Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH BIOLOGI

(EVOLUSI)

DISUSUN

OLEH: KELOMPOK 1

-NADIA FABANYO
-RIZKA AYU SAPUTRI
-DARRYL SEMION
-KARISMA MAILLA PUTRI
-FREDY SISWANTO
-QUFLUN AMALIA HUSEIN

-Alexander Lololuan
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan bimbingan-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makala ini yang berjudul “ evolusi”
dengan baik dan tepat.

Kami menyadari bahwa sesungguhnya, makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, maka dari itu kami dengan terbuka menerima segala kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Kami sadar bahwa tulisan ini dapat
diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, terutama dosen dan teman – teman yang telah
meluangkan waktu untuk membantu menyelesaikan karya tulis ini.

Di akhir kata, semoga melalui makalah ini, kami berharap agar dapat
mengingatkan diri pribadi dan mengajak pembaca untuk tetap memiliki sifat kritis, idealis,
inovatif, progratif, dinamis dan tanpa meninggalkan akar budaya bangsa Indonesia yang
tercermin dalam “ Bhineka Tunggal Ika”. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

Evolusi Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

1.3 Tujuan dan Mampaat Penulisan........................................................................ 5

BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................. 6

3.1 Pengertian Evolusi............................................................................................ 6

3.2 Teori Evolusi.................................................................................................... 6

3.3 Perbandingan Teori Evolusi Lamarck, Weismann, Dan Darwin...................... 12

3.4 Mekanisme Evolusi........................................................................................... 13

3.5 Spesiasi............................................................................................................. 21

3.6 Bukti-Bukti Terjadinya Evolusi....................................................................... 30

3.7 Pandangan Baru Tentang Evolusi..................................................................... 37

2.8 Beberapa Salah Paham Tentang Evolusi.......................................................... 38

BAB 3 PENUTUP........................................................................................................... 39

5.1 Kesimpulan....................................................................................................... 39

5.2 Saran................................................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 40

Evolusi Page 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

Kata evolusi mungkin tidak asing lagi di telinga kita semua sebab,mendengar evolusi
maka kita akan,mengingat Charles Darwin. Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan
pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme gen yang diwariskan kepada keturunan
suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme
bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh
dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada
spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh
rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi
ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu
populasi. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi 3 proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Evolusi didorong oleh 2 mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan
variasi genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang
berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam
suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi
karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi,
sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang
menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan
kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu,
hanyutan genetic merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada
frekuensi sifat suatu populasi. Variasi genetic dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sipat
akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi. Walaupun perubahan
yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan
menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya
dengan menghasilkan spesies yang baru. Sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu
dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari
nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.

Evolusi Page 4
I.2.    Rumusan Masalah 

Dalam makalah ini akan membahas dan menjelaskan beberapa hal yang menjadi rumusan
masalah yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan evolusi?


2. Bagaimana penjelasan tentang masing-masing teori evolusi?
3. Bagaimana perbandingan teori-teori tentang evolusi?
4. Bagaimaana proses mekanisme terjadinya evolusi?
5. Apa yang dimaksud dengan spesiasi?
6. Apa bukti-bukti yang menunjukkan terjadinya evolusi?
7. Bagaimana pandangan baru terhadap teori evolusi?
8. Apa saja kesalahan-kesalahan konsep pada teori evolusi?

I.3.    Tujuan dan manfaat

Dengan penyusunan dan pembuatan makalah ini penulis berharap agar bermanfaat bagi
pembaca maupun bagi penulis serta dapat mengaplikasikan pengetahuanya di lingkungan
hidup. Tujuann dan manfaat tersebut diantaranya dalah sebagai berikut :

1. Dapat menjelaskan pengertian dari evolusi;

2. Dapat mengetahui dan menjelaskan berbagai macam teori evolusi;

3. Dapat membandingkan teori evolusi dari berbagai ahli;

4. Dapat menjelaskan bagaimana mekanisme evolusi;

5. Dapat menjelaskan apa itu spesiasi;

6. Dapat mengetahui dan menjelaskan bukti-bukti evolusi;

7.Dapat dapat mengetahui pandangan baru mengenai evolusi;

8.Dapat meluruskan kesalahpahaman mengenai konsep-konsep evolusi;

Evolusi Page 5
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN EVOLUSI

Evolusi adalah suatu perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara berangsur-
angsur dalam jangka waktu yang lama sehingga terbentuk spesies baru. Sedangkan,
berdasarkan ilmu biologi, evolusi merupakan cabang biologi yang mempelajari sejarah asal-
usul makhluk hidup dan keterkaitan genetik antara makhluk hidup satu dengan yang lain.
Evolusi biologi mencakup dua peristiwa, yaitu:

1. evolusi anorganik merupakan evolusi mengenai asal-usul makhluk hidup yang ada di muka
bumi, berdasarkan fakta dan penalaran teoritis;

2. evolusi organik (evolusi biologis) merupakan evolusi filogenetis, yaitu mengenai asal-usul
spesies dan hubungan kekerabatannya. 

II.2  TEORI EVOLUSI

Banyak penjelasan mengenai teori evolusi yang dikemukakan oleh para ahli biologi,
baik pada masa sebelum teori evolusi darwin maupun pada masa sesudah teori evolusi
Darwin. Teori-teori tersebut sebagai berikut:

A.     Teori Evolusi Sebelum Darwin

Sejak abad ke-6 sebelum Masehi, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan
pendapatnya tentang asal usul berbagai jenis makhluk hidup yang ada di dunia dan banyak
ahli yang pendapatnya kemudian menjadi fondasi dalam teori evolusi. Teori mengenai
adanya evolusi yang dikemukakan oleh para ahli sebelum munculnya teori evolusi adalah
sebagai berikut.
1. Teori Fixisme
Diyakini oleh para pemikir pada masa-masa terdahulu. Teori ini meyakini adanya
eaneka ragam spesies makhluk yang bersifat independen, artinya manusia berasal dari
manusia dan seluruh binatang yang lain juga berasal dari spesies mereka masing-masing.

2. Teori Transformisme

Evolusi Page 6
Beranggapan bahwa penciptaan spesies-spesies yang ada sekarang ini berasal dari
makhluk dan spesies-spesies yang berbeda. Para ilmuwan berkeyakinan bahwa teori evolusi
alam natural paling tidak sesuai dengan masa para filosof Yunani. Sebagai contoh, Heraclitus
meyakini bahwa segala sesuatu senantiasa mengalami proses dan evolusi. Jika manusia
memiliki bentuk seperti yang dapat kita lihat sekarang ini sejak dari permulaan, niscaya ia
tidak akan dapat bertahan hidup.
3. Teori Katastropisme
Merupakan paham tentang keanekaragaman makhluk hidup dihasilkan oleh nenek
moyang yang umum, dan muncul atau punahnya makhluk hidup disebabkan oleh bencana
alam. Teori ini dikenalkan oleh George Cuvier (1796-1832), seorang ahli Palentologi (ilmu
fosil). Alasan Cuvier adalah karena ia mengamati stiap sedimen bebatuan kuno yang ia
temukan mengandung beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang berbeda. Karena itu, ia
berpikir bahwa sedimen mewakili tiap masa atau waktu evolusi. Tiap sedimen yang
mengandung jenis-jenis organisme hidup dan mati karena bencana.Ia berkeyakinan bahwa
makhluk hidup muncul selama masa yang beranekaragam dalam tataran geologis. Teori ini
dalam ilmu geologi dikenal dengan nama Catastrophisme; yaitu evolusi besar di permukaan
bumi. Ia mengingkari jenis hubungan kefamilian antara makhluk hidup yang hidup pada
masa kini dengan makhluk hidup yang pernah hidup.
4. Teori Kresionisme
Merupakan teori tentang penciptaan yang terjadi dalam sekali waktu kehidupan
sekaligus lengkap, kemudian selesai dan taka da lagi evolusi atau prubahan. Paham ini dianut
berdasar keyakinan agama juga berdasarkan keterangan Aristoteles (hidup pada masa 300
SM). Teori Kreasionisme dianggap tidak valid karena kenyatannya banyak spesies yang
hidupnya tidak sekaligus ada pada satu zaman. Misalnya, masa hidup dinosaurus tidak
bersamaan dengan masa hidup manusia.
5. Teori Gradualisme
Dikemukakan oleh ahli geologi Swedia bernama James Hutton (1795). Paham
tersebut menyatakan bahwa perubahan geologis berlangsung pelan-pelan tetapi pasti. Teori
ini tidak mampu dijelaskan dengan mekanisme yang meyakinkan.
6. Teori Uiformitarianisme
Dinyatakan oleh Charles Lyell (1797-1875). Paham ini meyatakan bahwa proses-
proses geologis ternyata menuruti pola yang seragam sehingga kecepata dan pengaruh
perubahan selalu seimbang dalam kurun waktu. Misalnya, terbentuknya gunung selalu

Evolusi Page 7
diimbangi dengan erosi gunung. Teori ini tidak dapat menjelaskan kejadian terbentuknya
spesies.

B. Pencetus Teori Evolusi

1. Aristoteles (384 – 322 SM)

Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang mencetuskan teori evolusi.
Ia mengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya
metafisika alam dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana kebentuk
yang lebih kompleks.

2. Anaximander (500 SM)

Filsuf yunani ini sering disebut sebagai evolusionis pertama. Anaximander memercayai
bahwa manusia berevolusi dari makhluk akuatik mirip ikan yang pindah ke darat.

3. Empedocles (495-435 SM)

Empedocles adalah seorang filsuf yunani yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari
lumpur dan tumbuhan kemudian berubah menjadi hewan. Menurut Ia, makhluk-makhluk
pertama memiliki bentuk seperti monster. Bentuk-bentuk ini berubah dan makhluk-makhluk
yang memiliki bentuk paling baik bertahan hidup. Pemikiran empedocles ini adalah bentuk
dari seleksi alam yang merupakan mekanisme penting dalam evolusi.

4. Georges louis leclarc de Buffon (1707-1788)

Adalah naturalis pertama di era modern yang mengembangkan konsep mengenai bentuk-
bentuk kehidupan berevolusi. Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang terjadi karena
pengaruh alam sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan variasi. Berdasarkan studi
fosil, naturalis berkebangsaan Perancis ini mengemukakan bahwa umur bumi kemungkinan
lebih tua dari 6000 tahun. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kemungkinan fosil merupakan
bentuk purba dari spesies yang ada sekarang.

5. Erasmus Darwin (1731-1802)

Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Darwin.Ia menulis prosa berjudul Zoonomia
yang menentang teori evolusi versi Lamarck. Namun, tulisannya ini dianggap kurang ilmiah.

Evolusi Page 8
Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi karena bagian fungsional terhadap stimulasi adalah
diwariskan.

6. Sir Charles Lyell (1797-1875)

Lyell adalah seorang ahli geologi skotlandia yang berpendapat bahwa permukaan bumi
terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama. Pendapatnya ini
bertentangan dengan pendapat kebanyakan pada waktu itu yang menganggap bumi masih
berusia muda. Lyell menerbitkan teorinya dalam buku Principles Of Geology. Hasil karyanya
ini memengaruhi pemikiran Charles Darwin dan Lyell menjadi salah satu pendukung Darwin
di kemudian hari.

7. Jean Baptise de Lamarck (1744-1829)

Lamarck ialah seorang ahli biologi prancis yang menjelaskan evolusi berdasarkan suatu
gagasan bahwa perubahan pada suatu individu disebabkan oleh lingkungan dan bersifat
diturunkan; disebut teori Lamarckisme.Dalam bukunya yang berjudul “Philoshopic”
Lamarck mengatakan sebagai berikut :
a. Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang diwariskan    melalui
proses adaptasi lingkungan.

b. Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunannya.

c. Organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh membesar, sedangkan organ
yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau penyusutan, bahkan akan
menghilang.

Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah jerapah. Menurut Lamarck, pada
awalnya jerapah memiliki leher pendek. Karena makanannya berupa daun-daun yang tinggi,
maka jerapah berusaha untuk dapat menjangkaunya. Karena terbiasa dengan hal ini maka
semakin lama, leher jerapah menjadi semakin panjang dan pada generasi berikutnya akan
lebih panjang lagi.

Hipotesis Lamarck diformulasikan sebelum era biologi modern. Pada saat itu teori sel
belum dikenal, dan diperlukan satu abad lagi sebelum peran gen-gen dan kromosom
diketahui. Jadi tidaklah mengherankan bahwa suatu teori yang tidak dapat dipertahankan
dalam ilmu pengetahuan modern, diajukan pada waktu itu.

Evolusi Page 9
Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles Darwin) yang
mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada yang berleher pendek dan ada
yang berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi untuk mendapatkan makanan.
Dari persaingan tersebut jerapah berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini
akan diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati dan perlahan-
lahan mengalami kepunahan.

8. Charles Robert Darwin (1809-1882)

Darwin adalah seorang peminat ilmu alam dari inggris. Teori Evolusi Darwin tidak muncul
begitu saja, namun berdasarkan hasil perjalanannya dengan kapal Beagle ke kepulauan
Galapagos dan studi terhadap berbagai disiplin ilmu.

a.      Pelayaran Darwin ke Kepulauan Galapagos

Pada tahun 1831, ia mengikuti pelayaran HMS beagle untuk memetakan jalur
pelayaran.Saat berlayar dari Inggris menggunakan kapal HMS Beagle, Darwin berusia 22
tahun (bulan Desember 1831). Tujuan utama pelayaran tersebut adalah untuk memetakan
pesisir pantai Amerika Selatan yang masih belum jelas. Selama pelayaran ini, darwin banyak
mengumpulkan fosil,batuan, dan mengamati berbagai makhluk hidup yang ia jumpai. Pada
saat awak kapal sibuk memetakan pesisir pantai, Darwin turun ke pantai, mengamati, dan
mengoleksi ratusan spesimen fauna dan flora Amerika Selatan yang beraneka ragam dan
endemik. Selain itu, saat kapal mengelilingi benua Amerika, Darwin mengamati berbagai
adaptasi tumbuhan dan hewan yang menempati hutan Brazil, bentangan padang rumput di
Argentina, daratan terpencil Tierra del Fuego dekat Argentina dan pegunungan Andes.

Setelah mencatat flora dan fauna di berbagai wilayah Amerika Selatan, Darwin
menyimpulkan bahwa flora dan fauna di Amerika Selatan mempunyai karakteristik khusus
yang sangat berbeda dengan flora dan fauna di Eropa. Darwin juga mengatakan bahwa flora
dan fauna di daerah beriklim sedang mempunyai hubungan yang lebih dekat dengan spesies
yang hidup di wilayah tropis benua tersebut, dibandingkan spesies di daerah beriklim sedang
di Eropa.Fauna yang paling membingungkan Darwin ditemukan diKepulauan Galapagos,
yaitu kepulauan yang berada di sebelah barat pesisir Amerika Selatan. Pada umumnya,
spesies fauna di Galapagos tidak ditemukan hidup di tempat lain, meskipun ada kesamaan
dengan hewan di Amerika Selatan. Setelah mengadakan pengamatan, diantaranya Darwin
menemukan 14 jenis burung finch di Galapagos. Meskipun jenisjenis tersebut agak mirip,

Evolusi Page 10
namun terlihat sebagai spesies yang berbeda, yang menunjukkan hubungan dengan burung
Finch yang ada di Amerika Selatan.

Perbedaan utama burung finch, yaitu pada bentuk dan ukuran paruhnya yang merupakan
adaptasi terhadap makanan tertentu. Kelompok pertama burung Finch yang hidup di tanah
(Geospiza magnirostris) mempunyai paruh yang besar yang teradaptasi untuk memecahkan
biji, kelompok kedua finch (Camarhynchus pallidus) yang menggunakan suatu duri kaktus
atau ranting kecil sebagai alat untuk mengorek semut atau serangga lainnya, dan kelompok
ketiga adalah kelompok kecil finch (Camarhynchus parvulus) yang menggunakan paruhnya.
Setelah kembali ke inggris, Darwin kembali memikirkan ide-idenya tentang evolusi. Satu hal
yang mengganggunya adalah evolusi seharusnya terjadi dalam waktu yang lama, ratusan ribu
hingga jutaan tahun. Padahal pendapat yang populer di kalangan ahli geologi saat itu adalah
bumi ini baru berusiia 6000 tahun. Darwin menemukan jawabannya dalam buku karangan
Charles Lyell, Principles of Geology. Setelah mempelajari buku tersebut, Darwin
berkesimpulan bahwa:

1) deretan fosil yang terdapat di batuan muda berbeda dengan fosil pada batuan yang lebih
tua.

2) perbedaan itu disebabkan adanya perubahan secara perlahan-lahan. Darwin juga


mempelajari buku mengenai hubungan ekonomi dan penduduk dunia di antaranya buku
karangan Thomas R. Malthus (1766-1834) yang berjudul An Essay on The Principle of
Population, dimana Malthus berpendapat bahwa kenaikan jumlah penduduk cenderung lebih
cepat daripada kenaikan produksi pangan. Oleh karena itu, timbul masalah bagi manusia
dalam menyelamatkan diri dari bahaya kelaparan.

Sebelum Darwin mempublikasikan idenya tentang evolusi secara luas, ia menerima


karangan ilmiah dari Alfred Robert Wallace (1823-1913) yang melakukan penelitian di
malaya. Tulisan Wallace tersebut sesuai bengan buah pikiran Darwin sehingga mereka
memutuskan untuk menerbitkan tulisan mereka bersama-sama pada tahun 1858. Buku
Darwin, The Original of Species, diterbitkan setahun setelah itu.

Setelah melalui pengamatan dan kajian yang mendalam, akhirnya darwin mengemukakan
teori evolusinya dalam bukunya yang berjudul On The Origin of Species by Means of Natural
Selection atau asal mula spesies yang terjadi melalui seleksi alam. Buku ini diterbitkan pada
tanggal 24 November 1859.

Evolusi Page 11
Buku darwin tersebut mengandung dua teori utama. Pertama, spesies-spesies yang hidup
sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa lalu. Kedua, seleksi alam
merupakan penyebab evolusi adaptif. Dua teori utama darwin tersebut merupakan hasil
observasi darwin sebagai berikut.

- Observasi Ke-1. setiap spesies memunyai kemampuan fertilisasi yang besar sehingga


ukuran populasi akan meningkat secara eksponensial bila setip individu yang dilahirkan
berhasil melakukan reproduksi

- Observasi Ke-2. ukuran populasi cenderung menjadi stabil kecuali untuk fluktuasi


musiman

- Observasi Ke-3. sumber daya alam terbatas

- Observasi Ke-4. individu-individu suatu populasi sangat berfariasi dalam hal ciri-ciri


tubuh, namun tidak ada dua individu yang benar-benar sama.

- Observasi Ke-5. kebanyakan variasi diwariskan pada keturunannya.

II.3.  PERBANDINGAN TEORI EVOLUSI LAMARCK, WEISMANN, DAN


DARWIN

 a. Teori Evolusi Lamarck Vs Teori Evolusi Darwin

Teori Evolusi Lamarck berisi dua gagasan utama, yaitu:

1. Gagasan use and disuse (digunakan dan tidak digunakan) bagian tubuh yang digunakan
secara intensif untuk menghadapi suatu lingkungan tertentu akan menjadi besar dan kuat.
Sementara itu, bagian tubuh yang jarang digunakan akan mengalami kemunduran.

2. Sifat atau ciri-ciri dari lingkungan dapat diwariskan kepada keturunannya.

Contoh teori ini adalah evolusi pada jerapah berleher panjang. Menurut Lamarck,
nenek moyang jerapah sebenarnya berleher pendek. Jerapah yang berleher pendek
menjulurkan lehernya untuk mencapai makanannya pada daun-daun cabang pohon yang
tinggi. Oleh karena itu, leher jerapah menjadi panjang. Sifat leher jerapah yang panjang
tersebut akan diwariskan pada keturunannya. Dengan demikian, semua jerapah berleher
panjang. Sebaliknya, menurut Darwin, evolusi terjadi melalui seleksi alam dengan adanya
adaptasi makhluk hidup. Darwin berpendapat bahwa nenek moyang jerapah terdiri atas

Evolusi Page 12
jerapah yang berleher panjang dan jerapah berleher pendek. Karena makanan jerapah adalah
daun-daunan di pohon yang tinggi, maka hanya jerapah berleher panjang yang dapat
menjangkaunya. Jerapah berleher pendek tidak dapat menjangkau daun-daun di pohon yang
tinggi tersebut sehingga kekurangan makanan dan akhirnya mati.

c.       Teori Darwin Vs Teori Weismann

Sebenarnya, Weismann tidak menentang pandangan Darwin, tetapi lebih menjelaskan


pandangan Darwin mengenai seleksi alam. Weismann berpendapat bahwa perubahan sel
tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada keturunannya. Evolusi
menyangkut bagaimana pewarisan gengen melalui sel-sel kelamin, artinya evolusi adalah
gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika. Sifat leher panjang atau pendek jerapah
dikendalikan oleh gen. Gen untuk leher panjang bersifat dominan. Sedangkan, gen untuk
leher pendek adalah resesif. Karena jerapah berleher pendek tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungan, maka jerapah ini akan punah.

d.      Teori Evolusi Lamarck Vs Teori Evolusi Weismann

Lamarck berpendapat bahwa makhluk hidup beradaptasi terhadap lingkungannya


melalui perubahan pada organ tubuhnya. Kemudian, sifat atau fungsi organ tersebut
diwariskan kepada keturunannya. Menurut Lamarck, nenek moyang menjangan tidak
bertanduk. Namun, dikarenakan sering mengadu kepala, maka tanduk tumbuh di kepala
menjangan. Teori Lamarck ditentang oleh Weismann. Weismann berpendapat bahwa
perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya.
Weismann membuktikan teorinya dengan mengawinkan dua ekor tikus yang masing-masing
ekornya telah dipotong. Kemudian, anak-anak yang sudah dewasa dipotong ekornya dan
dikawinkan dengan sesamanya. Hasilnya tetap anak-anak tikus yang berekor. Percobaan ini
dilakukan hingga 21 generasi tikus dan hasilnya tetap sama.

II.4.  MEKANISME EVOLUSI

Tidak ada makhluk hidup yang sama persis meskipun berada dalam satu spesies.
Keberadaan macam-macam karakteristik yang dimiliki individu berperan sebagai pembeda
antara individu yang satu dengan yang lain. Sifat-sifat yang berbeda yang terdapat pada
individu-individu dalam satu spesies disebut variasi. Individu yang mengalami variasi disebut
varian. Jika satu spesies hidup pada suatu tempat yang berbeda dari asal-usulnya, keturunan-

Evolusi Page 13
keturunan berikutnya akan mengalami perubahan sehingga spesies tersebut tidak sama
dengan spesies dari asalusulnya, dengan demikian muncul varian.

Sifat dan karakteristik yang dimiliki suatu individu ditentukan oleh gen. Perubahan
yang terjadi pada gen menyebabkan terjadinya perubahan sifat pada individu.Mutasi gen
adalah perubahan susunan kimia dari suatu gen. Mutasi gen merupakan mekanisme evolusi
yang sangat penting. Pewarisan sifat dari induk ke generasi berikutnya terjadi melalui gamet
induk. Kenyataan itu menyebabkan setiap gamet mengandung beribu-ribu gen, setiap
individu menghasilkan beribu-ribu gamet, sehingga jumlah generasi yang terjadi sedemikian
banyak selama masih adanya spesies tersebut.

Jadi, Evolusi pada makhluk hidup terjadi antara lain karena adanya:

1. Variasi genetik
Variasi genetik terjadi oleh sebab utama, yaitu:
 adanya mutasi gen

Mutasi gen menyebabkan terjadinya penyimpangan sifat-sifat individu dari sifat yang
normal. Terjadinya mutasi ini ada yang dipengaruhi oleh faktor luar, dan ada juga yang
dipengaruhi oleh faktor dalam (rekombinasi gen-gen).Mutasi gen yang tidak dipengaruhi oleh
faktor luar mempunyai 2 sifat, yaitu:

1.    Jarang terjadi, sebab tidak setiap rekombinasi gen menyebabkan mutasi

2.    Kebanyakan tidak menguntungkan

Sekalipun demikian, mutasi ini tetap merupakan salah satu mekanisme evolusi yang
sangat penting, termasuk dalam hal pembentukkan species baru dengan sifat-sifat yang lebih
baik.Jadi jika mutasi kita tinjau selama periode evolusi dari suatu species, maka tetap akan
mendapatkan angka mutasi yang besar.Hal ini terjadi karena:

1.    Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen

2.    Setiap individu mampu menghasilkan beribu-ribu bahkan berjuta-juta gamet dalam satu
generasi

3.    Jumlah generasi yang dihasilkan oleh suatu species selama kurun waktu species itu ada
banyak sekali.

Evolusi Page 14
Berdasarkan hal tersebut maka angka laju mutasi pada setiap species dapat diketahui.
Angka laju mutasi adalah angka yang menunjukkan berapakah jumlah gen yang bermutasi
dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu dari suatu species.

Sebagai contoh data sebagai berikut:

~ Angka laju mutasi per gen = 1 : 100.000

~ Jumlah gen dalam satu individu yang mampu bermutasi = 1000

~ Perbandingan mutasi yang menguntungkan dengan mutasi yang merugikan = 1 : 1000

~ Jumlah populasi setiap generasi = 200 juta

~ Jumlah generasi selama species itu ada = 5000

Pertanyaan yang muncul adalah berapakah kemungkinan terjadinya mutasi yang


menguntungkan selama species itu ada?

Jawab:

Jumlah mutasi gen yang menguntungkan yang mungkin terjadi adalah:

~ Pada satu individu:

= 1/100.000  x  1000  x  1/1000  = 1/100.000

~ Pada tiap generasi:

1/100.000  x   200.000.000  =  2000

~ Selama species itu ada (5000 generasi)

2000  x   5000  =  10.000.000

Jadi terbukti, sekalipun mutasi tersebut jarang terjadi dan mutasi yang menguntungkan sangat
kecil kemungkinannya, tetapi jika ditinjau selama periode evolusi suatu species maka
kemungkinan terjadinya mutasi yang adaptif akan tetap besar.

Ada tiga fakta penting yang muncul pada peristiwa mutasi, yaitu:

1.    Mutasi muncul secara spontan dan tidak di arahkan oleh alam

Evolusi Page 15
2.    Mutasi dapat terjadi lagi pada mutan

3.    Mutasi pada umumnya merugikan organisme yang mengalaminya.

 Frekuensi Gen Dalam Populasi

Frekuensi gen adalah perbandingan antara gen yang satu dengan gen lainnya di dalam
suatu populsi. Misal suatu populasi mempunyai gen dominan A dan  gen resesif a. Kedua gen
tersebut sama-sama adaptif.  Maka generasi yang bergenotif AA, Aa maupun aa mempunyai
daya fertilitas dan viabelitas yang sama.

Misalnya populsi tersebut dimulai dengan 50% AA jantan dan 50%  aa betina, maka
dalam generasi (F1) semua populasi bergenotif Aa.

Apabila dilakukan perkawinan F1 dengan F1 maka frekuensi genotif  F2 adalah   =

25 AA  :  50 Aa  :  25 aa    atau   ¼  AA  :  ½  Aa  :  ¼ aa

Berdasarkan perhitungan tersebut maka frekuensi keseimbangan genotif F 2 adalah hasil kali
frekuensi gen dari masing-masing induknya, yaitu  :

(A  +  a)(A  +  a)            =  AA  +  2 Aa  +  aa

A2 +  2 Aa  +  a2

Demikian pula pada generasi F3 tetap seperti pada F2 yaitu  1  :  2  :  1. Jadi apabila
setiap individu dari berbagai kesempatan melakukan perkawinan yang sama dan berlangsung
secara acak, serta setiap genotif mempunyai variabilitas yang sama maka perbandingan antara
genotif yang satu denganyang lainnya dari generasi ke generasi adalah tetap sama.

Hukum Hardy-Weinberg

Hardy nama lengkapnya Godfrey Harold Hardy adalah seorang ahli matematka Inggris
dan Weinberg yang nama lengkapnya Wilhhelm Weinberg adalah seorang dokter dari
jerman. Mereka secara terpisah menemukan hubungan matematika dari frekuensi gen dalam
populasi, yang kemudian dikenal sebagai Hukum Hardy-Weinberg. Frekuensi gen dalam
populasi adalah perbandingan alela gen tersebut dalam populasi.

Evolusi Page 16
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi gen dan genotip dalam suatu populasi
akan berada pada keadaan yang tetap atau konstan (sama) dari generasi ke generasi apabila
memenuhi syarat sebagai berikut:

1.    Genotip-genotip yang ada memiliki viabilitas (kemampuan hidup) dan fertilitas


(kesuburan) yang sama.

2.    Perkawinan antara genotip terjadi secara acak (random)

3.    Tidak ada mutasi dari gen satu ke gen yang lain atau sebaliknya

4.    Populasi harus cukup besar

5.    Tidak terjadi migrasi antar populasi

6.    Tidak terjadi seleksi alam

Apabila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan symbol p dan alelnya dengan symbol q,
maka secara matematika hukum tersebut dinyatakan sebagai berikut:

p  +  q  =  1  atau sama dengan 100%

(p +  q)2  =  1  atau sama dengan 100%

P2 +  2pq  + q2  =  1 atau sama dengan 100%

Pp  +  2pq  +  qq  =  1 atau sama dengan 100%

Dimana:

pp  =  alela yang homozigot

pq  =  alela heterozigot

qq  =  alela homozigot resesif

 Perubahan Perbandingan Frekuensi Gen

Hukum hardy-weinber tidak selalu menghasilkan angka perbandingan yang tetap dari
generasi ke generasi. Ini berarti dalam populasi frekuensi gen dapat mengalami perubahan.

Faktor yang menyebabkan perubahan frekuensi gen adalah :

Evolusi Page 17
1. Perkawinan acak
Akibat dari perkawinan acak ini, alel yang membawa sifat yang lebih disukai akan menjadi
lebih mudah dijumpai dalam populasi. Alel dengan sifat yang tidak disukai akan menjadi
berkurang dan mungkin akan hilang dari populasi.Terjadinya mutasi pada satu atau beberapa
gen akan mengakibatkan adanya perubahan kesetimbangan gen-gen

2. Migrasi (emigrasi dan Imigrasi)

Migrasi menyebabkan frekuensi gen akan berubah. Individu yang meninggalkan populasi
(emigrasi), akan membawa alel keluar. Sebaliknya individu yang masuk ke dalam populasi
(imigrasi), akan membawa alel yang berpotensi menjadi alel baru. Pergerakan alel antar
populasi ini disebut arus gen. Migrasi menyebabkan bertambahnya variasi sifat dalam suatu
populasi. Tidak adanya migrasi dapat menyebabkan perbedaan frekuensi gen antar populasi.
Spesies pada kedua populasi yang terpisah saling terisolir. Melalui proses evolusi, maka akan
terjadi perubahan frekuensi gen pada kedua gen tersebut. Perubahan yang terjadi dapat sama
atau berbeda, tergantung pada keadaan lingkungan masing-masing. Jika lingkungan berbeda,
perubahan dapat mengarah pada terbentuknya dua spesies yang berbeda.

Contoh:

Xylopa nobilis (kumbang) antara daerah manado dengan kepulauan sangihe. Kumbang-
kumbang di dua daerah tersebut menunjukkan perbedaan genetika. Karena sesuatu hal,
kumbang kayu di pulau sangihe bermigrasi ke manado. Pada kumbang tersebut terjadi
interhibridisasi sehingga terjadi perubahan frekuensi gen pada generasi selanjutnya.

3. Hanyutan genetik
Perubahan frekuensi alel akibat adanya populasi kecil yang memisah dari populasi besar
ini disebut hanyutan genetik. Salah satu sebab dari hanyutan genetik adalah founder effect.
Founder, yang dalam bahasa Inggris berarti penemu atau pendiri mengacu pada sekelompok
individu yang menempati tempat baru dan membentuk koloni tersendiri. Koloni baru ini
dapat memiliki frekuensi alel yang bereda dengan populasi induknya karena mereka menikah
dengan sesama anggota koloninya. Frekuensi gen akibat hanyutan genetik amat sulit
diprediksi karena bersifat acak. Bottleneck effect juga dapat menjadi salah satu penyebab
terjadinya hanyutan genetik. Hal ini terjadi jika banyak anggota populasi yang mati dan
sisanya saling kawin hingga jumlah populasinya kembali seperti semula. Hanyutan genetik
dapat berakibat buruk jika terjadi penurunan variasi gen. Penurunan variasi gen menyebabkan

Evolusi Page 18
suatu populasi menjadi rentan terhadap kepunahan apabila terjadi perubahan lingkungan atau
gaya hidup.
4.    Rekombinasi

Rekombinasi gen terjadi melalui perkawinan yang menyebabkan perubahan     


frekuensi gen pada generasi berikutnya. Melalui perkawinan silang, akan dihasilkan varietas
baru. Varietas baru ini terjadi akibat pembuahan atau penyerbukan dari individu lain sehingga
terjadi rekombinasi gen. Rekombinasi gen-gen yang disebabkan oleh perkawinan silang
merupakan dasar terjadinya evolusi, karena melalui rekombinasi memungkinkan adanya
variasi baru. Apabila varietas-varietas baru yang terbentuk menempati daerah yang sangat
berbeda dan tidak memungkinkan terjadinya interhibridisasi, dua varietas baru tersebut akan
mengalami perubahan-perubahan yang pada akhirnya akan menjadi dua spesies yang
berbeda.

5.    Perubahan alam sekitar.

Perubahan alam sekitar dan adanya mekanisme isolasi dapat menyebabkan populasi
dari species terpisah, akhirnya berkembang menjadi species-species baru.

Contoh:

~ Xylopa nobilis pulau sangihe dengan Xylocopa nobilis di menado

~ Burung finch di kepulauan Galapagos dengan burung Finch di daratan Amerika Selatan

2.    Seleksi alam

Adanya perubahan lingkungan yang terjadi dari masa ke masa, mengakibatkan


individu-individu yang hidup pada masamasa tersebut mengalami perubahan pula. Alam
mengadakan seleksi terhadap makhluk hidup yang ada di dalamnya. Hanya makhluk hidup
yang dapat beradaptasi yang mampu bertahan hidup dan berkembang biak, sedangkan yang
tidak mampu beradaptasi akan punah dan gagal melangsungkan kehidupannya. Darwin
menyadari hubungan penting antara seleksi alam dan kemampuan organisme untuk
‘menghasilkan keturunan secara berlebih’. Darwin menyadari bahwa kapasitas untuk
menghasilkan keturunan secara berlebih (over produksi) merupakan karakteristik semua
spesies. Dari banyak telur yang dihasilkan, anak yang dilahirkan, dan biji yang disebarkan,
hanya sekian persen yang menuntaskan perkembangan mereka dan menghasilkan keturunan

Evolusi Page 19
sendiri. Sisanya dimakan, mati kelaparan, mati sakit, tidak kawin, atau tidak mampu
bertoleransi terhadap kondisi fisik lingkungan seperti kadar garam atau suhu.

Sifat-sifat suatu organisme dapat memengaruhi tidak hanya kinerjanya, namun juga
sebaik apa keturunannya menghadapi tantangan lingkungan. Misalnya suatu organisme
mungkin memiliki satu sifat warisan yang memberi keuntungan bagi keturunannya untuk
meloloskan diri dari predator, memperoleh makanan, atau bertoleransi terhadap kondisi fisik.
Oleh karena itu, seiring waktu, seleksi alam yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti
predator, kekurangan makanan, atau kondisi fisik yang tak bersahabat dan meningkatkan
presentase sifat-sifat yang menguntungkan di dalam populasi.

Seleksi alam berlangsung melalui interaksi antara orgaisme individual dan


lingkungannya, namun individu tidak berevolusi. Sebenarnya, populasilah yang berevolusi
seiring waktu. Seleksi alam dapat memperbanyak atau mengurangi sifat-sifat warisan saja-
sifat yang diwariskan dari organisme pada keturunannya. Walaupun suatu organisme
mungkin termodifikasi semasa hidupnya, dan karakteristik yng diperoleh dapat membantu
organisme tersebut di lingkungannya, hanya ada sedikit bukti bahwa sifat yang diperoleh
semacam itu diwariskan pada keturunan. Faktor lingkungan variasi menurut tempat dan
waktu. Sifat yang menguntungkan disuatu tempat atau waktu mungkin tak berguna-atau
bahkan mematikan-ditempat atau waktu lain. Seleksi alam selalu bekerja, namun sifat mana
yang menguntungkan bergantung pada konteks alam.

Mata rantai terlemah dalam teori Darwin mengenai seleksi alam adalah
pengabaiannya akan mekanisme pewarisan. Tanpa adanya cukup pemahaman mengenai
hukum-hukum genetika. Darwin tak dapat menjelaskan variasi-variasi yang muncul sebagai
erkecualian dari kecenderungan “yang mirip menghasilkan yang mirip”, walaupun variasi-
variasi tersebut yang penting sekali artinya bagi teorinya. Teori seleksi alam bersandar pada
tiga prinsip utama.

 Yang pertama, pada setiap generasi dihasikan anak-anak yang luar biasa
berlebih jumlahnya-lebih banyak daripada yang dapat didukung oleh sumber-
sumber yang terbatas (makanan, air, tempat berteduh, pasangan kawin) di
lingkungan.
 Yang kedua, terdapat variasi yang dapat diwariskan dalam populasi anak yang
terlalu besar itu.

Evolusi Page 20
 Yang ketiga, terjadi kompetisi demi kesintasan, yang menyebabkan varian-
varian yang teradaptasi dengan lebih baik terhadap lingkungan tertentu-lah
yang akan berhasil dan menghasilkan keturunan yang mewarisi sifat-sifat
adaptif tersebut.

Seiring berlalunya waktu, sifat-sifat yang memberikan keadaptifan, atau kelestarian


(fitness) tersebut. Menjadi terakumulasi dalam populasi, sedangkan sifat-sifat yang
mengurangi pelestarian cenderung semakin sedikit atau menghilang sama sekali. Aspek
terakhir inilah-keberhasilan reproduktif dari bentuk-bentuk yang lebih teradaptasi-yang diberi
istilah tepat seleksi alam (natural selection)      

II.5. SPESIASI

A. Pengertian spesiasi

Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies
sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi.
Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya merupakan proses perubahan yang
berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi. Spesiasi
lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu. Kecepatan spesiasi
maupun kepunahan sebagian tergantung pada ukuran kisaran geografis dari suatu daerah.
Daerah yang luas cenderung meningkatkan kecepatan spesiasi dan menurunkan kecepatan
kepunahan. Jenis yang terdapat di daerah yang luas akan mengalami spesiasi lebih cepat,
sedangkan menurunnya luas area akan meningkatkan kepunahan suatu jenis, jadi
menurunkan jumlah jenis yang akan mengalami spesiasi. (Widodo, 2007). Spesiasi atau
terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi,
dan perubahan genetika (Campbell, 2003). Adapun proses spesiasi ini dapat berlangsung
secara cepat atau lama hingga berjuta-juta tahun.

Spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya dalam
kerangka evolusi. Spesiasi dapat berlangsung cepat, dapat pula berlangsung lama hingga
puluhan juta tahun. Setiap populasi terdiri atas kumpulan individu sejenis (satu spesies) dan
menempati suatu lokasi yang sama. Karena suatu sebab, populasi dapat terpisah dan masing-
masing mengembangkan adaptasinya sesuai dengan lingkungan baru. Dalam jangka waktu
yang lama, populasi yang saling terpisah itu masing-masing berkembang menjadi spesies
baru sehingga tidak dapat lagi mengadakan perkawinan yang menghasilkan keturunan fertil.

Evolusi Page 21
Terbentuknya spesies baru (spesiasi) dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi
reproduksi, dan perubahan genetika.

B. Syarat terjadinya spesiasi

1. Adanya perubahan lingkungan

Perubahan lingkungan dapat menyebabkan perubahan evolusi. Contohnya, bencana


alam dapat menyebabkan timbulnya kepunahan massal di muka bumi. Bencana alam seperti
glasiasi, vulkanisme, atau akibat pergesaran benua, dan proses-proses lainnya menyebabkan
perubahan global yang menyebabkan timbulnya kepunahan missal di muka bumi. Kepunahan
massal akan menimbulkan relung-relung kosong yang dalam waktu lama relung-relung
tersebut baru terisi. Apabila tidak ada relung yang kosong, tidak ada tempat bagi suatu
spesies untuk mengalami proses spesiasi.

2. Adanya relung (niche) yang kosong

Relung merupakan tempat hidup dan interaksi suatu organisme. Suatu spesies selalu
menempati relung tertentu. Suatu relung umumnya hanya dapat ditempati oleh satu jenis
spesies saja. Kepunahan massal akan menimbulkan relung-relung kosong yang akan
menyebabkan relung-relung baru terisi kembali dalam jangka waktu yang panjang. Apabila
relung tersebut kosong (tidak ada organisme yang menempatinya), maka akan ada banyak
organisme yang berusaha menempati relung tersebut.

3. Adanya keanekaragaman suatu kelompok organisme

Selalu akan ada sejumlah organisme yang mencoba mengisi relung yang kosong.
Keberhasilan suatu organisme mengisi relung ditentukan oleh seberapa besar kecocokan
organisme tersebut dibandingkan dengan persyaratan relung yang kosong.

C. Proses Spesiasi

1. Isolasi Geografi

Mayoritas para ahli biologi berpandangan bahwa faktor awal dalam proses spesiasi
adalah pemisahan geografis, karena selama populasi dari spesies yang sama masih dalam
hubungan langsung maupun tidak langsung gene flow masih dapat terjadi, meskipun berbagai
populasi di dalam sistem dapat menyimpang di dalam beberapa sifat sehingga menyebabkan
variasi intraspesies. Hal serupa juga dikemukakan oleh Campbell dkk (2003) bahwa proses-

Evolusi Page 22
proses geologis dapat memisahkan suatu populasi menjadi dua atau lebih terisolasi. Suatu
daerah pegunungan bisa muncul dan secara perlahan-lahan memisahkan populasi organisme
yang hanya dapat menempati dataran rendah; suatu glasier yang yang bergeser secara
perlahan-lahan bisa membagi suatu populasi; atau suatu danau besar bisa surut sampai
terbentuk beberapa danau yang lebih kecil dengan populasi yang sekarang menjadi terisolasi.
Jika populasi yang semula kontinyu dipisahkan oleh geografis sehingga terbentuk hambatan
bagi penyebaran spesies, maka populasi yang demikian tidak akan lagi bertukar susunan
gennya dan evolusinya berlangsung secara sendiri-sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu,
kedua populasi tersebut akan makin berbeda sebab masing-masing menjalani evolusi dengan
caranya masing-masing (Widodo dkk, 2003).

Pada awalnya isolasi reproduksi muncul sebagai akibat adanya faktor geografis, yang
sebenarnya populasi tersebut masih memiliki potensi untuk melakukan interbreeding dan
masih dapat dikatakan sebagai satu spesies. Kemudian kedua populasi tersebut menjadi
begitu berbeda secara genetis, sehinggagene flow yang efektif tidak akan berlangsung lagi
jika keduanya bercampur kembali. Jika titik pemisahan tersebut dapat tercapai, maka kedua
populasi telah menjadi dua spesies yang terpisah (Widodo dkk, 2003). Isolasi geografi dari
sistem populasi diprediksi akan mengalami penyimpangan karena kedua sistem populasi yang
terpisah itu mempunyai frekuensi gen awal yang berbeda, terjadi mutasi, pengaruh tekanan
seleksi dari lingkungan yang berbeda, serta adanya pergeseran susunan genetis (genetic drift),
ini memunculkan peluang untuk terbentuknya populasi kecil dengan membentuk koloni baru.

Suatu penghalang (barier) adalah keadaaan fisis ekologis yang mencegah terjadinya
perpindahan-perpindahan spesies tertentu melewati batas ini dan suatu barier suatu spesies
belum tentu merupakan barier bagi spesies lain. Perubahan waktu yang terjadi pada isolasi
geografis menyebabkan terjadinya isolasi reproduktif sehingga menghasilkan dua spesies
yang berbeda.

a. Proses spesiasi Simpatri

Menurut Campbell, dkk (2003) dalam spesiasi simpatrik, spesies baru muncul di
dalam lingkungan hidup populasi tetua; isolasi genetik berkembang dengan berbagai cara,
tanpa adanya isolasi geografis. Model spesiasi simpatrik meliputi spesiasi gradual dan
spontan. Sebagian besar model spesiasi simpatrik masih dalam kontroversi, kecuali pada
model spesiasi spontan dan spesiasi poliploidi yang terjadi pada tumbuhan.

Evolusi Page 23
Hugo de Vries menyatakan bahwa spesiasi simpatrik dengan autopoliploidi yang
terjadi pada tumbuhan bunga primrose (Oenothera lamarckiana) yang merupakan suatu
spesies diploid dengan 14 kromosom. Di mana suatu saat muncul varian baru yang tidak
biasanya diantara tumbuhan itu dan bersifat tetraploid dengan 28 kromosom. Selanjutnya
bahwa tumbuhan itu tidak mampu kawin dengan bunga mawar diploid, spesies baru itu
kemudian dinamai Oenothera gigas. Mekanisme lain spesiasi adalah alopoliploidyaitu
kontribusi dua spesies yang berbeda terhadap suatu hibrid poliploid. Misalnya
rumput Spartina anglicayang berasal dari hibridisasi Spartina maritima dengan Spartina
alternaflora. Spesiasi simpatrik pada hewan contohnya serangga Rhagoletis sp.

Model-model spesiasi simpatrik didasarkan pada seleksi terpecah (distruptive


selection), seperti ketika dua homozigot pada satu atau lebih lokus teradaptasi dengan sumber
yang berbeda dan hal itu merupakan suatu multiple-niche polymorphism. Contohnya pada
serangga herbivora bergenotip AA dan A’A’ teradaptasi dengan spesies tumbuhan 1 dan 2,
dimana genotip AA’ tidak teradaptasi dengan baik. Masing-masing homozigot ingin
mempunyai fittes lebih tinggi jika dilakukan mating secara assortativedengan genotip yang
mirip dan tidak menghasilkan keturunan heterozigot yang tidak fit. Assortative
matingmungkin dipertimbangkan adanya lokus B yang dapat mempengaruhi perilaku kawin
maupun mendorong serangga untuk memilih inang spesifik, yang pada tempat tersebut dapat
ditemukan pasangan dan kemudian dapat bertelur. Jika BB dan Bb kawin hanya pada inang 2,
perbedaan dalam pemilihan inang dapat mendasari terjadinya pengasingan/ isolasi
reproduktif. Banyak dari serangga herbivora yang merupakan spesies yang berkerabat dekat
dibatasi oleh perbedaan inang, terutama untuk pemenuhan kebutuhan makan, mating/kawin.

b. Proses spesiasi tidak Simpatri

Spesiasi tidak simpatri adalah proses spesiasi yang terdapat dalam area geografi yang
berbeda dibandingkan dengan area geografi suatu spesies yang paling berkerabat. Spesiasi
tidak simpatri dapat dibagi tiga, yaitu spesiasi alopatri (spesiasi yang terjadi di daerah yang
berjauhan atau berlainan dari satu spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya),
spesiasi parapatri (spesiasi terjadi di daerah yang bersebelahan dengan daerah dari suatu
spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya), spesiasi peripatri (spesiasi yang terjadi
di daerah pinggir dari daerah suatu spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya).

Evolusi Page 24
1) Spesiasi Alopatrik ( Allopatric Speciation)

Terjadinya spesiasi alopatrik banyak dibuktikan melalui studi variasi geografi. Spesies
yang beranekaragam secara geografis dari seluruh karakter dapat menghalangi pertukaran gen
antara spesies simpatrik. Populasi yang terpisah secara geografis dapat terisolasi oleh
kemandulan atau perbedaan perilaku dibandingkan dengan populasi yang berdekatan.
Populasi yang terisolasi mungkin tidak dapat melakukan interbreeding jika mereka bertemu,
karena bentuknya sangat menyimpang (divergent) dan kemudian masuk ke dalam simpatrik
tetapi tidak terjadi interbreeding. Spesiasi alopatrik merupakan mekanisme isolasi yang
terjadi secara gradual.

Contoh bukti perbedaan alopatrik misalnya hewan air tawar menunjukkan


keanekaragaman yang besar di daerah pegunungan yang banyak terisolasi dengan sistem
sungai. Pada suatu pulau suatu spesies adalah homogen di atas rentang kontinen yang berbeda
dalam hal penampilan, ekologi dan perilaku. Contoh spesiasi alopatrik lainnya adalah
pembentukan spesies burung finch di Kepulauan Galapagos yang dikemukakan oleh Darwin.
Menurut Darwin dalam Stearns and Hoekstra (2003) bahwa burung finch berasal dari satu
nenek moyang burung yang sama.

Spesiasi alopatrik juga dialami oleh tupai antelope di Grand Canyon. Di mana pada
tebing selatan hidup tupai antelope harris (Ammospermophillus harris). Beberapa mil dari
daerah itu pada sisi tebing utara hidup tupai antelope berekor putih harris
(Ammospermophillus leucurus), yang berukuran sedikit lebih kecil dan memiliki ekor yang
lebih pendek dengan warna putih di bawah ekornya (Gambar 2.6.). Ternyata di situ semua
burung-burung dan organisme lain dapat dengan mudah menyebar melewati ngarai ini, tetapi
tidak dapat dilewati oleh kedua jenis tupai ini.

2) Spesiasi parapatrik/ Semi geografik

Jika seleksi menyokong dua alel berbeda yang berdekatan atau parapatrik, frekuensi
sudah dapat ditetapkan. Dengan cukupnya seleksi pada suatu lokus yang berkontribusi
terhadap isolasi reproduktif, populasi dapat membedakan kepada spesies yang terisolasi
secara reproduktif. Endler (1977) dalam Widodo dkk (2003) berargumen bahwa zona bastar
yang biasanya menandai untuk dapat terjadinya kontak sekunder sebenarnya sudah muncul
secara in situ (melalui perbedaan populasi parapatrik dan spesies yang muncul juga
parapatrik).

Evolusi Page 25
Spesiasi Parapatrik merupakan spesiasi yang terjadi karena adanya variasi frekuensi
kawin dalam suatu populasi yang menempati wilayah yang sama. Pada model ini, spesies
induk tinggal di habitat yang kontinu tanpa ada isolasi geografi. Spesies baru terbentuk dari
populasi yang berdekatan. Suatu populasi yang berada di dalam wilayah tertentu harus
berusaha untuk beradaptasi dengan baik untuk menjamin kelangsungan hidupnya, dan usaha
itu dimulai dengan memperluas daerah ke daerah lain yang masih berdekatan dengan daerah
asalnya. Apabila di area yang baru ini terjadi seleksi, maka perubahan gen akan terakumulasi
dan dua populasi akan berubah menjadi teradaptasikan dengan lingkungan barunya. Jika
kemudian mereka berubah menjadi spesies lain (spesies yang berbeda), maka perbatasan ini
akan diakui sebagai zona hibrid. Dengan demikian, dua populasi tersebut akan terpisah,
namun secara geografis letaknya berdekatan sepanjang gradient lingkungan.

Di dalam spesiasi parapatrik tidak ada barier ekstrinsik yang spesifik untuk gene flow.
Populasi berlanjut, tetapi populasi tidak kawin secara acak, individu lebih mudah kawin
dengan tetangganya secara geografis dari pada individu di dalam cakupan populasi yang
berbeda. Artinya bahwa individu lebih mungkin untuk kawin dengan tetangganya daripada
dengan individu yang ada dalam cakupan Di dalam gaya ini, penyimpangan boleh terjadi oleh
karena arus gen dikurangi di dalam populasi dan bermacam-macam tekanan pemilihan ke
seberang cakupan populasi.

3) Spesiasi peripatrik

Spesiasi peripatrik : proses spesiasi yang terjadi di daerah pinggir dari daerah suatu
spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya. Suatu organisme memiliki kisaran
toleransi tertentu, akibatnya jenis tersebut akan menempati daerah tertentu. Semakin jauh dari
pusat penyebarannya, maka lingkungannya pun makin berbeda. Dengan demikian spesies
yang menempati daerah tersebut akan semakin berbeda dengan spesies yang menempati
pusat. Dengan demikian, interaksi antara populasi tersebut dengan populasi satu spesiesnya
menjadi sangat terbatas.

2. Isolasi Reproduksi

Pengaruh isolasi geografis dalam spesiasi dapat terjadi karena adanya


pencegahan gene flow antara dua sistem populasi yang berdekatan akibat faktor ekstrinsik
(geografis). Setelah kedua populasi berbeda terjadi pengumpulan perbedaan dalam rentang
waktu yang cukup lama sehingga dapat menjadi mekanisme isolasi instrinsik. Isolasi

Evolusi Page 26
instrinsik dapat mencegah bercampurnya dua populasi atau mencegahinterbreeding jika
kedua populasi tersebut berkumpul kembali setelah batas pemisahan tidak ada.

Spesiasi dimulai dengan terdapatnya penghambat luar yang menjadikan kedua


populasi menjadi sama sekali alopatrik (mempunyai tempat yang berbeda) dan keadaan ini
belum sempurna sampai populasi mengalami proses instrinsik yang menjaga supaya supaya
mereka tetap alopatrik atau gene pool mereka tetap terpisah meskipun mereka dalam keadaan
simpatrik (mempunyai tempat yang sama).

Mekanisme isolasi intrinsik yang mungkin dapat timbul yaitu isolasi sebelum
perkawinan dan isolasi sesudah perkawinan.

a. Isolasi Sebelum Perkawinan (Pre-mating isolation/prezygotic barrier)

Isolasi sebelum perkawinan menghalangi perkawinan antara spesies atau merintangi


pembuahan telur jika anggota-anggota spesies yang berbeda berusaha untuk saling
mengawini. Isolasi ini terdiri dari:

1) Isolasi Ekologi (ecological)

Dua sistem yang mula-mula dipisahkan oleh penghambat luar (eksternal barrier),
suatu ketika mempunyai karakteristik yang khusus untuk berbagai keadaan lingkungan
meskipun penghambat luar tersebut dihilangkan, keduanya tidak akan simpatrik. Setiap
populasi tidak mampu hidup pada tempat dimana populasi lain berada, mereka dapat
mengalami perubahan pada perbedaan-perbedaan genetik yang dapat tetap memisahkan
mereka. Setiap spesies beradaptasi dengan iklim setempat di dalam batas-batas daerah sendiri
dan iklim dari keduanya sangat berbeda, sehingga setiap spesies tidak mungkin hidup di
tempat spesies yang lain. Jadi, disini terdapat perbedaan-perbedaan genetik yang
mencegah gene flow diantara spesies pada keadaan yang alami. Contohnya pada pohon
jenisPlatanus occidentalis yang terdapat di bagian timur Amerika Serikat dan Platanus
orientalis yang terdapat di timur Laut Tengah, kedua spesies ini dapat disilangkan dan
menghasilkan hibrid yang kuat dan fertil. Kedua spesies ini terpisah tempat yang berbeda dan
fertilisasi alami tidak mungkin terjadi (Waluyo, 2005).

2) Isolasi Tingkah laku (Behavioral)

Tingkah laku berperan sangat penting dalam hal courtship (percumbuan) dan


perkawinan (mating). Tingkah laku juga berperan pada perkawinan acak antar spesies yang

Evolusi Page 27
berbeda sehingga perkawinan mendapat hambatan oleh terjadinya inkompatibilitas beberapa
perilaku sebagai dasar bagi suksesnya perkawinan tersebut. Contohnya pada hewan jantan
spesies tertentu memiliki pola perilaku yang spesifik dalam menarik, mendekati dan
mengawini pasangannya. Kegagalan perkawinan terjadi karena pasangan merasa asing
dengan pola perilaku yang ditunjukkan oleh pasangannya sehingga terjadi penolakan. Selain
sekuen perilaku yang spesifik seperti yang ditunjukkan oleh burung bower di mana hewan
jantan harus mempersiapkan pelaminan yang penuh dengan aksesoris tertentu agar burung
betina mau dikawini. Isolasi perilaku sangat tergantung pada produksi dan penerimaan
stimulus oleh pasangan dari dua jenis kelamin yang berbeda. Jenis stimulus yang dominan
untuk mensukseskan perkawinan, stimulus tersebut diantaranya adalah:

a) Stimulus visual: Bentuk, warna, dan karakter morfologi lain dapat mempengaruhi stimulus
visual. Beberapa hewan seperti kelompok ikan, burung, dan insekta menunjukkan bahwa
stimulus visual dominan mempengaruhi ketertarikan pasangan seksualnya. Contohnya pada
bebek liar Amerika Serikat yang simpatrik mempunyai courtship display yang baik dan
disertai dengan warna yang mencolok pada bebek jantan. Fungsinya adalah untuk
memperkecil kesempatan bebek betina memilih pasangan yang salah (Waluyo, 2005).

b) Stimulus adaptif: Bunyi nyanyian atau suara lain yang spesifik berfungsi sebagai alat
komunikasi antar jenis kelamin yang mengarah pada proses terjadinya perkawinan intra
maupun interspesies. Suara-suara yang dikeluarkan oleh insekta, reptilia, burung, dan
mamalia banyak yang spesifik untuk tiap spesies.

c) Stimulus kimia/feromon: Parris (1999) menyatakan bahwa feromon merupakan signal


kimia yang bersifat intraspesifik yang penting dan digunakan untuk menarik dan
membedakan pasangannya, bahkan feromon dapat bertindak sebagai tanda bahaya. Molekul
ini spesifik pada individu betina yang dapat merangsang individu jantan dan atau sebaliknya
sebagai molekul spesifik yang dihasilkan oleh individu betina untuk menolak individu jantan.
Misalnya pada Drosophila melanogaster feromon mempunyai pengaruh pada tingkah laku
perkawinan, di mana dengan adanya feromon yang dilepaskan oleh individu betina membuat
individu jantan melakuakn aktivitas sebagai wujud responnya terhadap adanya feromon
tersebut.

Evolusi Page 28
3) Isolasi Sementara (temporal)

Dua spesies yang kawin pada waktu yang berbeda (hari, musim, atau tahun),
gametnya tidak akan pernah mencampur. Misalnya hewan singung berbintik (Spilogale
gracilis) yang sangat mirip dengan S. putorius ini tidak akan saling mengawini karena S.
gracilis kawin pada akhir musim panas dan S. putorius kawin pada akhir musim dingin. Hal
yang sama juga terjadi pada 3 spesies dari genus anggrek Dendrobium yang hidup di musim
tropis basah yang sama tidak terhibridisasi, karena ketige spesies ini berbunga pada hari yang
berbeda.

4) Isolasi Mekanik (mechanical)

Apabila perbedaan struktural diantara dua populasi yang sangat berdekatan


menyebabkan terhalangnya perkawinan antar spesies, maka diantara kedua populasi tersebut
tidak terjadi gene flow(Waluyo, 2005). Isolasi mekanik ditunjukkan oleh inkompatibilitas alat
reproduksi antara dua spesies yang berbeda sehingga pada saat terjadinya perkawinan salah
satu pasangannya menderita. Mekanisme ini sebagaimana terlihat pada Molusca sub-famili
Polygyrinae, struktur genetalianya menghalangi terjadinya perkawinan spesies dalam sub-
famili yang sama. Pada tumbuhan isolasi ini terlihat pada tanaman sage hitam yang memiliki
bunga kecil yang hanya dapat diserbuki oelh lebah kecil. Berbeda dengan tanaman sage putih
yang memiliki struktur bunga yang besar yang hanya dapat diserbuki oleh lebah yang besar.

5) Isolasi Gametis (gametic)

Isolasi gamet menghalangi terjadinya fertilisasi akibat susunan kimiawi dan molekul
yang berbeda antara dua sel gamet, seperti spermatozoa yang mengalami kerusakan di daerah
traktus genital organ betina karena adanya reaksi antigenik, menjadi immobilitas, dan
mengalami kematian sebelum mencapai atau bertemu sel telur. Contohnya pada
persilangan Drosophila virilis dan D. americana, sperma segera berhenti bergerak pada saat
sampai pada alat kelamin betina, atau bila tidak rusak maka sperma akan mengalami
kematian. gambaran lain juga yang terjadi pada ikan, di mana telur ikan yang dikeluarkan
dari air tidak akan dibuahi oleh sperma dari spesies lain karena selaput sel telurnya
mengandung protein tertentu yang hanya dapat mengikat molekul sel sperma dari spesies
yang sama.

Evolusi Page 29
b. Isolasi Setelah Perkawinan (Post-mating isolation/Postzigotic barrier)

Hal ini terjadi jika sel sperma dari satu spesies membuahi ovum dari spesies yang
lain, maka barier postzigot akan mencegah zigot hibrida itu untuk berkembang menjadi
organisme dewasa yang bertahan hidup dan fertil. Mekanisme ini dapat terjadi melalui:

1) Kematian zigot (zygotic mortality)

Sel telur yang telah dibuahi oleh sperma spesies lain (zigot hibrid) seringkali tidak
mengalami perkembangan regular pada setiap stadianya, sehingga zigot tersebut mengalami
abnormalitas dan tidak mencapai tahapan maturitas yang baik atau mengalami kematian pada
stadia awal perkembangannya. Di antara banyak spesies katak yang termasuk dalam
genus Rana, beberapa diantaranya hidup pada daerah dan habitat yang sama, dan kadang-
kadang mereka bisa berhibridisasi. Akan tetapi keturunan yang dihasilkan umumnya tidak
menyelesaikan perkembangannya dan akan mengalami kematian.

2) Perusakan hibrid (hybrid breakdown)

Pada beberapa kasus ketika spesies berbeda melakuakn kawin silang, keturunan hibrid
generasi pertama dapat bertahan hidup dan fertil, tetapi ketika hibrid tersebut kawin satu
sama lain atau dengan spesies induknya, keturunan generasi berikutnya akan menjadi lemah
dan mandul. Sebagai contoh, spesies kapas yang berbeda dapat menghasilkan keturunan
hibrid yang fertil, tetapi kerusakan terjadi pada generasi berikutnya ketika keturunan hibrid
itu mati pada saat berbentuk biji atau tumbuh menjadi tumbuhan yang cacat dan lemah.

3) Sterilitas hibrid

Hibridisasi pada beberapa spesies dapat menghasilkan keturunan yang sehat dan
hidup normal akan tetapi hibrid tersebut mengalami sterilitas. Terjadinya sterilitas ini
disebabkan oleh inkompatibilitas genetik yang nyata sehingga tidak dapat menurunkan
keturunannya. Contoh hibrid yang steril antara lain: mule (hibrid antara keledai dan kuda),
cama (hibrid antara onta dan ilama), tiglon (hibrid anatara macan dan singa), zebroid (hibrid
antara zebra dan kuda).

II.6. BUKTI-BUKTI TERJADINYA EVOLUSI

Evolusi  dapat dilihat dari dua segi, yaitu sebagai proses historis dan cara bagaimana
proses itu terjadi. Sebagai proses historis, evolusi telah dipastikan secara menyeluruh dan

Evolusi Page 30
lengkap, sebagaimana yang telah dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai
masa lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa
proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan yang ada.
Kenyataan-kenyataan yang ada terus diinterprestasikan oleh para ahli dan dijadikan bahan
bukti evolusi.

Para ahli menggunakan bukti-bukti sebagai petunjuk evolusi dengan tujuan akhir
ingin mencari jawaban tentang fenomena alam, sebagaimana yang terdapat dalam buku “On
The Origin Species” karya Charles Darwin. Sebenarnya rambu-rambu untuk mencari bukti
telah ada dalam buku Darwin, sedangkan petunjuk adalah rambu-rambu untuk memperoleh
bukti, dengan alasan bahwa pendekatan monodisipliner tidak dapat dijangkau atau dilihat dan
fosil bukti tidak dapat dipakai bukti dan kurang kuat. Hal ini karena fosil merupakan benda
mati yang sudah tidak utuh dan lengkap, sehingga interpretasi para ahli sangat dituntut
ketajamannya. Apalagi perilaku organisme yang telah memfosil sulit sekali diinterpretasi.

Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan
pendekatan terhadap kenyataan/fakta yang ada di sekitar kita. Walaupun dapat tidaknya
kenyataan-kenyataan tersebut dijadikan bahan bukti adanya evolusi tergantung dari
interpretasi para pakar yang bersangkutan.Beberapa petunjuk adanya evolusi, yaitu :

1. Peninggalan fosil di berbagai lapisan batuan bumi.


2. Anatomi perbandingan.

3. Adanya alat-alat tubuh yang tersisa.

4. Bukti biogeografi

5. Peristiwa domestikasi.

6. Perbandingan fisiologi.

7. Embriologi perbandingan.

8. Variasi antar individu dalam satu keturunan.

9. Perbandingan genetik.

10. Petunjuk secara biokimia.

11. Bukti molekuler.

Evolusi Page 31
Evolusi dapat diketahui dan dijelaskan melalui fakta sebagai petunjuk. Ada beberapa fakta
yang dapat digunakan sebagai petunjuk evolusi, antara lain seperti berikut.

a. Anatomi perbandingan. 

Jika Anda membandingkan hewan mamalia satu dengan yang lain, mungkin Anda akan
berpikir, bahwa bagian-bagian tertentu pada tubuh setiap spesimen disusun menurut pola
dasar yang sama dan struktur yang sama, menurut pola dasar yang sama pula. Dapat kita
katakan bahwa hanya ada satu cara terbaik dalam menyusun organ tersebut dan cara itulah
yang digunakan oleh Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa. Organ-organ fungsional pada
makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut.

1. Homologi

Homologi adalah dua organ yang mempunyai


bentuk dan fungsi yang berbeda, tetapi kedua organ
tersebut memiliki bentuk dasar yang sama. Perbandingan
organ-organ secara homologi dapat Anda lihat pada
elemen kerangka yang sama menyusun tungkai depan
manusia, kucing, paus, kelelawar, dan semua mamalia
lain, meskipun tungkai tersebut mempunyai fungsi yang
sangat berbeda. Contohnya pada gambar disamping.

2. Analogi

Analogi adalah dua organ yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda, tetapi akibat
peristiwa evolusi konvergen menjadikan organ tersebut mempunyai fungsi yang sama.
Contohnya pada gambar dibawah :

Evolusi Page 32
b. embriologi perbandingan.

Embrio hewan-hewan dan manusia menunjukkan kecenderungan yang hampir sama.


Perhatikan Gambar,

1.         Sifat-sifat umum muncul sebelum sifat-sifat yang khusus.

2.         Perkembangan juga dimulai dari yang umum, kemudian baru menuju perkembangan
yang khusus.

3.         Bentuk embrio dari berbagai makhluk hidup hampir serupa, tetapi pada tahap dewasa
menunjukkan perbedaan yang nyata.

Keterangan:

1. Ikan
2. Salamander
3. Kura-kura darat
4. Ayam
5. Kelinci
6. Manusia

c. Fisiologi Perbandingan.

Pada umumnya ditemukan persamaan proses fisiologi antara berbagai makhluk


hidup, misalnya dalam hal sintesis protein, proses metabolisme, respirasi, ekskresi, dan lain-
lain.

Evolusi Page 33
d. Petunjuk dari alat tubuh yang tersisa (vestigial).

Organ vestigial merupakan sisa-sisa historis dari struktur yang memiliki fungsi
penting pada leluhurnya,organ vestigial merupakan bukti evolusi melalu seleksi alam. Pada
morfologi beberapa hewan vertebrata dan manusia dapat ditemukan adanya struktur vestigial,
yaitu suatu bentuk anatomi yang berkembang dan berfungsi sempurna dan akan tereduksi.
Alat-alat tubuh yang tersisa ini dianggap sebagai suatu perjalanan dari evolusi makhluk hidup
tersebut. Struktur vestigial antara lain:

1.     umbai cacing, tulang ekor, buah dada pada pria;

2.     sisa-sisa kaki pada ular;

3.     sisa sayap pada burung yang tidak berfungsi untuk terbang seperti burung pinguin,
kasuari, dan burung onta.

4. paus masa kini tidak memiliki tungkai belakang tetapi memilki dua sisa tulang pelvis dan
kaki luhur daratnya yang berkaki empat

e.     Petunjuk palaentologi

Palaentologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang fosil. Fosil adalah sisa-sisa makhluk
hidup yang telah membatu. Sisa-sisa tersebut dapat berupa tulang, cangkang, gigi, jejak kaki,
maupun bagian-bagian yang lain.

Fosil-fosil dipelajari oleh para ilmuwan untuk dikaitkan dengan sejarah evolusi makhluk
hidup. Jadi, fosil adalah bukti terjadinya evolusi makhluk hidup. Beberapa tokoh yang
mempelajari tentang fosil adalah sebagai berikut.

1. Leonardo da vinci. 

Da Vinci adalah seorang pelukis terkenal berkebangsaan Italia. Ia berpendapat bahwa


fosil merupakan bukti dari adanya makhluk hidup dan kehidupan di masa lampau.

2. George cuvier. 

Cuvier adalah seorang ahli anatomi dari Perancis, yang mempunyai gagasan bahwa
makhluk hidup diciptakan khusus pada setiap zaman dan pada setiap zaman tersebut diakhiri
dengan makhluk hidup yang berbeda dengan makhluk hidup pada lapisan bumi sebelumnya.

Evolusi Page 34
3. Charles darwin.

Darwin berpendapat bahwa makhluk hidup yang terdapat pada lapisan bumi yang tua
akan mengadakan perubahan bentuk yang disesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda
sehingga pada lapisan bumi lebih muda ditemukan fosil yang berbeda dengan lapisan bumi
yang lebih tua.

Penemuan berbagai macam fosil biasanya berupa bagian-bagian tubuh tertentu saja
dan jarang ditemukan dalam keadaan yang utuh. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor
berikut.

1.     Bagian tubuh yang menyusun organisme lunak sehingga mudah hancur dan jarang

      menjadi fosil.

2.     Terjadinya lipatan batuan bumi atau patahan bumi.

3.     Adanya pengaruh air, angin, dan bakteri.

Dari beberapa pendapat tokoh-tokoh evolusioner tersebut


dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada masa lampau
terdapat makhluk hidup yang berbeda dengan makhluk hidup
sekarang. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan di
permukaan bumi secara bertahap yang menyebabkan adanya
perubahan pula pada makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. contohnya pada fosil kuda yang
terdapat pada gambar di samping.

Dari fosil yang telah ditemukan dapat dijelaskan


bahwa terdapat perubahan dan perkembangan yang mengarah
pada evolusi bentuk dan fungsi antara lain:

1.     tubuh bertambah besar;

2.     kepala bagian depan semakin panjang;

3.     leher semakin panjang sehingga gerakannya semakin bebas;

4.     perubahan geraham depan dan geraham besar sehingga sangat sesuai untuk makanan

Evolusi Page 35
      yang berupa rumput;

5.     anggota tubuh yang lain semakin bertambah panjang, sehingga sesuai dengan gerakan

      untuk berlari cepat;

6.     jari kaki mereduksi dari lima menjadi satu, sehingga dapat mendukung gerakan ketika

      berlari cepat.

Selain mengidentifikasi bentuk dan struktur fosil, pada penemuan fosil dapat pula dilakukan
penghitungan umur fosil. Penetapan umur fosil dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.

1.     Cara langsung, yaitu dilakukan dengan mengukur umur fosil itu sendiri.

2.     Cara tidak langsung, yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan bumi tempat fosil

      ditemukan.

f. Biogeografi
Penyebaran geografis spesies (biogeagrafi) adalah hal yang pertama kali memberi ide
akan adanya evolusi kepada Darwin. Pulau-pulau memiliki banyak spesies tumbuhan dan
hewan yang bersifat indigenous (asli, tidak ditemukan di tempat lain) namunsangat erat
hubungan kekerabatannya dengan spesies di daratan utama terdekat atau di pulau-pulau
sekitarnya. Beberapa pertannyaan muncul. Kenapa dua pulau denganlingkungan yang mirip
di tempat yang berbeda di Bumi ini dihuni bukan oleh spesies yang memiliki hubungan
kekerabatan yang sangat erat, tetapi oleh spesies yang secara taksonomi terkait dengan
tumbuhan dan hewan pada daratan yang terdekat, dimana lingkunganya sering kali sangat
berbeda? Kenapa hewan tropis Amerika Selatan lebih dekat hubungannya dengan spesies
gurun Amerika Selatan dibangdingkan dengan spesies daerah tropis afrika? Kenapa Australia
merupakan tempat tinggal bagi begitu banyak mamalia berkantung (marshupial) tetapi
relative sedikit hewan berplasenta (eutheria), binatang yang perkembangan embrionya
diselesaikan dalam uterus? Sebenarnya, bukan karena Australia tidak ramah terhadap
mamalia berplasenta, pada tahun terakhir ini, manusia telah memasukan kelinci ke Australia,
dan populasi kelinci meledak. Hypothesis yang berlaku adalah bahwa pauna Australia yang
unik itu berkembang dipulau benua Australia dalam keadaan terisolasi dari tempat-tempat
dimana nenek moyang mamalia berplasenta hidup. Meskipun pula biogeografi seperti itu
tidak sesuai jika setiap orang membayangkan bahwa spesies ditempatkan satu persatu dalam

Evolusi Page 36
ingkungan yang sesuai, namun pola tersebut masuk akal dalam konteks sejarah evolusi.
Dalam pandangan evolusi, kita menemukan spesies modern dimana mereka berada
karenamereka berkembang dari nenek moyan yang menempati dari daerah itu. Tinjaulahlah
Armadillo, mamalia berkulit keras yang hanya hidup di amerika. Sudut pandang evolusi
biogeografi meramalkan bahwa armadillo modern adalah turunan yang termoifikasi dari
spesies yang terlebih dahulu menempati benua tersebut, dan ukti fosil menguatkan bahwa
nenek moyang seperti itu memang benar pernah ada. Contoh ini akan membawa kita
kekeutamaan umum bukti fosil sebagai catatan sejarah evolusi.

11.7. PANDANGAN BARU TENTANG EVOLUSI

Alam adalah arena perjuangan dan kompetisi yang mulai diterapkan pada manusia.
Sedangkan pada tumbuha aupun hewan, seleksi alam hanya berlaku pada tumbuhan dan
hewan yang cacat. Organisme yang kalah hanya sebagian kecil, sementara yang lolos masih
tetap banyak dan dapat mempertahankan diri hingga saat ini. Sejak dikemukakan pertama
kali oleh Charles Darwin, teori evolusi telah mendapat tentangan dari berbagai pihak. Pihak
yang tidak setuju dengan pendapat Darwin mengemukakan bahwa mahluk hidup tercipta
dengan betuk yang ada seperti saat ini. Ini disebut teori penciptaan dan berkembang menjadi
teori-teori yang pada intinya mendukung teori penciptaan (creationism). Salah satu teori
penciptaan adalah teori Intelligent Design. Menurut teori ini, semua mahluk hidup dan alam
semesta diciptakan oleh Tuhan secara terencana dan bukannya dengan ketidak sengajaan.
Dewasa ini, terdapat kecenderungan berkembangnya teori creationism dengan adanya fakta
dari hal-hal berikut ini:
2. Penemuan Model DNA oleh Watson dan Crick
Melekul DNA yang terdapat dalam sel hidup, mempunyai kerumitan dan
keteraturan. DNA mengandung basa-basa yang berurutan yang terdiri dari adenine, timin,
guanine, dan sitosin. Keteraturan dan kerumitan mulekul DNA dalam menentukan urutan
basa tidak akan muncul secara kebetulan. Walaupun ada kerusakan atau perubahan yang
berupa mutasi, biasanya individu yang mengalami mutasi menjadi cacat ataupun steril,
sehingga tidak mungkin menurunkan keturunan. Dengan kata lain, tidak mungkin suatu sel

Evolusi Page 37
berubah menjadi mahluk hidup yang lebih kompleks dan seleksi alam bukanlah pendorong
terjadinya evolusi.
3. Hukum Penurunan Sifat Menurut Mendel
Gregor Johann Mendel (1822-1884) mengemukakan bahwa penurunan sifat induk
kepada keturunannya disebabkan oleh factor penentu yang sekarang diketahui sebagai gen.
komposisi gen ditentukan separuh dari induk jantan (spermatozoa) dan separuh dari induk
betina (ovum). Penurunan sifat dari induk ke keturunan berjalan secara terus-menerus dan
teratur. Pembentukan sel kelamin terjadi melalui peristiwa meiosis yang didahului oleh
replikasi DNA pada waktu interfase, dan dilanjutkan dengan terjadinya duplikasi kromosom
pada profase 1.Dengan demikian meteri genetik dari induk kepada keturunannya dijamin
sama.

11.8. BEBERAPA SALAH PAHAM TENTANG EVOLUSI

 Evolusi tidaklah sebagaimana yang disangka banyak orang , menyatakan bahwa


manusia berevolusi dengan kera’. Tetapi, manusia dan kera yang ada sekarang
mempunyai nenek moyang yang sama. Pengertian moyang ini harus dipahami sebagai
moyang secara fisik, bukan spiritual, paling tidak hingga saat ini.
 Evolusi tidak berarti membuat mahluk hidup tambah bagus atau tambah intelek.
Contohnya, ular adalah hasil evolusi proses dari semacam kadal yang tidak lagi
memerlukan tangan dan kaki.
 Evolusi tidak mempunyai tujuan tertentu. Organisme adalah hasil dari mutasi yang
sukses, maupun gagal tergantung dari kondisi lingkungan pada saat itu.
 Manusia tidak mempunyai tempat yang khusus di dalam pohon evolusi . kita hanyalah
salah satu cabang dari pohon itu.
 Evolusi tidak berhenti. Evolusi adalah proses basis dari biologi dan terus berlangsung.
 Banyak yang bilang bahwa tidak ada bukti-bukti evolusi . evolusi sudah banyak
diobservasi di laboratorium maupun bukti-bukti fosil.

Evolusi Page 38
BAB III

PENUTUP

111.1 . Kesimpulan

Evolusi adalah suatu perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara berangsur-
angsur dalam jangka waktu yang lama sehingga terbentuk spesies baru. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi 3 proses utama: variasi, reproduksi, dan
seleksi. Evolusi didorong oleh 2 mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan variasi genetik.
Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi
dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Sedangkan veriasi genetik
terjadi karna adanya mutasi, rekombinasi dan lain sebagainya. Evolusi juga melibatkan
proses spesiasi. Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari
spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi.

Bukti-bukti adanya proses evolusi dapad dilihat dari Peninggalan fosil di berbagai
lapisan batuan bumi,anatomi perbandingan,adanya alat-alat tubuh yang tersisa,bukti
biogeografi,perbandingan fisiologi,embriologi perbandingan,variasi antar individu dalam satu
keturunan,perbandingan genetik,petunjuk secara biokimia, dan bukti molekuler. Pandangan

Evolusi Page 39
baru mengenai evolusi yaitu dari pihak yang tidak setuju dengan pendapat Darwin
mengemukakan bahwa mahluk hidup tercipta dengan betuk yang ada seperti saat ini. Ini
disebut teori penciptaan dan berkembang menjadi teori-teori yang pada intinya mendukung
teori penciptaan (creationism).
III.2.  Saran

Melalui makalah ini Penulis mengharapkan bagi para pembaca untuk bisa


mengembangkan maksud dari evolusi itu dan juga ikut berperan dalam menggali evolusi di
muka bumi ini yang mana kita tahu bahwa evolusi adalah suatu hal yang belum jelas dan
dapat di buktikan secara langsung. Oleh karena itu teori – teori tentang evolusi janganlah
dijdikan sebuah momen untuk berperang pemikiran karena akan menimbulkan perpecahan.

DAFTAR PUSTAKA

Pujianto Sri.2012. Menjelajah Dunia Biologi. Solo: Platinum.

Mukti, Cahyo, dkk.2004. Biologi. Cipta Pustaka.

Aryulina, Diah,dkk.2004. Biologi SMA dan MA. Jakarta: Erlangga.

http://putra-tatiratu.blogspot.com/2008/06/evolusi-6.html

http://www.edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/
view&id=330&uniq=3659

http://www.scribd.com/doc/58423350/MAKALAH-EVOLUSI

http://www.google.co.id/search?
q=perbandingan+embriologi+dalam+evolusi+makhluk+hidup&.html.

Evolusi Page 40

Anda mungkin juga menyukai