Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BUDIDAYA IKAN AIR PAYAU (PFA 1412)


BUDIDAYA IKAN BELANAK SECARA MONOKULTUR DI TAMBAK

Dosen Pengampu:
Adni Oktaviana, S.Pi, M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Abi Ardana (17742003)
Achmad Aulia (17742004)
Aftha Aziz A (17742005)
Agil Tri prayogo (17742006)
Cindy Ferdiana (17742017)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber daya ikan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat
pulih (renewable resoursces) sehingga apabila dikelola dengan baik dapat
memberikan hasil maksimum berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat
dan pendapatan negara. Pengelolaan perikanan selain setelah memberikan
keuntungan, juga meninggalkan berbagai permasalahan, seperti kelebihan
penangkapan (overfishing) dan kerusakan habitat (habitat destruction) (Ali,
2005). Perairan Indonesia juga memiliki karakteristik serta biodiversitas fauna
tropis yang sangat tinggi. Dewasa ini diketahui bahwa di perairan Indonesia
terdapat sekitar 2.500 spesies ikan yang berbeda (Ramadhan, 2016).
Ikan belanak adalah jenis ikan yang banyak dijumpai di perairan laut
tropis dan subtropis yang bentuknya hampir menyerupai bandeng. Ikan
belanak merupakan spesies ikan eurihalin yang tersebar di daerah tropis dan
sub tropis. Ikan belanak memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan
banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Populasinya tersebar di perairan tropis
dan subtropis. Kebanyakan ikan belanak ditemukan secara mengelompok 20-
30 ekor yang berenang hilir mudik di permukaan estuaria (Ramadhan, 2016).

B. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk mengetahui cara budidaya ikan belanak untuk
akuakultur payau.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klafisikasi Ikan Belanak

Gambar 1. Morfologi ikan belanak (Mugil sp)


Menurut Kottelat et al. (1993) dalam Ramadhan (2016) , ikan belanak
diklasifikan ke dalam:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Mugiliformes
Family : Mugilidae
Genus : Mugil
Spesies : Mugil sp

B. Ciri Biologis Ikan Belanak


Adapaun ciri biologis ikan belanak adalah (Wiadnya, 2012) :
Karakteristik: badan bulat panjang, mulut kecil dan bisa ditarik keluar
(protactile), dua sirip punggung yang terpisah cukup jauh satu sama lain dan
tidak mempunyai gurat sisi (lateral line). Sirip dada kecil dan berwarna
kehitaman. Genus yang paling umum di Indonesia adalah Mugil spp. Nama
lokal: Gereh, Gerpuh, Gerita, Jumpul, Kedera, Rapang.Ikan belanak
merupakan ikan yang habitatnya berasal dari air laut. Jenis-jenis ikan belanak
diperairan pantai Indonesia digolongkan kedalam Genus Mugil. Warna :
Bagian belakang berwarna kehijau-hijauan atau abu-abu kecoklatan, pada
bagian sisi dan perut berwarna keperakan; pinggiran belakang sirip ekor
berwarna hitam; pada permulaan sirip dada terdapat spot biru Moolgarda
delicatus. Ikan belanak bersisik cycloid atau ctenoid, bisa dengan jari-jari
kecil di tepinya atau tidak, ujung rahang atas melengkung ke bawah dan
terlihat pada saat mulutnya tertutup.
Habitat: Ikan belanak sebenarnya termasuk jenis ikan laut (daerah
Pantai), namun sering juga tertangkap di daerah air payau dan kadang sampai
ke daerah aliran sungai. Hidupnya lebih banyak di dasar (demersal) perairan
yang berlumpur. Jenis makanannya fitoplankton (diatom) dan detritus pada
sedimen dasar.
Perikanan: Ikan ini dulunya sangat terkenal di pantai Utara Jawa (tahun
1980an). Masyarakat Indra Mayu merupakan wilayah penangkapan utama
dan digemari oleh masyarakat lokal. Jenis alat tangkap utama adalah jermal,
togo dan sero yang operasinya dibantu dengan alat lampu. selain itu ikan ini
juga ditangkap dengan gill net. alat jenis purse seine kurang tepat untuk
menangkap ikanBelanak karena sering meloncat setelah terkurung.

C. Teknik Budidaya
Ikan belanak dapat dibudidayakan pada beberapa tempat yaitu
(Zainudhin, 2016) :
 Pemeliharaan ikan belanak di tambak
Pemeliharaan belanak di tambak tidak berbeda dengan bandeng
Belanak diproduksi sebagai ikan konsumsi langsung, ukuran 300-500
gr/ekor. Benih belanak ukuran 0,5-1,0 gr/ekor atau panjang 3-5 cm ditebar
dengan kepadatan 1-5 ekor atau 10.000-50 000 ekor/ha. Padat penebaran
pada tambak tradisional antara 0,3-0,8 ekor/m3 (3.000-8.000 ekor/ha).
Belanak dapat dipelihara bersama dengan ikan bandeng Belanak dapat
pula dipoliksiltur dengan udang (Penaeus Litopenaeus), rumput laut
(Gracillaria), dan kepiting bakau (Scylla serrata) di tambak. Belanak
juga dapat dipolikultur dengan rajungan(portunus) di JKD,
Bila budidaya dilakukan secara semi intensif dengan padat penebaran
1.2 ekor/m2 belanak dapat diberi pakan buatan sebanyak 3-5% bobot
biomassa dengan frekuensi 2-3 kali sehari. Lama pemeliharaan 6-7 bulan
untuk menghasilkan belanak ukuran 300 500 grekor.
Belanak cocok dipelihara secara semi intensif dan dipolikultur dengan
komoditas lain yang harganya lebih tinggi, seperti udang dan kepiting lika
dipolikultur dengun udang atau kepiting belanak merupakan komoditas
sampingan atau komoditas kedua.Sistema budi daya polikultur di tambak
cocok diterapkan pada tambak yang dikelola secara eksenaf dan ekstensif
plus. Tambak yang dikelola secara semiintensif dan intensif tidak cocak
diterapkan sister polikultur
Persiapan tambak untuk polikultur tidak berbeda dengan persiapan
tambak untuk sistem monokultur, Udang PL 30-PL 45 (ada juga
petambak menebar benih udang PL 12) ditebar dengan kepadatan 10-12
ekor/m2 atau 100.000 ekor/ha. Setelah 45 hari pemeliharaan udang,
biasanya telah bermunculan klekap. Saat itu, dapat ditebar benih belanak
ukuran gelondongan (5-10 cm) sebanyak 1.000-1.500 ekor/ha. Udang
budidaya diberi pakan 1-2 kali sehari sebanyak 15-20% dari berat badan
udang per hari, sedangkan belanak memanfaatkan pakan di tambak.

Adapun langkah-langkah sebelum melakukan budidaya yaitu sebagai


berikut:

1. Pemilihan Lokasi Tambak (Kolam)

Bagi anda yang ingin mencoba cara budidaya ikan air payau sebaiknya
memiliki lokasi yang dekat dengan sumber air payau atau air asin contohnya ialah
didekat pantai atau didekat muara.

Tujuannya ialah untuk memudahkan pengisian air kolam tambak dan juga
memudahkan penambahan dan penggantian air payau jika diperlukan. Bagi anda
yang jauh dari tepian pantai atau muara sebenarnya masih bisa mensiasatinya
dengan menaburkan garam.
Pahami terlebih dahulu karakter ikan yang hendak anda budidayakan
untuk menentukan kadar air payau yang tepat. Ikan seperti nila, mujair, patin
kerapu, bandeng, blanak dan kepiting karena mereka memiliki kebutuhan kadar
asin yang berbeda-beda. Ikan seperti nila, mujair, dan patin membutuhkan tingkat
keasinan yang lebih sedikit. Yaitu misal anda hendak mencampur antara air payau
dan air tawar maka beri perbandingan 1 AT : 1 AP atau bisa lebih sedikit hingga 2
AT : 1 AP.

Berbeda dengan kepiting, ikan bandeng, ikan belanak dan ikan kerapu.
Mereka justru membutuhkan tingkat keasinan yang lebih tinggi. Anda bahkan
harus benar-benar mengunakan air payau seutuhnya agar perkembangan ikan jenis
ini bisa optimal. Untuk mengukur kadar gara digunakan alat salinity refraktor.
Pengukuran kadar garam bisa dilakukan setiap 3-7 hari sekali.

2. Pembuatan Kolam Tambak

Untuk membuat kolam pada cara budidaya ikan air payau maka ada beberapa
jenis kolam yang bisa dibangun sesuai dengan modal dan selera yang anda
miliki.Bagi yang memiliki lokasi ditepi muara anda bisa membuat kolam keramba
yang praktis. Cara lainnya ialah dengan kolam tanah, kolam terpal, kolam semen
dan kolam plastik. Untuk kolam semen dan plastik mungkin anda memerlukan
biaya cukup besar untuk menggali kolam seperti membuat kolam tanah lalu
melapisinya lagi dengan semen dan plastik.

Untuk ukuran kolam sebenarnya terserah anda akan dibuat ukuran berapapun.
Yang terpenting ialah sesuai jumlah benih ikan yang ditebar nantinya. Untuk
kedalaman kolam diusahakan agar saat diisi air memiliki kedalaman minimal 1
meter. Kedalaman yang ideal ialah 1,5 meter

Berikan jarak lebar yang cukup untuk meletakkan berbagai peralatan tambak
yang mungkin diperlukan semacam kincir air, anco, gagang anco dll. Jangan lupa
untuk yang membuat tipe kolam tanah maka anda sebaiknya membuat pagar
jaring kelambu mengelilingi kolam. Pada dinding kolam juga kita buat lubang by
pass yang dilapisi kelambu yang mana berfungsi untuk membuang kelebihan air
terutama ketika musim hujan. Buat juga saluran pembuangan untuk memudahkan
pengeringan kolam.

3. Persiapan Air Kolam

Setelah kolam siap, maka kolam diisi air payau hingga kedalaman air sekitar
15 cm. Setelah itu anda perlu menyuburkan airnya terlebih dahulu. Lho kok
menyuburkan? kan bukan tanah? Iya, memang isinya bukan tanah, tapi air ini juga
menganung mikroorganisme dimana ada yang bersifat patogen (hama) ada yang
bersifat efective (penyubur) contohnya ialah plankton yang merupakan makanan
alami bagi ikan.

Nah agar air dipenuhi oleh mikroorganisme efective, maka kita perlu melakukan
beberapa cara sebagai berikut :

 Siramkan Larutan EM4 + Gula yang sudah didiamkan minimal 24 jam kedalam
kolam dengan ukuran, tiap 1 L untuk kolam ukuran 3 x 10 x 1,5 meter.
 Siramkan juga pupuk organik cair dengan dosis 1 L untuk kolam ukuran 9 x 10 x
1,5 meter
 Taburkan Pupuk NPK secara merata keseluruh kolam
 Diamkan minimal 7 hari hingga warna air berubah menjadi hijau jernih yang
menandakan air sangat subur dengan plankton dan ganggang hijau serta
mikroorganisme efektif lainnya.

Setelah 7 hari maka air kolam diisi lagi hingga kedalaman 1,5 m dan sekarang
telah siap untuk ditaburi bibit ikan.

4. Tabur Bibit Ikan Belanak

Meski ikan belanak bisa anda bibitkan sendiri, namun untuk cara budidaya
ikan air payau dan pemeliharaan kolam terutama skala luas sebaiknya anda
membeli bibit yang sudah terjamin kualitas bibit ikan tersebut merupakan bibit
unggul.
Ditakutkan jika anda masih pemula dan mencoba membibit sendiri malah
akan didapat bibit yang tidak unggul sehina saat dibudidayakan pertumbuhan dan
perkembangannya kurang cepat dan kurang optimal.

Untuk bibit yang dibeli maka sebaiknya disesuaikan dengan luas area kolam
yan anda buat. Padat tebar benih ikan biasanya berbeda-beda tiap jenis ikan
karena ukuran besarnya ikan saat dewasa juga berbeda. Untuk nila biasanya
sekitar 400 benih per m² sedangkan untuk ikan patin yang ukurannya lebih besar
tentu kepadatannya lebih sedikit dibanding ikan nila.

Benih yang baru tiba dilokasi sebaiknya wadah kantong benih direndam
(dibiarkan terapung dikolam) hingga terlihat embun didalam kantong plastik.
Tujuannya untuk menyamakan suhu air dalam kantong benih dengan suhu air
kolam terlebih dahulu. Baru setelah itu kantong dibuka perlahan dan benih
dibiarkan keluar dengan sendirinya.Jangan langsung memberi pakan namun
ditunggu 24 jam kemudian barulah anda bisa memberikan pakan.

5. Pemberian Pakan Ikan

Pada cara budidaya ikan air payau di kolam keramba yang memanfaatkan
langsung muara sungai atau rawa, maka pakan alami berupa plankton biasanya
tersedia dalam jumlah banyak. Selain itu air juga bersirkulasi dengan lancara
sehingga ikan akan mendapatkan stok air berkualitas sepanjang waktu (kecuali
jika terjadi pencemaran air sungai yang menyebar ke area keramba. Meski
demikian, pemberian pakan juga tetap harus dilakukan agar ikan tumbuh dan
berkembang dengan pesat.

Dosis pemberian pakan pada ikan berubah-ubah sesuai usia dan berat badan
ikan. Pada bulan pertama cara budidaya ikan air payau, maka dosisnya ialah 5%
dari berat badan ikanper hari sedangkan untuk bulan kedua berkurang menjadi 4%
berat badan ikan per hari dan pada bulan ke 4 bisa berkurang menjadi 3% berat
badan ikan.

Pada cara budidaya ikan air payau, efisiensi pakan memang lebih tinggi
dibandingkan pada cara budidaya ikan air tawar. Hal ini karena perkembangan
plankton yang mampu berkembang lebih cepat sehingga suplai paka alami pun
lebih melimpah ketimbang pada kolam air tawar. Anda harus melakukan
penimbangan berat ikan tiap minggunya dengan memeriksa ikan di Anco

6. Pengkinciran Air Secara Teratur

Agar sirkulasi air berjalan dan mengalirkan oksigen secara merata kedalam
air, maka anda perlu melakukan pengkinciran sejak bibit berusia 2 minggu setelah
tebar. Pengkinciran ada cara budidaya ikan air tawar dilakukan 2 kali sehari
dengan lama pengkinciran sekitar 1-2 jam. Ini palig banyak dilakukan pada cara
budidaya ikan bandeng dan udang.

7. Menjaga Kondisi Air

Penting untuk menjaga kondisi dan kedalaman air agar tetap stabil. Biasanya
setiap 3-4 minggu sekali perlu dilakukan penggantian air. Hal ini karena kondisi
air yang mungkin sudah keru, berubah pH, atau berkurang kadar garamnya akibat
air hujan. Selain itu penting juga untuk menambah air payau sekitar 3 hari sekali
guna menjaga batas ketinggian air agar tetap stabil yang mana biasanya berkurang
akibat penguapan atau peresapan pada kolam tanah.

Pada saat melakukan penggantian air maka anda bisa melakukan pengurasan
sambil pengisian secara bersamaan atau langsung menambahkan air dari sisi yang
bersebrangan dengan lubang by passs sehingga air keruh yang berlebih akan
langsung terbuang lewat saluran by pass.

8. Menanggulangi Hama dan Penyakit Ikan

Tidak bisa dipungkiri bahwa pada cara budidaya ikan air payau ini juga tak
lepas dari serangan hama dan penyakit. Hal ini karena terdapat satu jenis ikan
pada satu lingkungan terbatas dimana airnya baru diganti sekitar 3 minggu sekali.
Ini akan mem[ercapat tumbuhnya mikroorganisme patogen bagi ikan budidaya.
Namun pada kolam keramba maka serangan hama dan penyakit lebih sedikit
karena sirkulasi air lebih teratur dan terjaga.

Untuk mengatasinya maka pertama anda memang perlu melakukan pergantian


air secara teratur dengan terus menjaga kondisi air diharapkan tingkat stress dan
serangan penyakit bis ditekan. Selain itu eratur memberikan EM4 juga akan
menekan laju pertumbuhan miko=roorganisme patogen. Dan untuk menjaga daya
tahan tubuh ikan, maka anda perlu memberikan prebiotik dan vitamin ikan yang
banya dijual ditoko perikanan. Pemberian prebiotik dan vitamun secara teratur
akan meningkatkan daya tahan ikan terhadap serangan penyakit

Sebenarnya tiap ikan yang terkena penyakit bisa anda obati dengan merandam
ikan terebut pada larutan NaCl 5g/L selama 15 menit. Namun karena akan terlalu
sulit untuk menangkap 1 per 1 maka tindakan pencegahan adalah yang utama.

9. Panen Ikan

Salah satu keunggulan cara budidaya ikan air payau adalah masa pemeliharaan
yang lebih singkat dibanding pemeliharaan dia air tawar. Jika pada air tawar butuh
waktu 6 bulan agar ukuran ikan mencapai 0,5 kg, maka pada air payau hanya
butih sekitar 4 bulan saja.

Panen ikan bisa dilakukan dengan cara menguras kolam atau menggunakan
jaring kantong keruk yang akan mempercepat proses pemanenan ikan.Jika anda
ingin menjual ikan dalam kondisi hidup maka si pembeli harus membawa tong air
untuk menampung ikan. Namun jika ingin dijual dalam kondidi mati maka harus
menggunakan es agar ikan bisa awet diperjalanan.

10. Perawatan Pasca Panen

Setelah anda memanen ikan dikolam, maka pada cara budidaya ikan air payau
ini anda tidak boleh langsing mengisi kolam dengan ikan karena dikhawatirkan
masih banyaknya bibit penyakit patogen yang hidup di dalam kolam.

Hal yang harus anda lakukan adalah mencuci bersih kolam dan melakukan
pengeringan kolam terlebih dahulu paling tidak selama 7-10 hari agar bakteri
patogen mati. Ini juga termasuk membersihkan berbagai peralatan kolam lainnya
seperti kincir dan anco.Setelah kering dan siap diisi air lagi maka semprotkan
desinfektan terlebih dahulu agar bakteri patogen benar-benar mati lalu baru siap
diisi air kembali untuk pemeliharaan selanjutnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ikan belanak merupakan Biasa hidup mulai dari muara sungai,
pelabuhan, dermaga dan pantai. Jarang berada terlalu jauh dari pantai.
Merupakan ikan bentopelagik (hidup didasar sampai permukaan air) dan
bergerombol dalam jumlah banyak. Belanak suka memakan klekap (lumut)
dan bahan organik di dasar muara sungai.
DAFTAR PUSTAKA

https://ilmubudidaya.com/cara-budidaya-ikan-air-payau
https://www.scribd.com/document/351537159/makalah-ikan-belanak

Anda mungkin juga menyukai