2. Uji HIV/AIDS
Tes HIV adalah tes yang dilakukan untuk memastikan apakah individu yang
bersangkutan telah dinyatakan terkena HIV atau tidak, tes HIV berfungsi untuk
mengetahui adanya antibodi terhadap HIV/mengetes adanya antigen HIV dalam
darah. Ada beberapa jenis tes yang biasa dilakukan diantaranya yaitu, tes ELISA, tes
Dipstick, dan tes Western blood. Masing-masing alat tes memiliki sensitifitas atau
kemampuan untuk menemukan orang yang mengidap HIV dan spesifitas atau
kemampuan untuk menemukan individu yang tidak mengidap HIV. Untuk tes
antibodi HIV semacam ELISA memiliki sensitifitas yang tinggi. Dengan kata lain
presentase pengidap HIV yang memberikan hasil negatif palsu sangat kecil.
Sedangkan spesifitasnya adalah antara 99,7 %- 99,90% dalam arti 0,1 % - 0,3 % dari
semua orang yang tidak berantibodi akan dites positif untuk antibodi tersebut. Hasil
ELISA positif perlu diperiksa ulang (dikonfirmasi) dengan metode western blood
yang mempunyai spesifitas yang lebih tinggi.
Syarat dan prosedur tes darah HIV/AIDS :
Bersifat rahasia
Harus dengan konseling pra tes
Tidak ada unsur paksaam
Tahapan HIV/AIDS :
Pretes konseling
Identifikasi resiko perilaku seksual (pengukuran tingkat resiko perilaku)
Penjelasan arti hasil test dan prosedurnya (positif / negatif)
Identifikasi kebutuhan pasien setelah mengetahui hasil tes
Rencana perubahan perilaku
Pengobatan HIV/AIDS
Pengobatan HIV/AIDS belum dapat disembuhkan, sampai saat ini belum ada
obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh individu.
3. ELISA
Uji ELISA umum digunakan untuk diagnosis penyakit infeksi karena
ketersediaan ELISA kit komersial untuk sejumlah besar agen infeksi, kemungkinan
ELISA test untuk diadaptasikan kesistem automatis sehingga memungkinkan banyak
tes dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dan iterpretasi hasil tes yang objektif
dengan produk akhir yang menunjukan suatu warna tertentu yang dapat digunankan
menggunakan alat spektrofotometer / ELISA reader.
4. Uji fiksasi-komplemen (CFT)
Uji fiksasi-komplemen (complement-fictation test) adalah uji yang
menggunakan reaksi antigen-antibodi mengikat komplemen. Komplemen tersebut
berfungsi untuk melisis campuran eritrosit domba dan antiserum bebas-komplemen.
Tidak adanya hemolisis dalam system indicator ini menunjukkan adanya reaksi
antigen-antibodi yang positif. Kegunaan dari CFT adalah untuk mengidentifikasi
suatu isolate virus dengan mengetahui adanya antigen dalam suspense jar. Selan itu
uji CFT juga untuk mengetahui adanya antibody dengan mengukur titer antibody.
Denaturasi
Extension
http://swastika-oktavia.blogspot.co.id/2011/05/teknik-aglutinasi.html
http://go-livestock.blogspot.co.id/2015/01/makalah-mikrobiologi-veteriner-uji.html