BIOLOGI PERIKANAN
“IKAN LAYANG”
Oeh:
KELOMPOK IX
Masni (S309201921019)
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan hadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Ikan
Layang" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Biologi Perikanan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mesalina Tri Hidayani, S.Pi., M.Si
selaku Dosen Mata Kuliah Biologi Perikanan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
Penulis,
2
DAFTAR ISI
Isi
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................................5
2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Ikan Layang.......................................................................................6
2.2 Daur Hidup Ikan Layang..........................................................................................................8
2.3 Ruaya Ikan Layang..................................................................................................................8
2.4 Kebiasaan Makan.................................................................................................................9
2.5 Tingkah Laku Ikan Layang......................................................................................................10
2.6 Umur dan Pertumbuhan.......................................................................................................12
2.7 Mortalitas Ikan Layang..........................................................................................................12
2.8 Laju Eksploitasi Ikan Layang..................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan layang merupakan salah satu komponen perikanan pelagis yang sangat
penting di Indonesia. Ikan yang tergolong suku Carangidae ini biasanya hidup
bergerombol dan merupakan salah satu ikan yang banyak diminati oleh masyarakat.
Mencermati pentingnya sumberdaya ikan bagi kebutuhan manusia baik pemenuhan gizi
maupun kegiatan perekonomian, mendorong manusia untuk mengeksploitasi ikan
sebanyak-banyaknya (Nontji, 2005 dalam Desmawanti dkk, 2013).
Salah satu sumber daya perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yaitu
ikan layang. Ikan layang (Decapterus sp.) merupakan salah satu hasil perikanan yang
banyak terdapat di Indonesia dan digemari oleh masyarakat sehingga ikan layang
merupakan salah satu produk unggulan Indonesia. Ikan layang dalam bentuk ikan segar
memiliki masa simpan yang pendek. Mengingat kondisi yang demikian maka harus
dilakukan upaya penanganan yang tepat agar tidak mengalami kemunduran mutu
(Adinugraha dan Wijayaanigrum, 2017).
Ikan layang merupakan bagian terbesar dari keseluruhan hasil tangkapan pukat
cincin. Disamping itu ikan ini merupakan ikan yang cukup digemari oleh masyarakat
dan harganyapun terjangkau. Selain berperan cukup besar dalam penyediaan protein
hewani untuk pemenuhan gizi, ikan layang juga berperan dalam meningkatkan sumber
pendapatan dan memberikan lapangan pekerjaan khususnya bagi penduduk sekitarnya
Ikan layang (Decapterus sp) yang terdiri dari 2 yakni Decapterus Ruselli dan
Decapterus macromosa (Bleeker, 1851) merupakan slaah satu hasil terpenting dari
sumberdaya perikanan pelagis kecil, dan mempunyai nilai ekonomis penting, sehingga
banyak dicari dan ditangkap sebagai target utama hasil tangkapan. Ikan layang selain
mempunyai nilai ekonomis penting, dagingnya memiliki tekstur yang kompak dengan
citarasa yang banyak digemari orang. Sehingga dapat menjadi salah satu sumber protein
hewani bagi rakyat.
4
1.2 Rumusan Masalah
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Ikan Layang
Klasifikasi ikan layang (Decapterus sp.) menurut Fishbase (2020) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Family : Cerangidae
Genus : Decapterus
Ikan layang merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang tersedia
sepanjang tahun tanpa dipengaruhi musim. Ikan ini merupakan ikan konsumsi yang
6
cukup penting karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan kaya akan gizi. Decapterus sp.
atau nama Indonesia biasa disebut dengan ikan lajang, ikan layang, bale lajang dan
lainnya.
Ikan layang adalah ikan yang mempunyai kemampuan bergerak dengan cepat di
perairan. Tingginya kecepatan tersebut dapat dicapai karena bentuk tubuhnya yang
seperti cerutu dan mempunyai sisik yang sangat halus (Mahdaniar, 2017). Bagian
punggung ikan layang berwarna biru kehijauan dan bagian perutnya berwarna putih
itu ikan layang memiliki dua sirip punggung, dua sirip tambahan di belakang sirip
punggung kedua dan satu sirip tambahan di belakang sirip dubur. Ikan layang memiliki
sirip kecil yang merupakan ciri khas dari genus Decapterus (Annayani,2018).
Ikan layang (Decapterus sp.) termasuk jenis ikan perenang cepat. Bersifat
pelagis, tidak menetap dan suka bergerombol. Jenis ikan ini tergolong organisme yang
hidup pada kisaran salinitas yang sempit, hidup di perairan yang berkadar garam tinggi
(32-34 promil) dan menyenangi perairan jernih. Ikan layang banyak tertangkap di
perairan yang berjarak (20-30 mil) dari pantai. Siang hari gerombolan ikan bergerak ke
lapisan air yang lebih dalam dan malam hari kelapisan atau perairan (Tarigan, 2019).
Suhu perairan memiliki peranan penting bagi penyebaran ikan layang. Suhu
perairan untuk ikan layang berkisar antara 20℃-30℃ (Nontji, 2002). Ikan layang dapat
ditemukan sepanjang tahun di Selat Sunda, Selat Makassar, Teluk Ambon, Teluk
Siklus hidup ikan layang harus diketahui agar dapat dimanfaatkan secara optimal
7
proses yang terdapat dalam perkembangan awal hidup ikan layang merupakan hal yang
menarik karena berhubungan dengan stabilitas populasi ikan tersebut dalam suatu
perairan.
Menurut Widodo 1998 secara ringkas siklus hidup ikan layang dimulai dari telur,
fase larva, anakan, populasi muda, dewasa, memijah dan akhirnya mati.. Ikan layang
terombang-ambing oleh arus lautan. ada siang hari ikan layang berada di dasar perairan
membentuk gerombolan yang padat dan kompak, sedangkan pada malam hari naik ke
Migrasi lkan layang adalah jenis ikan yang hidup dalam air laut yang jernih
dengan salinitas tinggi. Ikan ini berasal dari perairan bebas dan bersifat pelagis, karena
itu Laut Jawa bukanlah merupakan "fishing ground yang tetap sepanjang tahun, tetapi
"stenohalina" hidup di air Laut yang bersalinitas tertentu yaitu antara 32- 33‰, sehingga
dalam kehidupannya dipengaruhi oleh musim dan ikan ini selalu bermigarasi musiman.
Ikan layang muncul di permukaan karena di pengaruhi oleh migrasi harian dari
organisme lain yang terdapat di suatu perairan. Pada siang hari gerombolan-gerombolan
ikan bergerak kelapisan atas. Perpindahan tersebut disebabkan oleh adanya perpindahan
masal dari plankton nabati yang diikuti oleh plankton hewani dan binatang-binatang
8
Menurut Handenberg (1937), migrasi ikan layang di perairan Indonesia
mempunyai hubungan dengan pergerakan massa air laut walaupun secara tidak
massa air laut, walaupun secara tidak langsung. Selama musim timur berlangsung air
dengan salinitas tinggi mengalir dari Laut Flores masuk ke Laut Jawa dan keluar melalui
Selat Gaspar, Selat Karimata, dan Selat Sunda. Pada tahap permulaan layang yang
masih kecil berasal dari Laut Flores bermigrasi ke barat dan sampai di Pulau Bawean.
Pada musim timur pada bulan Juni sampai September terdapat banyak layang di Laut
Jawa. Ia menyebut populasi ikan ini sebagai layang timur. Layang sangat peka terhadap
kehidupan dan kesediaan layang adalah arus. Karena layang biasanya melakukan ruaya
Secara biologi ikan layang merupakan plankton feeder atau pemakan plankton
kasar yang terdiri dari organisme pelagis meskipun komposisinya berbeda masing-
“multispecies‟ yang saling berinteraksi satu sama lain baik secara biologis ataupun
Secara ekologis sebagian besar populasi ikan pelagis kecil termasuk ikan layang
menghuni habitat yang relatif sama, yaitu di permukaan dan membuat gerombolan di
9
perairan lepas pantai , daerahdaerah pantai laut dalam , kadar garam tinggi dan sering
hidup dan pertumbuhannya. Nutrien yang dibutuhkan dalam hal ini yaitu berupa protein,
lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Nutrien yang dibutuhkan tersebut umumnya
berasal dari makanan. Menurut Pratiwi (1991) ; Apriliyanti (2000) makanan merupakan
faktor yang sangat penting dalam individu. Untuk merangsang pertumbuhan yang
optimal diperlukan jumlah dan mutu makanan dalam keadaan cukup serta ditunjang
Tingkah laku ikang layang sangat aktif dan dapat berenang sangat cepat, susunan
pendengaran dan penglihatannya baik. Daya penglihatan ini sangat diperlukan oleh ikan
Pada siang hari ikan layang berada di dasar perairan membentuk gerombolan
yang padat dan kompak, sedangkan pada malam hari naik ke permukaan membentuk
gerombolan yang menyebar. Ikan juga dapat muncul ke permukaan pada siang hari,
apabila cuaca mendung disertai hujan gerimis Sumadhiharga 1991. Ikan layang muncul
di permukaan laut oleh karena dipengaruhi oleh ruaya harian dari organisme-organisme
lain yang terdapat di suatu perairan. Pada siang hari gerombolan-gerombolan ikan ini
perpindahan massal plankton nabati yang diikuti oleh plankton hewani, kemudian
10
Ikan layang biasanya memanfaatkan benda-benda terapung seperti rumpon
sebagi substrat untuk meletakkan telurnya dan sebagai tempat berlindung dari predator
maupun tempat untuk mencari makan. Penyebaran ikan layang sangat luas di dunia.
Jenis-jenis ikan ini mendiami perairan tropis dan sub tropis di Indo-Pasifik dan Lautan
Atlantik. Walaupun jenis ikan ini hidup di wilayah yang luas, namun setiap jenis
mempunyai wilayah sebaran tertentu . Ikan layang di Perairan Indonesia terdapat 5 jenis
Decapterus macrosoma dan Decapterus maruadsi. Namun dari kelima spesies tersebut
hanya Decapterus russelli yang mempunyai daerah sebaran yang luas di Indonesia mulai
dari Kepulauan Seribu hingga Bawean dan Pulau Masalembo. Decapterus lajang senang
hidup di perairan dangkal seperti di Laut Jawa termasuk Selat Sunda, Selat Madura, dan
Selat Bali, Ambon dan Ternate. Decapterus macrosoma banyak dijumpai di Selat Bali,
Laut Banda, Selat Makasar dan Sangihe. Ikan layang Deles Decapterus macrosoma
termasuk dalam kelompok ikan pelagis kecil yang sudah dieksploitasi secara intensif di
perairan Selat Makassar. Decapterus kurroides terdapat di Selat Bali, Labuhan dan
Pelabuhan Ratu. Decapterus maruadsi termasuk ikan yang berukuran besar, hidup di laut
dalam seperti di Laut Banda. Ikan ini tertangkap pada kedalaman 100 meter atau lebih
Gafa et al. 1993 diacu dalam Nontji 1993. Layang Decapterus spp terutama
terkonsentrasi di perairan utara Jawa, utara dan selatan Sulawesi. Daerah penyebarannya
mulai dari barat Sumatera, selatan Jawa, timur Kalimantan, Nusa Tenggara, selatan dan
barat Kalimantan, Maluku dan Irian Jaya Direktorat Jenderal Perikanan 1997.
yang cepat karena adanya kelimpahan makanan dan kondisi lingkungan yang sesuai. 2.
11
Ikan layang jantan pada umur relatif satu tahun memiliki panjang rata – rata (L1)
21,9406 cm. Umur relatif dua tahun memiliki panjang rata-rata (L2) 22,5122 cm.
jantan 1,6348 per tahun, K betina 1,1958, t0 jantan -0,2659 tahun, t0 betina -0,1674.
Berbeda dengan Widodo (1988) dalam Iksan (2009) bahwa umur ikan layang kira – kira
5 tahun.
Pendugaan mortalitas total (Z) ikan berdasarkan data panjang dengan metode
lenght catchcurve (Sparre dan Venema, 1999). Menurut (Kartini et al., 2017),
bahwa mortalitas total ikan disuatu perairan mempengaruhi stok ikan, dimana terjadinya
yang diawali dengan penurunan ukuran pertama kali ikan matang gonad. Pada ikan
betina, kondisi ini akan menurunkan fekunditas sehingga dapat mengurangi keberhasilan
rekrutmen ikandi alam (Ernawati dan Kamal, 2017). Oleh karena itu, kegiatan
eksploitasi yang dilakukan terhadap sumber daya ikan seharusnya memperhatikan tata
cara penangkapan yang ramah lingkungan, seperti tidak menggunakan bahan peledak
dan racun ikan, menggunakan mata jarring dengan ukuran tertentu (Adam, 2012).
Ikan layang memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif. Laju eksploitasi ikan
layang telah melebihi laju eksploitasi optimum. Hasil tangkapan maksimum lestari dan
upaya optimum adalah 1 097,48 ton dan 3 267 trip per tahun. Parameter populasi dugaan
menunjukkan bahwa ikan layang di Selat Sunda mengalami eksploitasi berlebih. Upaya
12
pengelolaan yang dapat dilakukan adalah pembatasan upaya penangkapan dan
tertangkap dalam ukuran kecil menandakan perairan tersebut telah terdegradasi. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan hasil eksploitasi rata – rata
ikan yang berada di TWP Pulau Pieh berada dalam kondisi overfishing dengan rata –
rata nilai eksploitasinya 0,75731. Menurut (King, 1995), menyatakan bahwa spesies
dewasa sehingga ikan ikan dewasa tersebut lebih dulu ditangkap oleh aktivitas
penangkapan sebelum sempat untuk melakukan pemijahan minimal sekali dalam siklus
hidupnya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ikan layang merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang tersedia
sepanjang tahun tanpa dipengaruhi musim. Ikan ini merupakan ikan konsumsi yang
cukup penting karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan kaya akan gizi. Decapterus sp.
atau nama Indonesia biasa disebut dengan ikan lajang, ikan layang, bale lajang dan
lainnya.
Ikan layang memulai kehidupannya sebagai plankton yang berukuran kecil yang
feeder, yaitu jenis ikan pemakan plankton dengan jalan menyaring plankton yang masuk
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan tentang Ikan Layang, diharapkan pembaca dapat
memahami lebih lanjut tentang ikan layang dan memanfaatkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
14