Kelas: XI IPA 4
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan Hasil Akhir
Pemeliharaan Ikan Hias (Komet)”
Penyusunan karya tulis ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan
dari pihak-pihak terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu
perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak untuk dukungan dan bantuannya. Semoga segala kebaikan
Bapak/Ibu dan rekan-rekan semua mendapatkan balasan setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi pribadi penulis
dan para pembaca pada umumnya.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komet (Carassius auratus-auratus) pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat
Cina pada tahun 1729. awalnya bentuk komet sama seperti ikan koki. Karena memang
kedua ikan ini berasal dari satu kerabat, yakni dari keluarga Cyprinidae. Kemudian pada
zaman Dinasti Ming (1368-1644) popularitas komet semakin menanjak. Saat inilah
bermunculan ikan koki dengan tubuh yang unik dan bervariasi. Setelah itu, penyebaran
komet berkembang ke Jepang. Di negara Matahari Terbit, komet terus mengalami
perkembangan yang sangat pesat hingga dihasilkan jenis-jenis baru dengan bentuk yang
lebih variatif seperti saat ini.
Di Indonesia, komet termasuk ikan hias yang banyak memiliki penggemar. Hal
ini dapat dibuktikan dengan seringnya diadakan kontes komet dengan peserta yang
boleh dibilang sangat banyak. Jenis ikan dengan telur diserakkan, ini merupakan yang
terbanyak. Ikan ini menempatkan telurnya di sembarang tempat, bisa di tanaman air atau
di jatuhkan begitu saja di dasar perairan.
Ikan komet merupakan ikan yang cukup rentan penyakit hal ini disebabkan
karena kondisi air pada tempat pemeliharaan ikan komet cepat menjadi kotor
disebabkan oelh hasil buangan dari ikan komet yang banyak (kotoran). Komet (carassius
auratus-auratus) adalah jenis ikan air tawar yang hidup si perairan dangkal yang airnya
mengalir tenang dan berudara sejuk. Ikan ini digemari masyarakat karena keindahan
warna, gerak-gerik, dan bentuk tubuhnya yang unik. Berbeda dengan ikan hias lainnya,
komet termasuk ikan ikan hias sepanjang masa. Hal ini dibuktikan dengan selalu
tersedianya komet disetiap toko penjual ikan hias, sehingga harga jual cenderung stabil.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
a. Klasifikasi
Menurut Goenarso (2005), identifikasi dan taksonomi ikan komet sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Carassius
b. Morfologi
Ikan komet memiliki keindahan warna, gerak-gerik, dan bentuk tubuhny yang
unik, oleh karena itu ikan komet digemari oleh masyarakat. Morfologi ikan komet
relatif menyerupai dengan morfologi ikan mas. Karakteristik yang membedakan dari
ikan komet dan ikan mas adalah bentuk siripnya. Ikan komet mempunyai bentuk sirip
yang lebih panjang dari ikan mas, meskipun jika didekatkan keduanya akan sangat
mirip, oleh sebab itu diluar negeri ikan komet dijuluki sebagai ikan mas (goldfish).
Perbedaan ikan komet jantan dan betina. Ikan komet jantan memiliki sirip dada
panjang dan tebal, kepala tidak melebar, tubuh lebih tipis (ramping), sedangkan ikan
komet betina memiliki sirip dada relatif pendek dan luar tipis, kepala relatif kecil dan
bentuknya agak meruncing, tubuh lebih tebal (gemuk) (Lingga dan Heru. 1995).
Bentuk tubuh ikan komet agak memanjang dan memipih tegak (compressed)
mulutnya terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian ujung mulut
memiliki dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan yang
tersusun atas tiga baris dan gigi geraham secara umum. Sebagian besar tubuh ikan
komet ditutupi oleh sisik kecuali beberapa varietas yang memiliki beberapa sisik.
Sisik ikan komet termasuk sisik sikloid dan kecil. Sirip punggung memanjang dan
pada bagian belakangnya berjari keras. Letak sirip punggung berseberangan dengan
sirip perut. Gurat sisi pada ikan komet tergolong lengkap berada di pertengahan tubuh
2
dan melentang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Partical
Fish Keeping, 2013).
A. Seleksi induk
Untuk mengetahui induk ikan komet yang matang gonad, salah satu cara yang
digunakan adalah seleksi induk. Berdasarkan hasil pengamatan ciri-ciri yang terdapat
pada induk jantan yaitu pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika
diraba terasa kasar, Induk yang telah matang jika diurut pelan ke arah lubang genital
akan keluar cairan berwarna putih. Sedangkan ciri - ciri pada induk betina yaitu ada
sirip dada terdapat bintik - bintik dan terasa halus jika diraba, Jika diurut, keluar
cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang
genital kemerahan - merahan. (Effendi 2002).
B. Pemijahan
Tingkah laku ikan pada fase pemijahan diantaranya ialah kebersamaan dengan
pengeluaran produk seksual, ada ikan yang melakukan sentuhan bagian-bagian
tubuh, gerakan eksotik dengan menggetarkan seluruh bagian tubuh, gerakan
pembelitan tubuh ikan jantan atau betina oleh ikan jantan, penyimpanan telur oleh
ikan jantan atau betina
3
kedalam sarang dan tumbuh - tumbuhan. Induk ikan komet yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu dengan perbandingan 2 : 3 ( ♀ : ♂). Induk ini kemudian
dimasukkan dalam bak fiber yang sudah diisi air dan dilengkapi dengan eceng
gondoksebagai substrat. Proses pemijahannya yaitu induk betina mengeluarkan sel
telur dari ovari selanjutnya induk jantan mengeluarkan sperma dari testis, sehingga
terjadi pembuahan diluar tubuh induk ikan komet. Pemijahan ikan komet berlangsung
pada malam hari tanggal 9 Oktober hingga waktu dini hari tanggal 10 Oktober
2016. Telur-telur yang dihasilkan setelah proses pemijahan tersebut akan menempel
pada substrat eceng gondok. Induk ikan komet diangkat atau dikeluarkan dari dalam
fiber dengan tujuan agar induk tidak memakan telurnya sendiri. (Effendi, 2002).
C. Penetasan telur
D. Pemeliharaan larva
Larva - larva ikan yang baru menetas akan tetap menempel pada tanaman air
atau dinding dan dasar wadah walaupun pada dasarnya mereka sudah bisa berenang.
Pada saat ini ikan tidak perlu diberi makan karena mereka masih memiliki cadangan
makanan yang tersimpan dalam yolk sack (kantong kuning telurnya). Saat sudah
dapat berenang bebas (walaupun masih terbatas), tanaman air dapat dikeluarkan atau
larva - larva tersebut dapat dipindahkan ke tempat khusus pembesaran (kalau
diperlukan) dan dapat diberi makan. Perlu diperhatikan bahwa tempat pembesaran
jangan terlalu besar dan air di dalamnya jangan terlalu banyak serta diberi aerasi
kecil. Pengaturan kepadatan larva ikan bertujuan agar larva ikan tersebut tidak
kesulitan memperoleh makanan yang diberikan. Pakan yang paling mudah diperoleh
yaitu pelet ikan yang sudah dihaluskan walaupun agak repot menggerusnya sampai
menjadi tepung seukuran mulut anak ikan komet. Lebih baik pelet halus tersebut
diberikan sedikit (secukupnya) tetapi sering daripada banyak tetapi tidak termakan
dan mencemari air. Jangan lupa kotoran dan sisa - sisa makanan yang tidak
termakan dalam wadahnya disipon secara rutin agar kualitas air tetap terjaga.
4
2.3 Aspek Budidaya Penjualan Ikan
1. Biaya Produksi
2. Biaya Modal
3. Rumus BEP
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
6
DAFTAR PUSTAKA