4 PEMERIKSAAN HIV
ELISA sebagai Uji Penapisan Infeksi HIV
ELISA merupakan uji penapisan infeksi HIV. ELISA memiliki sensitivitas tinggi, yaitu
>99,5% sehingga dapat mendeteksi antibodi pada serum seseorang yang dicurigai terinfeksi
HIV. Pada pemeriksaan ELISA, serum pasien diencerkan 400x dan diteteskan ke tabung
ELISA yang berisi antigen HIV. Apabila serum pasien mengandung antibody terhadap HIV,
maka antibodi tersebut akan berikatan dengan antigen dalam tabung.Setelah diinkubasi
selama beberapa waktu, tabung dicuci untuk menyingkirkan komponen lain dalam serum
dan kelebihan antibodi yang tidak berikatan dengan antigen dalam tabung. Selanjutnya
diteteskan secondary antibody, yaitu antibodi terhadap antibodi manusia. Secondary
antibody akan berikatan dengan antibodi pasien dalam tabung. Pada secondary antibody
terdapat enzim yang mengkatalisis reaksi pada substrat dan menimbulkan perubahan warna
yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Penilaian serum pasien yang diperiksa dengan
ELISA adalah positif, negatif atau indeterminate. Penilaian tersebut ditentukan oleh strategi
deteksi infeksi HIV yang digunakan. Pemeriksaan ELISA memiliki sensitivitas tinggi namun
spesifisitas rendah sehingga kemungkinan hasil positif semu besar. Oleh karena itu, semua
hasil pemeriksaan ELISA yang positif atau indeterminate perlu dikonfirmasi dengan
pemeriksaan WB. Selain itu, hasil negatif pada pemeriksaan ELISA perlu diulang apabila
terdapat gejala klinis yang mendukung infeksi HIV. (Katz MH, Zolopa AR, Hollander H.
HIV infection. In: Wilson WR, editor. Current diagnosis dan treatment in infectious
diseases.New York: McGraw-Hill; 2001.p.1317-48.)