DISUSUN OLEH:
Kelompok
M.Panji Sabrang Panuluh (NPM. 16320011)
Fitrotin Rahayu (NPM. 16320007)
Meliza Tri Santika (NPM. 16320013)
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT dengan berkat dan rahmatnya
makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun berisikan meteri “INFORMASI
NON GENETIK” untuk mempermudah dalam mempelajarinya.Salah satu tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk pengembangan daya penalaran untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
dalam makalah ini, pembahasan konsep dibuat semenarik mungkin dan
mengedepankan ilustrasi yang memacu berpikir kritis.
Terimakasih saya ucapkan kepada BapakDr. Agus Sutanto, M.Si. dan Bapak
Rasuane Noor,M.Sc.selaku dosen pengampu mata kuliah Evolusi. Rasa sayang
kepada kedua orang tua yang tiada henti memberikan motivasi untuk kami sehingga
memiliki semangat lebih dalam belajar dan berusaha. Oleh karena itu, kami selaku
penyusun mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan makalah selanjutnya.
Tim
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hingga saat ini evolusi yang menyangkut manusia masih saja mengundang
perdebatan yang sengit, meskipun mulai ada tanda-tanda pengertian bahwa manusia
bukanlah makhluk yang dapat terbebas dari pengaruh perubahan lingkungan dan manusia
tidak pula luput dari efek negatif perbuatannya dalam memanfaatkan alam sebagai
sumber untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara orang awam berpendapat, bila
benar manusia itu produk evolusi dan bila evolusi itu terus berlangsung seperti yang terjadi
di masa lampau, maka keturunan manusia dikemudian hari adalah makhluk yang lebih
sempurna dibanding dengan manusia masa kini. Sudah barang tentu hal ini sekedar di
dasari pada pemikiran analogik belaka, tanpa ada kejelasan dalam hal apa kelebihannya
dan bagaimana mekanismenya.
Hambatan dalam menelaah evolusi manusia dapat dipahami karena “rasa sebagai
manusia dan kemanusiaannya” tersentuh, apalagi dalam pembentukan dirinya antara lain
melalui pendidikan agama. Pada makalah ini akan dibicarakan hasil interpretasi para ahli
tentang evolusi manusia dengan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.
Disamping itu juga dibicarakan usaha yang membatasi antara ilmu pengetahuan dan
agama. Hal ini penting karena diharapkan penelaahan evolusi manusia tidak lagi
mendapat hambatan sehingga terjadi pertentangan, karena pada dasarnya apa yang
tertera dalam kitab suci merupakan wahyu Ilahi.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja macam-macam informasi non gentik?
2. Bagaimana perkembangan mahluk perba dalam pisiko sosialnya?
3. Bagamana perkembangan organ atau bagian tubuh mahluk purba?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui macam informasi non genetik.
2. Untuk mengetahui makhluk purba dengan perkembangan psiko-sosialnya.
3. Untuk mengetahui perkembang organ/bagian tubuh dalam kaitanya dengan
transmisi informasi
1
D. Ayat suci al-qur’an
Artinya :
“Hai manusia, sembahlah tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-
orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”
2
BAB II
PEMBAHASAN
Proses evolusi makhluk hidup yang menjadi sorotan tajam dan menjadi perdebatan
yang hangat adalah evolusi manusia. Tegasnya kebanyakan orang (awam)
mempertanyakan apakah manusia merupakan produk evolusi seperti halnya makhluk
hidup yang lain. Dan bila benar demikian tentunya manusia berasal dari makhluk hidup
yang lebih sederhana dan inilah yang menimbulkan “rasa tidak enak” pada orang-orang
yang mempertanyakan tersebut, lebih-lebih bila dikatakan leluhur manusia adalah kera.
Namun disamping itu bila manusia merupakan produk evolusi, sehingga berkedudukan
sebagai obyek, sehingga konsekuensinya adalah bahwa manusia masa kini akan
berevolusi terus, dan tidak mustahil bila keturunan kita di masa mendatang adalah
makhluk hidup yang jauh lebih “sempurna” dari kita, manusia sekarang terlepas dari aspek
ragawi, yang mempunyai kemiripan dari beberapa jenis binatang tertentu, bahkan ada
kesamaan mengenai unsur pembentuk raga yang paling dasar, dengan semua makhluk
hidup, dirasakan adanya aspek tertentu yang membedakan manusia dengan makhluk
hidup yang lain.
Kalau dalam studi biologi kita mengenal adanya informasi-genetik yang ditransmisikan
dari generasi ke generasi, yang memberi gambaran tentang ciri-ciri biologik makhluk hidup
yang bersangkutan, maupun kemungkinan perkembangannya kemudian, serta
kemungkinan asal mulanya, maka pada manusia selain informasi genetik dikenal adanya
informasi non-genetik. Informasi non-genetik mencakup cara merespons lingkungan dan
gejala perubahannya, kebiasaan perilaku, pola tradisi dan hasil budaya yang ditransisikan
pada keturunannya. Pewarisan ini dan adanya perubahan dari apa yang diwariskan
menunjukkan adanya perkembangan yang semakin kompleks.
Hal yang menarik yang dapat dikemukakan disini adalah pemakaian dan pembuatan
alat untuk menopang eksistensi makhluk hidup. Dengan alat tersebut makhluk hidup dapat
memanfaatkan dan menguasai lingkungan hidupnya, mulai dari sekedar membantu
mempermudah memperoleh buruan, mempertahankan diri dari lawan-lawannya,
berkompetisi dengan makhluk lain untuk memperoleh makan, membangun tempat
berlindung, membuat pakaian, menciptakan seni dan untuk upacara “keagamaan”.
Dari peninggalan yang diperoleh para ahli berusaha untuk membuat interpretasi
perkembangan evolusi dari aspek psiko-sosial. Sorotan perkembangan aspek psiko-
3
sosisal yang dalam judul tulisan ini dinamakan sebagai perkembangan informasi non-
genetik dibatasi dari sorotan terhadap makhluk bipedal, bertumpu, dan berjalan dengan
dua anggota (kaki), yang sikapnya tegak sampai yang digolongkan pada Homo sapiens.
4
- Digolongkan sebagai hominid (pra-manusia)
- Australopitthecus africanus (5,5 juta tahun yang lalu)
- Australopitthecus afarensis (3,5 juta tahun yang lalu)
- Australopitthecus robustus dan Australopitthecus boisei (2-1 juta tahun yang
lalu)
- Pemakan daging dan pemakan tumbuhan
- Mengenal alat dari batu untuk berburu dan untuk melawan musuh
- Homo habilis, Australopithesin yang paling maju, tidak sekedar memakai alat
tapi juga membuatnya.
2. Homo erectus
Makhluk ini sudah mampu membuat alat untuk berburu yang kualitasnya lebih
baik dari yang dibuat oleh Homo habilis dan ragamnya lebih banyak. Dikenal selain
alat yang terbuat dari batu, juga alat yang terbuat dari kayu maupun tulang. Yang lebih
menonjol lagi adalag bahwa makhluk ini sudah mengenal api, dengan kata lain mereka
sudah mengenal benda atau perkakas yang menghasilkan api. Dari peninggalan
kerangka binatang yang menumpuk di tempat tertentu menunjukkan bahwa mereka
adalah pemburu ulung dan satu langkah yang lebih maju adalah adanya kehidupan
bermasyarakat yang terdiri dari sekitar 20 – 50 orang. Di Jawa peninggalan yang
ditemukan oleh Von Koeningswad yang selanjutnya dikenal dengan Meganthopus
palaeojavanicus, si manusia raksasa yang hidup 600-500.000 tahun yang lalu.
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
5
- Mampu membuat alat yang lebih baik dari alat yang dibuat Homo habilis dengan
variasi yang lebih banyak
3. Homo Neanthertalensis
fosil manusia pra Neanderthal (Pra Manusia dari lembah Neander), perkembangan
yang lebih hanya yang menyangkut alat, maka pada manusia lembah Neander yang
hidup sekitar 150.000 – 60.000 tahun yang lalu ada perkembangan dalam bidang lain.
Alat yang digunakan tidak terbatas pada alat berburu dan mempertahankan diri, tetapi
juga tempat makanan dan minuman. Pada manusia Lembah Neander sudah
berkemabang benih adanya kepercayaan Supra Natural, benih-benih keagamaan
sebagai contoh adalah ditemukannya kuburan di Le Moustier yang berisi kerangka yang
dikebumikan secara terhormat.Memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
6
- Hidup sekitar 150.000-60.000 tahun yang lalu
- Mengenal alat berburu, alat mempertahankan diri, alat makan, dan alat minum
A B
4. Homo sapien
Pada manusia Cro-Magnon yang hidup sekitar 40.000 tahun yang lalu yang
menarik adalah bahwa mereka sudah mengembangkan kesenian, dalam hal ini seni
lukis. Interpretasi terhadap lukisan-lukisan yang ada di goa antara lain, sebagai bentuk
informasi tetang masalah perburuan, macam binatang buruan, cara-cara mematikan
atau menjebak dan yang khusus adalah adanya lukisan yang cenderung budaya
menangis, misalnya gambar manusia dengan kepala bertanduk rusa dengan sorot mata
yang tajam dan membawa tongkat sihir. Mungkin sekali gambar ini bertujuan untuk
keberhasilan perburuan. Suatu hal yang mengagumkan adalah bahwa mereka sudah
menggunakan pewarna, yang menurut para ahli dapat bertahan tetap cemerlang
selama 40.000 – 20.000 tahun. Lukisan daya magis yang lain adalah suatu bangunan
berwujud patung wanita dengan tekanan pada ukuran buah dada, perut dan pinggul
yang besar yang diduga digunakan sebagai lambang kesuburan. Manusia Cro-Magnon
diduga mengadakan pemujaan lewat lukisan-lukisan di dinding goa, khususnya lukisan-
lukisan di dinding goa atau celah-celah tebing terasing dan membahayakan bagi
pelukisnya. Alat yang digunakan selain dibuat dari batu juga dari tulang atau tanduk,
7
mereka sudah mengenal adanya jarum yang dipergunakan untuk menjahit pakaian yang
berupa kulit binatang . Memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
A B
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
10