reptilia yang ada pada masa sekarang, anaconda di Amerika
Serikat dapat tumbuh sampai 990 cm, komodo (varanus komodoensis) memiliki
panjang tubuh 285 cm. Beberapa jenis kura-kura darat dari pulau Galapagos
mencapai panjang 120 cm. Buaya yang ditemukan tahun 1821 di Luzzon Philipina
mencapai panjang 610 cm. Ular Laptotyphlops dari Siria berukuran seperti jarum
renda, dan ada pula kadal Lepidoblepharis dari Panama yang panjangnya 5 cm.
sebagian besar di Amerika Utara berukuran 20 120 cm, dan kadal dengan panjang di
bawah 30 cm.1
Menurut para ahli, struktur anatomis dari rahang ular melekat dengan longgar
sehingga dapat membuka hingga 1500 . Karena itulah bangsa ular, terutama dari
kelas piton, anaconda dan sejenisnya dapat memangsa seekor anak sapi.
2.2 Fisiologis
a. Sistem Respirasi
Reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Gas O2 dalam udara
masuk melalui lubang hidung - rongga mulut - anak tekak - trakea yang
1
Wiwi Isnaeni. Fisiologi Hewan. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2006). Hlm 21
4
panjang - bronkiolus dalam paru-paru. Dari paru-paru, O2 diangkut darah
menuju seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah
menuju jantung untuk dikeluarkan melalui paru-paru - bronkiolus - trakea
yang panjang - anak tekak - rongga mulut - lubang hidung. Pada Reptilia
yang hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika menyelam.
b. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan pada reptil terdiri atas saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Pada umumnya reptil merupakan kelompok hewan
karnivora (pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya
terdiri atas kelenjar ludah, pankreas dan hati. Saluran pencernaan dan
kelenjar pada reptil :
1) Rongga Mulut
Rongga mulut pada reptil disokong oleh rahang atas dan rahang
bawah. Pada masing-masing rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk
kerucut. Gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung kearah rongga
mulut. Dan khusus pada ular berbisa akan tumbuh gigi yang dapat
5
menghasilkan racun yang terdapat pada rongga mulut. Pada buaya
giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya reptil tidak
mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap
mangsa. Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang
lidah dengan ujung bercabang dua. Pada reptilian pemakan insekta
memiliki lidah yang dapat dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-
kura lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah ular
berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaput dan terletak di bagian
rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar
rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan
mangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar
poison yang bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan
dikeluarkan melalui gigi tersebut.
2) Kerongkongan (esophagus)
Kerongkongan pada reptil merupakan saluran di belakang rongga
mulut yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di
dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan.
3) Lambung (ventrikulus)
Lambung pada reptil merupakan tempat penampungan makanan dan
pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar
dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami proses
pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara
mekanik dan kimia.
4) Intestinum (usus)
Intestinum pada reptil terdiri dari usus halus dan usus tebal yang
bermuara pada anus. Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan
sisanya menuju ke rektum kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang.
Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
6
5) Kelenjar pencernaan
Kelenjar pencernaan pada reptil terdiri atas hati dan pankreas. Hati
tediri dari dua lobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat
kemerahan. Hati menghasilkan empedu yang ditampung di dalam
kantong yang disebut vesica fellea. Kantong empedu terletak pada tepi
sebelah kanan hati. Pankreas pada reptile terletak diantara lambung dan
duodenum. Pankreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan.
c. Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi reptil lebih maju dibandingkan dengan katak. Jantung
terdiri dari empat ruangan yaitu ventrikel kanan, ventrikel kiri, atrium kanan,
dan atrium kiri serta sebuah sinus venosus. Antara ventrikel kanan dan kiri
terdapat sekat yang belum sempurna sehingga terjadi percampuran darah
yang kaya O2 dalam ventrikel kiri dengan darah yang kaya CO2 dalam
ventrikel kanan. Khusus pada jantung buaya, pada sekat antar ventrikel
terdapat lubang kecil yang disebut foramen panizzae yang berfungsi sebagai
berikut.
7
d. Sistem reproduksi
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-
hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal).
Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat
ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan
menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari
cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum
di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju
kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak
di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu
epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan
berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan
oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan
karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu
hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan
pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh
cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur
diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur
ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam
telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil seperti
kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya
8
melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan
kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
e. Sistem eksresi
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan kloaka.
Kloaka merupakan lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.
Reptil yang hidup di darat, sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang
dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
f. Sistem rangka
Pada reptilia sistem rangka dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu
endoskeleton dan eksoskeleton. Eksoskleton berasal dari epidermis berupa
sisik yang menanduk yang menyelubungi seluruh permukaan tubuhnyadan
tersusun seperti genteng. Endoskeleton terdiri dari skeleton aksial dan
skeleton apendikuler. Skeleton aksial terdiri dari tulang tengkorak, kolumna
vertebrae, sternum, dan rusuk. Skeleton apendikuler terdiri dari gelang bahu,
alat gerak bagian anterior, dan alat gerak bagian posterior.2
2
Najmi Firdaus.. Zoologi Vertebrata. (Jakarta: Untirta Press, 2016), hlm 59
9
2.3 Habitat
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di
darat yang lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah
hilangnya kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang
kasar. Nama kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin: retum = melata).
Reptilia tersebar baik di daerah teropis maupun daerah subtropis. Pada daerah-daerah
yang mendekati kutub dan tempat-tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya
makin sedikit. Reptile menempati macam-macam habitat. Phyton misalnya terdapat
di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-rawa, sungai atau sepanjang pantai.
Penyu terbesar teradapat dilaut dan kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan.
Kadal dan ular umumnya terrestrial, tetapi ada yang menempati karang-karang atau
pohon.3
3
Genevieve De Becker. Atlas Binatang. (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2006), hlm 45
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang
terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri
lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah anggota tubuh berjari
lima, bernapas dengan paru-paru, jantung beruang tiga atau empat,
menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga
tergolong hewan eksoterm.
2. Fisiologis meliputi Sistem Respirasi, pencernaan, sirkulasi, reproduksi,
eksresi, dan rangka.
3. Reptil menempati macam-macam habitat. Phyton misalnya terdapat di
daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-rawa, sungai atau sepanjang
pantai. Penyu terbesar teradapat dilaut dan kura-kura darat raksasa terdapat
di kepulauan. Kadal dan ular umumnya terrestrial, tetapi ada yang
menempati karang-karang atau pohon.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan adalah semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi teman-teman yang membacanya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Genevieve De Becker. 2006. Atlas Binatang. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Najmi Firdaus. 2016. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Untirta Press
Wiwi Isnaeni. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
12