Anda di halaman 1dari 13

Penyakit

HIV/AIDS
Kelompok 3
Nama Anggota Kelompok :
1. Annisa Istiqomah
2. Caesara Desvia Widayat
3. Elgracia Mellissa
4. Indhira Alya Balqis
5. M. Reihan Habibi
6. M. Fauzul Azmi
HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang selanjutnya
melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan
penyakit. Obat atau metode penanganan HIV belum
ditemukan. Dengan menjalani pengobatan tertentu,
pengidap HIV bisa memperlambat perkembangan penyakit
ini, sehingga pengidap HIV bisa menjalani hidup dengan
normal.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah
kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika
seseorang sudah mengalami AIDS, maka tubuh tidak lagi
memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang
ditimbulkan.
Pencegahan penyakit HIV/AIDS
Penularan HIV dapat dicegah dengan konsep “ABCDE”, yakni:
• A (Abstinence)
Bagi yang belum menikah, tidak melakukan hubungan seks di luar nikah adalah langkah
yang paling tepat untuk menghindari paparan HIV.
• B (Be Faithful)
Bersikaplah saling setia kepada satu pasangan seks. Hindari perilaku berganti-ganti
pasangan untuk meminimalisir kemungkinan penularan HIV.
• C (Condom)
Gunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks, baik melalui vagina maupun melalui
dubur. Bila memilih kondom berpelumas, pastikan memilih pelumas yang berbahan dasar
air. Hindari kondom dengan pelumas yang berbahan dasar minyak, karena dapat membuat
kondom bocor.
• D (Drug No)
Menghindari penggunaan narkoba, terutama melalui jarum suntik, bisa mencegah
seseorang terinfeksi HIV. Selain itu, menghindari berbagi pakai jarum suntik juga dapat
mencegah infeksi virus hepatitis B.
• E (Education)
Pemberian informasi yang benar mengenai HIV, cara penularan, pencegahan, dan
pengobatannya, dapat membantu mencegah penularan HIV di masyarakat.
Macam-macam tes HIV
• Tes Serologi
Tes serologi terdiri atas tes cepat, tes Elisa, dan
tes Western bloot.
Tes cepat dilakukan pada jumlah sampel yang
lebih sedikit dan waktu tunggu kurang dari 20
menit. Tes ini sudah ditunjuk oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia untuk mendeteksi
antibodi terhadap HIV-1 maupun 2.
Tes Elisa berfungsi mendeteksi antibodi untuk
HIV-1 dan HIV-2 yang dilakukan dengan Elisa
(enzyme-linked immunisorbent assay).
Tes Western bloot adalah tes antibodi untuk
konfirmasi pada kasus yang sulit. Jika hasilnya
positif, akan muncul serangkaian pita yang
menandakan adanya pengikatan spesifik antibodi
terhadap protein virus HIV. Ini hanya dilakukan
untuk menindaklanjuti skrining Elisa yang positif.
Macam-macam tes HIV
• Tes Virologis dengan PCR
Tes HIV ini perlu dilakukan terhadap bayi
yang baru dilahirkan oleh ibu yang positif
mengidap HIV. Tes virologis dengan PCR
memang dianjurkan untuk mendiagnosis
anak yang berumur kurang dari 18 bulan.
Ada dua jenis tes virologis, yakni HIV
DNA kualitatif (EID) dan HIV RNA
kuantitatif.
Tes HIV DNA kualitatif berfungsi
mendeteksi virus dan tidak bergantung pada
keberadaan antibodi (kerap digunakan pada
bayi).
Tes RNA kuantitatif mengambil sampel
dari plasma darah. Tak cuma bayi, tes
tersebut juga dapat digunakan untuk
memantau terapi antiretroviral (ART) pada
orang dewasa.
Macam-macam tes HIV
• Tes HIV Antibodi-Antigen
Tes HIV satu ini mendeteksi antibodi
terhadap HIV-1, HIV-2, dan protein p24.
Protein p24 adalah bagian dari inti virus
(antigen dari virus). Meski antibodi baru
terbentuk berminggu-minggu setelahnya
terjadinya infeksi, tetapi virus dan
protein p24 sudah ada dalam darah.
Sehingga, tes tersebut dapat mendeteksi
dini infeksi.
Hasil tes HIV
a. Hasil tes positif (+) berarti seseorang mempunyai antibodi (zat anti)
terhadap virus HIV dengan demikian ia tentu telah terinfeksi HIV.
Hasil positif ini juga berarti, orang tersebut dapat menularkan HIV
kepada orang lain.
b. Hasil tes negatif dapat berarti:
1. Orang tersebut tidak terinfeksi HIV.
2. Orang tersebut terinfeksi HIV, tetapi tes tersebut dilakukan
pada “periode jendela” yaitu masa 1-6 bulan sejak orang tersebut
terinfeksi HIV. Tubuh masih belum membentuk anti bodi, oleh
karena anti bodi baru terbentuk 1-6 bulan setelah infeksi.
c. Hasil tes Elisa yang positif, harus dipastikan dengan cara Western
Bloot.
d. Bila hasil tes negatif, maka untuk memastikan, tes diulangi lagi
setelah 3-6 bulan.
e.
Penerapan tes HIV
Tes HIV wajib dilakukan terhadap
darah transfusi, alat tubuh atau jaringan
tubuh, sel telur atau sperma yang
disumbangkan atau didonorkan. Namun
tes HIV sebaiknya dilakukan pada mereka
yang :
a. Mempunyai perilaku beresiko tinggi.
b. Pernah menjalani transfusi darah
beberapa tahun yang lalu.
c. Tidak sembuh-sembuh dari gejala
demam, batuk atau diare yang lama.
d. Mengalami penurunan berat badan yang
banyak tanpa sebab-sebab yang jelas.
e. Orang yang kuatir sudah tertular HIV.
Manfaat Tes HIV
Tes HIV dapat memberikan beberapa manfaat bagi
pasien. Manfaat yang pertama dan paling penting
adalah menghilangkan kegelisahan pasien tentang
status mereka yang belum diketahui. Tes ini juga dapat
memberikan panduan dasar bagi pasien dan dokter,
yang dapat digunakan untuk memberikan perawatan
secara keseluruhan yang paling tepat bagi pasien.
Pasien yang mendapatkan hasil tes yang negatif akan
mendapatkan informasi untuk melindungi diri mereka
dan memilih perilaku yang dapat mencegah terjadinya
infeksi di masa mendatang. Sedangkan pasien yang
mendapatkan hasil yang positif akan mendapatkan
informasi, perawatan, dukungan, konseling, dan
pengobatan untuk menangani gejala yang mereka
alami. Pasien yang positif HIV juga harus mempelajari
cara untuk mencegah penularan dan infeksi di masa
mendatang.
Persyaratan tes HIV
Berbeda dari tes-tes atau pemeriksaan laboratorium
lainnya maka ada persyaratan khusus untuk menjalani tes
HIV, yaitu :
a. Harus dilaksanakan dengan sukarela.
b. Seseorang yang akan di tes harus diberikan informasi yang
lengkap dan benar mengenai tes HIV. Sesudah memahami
benar-benar mengenai tes, maka harus memberikan
persetujuan tertulis (informed consent).
c. Kepada orang yang akan menjalani tes harus diberikan
konseling sebelum tes dan sesudah tes. Konseling ini
dimaksudkan antara lain untuk membantu mempersiapkan
mental penderita dan mengatasi masalah yang mungkin
dihadapi.
d. Hasil tes dirahasiakan.
“Anak yang berpendidikan lebih siap untuk
menangani semua tantangan hidup, mulai dari
mencari pekerjaan hingga menghindari penyakit
seperti HIV/AIDS.”

- Laura Bush
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai