Anda di halaman 1dari 10

Laporan Hasil Akhir

Pemeliharaan Ikan Hias (Komet)

Nama anggota kelompok:


1. Muhammad Randi Afriansah (20)
2. Salsabila Herla Putri (27)
3. Shafa Kimiko Damanik (28)
4. Sherly Aulia Ardila (29)
5. Shiva Aulya Khairunia Putri (30)
6. Tiara Putri Agustiningtyas (32)

Kelas: XI IPA 4

SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan Hasil Akhir
Pemeliharaan Ikan Hias (Komet)”
Penyusunan karya tulis ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan
dari pihak-pihak terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu
perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak untuk dukungan dan bantuannya. Semoga segala kebaikan
Bapak/Ibu dan rekan-rekan semua mendapatkan balasan setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi pribadi penulis
dan para pembaca pada umumnya.

Jambi, 10 April 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 2

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Komet ................................................................... 2


2.2 Budidaya Ikan Komet .............................................................................................. 3
2.3 Aspek Budidaya dan Penjualan Ikan ....................................................................... 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 6

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 6


3.2 Pembagian tugas ...................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komet (Carassius auratus-auratus) pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat
Cina pada tahun 1729. awalnya bentuk komet sama seperti ikan koki. Karena memang
kedua ikan ini berasal dari satu kerabat, yakni dari keluarga Cyprinidae. Kemudian pada
zaman Dinasti Ming (1368-1644) popularitas komet semakin menanjak. Saat inilah
bermunculan ikan koki dengan tubuh yang unik dan bervariasi. Setelah itu, penyebaran
komet berkembang ke Jepang. Di negara Matahari Terbit, komet terus mengalami
perkembangan yang sangat pesat hingga dihasilkan jenis-jenis baru dengan bentuk yang
lebih variatif seperti saat ini.

Di Indonesia, komet termasuk ikan hias yang banyak memiliki penggemar. Hal
ini dapat dibuktikan dengan seringnya diadakan kontes komet dengan peserta yang
boleh dibilang sangat banyak. Jenis ikan dengan telur diserakkan, ini merupakan yang
terbanyak. Ikan ini menempatkan telurnya di sembarang tempat, bisa di tanaman air atau
di jatuhkan begitu saja di dasar perairan.

Ikan komet merupakan ikan yang cukup rentan penyakit hal ini disebabkan
karena kondisi air pada tempat pemeliharaan ikan komet cepat menjadi kotor
disebabkan oelh hasil buangan dari ikan komet yang banyak (kotoran). Komet (carassius
auratus-auratus) adalah jenis ikan air tawar yang hidup si perairan dangkal yang airnya
mengalir tenang dan berudara sejuk. Ikan ini digemari masyarakat karena keindahan
warna, gerak-gerik, dan bentuk tubuhnya yang unik. Berbeda dengan ikan hias lainnya,
komet termasuk ikan ikan hias sepanjang masa. Hal ini dibuktikan dengan selalu
tersedianya komet disetiap toko penjual ikan hias, sehingga harga jual cenderung stabil.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana klasifikasi dan morfologi ikan komet?
2. Bagaimana cara budidaya ikan komet?

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Komet (Carassius auratus-auratus)

a. Klasifikasi

Menurut Goenarso (2005), identifikasi dan taksonomi ikan komet sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

kelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Carassius

Spesies : Carassius auratus

b. Morfologi

Ikan komet memiliki keindahan warna, gerak-gerik, dan bentuk tubuhny yang
unik, oleh karena itu ikan komet digemari oleh masyarakat. Morfologi ikan komet
relatif menyerupai dengan morfologi ikan mas. Karakteristik yang membedakan dari
ikan komet dan ikan mas adalah bentuk siripnya. Ikan komet mempunyai bentuk sirip
yang lebih panjang dari ikan mas, meskipun jika didekatkan keduanya akan sangat
mirip, oleh sebab itu diluar negeri ikan komet dijuluki sebagai ikan mas (goldfish).
Perbedaan ikan komet jantan dan betina. Ikan komet jantan memiliki sirip dada
panjang dan tebal, kepala tidak melebar, tubuh lebih tipis (ramping), sedangkan ikan
komet betina memiliki sirip dada relatif pendek dan luar tipis, kepala relatif kecil dan
bentuknya agak meruncing, tubuh lebih tebal (gemuk) (Lingga dan Heru. 1995).

Bentuk tubuh ikan komet agak memanjang dan memipih tegak (compressed)
mulutnya terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian ujung mulut
memiliki dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan yang
tersusun atas tiga baris dan gigi geraham secara umum. Sebagian besar tubuh ikan
komet ditutupi oleh sisik kecuali beberapa varietas yang memiliki beberapa sisik.
Sisik ikan komet termasuk sisik sikloid dan kecil. Sirip punggung memanjang dan
pada bagian belakangnya berjari keras. Letak sirip punggung berseberangan dengan
sirip perut. Gurat sisi pada ikan komet tergolong lengkap berada di pertengahan tubuh

2
dan melentang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Partical
Fish Keeping, 2013).

Ikan komet sangat aktif berenang baik di dalam kolam maupun di


dalam akuarium, tidak dapat bertahan dalam ruang yang sempit dan terbatas, serta
membutuhkan filtrasi yang kuat dan pergantian air yang rutin. Ikan komet banyak
ditemui dengan warna putih, merah dan hitam, dapat tumbuh dan hidup
hingga berumur 7 hingga 12 tahun dan panjang dapat mencapai 30 cm (Partical Fish
Keeping, 2013).

Gambar 1: Ikan Komet

2.2 Budidaya Ikan Komet

A. Seleksi induk

Untuk mengetahui induk ikan komet yang matang gonad, salah satu cara yang
digunakan adalah seleksi induk. Berdasarkan hasil pengamatan ciri-ciri yang terdapat
pada induk jantan yaitu pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika
diraba terasa kasar, Induk yang telah matang jika diurut pelan ke arah lubang genital
akan keluar cairan berwarna putih. Sedangkan ciri - ciri pada induk betina yaitu ada
sirip dada terdapat bintik - bintik dan terasa halus jika diraba, Jika diurut, keluar
cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang
genital kemerahan - merahan. (Effendi 2002).

B. Pemijahan

Tingkah laku ikan pada fase pemijahan diantaranya ialah kebersamaan dengan
pengeluaran produk seksual, ada ikan yang melakukan sentuhan bagian-bagian
tubuh, gerakan eksotik dengan menggetarkan seluruh bagian tubuh, gerakan
pembelitan tubuh ikan jantan atau betina oleh ikan jantan, penyimpanan telur oleh
ikan jantan atau betina
3
kedalam sarang dan tumbuh - tumbuhan. Induk ikan komet yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu dengan perbandingan 2 : 3 ( ♀ : ♂). Induk ini kemudian
dimasukkan dalam bak fiber yang sudah diisi air dan dilengkapi dengan eceng
gondoksebagai substrat. Proses pemijahannya yaitu induk betina mengeluarkan sel
telur dari ovari selanjutnya induk jantan mengeluarkan sperma dari testis, sehingga
terjadi pembuahan diluar tubuh induk ikan komet. Pemijahan ikan komet berlangsung
pada malam hari tanggal 9 Oktober hingga waktu dini hari tanggal 10 Oktober
2016. Telur-telur yang dihasilkan setelah proses pemijahan tersebut akan menempel
pada substrat eceng gondok. Induk ikan komet diangkat atau dikeluarkan dari dalam
fiber dengan tujuan agar induk tidak memakan telurnya sendiri. (Effendi, 2002).

C. Penetasan telur

Setelah ikan komet memijah, telur-telurnya dipindahkan keaquarium penetasan


yang telah disiapkan. Telur-telur yang menempel pada substrat diangkat secara
perlahan dari bak induknya kemudian dimasukkan kedalam bak penetasan telur, beri
metilin blue agar telur tersebut tidak berjamur. Kemudian diaerasi secukupnya, telur
ikan komet akan menetas setelah 2 - 3 hari. Menurut Effendi (2002).

D. Pemeliharaan larva

Larva - larva ikan yang baru menetas akan tetap menempel pada tanaman air
atau dinding dan dasar wadah walaupun pada dasarnya mereka sudah bisa berenang.
Pada saat ini ikan tidak perlu diberi makan karena mereka masih memiliki cadangan
makanan yang tersimpan dalam yolk sack (kantong kuning telurnya). Saat sudah
dapat berenang bebas (walaupun masih terbatas), tanaman air dapat dikeluarkan atau
larva - larva tersebut dapat dipindahkan ke tempat khusus pembesaran (kalau
diperlukan) dan dapat diberi makan. Perlu diperhatikan bahwa tempat pembesaran
jangan terlalu besar dan air di dalamnya jangan terlalu banyak serta diberi aerasi
kecil. Pengaturan kepadatan larva ikan bertujuan agar larva ikan tersebut tidak
kesulitan memperoleh makanan yang diberikan. Pakan yang paling mudah diperoleh
yaitu pelet ikan yang sudah dihaluskan walaupun agak repot menggerusnya sampai
menjadi tepung seukuran mulut anak ikan komet. Lebih baik pelet halus tersebut
diberikan sedikit (secukupnya) tetapi sering daripada banyak tetapi tidak termakan
dan mencemari air. Jangan lupa kotoran dan sisa - sisa makanan yang tidak
termakan dalam wadahnya disipon secara rutin agar kualitas air tetap terjaga.

4
2.3 Aspek Budidaya Penjualan Ikan

Untung Rugi Budidaya, Analisa Usaha:

1. Biaya Produksi

N Kebutuhan Jumlah Biaya Biaya Total


o Satuan (Rp)
(Rp)
1 Media pemeliharaan 1 - -
2 Ikan komet 2 7.000 14.000
3 Pakan ikan komet 2 5.000 10.000
24.000

2. Biaya Modal

Kelompok kami memiliki 6 orang anggota dan berdasarkan kesepakatan bersama


maka didapatkanlah modal sebesar Rp. 4.000,00 per masing – masing orang.

3. Rumus BEP

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktik ini adalah :


1. Wadah yang digunakan dalam pembenihan Ikan Komet (Carrasius
auratus) adalah bak fiber dan ditambahkan substrat berupa eceng
gondok sebagai tempat penempelan telur.
2. Induk jantan memiliki ciri - ciri yaitu apabila diurut ke arah lubang
genitalnya akan keluar cairan berwarna putih, sedangkan induk betina
akan mengeluarkan cairan berwarna kuning bening.
3. Pada proses pemijahan digunakan perbandingan 2 : 3 yaitu 2 ekor induk
jantan dan 3 ekor induk betina. Proses tersebut berlangsung pada
malamhari.
4. Jumlah telur yang dihasilkan oleh ikan komet (Carrasius auratus) adalah
300 butir telur.
5. Pada saat pemeliharaan larva diberikan makanan berupa kuning telur
ayam yang direbus ketika larva berusia 3 hari.
6. Air yang digunakan untuk bak fiber ikan komet memiliki tingkat
keasaman (pH) 6 - 7 dan suhu 22 - 260C.
7. Penyakit yang menyerang ikan komet (Carassius auratus) adalah
penyakit Lerneasis dan penyakit kutu ikan yang disebabkan
oleh Argulus sp. Dari hasil pratikum dapat disimpulkan bahwa ikan
komet termasuk ikan yang mudah dibudidayakan, namun dalam
melakukan pemeliharaan larva perlu dilakukan secara teliti dan
hati - hati kerena fase larva pada ikan merupakan fase yang paling kritis.

3.2 Pembagian Tugas Pengetikan


1. Muhammad Randi Afriansah : Aspek budidaya penjualan ikan dan daftar
pustaka
2. Salsabila Herla Putri : Kesimpulan
3. Shafa Kimiko Damanik : Budidaya ikan Komet
4. Sherly Aulia Ardila : Daftar pustaka dan Bab 1
5. Shiva Aulya Khairunia Putri : Kata pengantar, Cover
6. Tiara Putri Agustiningtyas : Klasifikasi dan Morfologi ikan Komet

6
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius. Yogyakarta.


Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P. 2002. Molecular Biology of
The Cell. Garland Science NCBI Books. London.
Anonim. 2004. Jumlah Telur Pada Ikan Hias. http://www.blogfish.com. Diakses tanggal 2
Desember 2011.
Anonim. 2011. Ikan Komet (goldfish). http://www.aqufish.net/show.php?h=goldfish1.
Diakses tanggal 30 November 2011.
Anonim. 2009. Pembenihan Ikan Komet (Carassius auratus).
http://ikanmania.wordpress.com/2007/12/31/teknik-pemijahan-ikan-komet/. Diakses
tanggal 30 November 2011.
Effendie. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
Goernaso, 2005. Fisiologi Hewan. Universitas Terbuka. Jakarta.
Kordi, Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Lingga dan Susanto. 2003. Klasifikasi Ikan Komet (Carassius auratus). Agromedia.
Jakarta.
Partical Fish Keeping. 2006. Biologi Ikan Hias. Agromedia. Jakarta.
Rahmad, Dede. 2005. Budidaya Ikan Komet.
http://www.Dederintit..blogspot.com/budidaya-ikan-hias-komet. Diakses tanggal
30 November 2011.
Suyanto, SR. 1991. Budidaya Ikan Hias. Penebar Swadaya.Jakarta.
Tucker, C.S and Hargreaves, J.A., 2004. Biology and Culture of Channel Catfish.
Elsevier. B.V. Amsterdam.
Zairin.M.J. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan dan Betina. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai