Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIOLOGI PERIKANAN

“IKAN LAYANG”

Oeh:

KELOMPOK IX

 Nadya Nur Fadhilla (S109201921027)  Intania Limbong (S109201921033)

 Nur Hikma (S109201921029)  Zhaleha (S109201921032)

 Elviana (S309201921001)  Nia Novianti (S109201921022)

 Elmatiana Appa (S109201921031)  Rahmi Yunita (Alih Jenjang THP)

 Masni (S309201921019)

INSTITUT TEKNOLOGI BISNIS DAN MARITIM BALIK DIWA

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan hadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Ikan

Layang" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Biologi Perikanan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang

maikan layang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mesalina Tri Hidayani, S.Pi., M.Si

selaku Dosen Mata Kuliah Biologi Perikanan. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran

dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini

Makassar, 16 Oktober 2022

Penulis,

2
DAFTAR ISI

Isi
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................................5
2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Ikan Layang.......................................................................................6
2.2 Daur Hidup Ikan Layang..........................................................................................................8
2.3 Ruaya Ikan Layang..................................................................................................................8
2.4 Kebiasaan Makan.................................................................................................................9
2.5 Tingkah Laku Ikan Layang......................................................................................................10
2.6 Umur dan Pertumbuhan.......................................................................................................12
2.7 Mortalitas Ikan Layang..........................................................................................................12
2.8 Laju Eksploitasi Ikan Layang..................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ikan layang merupakan salah satu komponen perikanan pelagis yang sangat
penting di Indonesia. Ikan yang tergolong suku Carangidae ini biasanya hidup
bergerombol dan merupakan salah satu ikan yang banyak diminati oleh masyarakat.
Mencermati pentingnya sumberdaya ikan bagi kebutuhan manusia baik pemenuhan gizi
maupun kegiatan perekonomian, mendorong manusia untuk mengeksploitasi ikan
sebanyak-banyaknya (Nontji, 2005 dalam Desmawanti dkk, 2013).

Salah satu sumber daya perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yaitu
ikan layang. Ikan layang (Decapterus sp.) merupakan salah satu hasil perikanan yang
banyak terdapat di Indonesia dan digemari oleh masyarakat sehingga ikan layang
merupakan salah satu produk unggulan Indonesia. Ikan layang dalam bentuk ikan segar
memiliki masa simpan yang pendek. Mengingat kondisi yang demikian maka harus
dilakukan upaya penanganan yang tepat agar tidak mengalami kemunduran mutu
(Adinugraha dan Wijayaanigrum, 2017).

Ikan layang merupakan bagian terbesar dari keseluruhan hasil tangkapan pukat
cincin. Disamping itu ikan ini merupakan ikan yang cukup digemari oleh masyarakat
dan harganyapun terjangkau. Selain berperan cukup besar dalam penyediaan protein
hewani untuk pemenuhan gizi, ikan layang juga berperan dalam meningkatkan sumber
pendapatan dan memberikan lapangan pekerjaan khususnya bagi penduduk sekitarnya

Ikan layang (Decapterus sp) yang terdiri dari 2 yakni Decapterus Ruselli dan
Decapterus macromosa (Bleeker, 1851) merupakan slaah satu hasil terpenting dari
sumberdaya perikanan pelagis kecil, dan mempunyai nilai ekonomis penting, sehingga
banyak dicari dan ditangkap sebagai target utama hasil tangkapan. Ikan layang selain
mempunyai nilai ekonomis penting, dagingnya memiliki tekstur yang kompak dengan
citarasa yang banyak digemari orang. Sehingga dapat menjadi salah satu sumber protein
hewani bagi rakyat.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana klasifikasi dan deskripsi ikan layang ?


2. Bagaimana daur hidup ikan layang ?
3. Bagaimana kebiasaan makan ikan layang ?
4. Mengapa ikan layang melakukan ruaya ?
5. Bagaimana tingkah laku ikan layang ?
6. Berapa umur dan bagaimana pertumbuhan ikan layang ?
7. Bagaimana mortalitas dan laju eksploitasi ikan layang ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui klasifikasi dan deskripsi ikan layang


2. Mengetahui daur hidup ikan layang
3. Mengetahui kebiasaan makan ikan layang
4. Mengetahui cara ikan layang melakukan ruaya
5. Mengetahui tingkah laku ikan layang
6. Mengetahui umur dan pertumbuhan ikan layang
7. Mengetahui mortalitas dan laju eksploitasi ikan layang

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Ikan Layang

Klasifikasi ikan layang (Decapterus sp.) menurut Fishbase (2020) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Percomorphi

Sub ordo : Percoidea

Family : Cerangidae

Genus : Decapterus

Spesies : Decapterus sp.

Ikan layang merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang tersedia

sepanjang tahun tanpa dipengaruhi musim. Ikan ini merupakan ikan konsumsi yang

6
cukup penting karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan kaya akan gizi. Decapterus sp.

atau nama Indonesia biasa disebut dengan ikan lajang, ikan layang, bale lajang dan

lainnya.

Ikan layang adalah ikan yang mempunyai kemampuan bergerak dengan cepat di

perairan. Tingginya kecepatan tersebut dapat dicapai karena bentuk tubuhnya yang

seperti cerutu dan mempunyai sisik yang sangat halus (Mahdaniar, 2017). Bagian

punggung ikan layang berwarna biru kehijauan dan bagian perutnya berwarna putih

perak sedangkan sirip-siripnya berwarna abu-abu. Bentuk tubuhnya memanjang, selain

itu ikan layang memiliki dua sirip punggung, dua sirip tambahan di belakang sirip

punggung kedua dan satu sirip tambahan di belakang sirip dubur. Ikan layang memiliki

sirip kecil yang merupakan ciri khas dari genus Decapterus (Annayani,2018).

Ikan layang (Decapterus sp.) termasuk jenis ikan perenang cepat. Bersifat

pelagis, tidak menetap dan suka bergerombol. Jenis ikan ini tergolong organisme yang

hidup pada kisaran salinitas yang sempit, hidup di perairan yang berkadar garam tinggi

(32-34 promil) dan menyenangi perairan jernih. Ikan layang banyak tertangkap di

perairan yang berjarak (20-30 mil) dari pantai. Siang hari gerombolan ikan bergerak ke

lapisan air yang lebih dalam dan malam hari kelapisan atau perairan (Tarigan, 2019).

Suhu perairan memiliki peranan penting bagi penyebaran ikan layang. Suhu

perairan untuk ikan layang berkisar antara 20℃-30℃ (Nontji, 2002). Ikan layang dapat

ditemukan sepanjang tahun di Selat Sunda, Selat Makassar, Teluk Ambon, Teluk

Kupang, Sulawesi Tenggara, dan Teluk Tomini.

2.2 Daur Hidup Ikan Layang

Siklus hidup ikan layang harus diketahui agar dapat dimanfaatkan secara optimal

tanpa mengganggu kelestarian sumberdaya Widodo 1998. Perhatian terhadap proses-

7
proses yang terdapat dalam perkembangan awal hidup ikan layang merupakan hal yang

menarik karena berhubungan dengan stabilitas populasi ikan tersebut dalam suatu

perairan.

Menurut Widodo 1998 secara ringkas siklus hidup ikan layang dimulai dari telur,

fase larva, anakan, populasi muda, dewasa, memijah dan akhirnya mati.. Ikan layang

memulai kehidupannya sebagai plankton yang berukuran kecil yang hidupnya

terombang-ambing oleh arus lautan. ada siang hari ikan layang berada di dasar perairan

membentuk gerombolan yang padat dan kompak, sedangkan pada malam hari naik ke

permukaan membentuk gerombolan yang menyebar.

2.3 Ruaya Ikan Layang

Migrasi lkan layang adalah jenis ikan yang hidup dalam air laut yang jernih

dengan salinitas tinggi. Ikan ini berasal dari perairan bebas dan bersifat pelagis, karena

itu Laut Jawa bukanlah merupakan "fishing ground yang tetap sepanjang tahun, tetapi

suatu wilayah migrasi (Handenberg 1937; Soemarto 1958).

Selanjutnya dikatakan oleh Handenberg (1937), bahwa ikan layang bersifat

"stenohalina" hidup di air Laut yang bersalinitas tertentu yaitu antara 32- 33‰, sehingga

dalam kehidupannya dipengaruhi oleh musim dan ikan ini selalu bermigarasi musiman.

Ikan layang muncul di permukaan karena di pengaruhi oleh migrasi harian dari

organisme lain yang terdapat di suatu perairan. Pada siang hari gerombolan-gerombolan

ikan bergerak kelapisan atas. Perpindahan tersebut disebabkan oleh adanya perpindahan

masal dari plankton nabati yang diikuti oleh plankton hewani dan binatang-binatang

yang lebih besar termasuk ikan (Askin, 1971).

8
Menurut Handenberg (1937), migrasi ikan layang di perairan Indonesia

mempunyai hubungan dengan pergerakan massa air laut walaupun secara tidak

langsung. Selama musim timur sedang.

Ruaya layang di perairan Indonesia mempunyai hubungan dengan pergerakan

massa air laut, walaupun secara tidak langsung. Selama musim timur berlangsung air

dengan salinitas tinggi mengalir dari Laut Flores masuk ke Laut Jawa dan keluar melalui

Selat Gaspar, Selat Karimata, dan Selat Sunda. Pada tahap permulaan layang yang

masih kecil berasal dari Laut Flores bermigrasi ke barat dan sampai di Pulau Bawean.

Pada musim timur pada bulan Juni sampai September terdapat banyak layang di Laut

Jawa. Ia menyebut populasi ikan ini sebagai layang timur. Layang sangat peka terhadap

perubahan lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

kehidupan dan kesediaan layang adalah arus. Karena layang biasanya melakukan ruaya

mengikuti kadar garam dan ketersediaan makanan.

2.4 Kebiasaan Makan

Secara biologi ikan layang merupakan plankton feeder atau pemakan  plankton

kasar yang terdiri dari organisme pelagis meskipun komposisinya  berbeda masing-

masing spesies copepoda, diatomae,larva ikan. Sumber daya tersebut bersifat,

“multispecies‟ yang saling berinteraksi satu sama lain baik secara biologis ataupun

secara teknologis melalui persaingan (competition) dan atau antar hubungan

pemangsaan ( predatorprey relationship).

Secara ekologis sebagian  besar populasi ikan pelagis kecil termasuk ikan layang

menghuni habitat yang relatif sama, yaitu di permukaan dan membuat gerombolan di

9
perairan lepas  pantai , daerahdaerah pantai laut dalam , kadar garam tinggi dan sering

tertangkap secara bersama (Prihartini, 2006).

Ikan seperti halnya binatang lainnya membutuhkan nutrien untuk kelangsungan

hidup dan pertumbuhannya. Nutrien yang dibutuhkan dalam hal ini yaitu berupa protein,

lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Nutrien yang dibutuhkan tersebut umumnya

berasal dari makanan. Menurut Pratiwi (1991) ; Apriliyanti (2000) makanan merupakan

faktor yang sangat penting dalam individu. Untuk merangsang pertumbuhan yang

optimal diperlukan jumlah dan mutu makanan dalam keadaan cukup serta ditunjang

dengan kondisi perairan yang  baik.

2.5 Tingkah Laku Ikan Layang

Tingkah laku ikang layang sangat aktif dan dapat berenang sangat cepat, susunan

pendengaran dan penglihatannya baik. Daya penglihatan ini sangat diperlukan oleh ikan

untuk memilih makanannya.

Pada siang hari ikan layang berada di dasar perairan membentuk gerombolan

yang padat dan kompak, sedangkan pada malam hari naik ke permukaan membentuk

gerombolan yang menyebar. Ikan juga dapat muncul ke permukaan pada siang hari,

apabila cuaca mendung disertai hujan gerimis Sumadhiharga 1991. Ikan layang muncul

di permukaan laut oleh karena dipengaruhi oleh ruaya harian dari organisme-organisme

lain yang terdapat di suatu perairan. Pada siang hari gerombolan-gerombolan ikan ini

bergerak ke lapisan atas, dimana perpindahan tersebut disebabkan oleh adanya

perpindahan massal plankton nabati yang diikuti oleh plankton hewani, kemudian

organisme hewan-hewan kecil, seterusnya oleh organisme-organisme yang lebih besar

termasuk ikan Asikin, 1971.

10
Ikan layang biasanya memanfaatkan benda-benda terapung seperti rumpon

sebagi substrat untuk meletakkan telurnya dan sebagai tempat berlindung dari predator

maupun tempat untuk mencari makan. Penyebaran ikan layang sangat luas di dunia.

Jenis-jenis ikan ini mendiami perairan tropis dan sub tropis di Indo-Pasifik dan Lautan

Atlantik. Walaupun jenis ikan ini hidup di wilayah yang luas, namun setiap jenis

mempunyai wilayah sebaran tertentu . Ikan layang di Perairan Indonesia terdapat 5 jenis

ikan layang yakni Decapterus russelli, Decapterus kurroides, Decapterus lajang,

Decapterus macrosoma dan Decapterus maruadsi. Namun dari kelima spesies tersebut

hanya Decapterus russelli yang mempunyai daerah sebaran yang luas di Indonesia mulai

dari Kepulauan Seribu hingga Bawean dan Pulau Masalembo. Decapterus lajang senang

hidup di perairan dangkal seperti di Laut Jawa termasuk Selat Sunda, Selat Madura, dan

Selat Bali, Ambon dan Ternate. Decapterus macrosoma banyak dijumpai di Selat Bali,

Laut Banda, Selat Makasar dan Sangihe. Ikan layang Deles Decapterus macrosoma

termasuk dalam kelompok ikan pelagis kecil yang sudah dieksploitasi secara intensif di

perairan Selat Makassar. Decapterus kurroides terdapat di Selat Bali, Labuhan dan

Pelabuhan Ratu. Decapterus maruadsi termasuk ikan yang berukuran besar, hidup di laut

dalam seperti di Laut Banda. Ikan ini tertangkap pada kedalaman 100 meter atau lebih

Gafa et al. 1993 diacu dalam Nontji 1993. Layang Decapterus spp terutama

terkonsentrasi di perairan utara Jawa, utara dan selatan Sulawesi. Daerah penyebarannya

mulai dari barat Sumatera, selatan Jawa, timur Kalimantan, Nusa Tenggara, selatan dan

barat Kalimantan, Maluku dan Irian Jaya Direktorat Jenderal Perikanan 1997.

2.6 Umur dan Pertumbuhan

Pertumbuhan ikan layang jantan maupun betina berjalan cepat. pertumbuhan

yang cepat karena adanya kelimpahan makanan dan kondisi lingkungan yang sesuai. 2.

11
Ikan layang jantan pada umur relatif satu tahun memiliki panjang rata – rata (L1)

21,9406 cm. Umur relatif dua tahun memiliki panjang rata-rata (L2) 22,5122 cm.

Memperoleh panjang maksimal (L∞) jantan 22,3763 cm, L∞ betina 21,8673, K

jantan 1,6348 per tahun, K betina 1,1958, t0 jantan -0,2659 tahun, t0 betina -0,1674.

Berbeda dengan Widodo (1988) dalam Iksan (2009) bahwa umur ikan layang kira – kira

5 tahun.

2.7 Mortalitas Ikan Layang

Pendugaan mortalitas total (Z) ikan berdasarkan data panjang dengan metode

lenght catchcurve (Sparre dan Venema, 1999). Menurut (Kartini et al., 2017),

bahwa mortalitas total ikan disuatu perairan mempengaruhi stok ikan, dimana terjadinya

tekanan penangkapan terhadap spesies ikan dapat menurunkan keragaan reproduksi

yang diawali dengan penurunan ukuran pertama kali ikan matang gonad. Pada ikan

betina, kondisi ini akan menurunkan fekunditas sehingga dapat mengurangi keberhasilan

rekrutmen ikandi alam (Ernawati dan Kamal, 2017). Oleh karena itu, kegiatan

eksploitasi yang dilakukan terhadap sumber daya ikan seharusnya memperhatikan tata

cara penangkapan yang ramah lingkungan, seperti tidak menggunakan bahan peledak

dan racun ikan, menggunakan mata jarring dengan ukuran tertentu (Adam, 2012).

2.8 Laju Eksploitasi Ikan Layang

Ikan layang memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif. Laju eksploitasi ikan

layang telah melebihi laju eksploitasi optimum. Hasil tangkapan maksimum lestari dan

upaya optimum adalah 1 097,48 ton dan 3 267 trip per tahun. Parameter populasi dugaan

menunjukkan bahwa ikan layang di Selat Sunda mengalami eksploitasi berlebih. Upaya

12
pengelolaan yang dapat dilakukan adalah pembatasan upaya penangkapan dan

penerapan alat tangkap yang ramah lingkungan.

Menurut (Sapriyadi dan Zulfikar, 2012), menyatakan bahwa laju eksploitasi

ikan yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya overfishing di suatu perairan

sedangkan (Sarianto et al., 2017) menyatakan makain banyak ikan yang

tertangkap dalam ukuran kecil menandakan perairan tersebut telah terdegradasi. Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan hasil eksploitasi rata – rata

ikan yang berada di TWP Pulau Pieh berada dalam kondisi overfishing dengan rata –

rata nilai eksploitasinya 0,75731. Menurut (King, 1995), menyatakan bahwa spesies

yang dieksploitasi berlebihan akan berdampak pada tereduksinya ikan-ikan

dewasa sehingga ikan ikan dewasa tersebut lebih dulu ditangkap oleh aktivitas

penangkapan sebelum sempat untuk melakukan pemijahan minimal sekali dalam siklus

hidupnya.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ikan layang merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang tersedia

sepanjang tahun tanpa dipengaruhi musim. Ikan ini merupakan ikan konsumsi yang

cukup penting karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan kaya akan gizi. Decapterus sp.

atau nama Indonesia biasa disebut dengan ikan lajang, ikan layang, bale lajang dan

lainnya.

Ikan layang memulai kehidupannya sebagai plankton yang berukuran kecil yang

hidupnya terombang-ambing oleh arus lautan. Layang umumnya merupakan filter

feeder, yaitu jenis ikan pemakan plankton dengan jalan menyaring plankton yang masuk

untuk memilih jenis plankton yang disukainya.

3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan tentang Ikan Layang, diharapkan pembaca dapat

memahami lebih lanjut tentang ikan layang dan memanfaatkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

14

Anda mungkin juga menyukai