Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOLOGI TENTANG

SPESIASI

NAMA ANGGOTA:
 RATU ASRIYANDINI
 YUNI ARSIH KARTIKA
 RANI AGUSTINA
 BARUN RAMADAN
 KELVIN KRISTIANTO
KELAS:
XII MIPA 4

SMA NEGERI 5 KOTA SERANG


TAHUN AJARAN 2020 - 2021
KATA PENGHANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................. I
KATA PENGANTAR........................................................... II
DAFTAR ISI......................................................................... III
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………… 1
1.3 Tujuan…………………………………………………. 1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Spesiasi............................................................. 2
2.2 Mekanisme Spesiasi.……………………………………. 3
2.3 Mekanisme Isolasi ……………………............................... 5
BAB II : PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................... 10
3.2 Saran............................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................... 11
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evolusi adalah proses perubahan struktur tubuh makhluk hidup yang
berlangsung sangat lambat dan dalam waktu yang sangat lama. Evolusi juga
merupakan perkembangan makhluk hidup yang berlangsung secara perlahan-
lahan dalam jangka waktu yang lama dari bentuk sederhana ke arah bentuk yang
komplek. Evolusi juga dapat diartikan proses perubahan yang berlangsung sedikit
demi sedikit dan memakan waktu yang lama.
Teori evolusi dimaksudkan sebagai penjelasan tentang bagaimana evolusi itu
terjadi (mekanisme evolusi). Bisa terjadi ada beberapa penjelasan yang diberikan
mengenai suatu fenomena. Mengenai evolusi, pada abad ke-19 Lamarck
memberikan penjelasan bagaimana evolusi itu terjadi, yang dikenal sebagai teori
evolusi Lamarck atau teori Lamarck. Penjelasan yang diberikan oleh Lamarck itu
kemudian dianggap tidak benar karena ada penjelasan lain yang dipandang lebih
memuaskan, terutama yang diberikan oleh Darwin dan dikenal sebagai teori
evolusi Darwin atau teori Darwin.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apa itu spesiasi?
2. Bagaimanakah mekanisme pembentukan spesies baru (spesiasi)?
3. Bagaimanakah mekanisme isolasi spesies?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui dan memahami pengertian pembentukan spesies baru
(spesiasi).
2. Untuk mengetahui dan memahami mekanisme pembentukan spesies baru
(spesiasi).
3. Untuk mengetahui dan memahami mekanisme isolasi spesies.
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Pengertian Spesiasi
Spesiasi merupakan unit dasar untuk memahami biodiversitas. Spesies
adalah adalah kata dalam bahasa latin yang berarti “jenis” atau
“penampakan”.Waluyo (2005) menyatakan bahwa spesies adalah suatu kelompok
organisme yang hidup bersama di alam bebas, dapat mengandalkan perkawinan
secara bebas, dan dapat menghasilkan anak yang fertil dan bervitalitas sama
dengan induknya. Namun di sisi lain pertanyaan tentang “apa itu spesies telah
menimbulkan perdebatan berkepanjangan sementara konsep-konsep spesies baru
terus bermunculan. Riyanto dalam Mayden ( 1997) dan Ariyanti (2003)
mengatakan bahwa saat ini ada sekurang-kurangnya 22 konsep untuk
mendefenisikan spesies yang semuanya tampak berbeda-beda. Itu artinya bahwa
para ahli memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam memahami tentang
spesies. Munculnya keanekaragaman konsep spesies ini dilatarbelakangi oleh dua
alasan yang mendasar. Alasan pertama adanya perbedaan pendapat tentang
spesiasi yang merupakan proses munculnya suatu spesies baru. Karena spesiasi
bukan hanya menarik perhatian para ahli evolusi, tetapi juga memikat perhatian
dari berbagai disiplin ilmu biologi lainnya seperti morfologi, genetika, ekologi,
fisiologi, paleontologi, biologi reproduksi, dan biologi tingkah laku. Alasan kedua
adalah karena spesies adalah hasil proses evolusi yang terus berjalan. Artinya
bahwa konsep spesies yang dibuat berdasarkan proses spesiasi yang dibuat ketika
spesies itu benar-benar sudah sampai pada akhirnya.
Diantara sekian banyak konsep tentang spesies, Sterns and Hoekstra
(2003) menyatakan bahwa Ernst Mayr pada tahun 1963 mendefinisikan konsep
spesies biologis yang dapat diterima secara luas. Spesies menurut biological
species conncept (BSC) adalah suatu populasi atau kelompok populasi alami yang
secara aktual memiliki potensi dapat saling kawin (interbreeding) dan
menghasilkan keturunan yang fertil, namun tidak dapat menghasilkan keturunan
yang fertil jika kawin dengan spesies lain. Dengan kata lain suatu spesies biologi
adalah unit populasi terbesar dimana pertukaran genetik mungkin terjadi dan
terisolasi secara genetik dari populasi kelompok lainnya. Konsep ini didasarkan
pada dua pandangan biologis yaitu reproduksi seksual meningkatkan keseragaman
dalam gen pool melalui rekombinasi genetik dan jika dua kelompok populasi itu
tidak dapat melakukan kawin silang maka di sana terjadi aliran gen.
Ketidakmampuan penggabungan perkawinan akan memunculkan spesies yang
berasal dari penggabungan bersama pada beberapa waktu berikut setelah kondisi
telah mengalami perubahan. Jadi berdasarkan konsep ini, maka kriteria yang
menentukan keberhasilan reproduksi seksual adalah kemampuan untuk
menghasilkan keturunan yang fertil. Konsep spesies ini tidak berlaku untuk
organisme aseksual dan hibridisasi antar spesies.
2.2 Mekanisme Spesiasi
a. Spesiasi Alopatrik
Spesiasi alopatrik adalah spesiasi populasi yang terbagi dua. Salah satunya
populasi alopatrik geografis terisolasi, misalnya fragmentasi habitat akibat
perubahan geografis seperti dengan adanya gunung atau perubahan sosial seperti
emigrasi. Populasi yang terisolasi kemudian mengalami perbedaan genotipik dan
fenotipik mereka mengalami tekanan selektif yang berbeda atau secara
independen mereka menjalani pergeseran genetik. Ketika populasi kembali ke
dalam kontak, mereka telah berkembamg dan tidak lagi mampu bertukar gen.
Pulau genetika, kecenderungan kecil, kolam genetik terisolasi untuk menghasilkan
sifat-sifat yang tidak biasa, telah diamati dalam beberapa keadaan, termasuk
kepulauan dan perubahan radikal di kalangan tertentu di pulau yang terkenal,
seperti Komodo dan Galapagos, yang terakhir setelah melahirkan ekspresi modern
teori evolusi, setelah diamati oleh Charles Darwin.
Terjadinya spesiasi alopatrik banyak dibuktikan melalui studi variasi
geografi. Spesies yang beranekaragam secara geografis dari seluruh karakter dapat
menghalangi pertukaran gen antara spesies simpatrik. Populasi yang terpisah
secara geografis dapat terisolasi oleh kemandulan atau perbedaan perilaku (ketika
diuji secara eksperimen) dibandingkan dengan populasi yang berdekatan. Populasi
yang terisolasi mungkin tidak dapat melakukan interbreeding jika mereka
bertemu, karena bentuknya sangat menyimpang (divergent) dan kemudian masuk
ke dalam simpatrik tetapi tidak terjadi interbreeding. Spesiasi alopatrik merupakan
mekanisme isolasi yang terjadi gradual. Contoh: Burung Acaulhiza pusilla
tersebar luas di benua Australia dan mempunyai suatu populasi yang sedikit
berbeda
b. Spesiasi Peripatrik
Spesiasi yang terjadi ketika sebagian kecil populasi organisme terisolasi
dalam sebuah lingkungan yang kecil dari populasi tertua. Spesiasi peripatrik dapat
mengurangi variasi genetik karena tidak kawin secara acak yang akhirnya dapat
mengakibatkan hilangnya variasi genetik, populasi baru dapat berubah, baik
secara genotipe maupun fenotipe dari populasi asalnya. Populasi baru berpisah
dari populasi induk akan tetapi masih berada di area mengarah ke terbentuknya
evolusi.
c. Spesiasi parapatrik/ Semi geografik
Dalam spesiasi parapatik, spesies baru terbentuk secara terisolasi dapat
membentuk populasi kecil yang dicegah dari gen bertukar dengan penduduk asli.
Hal ini terkait dengan konsep efek pendiri, karena populasi kecil sering
mengalami kemacetan. Genetik drift sering diusulkan untuk memainkan peran
penting dalam spesiasi peripatric contoh yang teramati adalah isolasi reproduksi
terjadi pada populasi subjek Drosophila terhadap penduduk, varian dari nyamuk
Culex pipiens yang masuk di London.
Spesiasi parapatric adalah dua zona populasi divergen yang terpisah tetapi
saling tumpang tindih. Hanya ada pemisahan parsial yang terjadi oleh geografi,
sehingga individu-individu dari setiap spesies bisa masuk dalam kontak atau
saling terhalang dari waktu ke waktu, tetapi keutuhan dapat mengurangi
heterozigot yang mengarah ke seleksi alam untuk perilaku atau mekanisme yang
mencegah perkembangbiakan antara kedua spesies. Ekologi mengacu pada
spesiasi parapatric dan peripatric dalam hal relung ekologi. Semua berguna untuk
spesies baru yang akan sukses. Contoh yang teramati spesies burung camar
disekitar Kutub Utara.
d. Spesiasi Simpatrik
Spesiasi sympatrik adalah spesies yang menyimpang sementara dalam
mendiami suatu tempat yang sama. Sering dikutip contoh dari spesiasi sympatric
yaitu ditemukan pada hewan serangga yang menjadi ketergantungan pada
tanaman inang host yang berbeda di daerah sama. Namun, keberadaan spesiasi
sympatric sebagai mekanisme spesiasi yang masih diperebutkan. Orang-orang
berpendapat bahwa bukti-bukti spesiasi sympatric dalam kenyataan adalah
spesiasi mikro-allopatric atau heteropatric. Contoh yang diterima secara luas
sebagian besar spesiasi sympatric adalah bahwa dari Cichlids danau Nabugabo di
Afrika Timur, yang diperkirakan karena seleksi seksual.
Spesiasi melalui poliploidi, spesiasi poliploidi adalah mekanisme yang
sering dikaitkan dengan peristiwa spesiasi yang dapat menyebabkan beberapa di
sympatry. Tidak semua poliploidi secara reproduktif terisolasi dari tanaman
induknya, sehingga peningkatan jumlah kromosom tidak dapat mengakibatkan
penghentian lengkap terhadap aliran gen antara poliploidi baru dengan diploid
orang tua mereka (lihat juga spesiasi hibrida). Poliploidi diamati di banyak spesies
kedua tumbuhan dan hewan. Bahkan, telah diusulkan bahwa semua tanaman yang
ada dan sebagian besar pada hewan, poliploid tersebut telah mengalami suatu
kejadian polyploidization dalam sejarah evolusi mereka. Namun, seringkali oleh
reproduksi partenogenesis sejak hewan poliploid sering steril, contohnya mamalia
poliploid diketahui, dan paling sering mengakibatkan kematian perinatal.Model
spesiasi simpatrik meliputi spesiasi gradual dan spontan. Sebagian besar model
spesiasi simpatrik masih dalam kontroversi, kecuali pada model spesiasi spontan
dan spesiasi poliploidi yang terjadi pada tanaman.
2.3 Mekanisme Isolasi
2.3.1 Pengertian
Mekanisme Isolasi menurut Futuyama (1981) dalam bukunya Evolutionary
Biologi adalah karakteristik biologi yang menyebabkan spesies simpatrik (yang
menempati daerah geografi yang sama atau saling menutup dengan daerah
persebaran geografi) tetap bertahan (eksis), misalnya mempertahankan gene pool
yang terbatas. Istilah ini mungkin kurang menguntungkan karena pola ini meliputi
pencegahan interbreeding (pembiakan dengan spesies yang berbeda) yang mana
sering kali menjadi kasus yang sering muncul.
2.3.2 Macam Mekanisme Isolasi
a. Premating Isolating
Premating Isolating Mechanisme adalah upaya mencegah gamet bertemu
untuk membentuk zigot (mencegah persilangan). Premating Isolating Mechanisme
kadang-kadang memiliki dasar ekologis seperti pada spesies Spadefoot toads
(Scphiopus) yang jarang bertemu karena perbedaan tipe tempat hidup dan pada
parasit yang bertemu pada spesies inang yang berbeda. Spesies bisa saja terisolasi
hanya sementara saja, seperti pada tumbuhan yang mempunyai musim berbunga
yang berbeda atau serangga bertemu pada waktu yang berbeda pada malam hari.
Meskipun isolasi ekologis dan temporal (sementara) pada spesies simpatrik tidak
lengkap, mereka biasanya tidak melakukan interbreed (persilangan) karena karena
kondisi fisiologis atau bentuk perilaku (Levin 1978). Hewan yang menyerbukkan
tanaman yang berbeda dalam bentuk dan warna bunga yang justru menarik hewan
yang berbeda.
b. Postmating Isolation
Postmating Isolation adalah mekanisme yang mengurangi keberhasilan
persilangan.
2.3.3 Klasifikasi Mekanisme Isolasi
a. Isolasi Geografi
Menurut pendapat Campbel dalam buku evolusi molekuler
(Riyanto,2012:116) mengemukakan bahwa proses-proses geologis dapat
memisahkan suatu populasi menjadi dua atau lebih terisolasi. Suatu daerah
pegunungan bisa muncul dan secara perlahan-lahan memisahkan populasi
organisme yang hanya dapat menempati dataran rendah, suatu danau besar bisa
surut sampai terbentuk hambatan bagi penyebaran spesies, maka populasi yang
demikian tidak akan lagi bertukar susunan gennya dan evolusinya berlangsung
sendiri-sendiri.
b. Isolasi Reproduksi
Isolasi reproduksi adalah dua populasi/spesies yang terdapat pada daerah
yang sama tidak mampu melakukan perkawinan. Isolasi reproduksi dapat di
bedakan menjadi isolasi prazigot dan poszigot.
1. Isolasi Prazigot
Isolasi prazigot adalah isolasi yang menyebabkan dua spesies tidak dapat
kawin yang meliputi:
a. Isolasi Ekologi, apabila dua spesies simpartik yang terdapat disuatu daerah
masing-masing menempati habitat yang berbeda.
Contoh : katak pohon kawin didanau yang tidak permanen (kubangan) sedangkan
katak banten kawin didanau atau badan air permanen yang lebih besar.
b. Isolasi Musim, terjadi bila dua spesies simpatik masing-masing memiliki
pemasakan kelamin yang berbeda.
Contoh : masa kawin lalat buah drosophila pseudoobscura pada sore hari
sedangkan masa kawin Drosophila pseumilis pada pagi hari.
c. Isolasi Tingkah Laku, terjadi bila dua spesies simpatik mempunyai bentuk
morfologi alat kelamin yang berbeda pada saat kawin.
Contoh : pada berbagai jenis ikan ternyata kelakuan meminang ikan betina oleh
ikan jantan berbeda.
d. Isolasi Mekanik, terjadi apabila dua spesies simpatik terdapat sel gamet
jantan yang tidak mempunyai viabilitas pada saluran kelamin betina. (viabilitas
adalah kemampuan spermatozoa untuk bertahan hidup setelah dikeluarkan oleh
organ reproduksi jantung). Contoh : tanaman sage hitam memiliki bunga kecil
yang hanya dapat diserbukan oleh lebah kecil. Berbeda dengan tanaman sage
putih yang memiliki struktur bunga yang besar yang hanya dapat diserbukan oleh
lebah besar.
e. Isolasi Gamet, menghalangi terjadinya pembuahan akibat susunan kimiawi
dan melekul yang berbeda antara dua sel gamet.
Contoh : pada ikan, telur ikan yang dikeluarkan di air tidak akan dibuahi oleh
sperma dari spesies lain karena selaput sel telurnya mengandung protein tertentu
yang hanya dapat mengikat melekul sel sprema dari spesies yang sama.
2. Isolasi Poszigot
Isolasi poszigot terjadi jika isolasi prazigot gagal. Isolasi ini menghalangi
berkembangnya zigot atau jika zigot telah terbentuk akan menjadi organisme
mandul. Isolasi poszigot meliputi:
a. Hibrid
Embrio yang terbentuk dari dua spesies yang berbeda akan gugur, disebabkan
gen-gen dari kedua induk yang berbeda tidak dapat bekerja sama mendorong
mekanisme membentuk embrio normal.
b. Hibrid Mandul
Hibrid mandul terjadi jika induk memiliki jumlah kromosom yang berbeda,
sehingga sinapsis/pasangan kromosom homolog dalam meiosis tidak terjadi.
c. Hibrid Pecah
Kadang-kadang hibrid berkembang subur dan dapat menghasilkan generasi F2
dari persilangan antara dua hibrid atau hibrid dengan galur induk. Filial-filial (F2)
yang dihasilkan tersebut dinamakan hybrid pecah.
c. Isolasi Ekologi
Dua sistem yang mula-mula dipisahkan oleh penghambat luar (eksternal
barier), suatu ketika mempunyai karakter yang khusus untuk berbagai keadaan
lingkungan meskipun penghambat luar tersebut dihilangkan, keduanya tidak akan
simpatrik. Setiap populasi tidak mampu hidup pada tempat dimana populasi lain
berada, mereka dapat mengalami pada perbedaaan-perbedaan genetik yang dapat
tetap memisahkan mereka. Jadi, disini terdapat perbedaan-perbedaan genetik yang
mencegah gene flow diantara spesies pada keadaan yang alami. Misalnya, pada
pohon Plantus occidentalis yang terdapat di Timur laut Tengah, kedua spesies ini
dapat disilangkan dan menghasilkan hibrid yang kuat dan fertil. Kedua spesies ini
terpisah tempat yang berbeda dan fertilisasi alami tidak dapat terjadi (Riyanto,
dalam Waluyo,2005:119).
d. Isolasi Poliplodi
Poliploidi adalah kondisi pada suatu organisme yang memiliki set kromosom
(genom) lebih dari sepasang. Organisme yang memiliki keadaan demikian disebut
sebagai organisme poliploid. Usaha-usaha yang dilakukan orang untuk
menghasilkan organisme poliploid disebut sebagai poliploidisasi. Organisme
hidup pada umumnya memiliki sepasang set kromosom pada sebagian besar tahap
hidupnya. Organisme ini disebut diploid (disingkat 2n). Namun demikian,
sejumlah organisme pada tahap yang sama memiliki lebih dari sepasang set.
Gejala semacam ini dinamakan poliploidi (dari bahasa Yunani yang artinya
berganda). Organisme dengan kondisi demikian disebut poliploid. Tipe poliploid
dinamakan tergantung banyaknya set kromosom. Jadi, triploid (3n), tetraploid
(4n), pentaploid (5n), heksaploid (6n), oktoploid, dan seterusnya. Dalam
kenyataan, organisme dengan satu set kromosom (haploid, n) juga ditemukan
hidup normal di alam. Poliploidi umum terjadi pada tumbuhan. Ia ditemukan pula
pada hewan tingkat rendah (seperti cacing pipih, lintah, atau beberapa jenis
udang), dan juga fungi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Spesiasi adalah proses suatu spesies berdivergen menjadi dua atau lebih
spesies. Terdapat empat mekanisme spesiasi yang paling umum terjadi pada
hewan adalah spesiasi alopatrik, yang terjadi pada populasi yang awalnya
terisolasi secara geografis, misalnya melalui fragmentasi habitat. Mekanisme
kedua adalah spesiasi peripatrik, yang terjadi ketika sebagian kecil populasi
organisme menjadi terisolasi dalam sebuah lingkungan yang baru. Ini berbeda
dengan alopatrik dalam hal ukuran populasi yang lebih kecil dari populasi tetua.
Mekanisme ketiga spesiasi adalah spesiasi parapatrik. Ia mirip dengan spesiasi
peripatrik dalam hal ukuran populasi kecil namun berbeda dalam hal tidak adanya
pemisahan secara fisik antara dua populasi. Mekanisme keempat spesiasi adalah
spesiasi simpatrik, di mana spesies berdivergen tanpa isolasi geografis.
Mekanisme spesiasi dapat dibagi menjadi empat yaitu isolasi geografi, isolasi
reproduksi, isolasi ekologi dan isolasi popiploidi. Isolasi geografis adalah
terpisahnya satu spesies yang sama oleh suatu keadaan geografis menjadi dua atau
lebih kelompok populasi.
3.2 Saran
Pada penyajian makalah ini mungkin tidak menampilkan penjelasan secara
mendalam. Oleh karena itu,penulis meminta kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sehingga penulis memperbaki pada penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Pembentukan SpeciesBaru. http://biologigonz.blogspot.com/


(diakses pada tanggal 27 oktober 2016).
Campbel. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Nurrohmanhadi. 2012. Defenisi Konsep Spesies dan Spesiasi.
http://nurrohmanhadi.wordpress.com/ (diakses pada tanggal 27 oktober 2016).
Nurrohmanhadi. 2012. Mekanisme Spesiasi.
http://nurrohmanhadi.wordpress.com/ (diakses pada tanggal 27 oktober 2016).
Nurrohmanhadi. 2012. Model Spesia. http://nurrohmanhadi.wordpress.com/
(diakses pada tanggal 27 oktober 2016).

Anda mungkin juga menyukai