Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

JENIS IKAN PELAGIS BESAR EKONOMIS PENTING DI INDONESIA, AIR TAWAR DAN AIR
LAUT

Nama : Fauziah Idris

Nim : 12302143102028

Prodi : Manajemen Sumbedaya Perairan

Semester : V ( lima )

UNIVERSITAS BANDA NAIRA

2021 - 2022
DAFTAR ISI

Cover,….

BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………………………………………………

Latar Belakang
…………………………………………………………………………………………………..

Tujuan penulisan
………………………………………………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN
……………………………………………………………………………………………………. 1

2.1 Jenis-jenis ikan ekonomis penting


………………………………………………………………………… 2

2.2 Daerah penyebaran ikan


………………………………………………………………………………………. 3

2.3 Habiatat, tempat tinggal


……………………………………………………………………………………… 4

2.4 Cara penangkapan


……………………………………………………………………………………………….. 5

2.5 dipasarkan, dijual


…………………………………………………………………………………………………. 6

2.6 Masalah terkait ikan pelagis besar


………………………………………………………………………. 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

3.3 Daftar pustaka


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara maritim dengan wilayah laut yang lebih luas dibandingkan
dengan luas wilayah daratan dengan perbandingan hampir dua pertiganya berupa laut. Sebagai
negara maritim, Indonesia memiliki kelebihan dalam sumberdaya ikan tangkap yang melimpah.
Berdasarkan hasil evaluasi dari data dan informasi yang ada sampai saat ini secara keseluruhan
menunjukkan perkiraan potensi lestari sumberdaya perikanan laut sebesar 6,6 juta ton/tahun
dengan perkiraan sebesar 4,5 juta ton/ tahun terdapat di perairan ZEE Indonesia (Murrachman
2006).
Daerah penangkapan ikan disekitar perairan laut jawa merupakan daerah penangkapan ikan
yang sangat cocok bagi kapal kapal dengan alat tangkap purse seine. Daerah tersebut tidak
berkarang melainkan berlumpur dan masih terdapat sumberdaya perikanan yang memadai.
Sehingga keadaan tersebut memberikan peluang usaha bagi nelayan untuk mendapatkan hasil
tangkapan yang maksimal.
Kabupaten Pati memiliki garis pantai 60 km yang memanjang dari Kecamatan Batangan
sampai Dukuhseti. Tahun 2017, Kabupaten Pati menghasilkan 26.734 ton produk perikanan
dengan nilai produksi sampai Rp 324,1 miliar setahun. Kecamatan Dukuhseti merupakan
kecamatan diwilayah Kabupaten Pati utara yang berbatasan langsung dengan Laut Utara Jawa.
Terdapat TPI (Tempat Pelelangan Ikan) yang menjadi pusat jual beli hasil perikanan tangkap
yang ada diperairan Kabupaten Pati. Komoditas nelayan yang ada di Kecamatan Dukuhseti
merupakan nelayan dengan kapal kecil hingga kapal menengah dengan waktu tangkap harian dan
jumlah hasil tangkap menengah kebawah. TPI yang buka 24 jam menjadikan aktivitas nelayan
dalam penangkapan ikan selalu ada setiap jamnya. Teknologi penangkapan yang digunakan
nelayan dapat dibilangmasih tradisional.
Sehingga eksploitasi sumber daya ikan di Kecamatan Dukuhseti masih terbilang kecil hingga
menengah. Pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan kedepannya akan dikembangkan
melalui berbagai industri kelautan dan perikanan yang berorientasi pasar dan berbasis pada
kemajuan IPTEK. Pemanfaatan sistem informasi geografis dan penginderaan jauh dalam kelautan
dapat membantu dalam peningkatan hasil tangkap dari sumber daya perikanan. Citra satelit yang
memiliki sensor untuk merekam keadaan permukaan laut dapat digunakan untuk pembuatan
informasi titik potensi penangkapan ikan, menentukan zona potensi penangkapan ikan dengan
melihat data dari persebaran suhu permukaan laut dan sebaran konsentrasi klorofil –a yang
diekstrasi dari citra satelit MODIS Aqua. Kemudahan dalam akses data serta penyediaan data
yang siap diolah menjadi nilai positif untuk pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh dalam
bidang kelautan. Penentuan zonasi dapat diketahui secara berkala serta diperbarui. Keberadaan
ikan diperairan sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu perairan merupakan salah satu faktor penting
dalam kehidupan organisme di laut, karena suhu dapat mempengaruhi aktivitas metabolisme
maupun perkembangbiakan dari organisme tersebut, dan juga menjadi indikator dari fenomena
perubahan iklim (Hutabarat dan Evan, 1986). Hela dan Laevastu (1970) mengatakan bahwa
hampir semua populasi ikan yang hidup di laut mempunyai suhu ideal untuk dapat hidup di
eskosistemnya, maka dengan mengetahui suhu ideal dari suatu spesies ikan, kita dapat menduga
keberadaan kelompok ikan, yang kemudian dapat digunakan untuk tujuan penangkapan
(eksploitasi).
Fitoplankton berperan sebagai produsen primer dalam rantai makanan di perairan yang
selanjutnya dapat mempengaruhi kesuburan perairan dan keberadaan ikan. Menurut Nybakken
(1988), indikator kesuburan perairan dapat diukur dari kandungan klorofil-a, dimana 3 klorofil-a
merupakan pigmen yang paling umum terdapat pada fitoplankton dan berperan dalam fotosintesis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis- Jenis Ikan Pelagis Besar

1. Tuna mata besar (Thunnus obesus)

adalah spesies ikan dari golongan tuna sejati dari genus Thunnus, dan termasuk familia Skombride.


Ikan ini adalah ikan konsumsi tangkapan penting dalam industri perikanan ataupun sebagai
target penangkapan ikan rekreasi. Ikan ini dikenal dalam berbagai nama di Indonesia, yaitu tuna
mata lebar, tuna mata belo, sisiak bonta, bet, jabrig, bungkulis, atau kadang disebut tuna saja.
[4]
 Dalam bahasa Hawaii ikan ini dikenal sebagai salah satu spesies ʻahi; yang lain adalah tuna sirip
kuning.]
Tuna mata besar ditemukan hampir di semua perairan terbuka samudra tropis dan iklim sedang,
tetapi tidak ditemukan di Laut Tengah. Di perairan Indonesia, daerah penyebaran tuna mata besar
terutama di Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi, Samudra Hindia, perairan di utara Papua
(Samudra Pasifik).

2. Albakora (Thunnus alalunga)

adalah spesies ikan tuna yang termasuk anggota familia Skombride. Spesies ini juga disebut tuna


albakora, albakor, tuna jabrig, madidiang albakoro, suree, aji-aji, trakulu, kwandang, cucut
jenggot, albi, tombo ahi, binnaga, albakora pasifik, bonito jerman, sirip panjang, tuna sirip
panjang, atau bahkan hanya tuna. Ikan ini adalah satu-satunya spesies tuna yang dipasarkan sebagai
"tuna (daging) putih" di Amerika Serikat. Ikan ini ditemukan di semua bagian samudra tropis dan
iklim sedang, serta ditemukan juga di Laut Tengah. Daerah penyebaran terutama di Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik Tengah.[3]
Albakora adalah ikan bernilai komersial, dan industri perikanan albakora penting secara ekonomi.
Metode penangkapan ikan ini termasuk pemancingan, rawai, trol, dan pukat. Ikan ini juga populer
sebagai target penangkapan ikan rekreasi.
3. Tuna sirip hitam (Thunnus atlanticus)

adalah spesies ikan tuna terkecil dalam genus Thunnus, secara umum dapat tumbuh hingga
mencapai ukuran maksimum panjang 100 sentimeter (39 in) dan berat 21 kilogram (46 pon). Tuna
sirip hitam memiliki bentuk tubuh oval, punggung berwarna hitam, dengan sedikit rona kuning
pada finlet (barisan sirip-sirip kecil tajam dekat ekor), serta rona kuning pada sisi tubuhnya. Tuna sirip
hitam hanya dapat ditemukan di Samudra Atlantik bagian barat, dari Tanjung Cop hingga ke pesisir
Brasil.
Tuna sirip hitam berburu ikan dan cumi-cumi baik di lingkungan epipelagik (permukaan)
ataupun mesopelagik. Mangsanya termasuk golongan krustasea seperti udang,
kepiting, amfipoda, stomatopoda, dan larva dekapoda.[2] Ikan ini adalah spesies yang berumur pendek,
dan cepat tumbuh; tuna sirip hitam berumur 5 tahun dapat dianggap tua. Ikan ini mencapai
kematangan seksual pada usia dua tahun, dan bertelur di lautan terbuka pada musim panas. Tuna sirip
hitam adalah ikan yang menyukai iklim air laut yang hangat, mereka menyukai suhu air 68 °F
(20 °C). Walaupun ikan ini berukuran kecil, mereka menebus kekurangan ini dengan berburu
berkelompok dan gemar menggigit mangsa.
4. Tuna Sirib Biru

Sebagai salah satu jenis ikan laut yang banyak dikonsumsi, ikan tuna ternyata memiliki banyak
jenis. Salah satu yang paling banyak dikonsumsi adalah ikan tuna sirip biru. Ikan tuna ini hidup di
perairan dalam di berbagai lautan di dunia, salah satunya di Indonesia. 

Ikan tuna sirip biru dikenal juga sebagai thunnus. Kelompok ini sangat populer di dunia sebagai
salah satu ikan laut yang banyak dikonsumsi. Berikut ini 5 jenis ikan tuna sirip biru.

Tuna albaroka 

Albacore tuna merupakan jenis tuna yang paling umum dikemas sebagai tuna kalengan. Warna
dagingnya putih dan kadang agak merah muda. Teksturnya lembut dan kaya akan nutrisi omega-3.
Panjang tuna albaroka mencapai 1,4 meter dengan berat 60,3 kilogram.
Tuna sirip biru selatan

Dagingnya yang lembut membuat tuna sirip biru selatan banyak dikonsumsi, terutama di Jepang. Ciri
utama jenis ikan tuna sirip biru ini adalah punggungnya yang berwarna biru tua hingga hitam. Selain
itu, sisi bawahnya berwarna keperakan. Panjang tuna sirip biru selatan mencapai 2,45 meter dengan
berat 260 kilogram.

Tuna mata besar

Ikan ini dikenal sebagai bog eye tuna karena bentuk matanya yang besar dan mirip dengan ikan tuna
sirip kuning. Ciri utamanya adalah sirip dada yang panjang dan melewati bagian dubur. Anda dapat
menemukan ikan ini berada di daerah samudera tropis dan subtropis.

Panjang ikan tuna mata besar mencapai 0,4—2,5 meter dengan bobot hingga 210 kilogram. Ikan ini
digemari karena teksturnya yang lembut. Namun, ikan tuna mata besar bukanlah ikan tuna yang biasa
dikalengkan.

Tuna sirip biru atlantik

Ikan tuna dari Samudera Atlantik ini merupakan jenis yang terbesar. Panjang tubuhnya dapat
mencapai 4,6 meter dengan berat 648 kilogram.

Jepang merupakan pasar utama dari tuna sirip biru atlantik. Di sana, ikan ini dikonsumsi mentah.
Olahan ikan tuna sirip biru ini antara lain sushi dan sashimi. Selain itu, harga jual jenis ikan tuna ini
juga yang tertinggi, bahkan harganya hingga mencapai US$247 ribu.

Tuna sirip biru pasifik

Ikan tuna sirip biru yang satu ini berasal dari Samudera Pasifik terutama di bagian utara. Panjang
tubuhnya dapat mencapai 3 meter dengan berat 450 kilogram. Walaupun tidak semahal ikan tuna sirip
biru atlantik, harga yang dipatok untuk jenis ikan ini tidak kalah tinggi. Di Jepang, ikan ini biasa
diolah menjadi sushi atau sashimi.

5. Tuna Sirip Kuning


Ikan Madidihang atau tuna sirip kuning (Thunnus albacares) adalah sejenis ikan pelagis besar
yang mengembara di lautan tropika dan ugahari di seluruh dunia. Ikan ini merupakan salah satu
jenis tuna yang terbesar, meski masih kalah besar jika dibandingkan dengan tuna sirip biru dan tuna
mata besar. Madidihang juga merupakan ikan tangkapan samudra yang penting karena bernilai
ekonomi tinggi. Dalam perdagangan dunia, ikan ini dikenal sebagai yellowfin tuna (Ingg.) dan
juga albacore (Pr. dan Sp.).
6. Ikan pedang (xiphias gladius)

Ikan Todak (Xiphias gladius) atau adalah sejenis ikan laut yang rahang atas dan moncongnya
memanjang berbentuk seperti pedang pipih dan kuat berukuran hampir sepertiga panjang badan ikan
tersebut. Tubuh ikan todak panjang mmbulat dapat mencapai 2 – 4,6 m dan dapat berbobot hingga
650 kg, kulitnya licin tidak bersisik, bagian atas tubuhnya berwarna keunguan atau kebiruan dan
bagian bawah tubuhnya keperakan. Banyak terdapat di perairan tropis dan perairan iklim sedang.Ikan
todak satu-satunya anggota famili Xiphiidae.

KLASIFIKASI IKAN TODAK


Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinoperygii
Ordo : Perciformes
Famili : Xiphiidae
Genus : Xiphias
Spesies : X. Gladius
Nama Biomal : Xiphias gladius

MORFOLOGI IKAN TODAK
Todak betina lebih bear dari yang jantan, dengan jantan yang lebih berat dari 135 kg jarang
ditemukan.Ikan todak betina dewasa pada umur 4-5 tahun di Pasifik barat-laut sementara jantan
dewasa sekitar umur 3 sampai 4 tahun. Di Pasifik Utara, pemijahan berkelompok terjadi di air yang
lebih hangat daripada 24 °C dari bulan Maret hingga Juli dan sepanjang tahin di Pasifik katulistiwa.
Ikan todak dewasa mencari makan yang berupa ikan pelagis seperti tuna kecil, lemadang, barakuda,
dan ikan terbang, makarel, dan juga spesies bentik seperti hake dan rockfish. Jika ada, cumi-cumi juga
mangsa yang penting. Ikan todak dewasa dianggap memiliki sedikit pemangsa, sedangkan ikan todak
muda sangat rentan dimangsa oleh ikan pelagis besar. Sementara ikan todak termasuk hewan berdarah
dingin, mereka mempunyai organ khusus dekat mata untuk menghangatkan mata dan juga otak
mereka. Suhu 10 sampai 15 °C di atas suhu air sekitarnya telah diukur. Pemanasan mata
meningkatkan penglihatannya, dan meningkatkan kemampunnya dalam menagkap mangsa. Dari lebih
dari 25.000 spesies ikan bertulang sejati, hanya 22 yang diketahui mampu menghangatkan bagian
tubuh tertentu di atas suhu air sekitarnya.Diantara ikan-ikan tersebut adalah ikan todak, marlin dan
tuna.

REPRODUKSI IKAN TODAK
Todak jantan dan betina memiliki bentuk yang hampir serupa, namun biasanya marlin betina akan
berukuran lebih besar karena mereka menghasilkan telur. Kematangan seksual jantan dicapai saat
ukurannya mencapai 140 cm sedangkan betina pada ukuran 230 cm. Betina akan mengeluarkan
telurnya di sekitar terumbu karang dan jantan akan membuahinya. Marlin betina dalam sekali bertelur
dapat mengeluarkan sekitar 40 juta telur, mereka biasanya kawin pada bulan oktober hingga
November.
CIRI-CIRI IKAN TODAK
Nama ilmiahnya berasal dari paruhnya yang panjang dan tajam menyerupai pedang (Latin gladius)
atau tombak. Pedang tersebut bersama dengan bentuk tubuh yang melancip memungkinkan ikan todak
menyibak air dengan mudah dan lincah. Berlawanan dengan kepercayaan umum, pedangnya itu tidak
dipakai menombak, melainkan untuk memukul dan melukai mangsanya agar mangsa tersebut mudah
ditangkap. Unrtuk menangkap mangsanya, ikan todak sangat bergantung pada kecepatannya yang
dapat mencapai 80 kilometer per jam serta kelincahan dalam air. Satu penggunaan untuk pertahanan
yang mungkin dari pedangnya adalah melindungi dirinya dari pemangsa alaminya yang sedikit. Hiu
mako sirip-pendek adalah salah satu binatang laut jarang yang cukup besar dan cepat untuk mengejar
dan membunuh seekor ikan todak, namun hiu itu tidak selalu menang. Kadang-kadang saat berjuang
melawan seekor hiu, seekor ikan todak dapat membunuh hiu tersebut dengan menusuknya di insang
atau perut. Ciri paling mudah dari ikan ini adalah sungut yang tajam menyerupai pedang.
Punggungnya bisa berwarna cokelat tua, perunggu, ungu metalik, biru keabu-abuan, atau hitam sama
sekali. Sisinya bisa gelap dan bawahnya bisa putih. Ikan Todak memiliki badan memanjang, dengan
sirip pektoral berbentuk sabit, dan sirip anal. Ia turut memiliki tompok gelap pada bagian posterior
disirip dorsalnya. Ukuran bagi panjang badan ikan Todak tidak termasuk sirip caudal dan kepala
karena moncong ikan Todak yang panjang seringkali patah.

HABITAT IKAN TODAK
Ikan Todak berada diseluruh dunia dikawasan laut tropika dan serdahana. Di atlantik Timur, ia
diketahui terdapat di Tanjung Verde dan Dakar sehingga jajahan Namibe, Mocamedes di Angola. Di
atlantik barat, ia dietahui berada diselatan Teluk Chesapeake sehingga ke Brazil. Ia terdapat
disepanjang lautan India dan di barat pasifik dari selatan kepulauan Jepun sehingga ke Australia dan
Tuvalu. Ikan Todak biasanya tinggal di air laut neritik berhampiran pulau, muara dan dekat dengan
sungai.

7. Layaran (isthioporus orientalis)

Ikan layaran adalah dua jenis ikan di dalam genus Istiophorus yang tinggal di perairan hangat
samudra-samudra dunia. Kebanyakan berwarna biru keabu-abuan dan memiliki sirip punggung tegak
yang mirip dengan layar kapal. Ciri penting lainnya adalah moncong yang memanjang, menyerupai
moncong ikan todak. Ikan ini adalah ikan tercepat, bisa berenang hingga kecepatan 110 kilometer per
jam
Sirip punggungnya biasanya terlipat saat berenang, tetapi bisa naik apabila ikan layaran merasa
terancam atau sedang bersemangat, membuatnya terlihat lebih besar daripada ukuran sebenarnya.
Siasat ini juga dapat diamati saat makan, ketika sekelompok ikan layaran menggunakan sirip layar
mereka untuk "menggembala" sekelompok
8. Marlin (makaira sp)
Ikan marlin merupakan ikan yang termasuk kedalam “scombroid fish”, yang terdiri dari ±5 spesies
dan hidup di daerah yang bersuhu tropis di seluruh dunia, dikedalaman 400-500 meter dibawah
permukaan laut dan mengadakan migrasi (ruaya) untuk bertelur. Badannya berbentuk cerutu dan
panjangnya kira-kira 14,5 ft (4,5 meter) dan beratnya mencapai 1190 pounds (540 kg) untuk marlin
terbesar yang pernah ditemukan. Ikan ini termasuk ikan perenang cepat, dan termasuk ikan pemakan
daging atau karnivora (Abdiawan 2008). 

KLASIFIKASI IKAN MARLIN

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Superklas : Gnathostomata

Klas : Osteichthyes

Superklas : Actinopterygii

Intraklas : Teleostei

Divisi : Euteleostei

Superordo : Acanthopterygii

Ordo : Perciformes

Subordo : Xiphioidei

Famili : Xiphiidae

Genus : Xiphias

Xiphias gladius-Ikan  pedang (Swordfish)


Famili : Istiophoridae

Genus : Istiophorus

Istiophorus platypterus-Ikanclayaran Indo-
Pasifik (Sailfish)

Genus : Tetrapturus

Tetrapturus audax-Setuhuk loreng Indo-


Pasifik (Striped marlin)

Tetrapturus angustirostris - Ikan todak
paruh pendek Indo-
Pasifik  (Shortbill spearfish)

Genus : Makaira

Makaira indica-Setuhuk hitam Indo-Pasifik


(Black marlin)

Makaira mazara-Setuhuk biru Indo-Pasifik


(Blue marlin)

MORFOLOGI IKANMARLIN
Berikut merupakan Morfologi Ikan Marlin:

1. Sirip dada : Kuat. Tidak dapat dilipat sepanjang badan (melengkung seperti setengah sabit.
Potongan melintangnya aerofil).

2. Sirip punggung pertama (bila diangkat sepenuhnya) : Terendah dari seluruh marlin. ujungnya
agak membulat. Tingginya kira-kira setengah lebar badan. Jarang punya bintik-bintik. Kokoh
(jari-jari sirip relatif tebal). Pada ikan yang beratnya kurang dari 50 kg.

3. Sirip dorsalnya relatif tinggi untuk kebanyakan dari panjangnya.

4. Sirip punggung kedua & anal kedua : Sirip punggung kedua di depan sirip anal.

5. Sirip perut atau ventral : Sangat pendek. Kurang dari 15% panjang dari rahang bawah sampai
cegak ekor.

6. Garis sisi : Tunggal. Nyata hanya pada spesies kecil (<25 kg).

7. Sisik : Sisik-sisik relatif dalam tapi bisa dilihat dengan jelas.

8. Rahang bawah : Pendek. sering melengkung ke bawah pada ujung.

9. Rasio panjang : % mata –cagak sampai rahang bawah. Cagak berkisar antara 85% dan 88%.
Mirip dengan marlin biru.

10. Paruh : terkokoh diantara marlin biru dan marlin loreng. Dentikel besar dan tajam pada
permukaannya. Dapat menyebabkan luka abrasive bila ditangani.

11. Bentuk badan : Oval dalam potongan melintang. Kuat pada bagian sirip dada, dan lonjong
teratur ke arah ekor.

12. Potongan badan melintang : hubungan panjang-berat untuk marlin biru, marlin loreng dan
ikan layaran yang memperlihatkan perbedaan rata-ratanya.

13. Perhatikan bahwa kurva rata-rata untuk marlin hitam terlihat identik dengan marlin biru.

14. Warna daging : Putih kemerahan / abu-abu.

15. Warna / palang-palang tegak lurus : Mungkin memperlihatkan palang-palang bila masih hidup
(terutama yuwana) dan hilang ketika mati. Sirip dorsal biasanya berwarna lembayung muda
atau pink ketika hidup. Warna badan cenderung menjadi abu-abu puda setelah mati.

9. Cakalang (katsuwonus pelamis)


Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah ikan berukuran sedang
dari familia Scombridae (tuna). Satu-satunya spesies dari genus Katsuwonus. Cakalang terbesar,
panjang tubuhnya bisa mencapai 1 m dengan berat lebih dari 18 kg. Cakalang yang banyak
tertangkap berukuran panjang sekitar 50 cm. Nama-nama lainnya di antaranya cakalan, cakang,
kausa, kambojo, karamojo, turingan, dan ada pula yang menyebutnya tongkol. Dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai skipjack tuna.

Tubuh berbentuk memanjang dan agak bulat (fusiform), dengan dua sirip punggung yang
terpisah. Sirip punggung pertama terdiri dari XIV-XVI jari-jari tajam. Sirip punggung kedua yang
terdiri dari 14-15 jari-jari lunak, diikuti oleh 7-9 sirip tambahan berukuran kecil (finlet). Sirip
dubur berjumlah 14-15 jari-jari, diikuti oleh 7-8 finlet. Sirip dada pendek, dengan 26-27 jari-jari
lunak. Di antara sirip perut terdapat dua lipatan kulit yang disebut taju interpelvis. Busur
(lengkung) insang yang pertama memiliki 53-63 sisir saring.[1]
Bagian punggung berwarna biru keungu-unguan hingga gelap. Bagian perut dan bagian bawah
berwarna keperakan, dengan 4 hingga 6 garis-garis berwarna hitam yang memanjang di samping
badan. Tubuh tanpa sisik kecuali pada bagian barut badan (corselet) dan gurat sisi. Pada kedua sisi
batang ekor terdapat sebuah lunas samping yang kuat, masing-masing diapit oleh dua lunas yang lebih
kecil.[1]

Cakalang dikenal sebagai perenang cepat di laut zona pelagik. Ikan ini umum dijumpai di laut tropis
dan subtropis di Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan Samudra Atlantik. Cakalang tidak ditemukan
di utara Laut Tengah. Hidup bergerombol dalam kawanan berjumlah besar (hingga 50 ribu ekor ikan).
Makanan mereka berupa ikan, krustasea, cephalopoda, dan moluska. Cakalang merupakan mangsa
penting bagi ikan-ikan besar di zona pelagik, termasuk hiu.

10. Tenggiri (scomberomorus commersoni)

Tenggiri Melayu (Scomberomorus commerson) adalah spesies ikan dari keluarga Scombridae,


yang ditemukan secara luas di Asia Tenggara, tetapi juga menyebar sampai ke pantai
timur Afrika dan di sepanjang wilayah pesisir utara Samudra Hindia, serta sejauh timur sampai
ke Oseania.[1] Spesies ini memiliki ukuran yang besar, serta dapat tumbuh hingga sepanjang 2
meter serta berat 70 kg.
Jenis Ikan Pelagis di Indonesia Dengan nilai ekonomis tinggi, Beserta Daerah penyebaran,
Habitat,Tempat Tinggal Dan cara Penangkapanya

Ikan pelagis dianggap sebagai ikan laut dengan nilai ekonomis atau nilai pasar tinggi, daya produksi
tinggi, dan volume produksi makro yang luas. Berikut beberapa jenis ikan pelagis yang bisa
ditemukan di perairan Indonesia, bahkan beberapa diantaranya mungkin belum kita dengan, yaitu:

1. Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)

Jenis ikan pelagis yang pertama adalah ikan kuwe. Ikan ini berasal dari
keluarga Carangidae dengan berbagai spesies yang berbeda. meliputi kuwe rombeh, kuwe macan, dan
kuwe ramping. Beberapa jenis ikan dari spesies ini hidup di daerah perairan dangkal atau di sekitar
terumbu karang.

Ikan kuwe biasanya membentuk gerombolan kecil dengan ukuran badan sekitar 50-75 sentimeter.
Pada dasarnya, ikan kuwe termasuk ikan buas yang suka memangsa ikan-ikan kecil dan krustasea. Di
pasaran, ikan ini memiliki harga yang sedikit mahal jika dibandingkan dengan jenis ikan lainnya.

Ikan kuwe tersebar di sepanjang pantai perairan karang Indonesia, Teluk Siam, dan Teluk Benggala.

2. Ikan Ayam-ayam (Balistidae)


Ikan pelagis berikutnya adalah ikan ayam-ayam atau Triggerfish yang berasal dari
keluarga Causpisillum. Ikan ini seringkali dijadikan ikan hias karena mempunyai warna cerah dengan
motif yang unik. Faktor inillah yang membuat ikan ini berharga mahal.
Biasanya, ikan ayam-ayam hidup di perairan dangkal dan di sekitar terumbu karang. Panjang
tubuhnya bisa mencapai hingga 50 sentimeter. Daerah sebarannya ada di sekitar kawasan
Banyuwangi, Jawa Timur dan Nusa Penida, Bali.

Ukuran rata-rata adalah 40 cm, tetapi dapat mencapai 60 cm (jantan). Sirip punggung memiliki
25-27 jari-jari sedangkan di sirip anal terdapat 24-26 jari-jari. Sisiknya cenderung besar di dekat
sirip perut. Ikan ini memiliki patil di bagian belakang tubuhnya.
Sifat hidup demersal (hidup di laut dasar) dan amphidromous (bermigrasi dari perairan asin dan
perairan tawar). Hidup menyukai terumbu karang dekat hewan spons atau alga laut, serta dasar
berpasir.
Ikan ini biasa tertangkap jaring yang lalu dijual segar atau dikeringkan menjadi ikan asin.
Jenis ikan lain yang mirip dan diberi nama sama adalah Abalistes stellatus dan A. filamentosus.

3. Ikan Madidihang (Thunnus albacares)

Madidihang atau yang lebih dikenal sebagai tuna sirip kuning sering ditemukan hidup secara
bergerombol. Menariknya, ikan madidihang ini seringkali ditangkap bersama ikan cakalang.

Jenis pelagis besar ini termasuk dalam jenis ikan buas atau ikan predator. Panjang tubuhnya mencapai
195 sentimeter, namun rata-rata sekitar 50-150 sentimeter. Madidihang biasanya dipasarkan dalam
bentuk segar maupun beku. Ikan ini juga termasuk dalam salah satu jenis ikan ekspor yang dijual
dengan harga tinggi.

Habitat dan sebarannya meliputi kawasan barat Samudera Pasifik Tengah, Laut Sulawesi, Laut Banda,
Selat Sunda, Laut Maluku, Sumatera Barat, dan Samudera Hindia.

4. Ikan Teri (Stolephorus commersonii)

Jenis ikan pelagis bernilai ekonomis selanjutnya adalah ikan teri. Harga ikan ini sangat
terjangkau dengan peminat yang cukup tinggi. Umumnya, ikan teri hidup di daerah perairan
pantai yang membentuk gerombolan besar dan pemakan plankton. Panjang tubuh ikan ini
mencapai hingga 15 sentimeter dengan sisik yang mudah terkelupas.jenis ikan ini dapat diolah
menajdi Tumis Teri Asam Sunti (Kareng teuphep), opak ikan teri, nugget ikan teri,
Ikan teri termasuk dalam golongan ikan pelagis kecil yang biasa ditangkap menggunakan bagan,
jermal, paying tepi, soma dampar, hingga pukat tepi. Umumnya, ikan ini dipasarkan dalam bentuk
segar maupun kering dengan rasa asin.

Sebaran hidup ikan teri sendiri ada di seluruh perairan pantai Indonesia yang melebar ke utara hingga
pantai Teluk Benggala, Filipina. Kemudian bergerak ke arah selatan hingga Queensland, Australia
dan ke barat hingga pantai di Afrika Timur. Wilayah cakupannya memang sangat luas karena ikan teri
memiliki kemampuan adapatasi yang luar biasa.

5. Ikan Selar Tetengkek (Megalaspis cordyla)

Selar tetengkek juga termasuk dalam keluarga Carangidae sama seperti ikan kuwe. Ikan ini hidup di
kawasan perairan pantai dengan kedalaman mencapai 60 meter. Panjang tubuh ikan selar tetengkek
sekitar 30 hingga 40 centimeter dan termasuk ikan pelagis kecil yang cukup buas.

Biasanya, ikan selar tetengkek ditangkap menggunakan pancing, payang, jaring insang, bubu, dan
juga tonda. Ikan ini dipasarkan dalam wujud segar, asin kering dengan harga yang sedikit lebih mahal.

Selain di daerah pantai, sebara salah pelagis ini adalah di perairan karang yang ada di seluruh
Indonesia, Teluk Benggala, dan Teluk Siam.

6. Ikan Terubuk (Tenualosa toli)

Jenis ikan pelagis berikutnya adalah ikan terubuk yang hidup di muara sungai perairan pantai dengan
panjang antara 30 sampai 40 centimeter. Terumbu merupakan ikan pelagis, namun hidupnya
cenderung berada di bagian dasar perairan.
Biasanya, ikan ini ditangkap menggunakan purse seine, jermal, dan pukat tepi oleh nelayan. Ikan
yang memiliki banyak duri ini dipasarkan dalam bentuk segar dan asin kering dengan harga relatif
murah. Meski demikian, telur ikan terubuk bernilai sangat tinggi karena mengandung gizi yang tinggi
pula.

Daerah sebaran ikan terubuk berada di sekitar perairan pantai Sumatera bagian timur, Laut Jawa, dan
di sepanjang pantai Kalimantan, serta Laut Arafuru. 

7. Ikan Terbang (Cypselurus)

Jenis pelagis yang terakhir adalah ikan terbang yang cukup populer karena telurnya menjadi
komoditas ekspor, terutama ke Jepang. Meski terlurnya berharga, namun harga daging ikan ini
tergolong murah.

Ikan terbang biasa hidup di lapisan permukaan air, seperti di perairan pantai hingga lepas pantai
dengan kadar garam atau salinitas tinggi. Ikan yang hidup secara bergerombol ini memiliki panjang
tubuh maksimal sekitar 25 centimeter. Umumnya, para nelayan menangkap ikan terbang
menggunakan soma giob, soma antoni atau jaring insang hanyut, dan bubu apung hanyut.

Dipasarkan atau dijual Dalam bentuk :

1. Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)/ Ikan Mubara

Ikan bubara atau Caranx ignobilis telah menjadi salah satu bahan pangan andalan


masyarakat kawasan Indonesia Timur. Ikan ini disukai karena bertekstur lembut
dan lezat. Masyarakat setempat biasanya mengolah ikan besar ini dengan cara
dibakar dan diolah menjadi hidangan khas Indonesia Timur.

2. Ikan Ayam-ayam (Balistidae)


Ayam-ayam (Abalistes stellaris), dikenal pula sebagai ikan etong, jebong,
atau kambing-kambing adalah ikan laut konsumsi populer yang biasa diolah sebagai
ikan bakar. 

3. Ikan Madidihang (Thunnus albacares)


Limbah dari tulang ikan madidihang memiliki kandungan mineral terutama kalsium dan
fosfor yang cukup tinggi. Oleh karena itu untuk memanfaatkan limbah tulang ikan tersebut
maka dilakukanlah penelitian yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh media
perebusan tulang ikan dengan menggunakan air, asam asetat dan asam
klorida,menganalisis karakteristik fisiko-kimia solubilitas kalsium dan fosfor termasuk
kandungan gizinya.dan diolah menajdi Tepung tulang ikan madidihang , produk makron
kenari.

4. Ikan Teri (Stolephorus commersonii)

Ikan teri adalah organisme yang berukuran kecil yang termasuk ke dalam famili Engraulidae.
Habitat dari ikan teri ini adalah air laut atau air payau. Ada berbagai jenis ikan teri yang sering
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia yaitu teri medan, teri nasi, teri jengki dan Tumis Teri
Asam Sunti (Kareng teuphep), Opak Ikan Teri, Nugget Ikan Teri.

5. Ikan Selar Tetengkek (Megalaspis cordyla)

Selar tetengkek juga termasuk dalam keluarga Carangidae sama seperti ikan kuwe. Ikan ini
hidup di kawasan perairan pantai dengan kedalaman mencapai 60 meter. Panjang tubuh ikan
selar tetengkek sekitar 30 hingga 40 centimeter dan termasuk ikan pelagis kecil yang cukup
buas.jenis ikan ini dapat diolah menajdi ikan kering

6. Ikan Terubuk (Tenualosa toli)

7. Ikan Terbang (Cypselurus)

Masalah terkait ikan pelagis besar

Permasalahan umum sistem perikanan di Indonesia dan khususnya dalam perikanan tangkap ikan
pelagis adalah terjadinya tangkap lebih (overfishing) sehingga 1sumberdaya ikan tidak dapat
dimanfaatkan secara lestari. Hal ini ditandai dengan kecenderungan semakin menurunnya jumlah
tangkapan pada beberapa daerah pusat penangkapan. Jika tidak diantisipasi, sangat mungkin akan
terjadi kelangkaan sumberdaya ikan pelagis dan bahkan kepunahan spesies-spesies tertentu pada
masa yang akan datang. Kajian mengenai pendugaan stock dan model pemanfaatan potensi lestari
yang sudah dilakukan dan banyak menjadi acuan kebijakan selama ini belum berhasil memberikan
solusi dalam menanggulangi masalah ini. Untuk ikut mengisi kekurangan itu, kami mencoba
mengembangkan model pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis yang mampu memberikan solusi
mencegah overfishing. Penelitian telah dilakukan di perairan Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan,
yang merupakan daerah penangkapan ikan pelagis. Beberapa hasil yang diharapkan menjadi dasar
permodelan yang direncanakan sudah didapat dalam kegiatan penelitian antara bulan Mei 2005
sampai bulan Oktober 2006. Namun demikian kegiatan ini akan tetap dilakukan setelah penelitian
yang dibiayai Program Penelitian Hibah Bersaing telah selesai. Dalam jangka panjang, penelitian ini
diharapkan mampu merumuskan dan menghasilkan suatu model acuan yang berfungsi sebagai
regulasi dalam penangkapan ikan pelagis yang mampu mencegah overfishing dan menyelamatkan
sumberdaya ikan pelagis sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Penggunaan alat tangkap yang tidak sesuai, over fishing yang terjadi di beberapa wilayah yang
mengakibatkan menurunnya hasil tangkapan ikan oleh nelayan dan juga rusaknya lingkungan
perairan karena kurangnya perhatian masyarakat Indonesia terhadap lingkungan. Penurunan
sumberdaya perikanan pelagis menjadi masalah besar dunia dan berdampak pada ketahanan dan
keamanan pangan dunia. Permasalahan ini semakin nyata seiring dengan meningkatnya populasi
manusia di dunia dan berbagai fenomena perubahan iklim yang menjadi ancaman terhadap
sumberdaya perikanan pelagis.

Berdasarkan adanya berbagai permasalahan di atas, maka dibutuhkan suatu pengelolaan


sumberdaya perikanan. Pengelolaan sumberdaya perikanan diartikan sebagai suatu sistem
pengelolaan yang tepat berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan di bidang perikanan, dimana
dalam pengelolaannya terdapat penerapan aturan yang ditempatkan sebagai suatu sistem
pemantauan, pengendalian, dan pengawasan.
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi dari data dan informasi yang ada sampai saat ini secara keseluruhan
menunjukkan perkiraan potensi lestari sumberdaya perikanan laut sebesar 6,6 juta ton/tahun
dengan perkiraan sebesar 4,5 juta ton/ tahun terdapat di perairan ZEE Indonesia (Murrachman
2006). Daerah penangkapan ikan disekitar perairan laut jawa merupakan daerah penangkapan ikan
yang sangat cocok bagi kapal kapal dengan alat tangkap purse seine.

Citra satelit yang memiliki sensor untuk merekam keadaan permukaan laut dapat digunakan untuk
pembuatan informasi titik potensi penangkapan ikan, menentukan zona potensi penangkapan ikan
dengan melihat data dari persebaran suhu permukaan laut dan sebaran konsentrasi klorofil –a yang
diekstrasi dari citra satelit MODIS Aqua. Suhu perairan merupakan salah satu faktor penting dalam
kehidupan organisme di laut, karena suhu dapat mempengaruhi aktivitas metabolisme maupun
perkembangbiakan dari organisme tersebut, dan juga menjadi indikator dari fenomena perubahan
iklim (Hutabarat dan Evan, 1986).

Hela dan Laevastu (1970) mengatakan bahwa hampir semua populasi ikan yang hidup di laut
mempunyai suhu ideal untuk dapat hidup di eskosistemnya, maka dengan mengetahui suhu ideal
dari suatu spesies ikan, kita dapat menduga keberadaan kelompok ikan, yang kemudian dapat
digunakan untuk tujuan penangkapan (eksploitasi).Fitoplankton berperan sebagai produsen primer
dalam rantai makanan di perairan yang selanjutnya dapat mempengaruhi kesuburan perairan dan
keberadaan ikan.Ikan ini adalah ikan konsumsi tangkapan penting dalam industri perikanan ataupun
sebagai target penangkapan ikan rekreasi.
Jenis Ikan Pelagis di Indonesia Dengan nilai ekonomis tinggi, Beserta Daerah penyebaran,
Habitat,Tempat Tinggal Dan cara Penangkapanya Ikan pelagis dianggap sebagai ikan laut dengan nilai
ekonomis atau nilai pasar tinggi, daya produksi tinggi, dan volume produksi makro yang luas.

3.2 Saran

Penulis mengharapkan agar terus menjaga dan melestarikan ekosistem laut kita agar Masi bisa
dirasakan untuk anak cucu masa depan.khususnya untuk pemanfaatan ikan pelagis besar.

Daftar pustaka

https://rimbakita.com/ikan-pelagis/

https://perikanan38.blogspot.com/2017/08/jenis-ikan-pelagis-ekonomi-tinggi.html

https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/41371

https://id.wikipedia.org/wiki/Ayam-ayam

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/6135

Anda mungkin juga menyukai