Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang

Indonesia itu terkenal dengan kondisi perairan dan lahan yang sangat coicok
untuk Pertanian , Perikanan dan Perkebunan . Tapi sangat jarang bahkan sampai
sekarang indonesia yang katanya penghasil ikan terbesar tapi hanya mengandalkan
tangkapan alamnya saja. Kita haru bisa membudidaya ikan secara khusus,  kami
sangat mendukung jika indonesia menjadi produsen ikan terbesar didunia melalu
sistem budidaya ikannya.

Budiaya ikan tidaklah serumit yang dibayangkan , Kita hanya perlu Lahan dan
kolam atau aquarium . Budidaya ikan selain menjadi hobi juga bisa menghasilkan
uang.

Budidaya ikan yang sangat diminati saat ini adalah budidaya ikan air tawar
Budidaya ikan untuk konsumsi umum seperti Ikan lele, Gurami , Ikan Mas , Udang ,
Nila dan Budidaya untuk konsumsi lainnya.

Budidaya ikan yang tidak kalah dari ikan konsumsi adalah ikan Hias, Anda
bisa melihat banyaknya jenis ikan hias yang beredar diindonesia ini. yang rata-rata
indonesia mengekspor ikan nya keluar daerah seperti ke singapura.

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di


air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling
beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara
taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya
masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas
Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas
Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan
bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa daerah disebut
iwak.

Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14
meter (45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci).
Ada beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai "ikan", seperti ikan paus, ikan
cumi dan ikan duyung, yang sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan.

1
Sampai saat ini, ikan pada umumnya dikonsumsi langsung. Upaya
pengolahan belum banyak dilakukan kecuali ikan asin. Ikan dapat diolah menjadi
berbagai produk seperti ikan kering, dendeng ikan, abon ikan, kerupuk ikan, ikan
asin, kemplang, bakso ikan dan tepung darah ikan sebagai pupuk tanaman dan
pakan ikan.

B.  Tujuan Penulisan

            Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
Perkembangan dan Cara Budidaya Ikan Konsumsi, Ikan konsumsinya salah satu
Ikan Nila dan Ikan Lele.
    

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian

Ikan konsumsi adalah jenis-jenis ikan yang lazim dikonsumsi sebagai pangan
oleh manusia. Ikan konsumsi dapat dikelompokkan berdasarkan habitat hidup jenis-
jenis ikan yaitu dari laut dan dari perairan di darat. Ikan konsumsi juga dapat
dikelompokkan berdasarkan upaya memperoleh ikan tersebut seperti penangkapan
langsung dari alam dan hasil pembudidayaan.

Pada umumnya jenis-jenis ikan konsumsi dari laut dilakukan dengan


penangkapan langsung di laut, sementara hanya sedikit jenis ikan laut yang
dilakukan dengan upaya pembudidayaan. Jenis-jenis Ikan Konsumsi diperolah dari
penangkapan di laut dilakukan oleh nelayan dari mulai nelayan kecil yang
mengandalkan jala lempar sampai kepada nelayan besar yang menggunakan
peralatan modern.

Ikan Konsumsi dari perairan di darat biasanya disebut juga sebagai Ikan Air
Tawar. Ikan Air Tawar sebagai ikan konsumsi diperoleh dengan menangkap dari
alam atau ikan yang dibudidayakan.

B.  Ikan Konsumsi

1. Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila

Ikan nila merupakan jenis ikan untuk konsumsi dan hidup di air tawar. Ikan
ini cenderung sangat mudah dikembangbiakkan serta sangat mudah dipasarkan
karena merupakan salah satu jenis iklan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari
oleh Masyarakat. Dengan teknik budidaya yang sangat mudah, serta pemasarannya
yang cukup luas, sehingga budidaya ikan nila sangat layak dilakukan, baik skala
rumah tangga maupin skala besar atau perusahaan.

3
Jenis Jenis Ikan Nila

Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:


     Kelas : Osteichthyes
     Sub-kelas : Acanthoptherigii
     Crdo : Percomorphi
     Sub-ordo : Percoidea
     Famili : Cichlidae
     Genus : Oreochromis
     Spesies : Oreochromis niloticus

Terdapat beberapa jenis nila yang dikenal di masyarakat, antara lain: nila biasa, nila
merah (nirah), nila albino, nila gesit, dan nila gift

Persyaratan Lokasi Budidaya Ikan Nila

 Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah


liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa
air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding
kolam.
 Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%
untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
 Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500
m dpl).
 Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh
dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah
pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan
memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air
disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna
hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung
Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan
ikan. Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat
diukur dengan alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam
dan tambak, angka kecerahan yang baik antara 20-35 cm.
 Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan
tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan
baik di air arus deras.
 Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5.
Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.
 Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30o C.

4
 Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.

Cara Budidaya Ikan Nila

Cara budidaya ikan nila terdiri dari beberapa tahapan yang sangat penting
untuk diketahui, yaitu mulai dari persiapan kolam, penerbaran benih ikan,
pencegahan penyakit, dan masa pemanenan. Untuk mengetahi secara detail tentang
langkah-langkah tersebut diatas, maka berikut akan diberikan penjelasannya secara
spesifik kepada Anda.

1. Persiapan Kolam
Kolam adalah salah satu hal yang paling penting untuk membudidayakan ikan
nila. Kolam sebagai tempat pembiakan ikan nila perlu dipersiapakan secara
maksimal, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
 Pengeringan kolam;
 Perbaikan pematang, saluran pemasukkan dan pengeluaran;
 Pengapuran dengan ukuran 25-1000 gram/m2;
 Pemupukan dengan pupuk kandang 500 gram/ M2, urea 15 gram/ m2 dan
TSP gram/ m2.;
 Pengisian air kolam;
 Dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida;
 Untuk mencegah h.ewan/ ikan lain masuk, maka dapat dipasang saringan
pada pintu masuk air;
 Masukkan air sampai kedalaman 80 - 150 cm, kemudian tutup pintu
pemasukkan dan pengeluarannya, biarkan air tergenang;
 Penebaran Ikan Nila dilakukan setelah 5 - 7 hari pengisian air kolam.

 2. Penerban Benih Ikan Nila


Setelah tahapan proses persiapan kolam terlaksana dengan baik, maka pada
hari yang kelima samapai hari ketujuh setelah masa pengisian air kolam dilakukan
akan dilakukan penebaran benih ikan nila. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
adalah ukuran benih ikan yang disebarkan hendaknya berukuran antara 8-12 cm
atau dengan ukuran berat 30 gram/ekor dengan pada tebar sekitar 5-10 ekor/m2.
Pemeliharaan ikan nila dilakukan selama 6 bulan atau hingga ukuran berat ikan nila
sudah mencapai 400-600 gram/ekor.

3. Pemberian Makanan
Dalam pemberian makanan ikan nila diberikan setiap hari dengan komposisi
makanan alami dan juga makanan tambahan. Makanan ikan nila ini bisa terdiri dari
dedak, ampas kelapa, pelet dan juga sisa-sisa makanan dapur.

5
Umumnya pemberian pakan dilakukan dengan ukuran seperti berikut ini:
1. Protein 20-30%;
2. Lemak 70% (maksimal.);
3. Karbohidrat 63 - 73%.
4. Pakanyaberupa hijau-hijauan diantaranya adalah :
- Kaliandra
- Kalikina atau kecubung;
- Kipat
- Kihujan

4. Penyakit
Ikan nila pada umumnya dapat diserang oleh penyakit serius yang disebabkan
oleh lingkan dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti populasi yang terlalu
padat, kekurangan makanan, penanganan yang kuran baik dan sebagainya.
Penanggulangan yang paling efektif dilakukan adalah dengan memberikan kondisi
yang lebih baik pada kolam ikan tersebut.

Apabila sudah terjadi penyakit yang serius pada sebuah kolam ikan nila, maka
semua upaya yang dilakukan akan terlambat dan sia-sia. Penyembuhan dengan
memberikan antibiotic atau fungisida ke seluruh kolam memerlukan biaya yang
cukup mahal.

Untuk mengatasi hal ini, maka salah satu hal yang paling umum dilakukan
adalah melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan dengan melakukan
pengobatan, yaitu dengan jalan lain melakukan pengeringan pada kolam dan
melakukan penyiapan dari permulaan.

5. Pemanenan Ikan Nila


Masa pemanenan ikan nila sudah dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan
4 - 6 bulan. Ikan nila pada usia 4-6 bulan pemeliharaan akan memiliki berat yang
bevariasi, yaitu antara 400-600 gram/ekor.

Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum maksimal, maka
pemanenan bisa juga dilakukan dengan sistem bertahap, dimana hanya dipilih
ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan
setiap bulan berikutnya secara bertahap.

Untuk melakukan pemanenan secara mudah bisa juga dilakukan dengan cara
mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara
keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan
memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang. dalam budi daya ikan

6
nila tidak hanya dapat dilakukan dengan menggunakan kolam yang terbuat dari
semen taupun langsung menggunakan tanah melainkan juga dapat menggunakan
kolam yang terbuat dari terpal.
 Berikut ini cara membuat kolam untuk budidaya ikan nila menggunakan terpal
Bahan:
     Terpal (ukuran sesuai dengan keinginan anda)
     Sekam
     Batako / Bata Merah

Cara pembuatan kolam terpal


 Cari posisi tanah yang langsung terkena sinar matahari dan cukup luas
untuk pembuatan kolam.
 Gali tanah sesuai dengan luas kolam yang anda inginkan dengan
kedalaman ± 50 cm.
 Tanah hasil galian tadi digunakan untuk tanggul di sisi kolam dan
dipadatkan supaya tanggul tersebut kuat lalu permukaan tanggul diberi
batako / bata merah supaya permukaannya rata.
 Setelah penggalian selesai, selanjutnya dasar kolam diberi sekam secar
merata.
 Terpal siap dipasang dan diisi air.
 Diatas terpal diberi batako / bata merah lagi supaya aman dan rapi. Hal ini
dimaksudkan juga supaya terpal tidak gampang berubah posisi, terutama
saat angin berhembus lumayan kencang.

Budidaya ikan nila memerlukan kualitas air yang bagus


Setelah kolam terpal jadi, hal yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan
nila adalah air. Sumber air yang akan kita gunakan haruslah air yang bersih, dapat 
berupa air sumur, air PAM, air hujan yang ditampung, dan lain-lain yang layak
digunakan. Lebih ideal lagi jika kolam terpal mendapat pasokan dari sungai, saluran
irigasi, waduk, atau danau.

2.  Ikan Lele

Budidaya Ikan Lele

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam
kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot
tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat
menguntungkan bila dilakukan secara intensif.

7
Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen
pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan betjuan untuk
menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk
menghasilkan ikan lele siap konsumsi. Pada kesempatan kali ini alamtani akan
membahas tahap-tahap persiapan budidaya ikan lele segmen pembesaran.

Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele


Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat budidaya
ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila
ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap
pertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada.

Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah
kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Namun dalam
artikel ini kita akan membahas kolam tanah, mengingat jenis kolam ini paling
banyak digunakan oleh para peternak ikan. Sebagai pengetahuan tambahan,
Tahapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan kolam tanah adalah sebagai
berikut:

a. Pengeringan dan pengolahan tanah


Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu.
Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari.
Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap
sudah cukup kering.

Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme


jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang
dari periode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran,
sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati.

Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul.


Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan
membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah.Bersamaan dengan proses
pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang terdapat di dasar kolam. Lumpur
tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan gas-gas beracun seperti amonia
dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak
dimakan ikan.

b. Pengapuran dan pemupukan

8
Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan
membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan
adalah dolomit atau kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara
merata di permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah agar kapur
meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750
gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin
asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan.

Langkah selanjutnya adalah pemupukan. Gunakan paduan pupuk


organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk
kandang atau pupuk kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi.
Sedangkan pupuk kimianya adalah urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10
gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan
nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk
makanan alami ikan lele.

c. Pengaturan air kolam


Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm.
Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air
sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu.

Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga
dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh
dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan.

Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam
ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada
ketinggian ideal.

Pemilihan benih ikan lele


Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang
ditebar. Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia.  Kami
merekomendasikan jenis ikan lele Sangkuriang yang dikembangkan BBPBAT Sukabumi.
Ikan lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan dari lele dumbo. BBPBAT
mengembangkan ikan lele sangkuriang karena kualitas lele dumbo yang saat ini beredar di
masyarakat semakin menurun dari waktu ke waktu. Benih ikan lele bisa kita dapatkan dengan
cara membeli atau melakukan pembenihan ikan lele sendiri.

a. Syarat benih unggul

9
Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang
sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya,
bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji
gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah arus
air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik.
Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm.
Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari
benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan didapatkan
lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.

b. Cara menebar benih


Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya,
masukan benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan selama
15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai
lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya.
Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih.

Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per
meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang
bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal
ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil
pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh
ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.

Menentukan kapasitas kolam


Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele secara
intensif. Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan). Maka
kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter persegi.
Contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikannya minimal
(3×4) x 200 = 2400 ekor, maksimal (3×4) x 400 = 4800 ekor.
Catatan: kolam tanah kapaistasnya lebih sedikit dari kolam tembok.

Pakan untuk budidaya ikan lele


Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada
banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah
pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR
adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai
FCR, semakin baik kualitas pakan.

10
Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan
pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik
terasa mahal,

a. Pemberian pakan utama


Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein
hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein
(minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan mineral.

Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan


keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih mana yang bisa
dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa.

Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap harinya
ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan
bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor.
Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah
pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, persentase pemberian pakan
dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh.

Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan.


Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil
harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari.

Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari. Pertimbangkan
pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari. Si pemberi pakan harus
jeli melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap pakan dan
berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya.

b. Pemberian pakan tambahan


Selain pakan utama, bisa dipertimbangkan juga untuk memberi pakan
tambahan. Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya
pengeluaran pakan yang menguras kantong.

Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan


pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut yang
tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya.
Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu.

11
Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih
dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan
daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk limbah ayam
bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele. Satu hal yang harus
diperhatikan dalam memberikan pakan ikan lele, jangan sampai telat atau kurang.
Karena ikan lele mempunyai sifat kanibal, yakni suka memangsa sejenisnya. Apabila
kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih besar ukurannya akan memangsa ikan yang
lebih kecil.

Pengelolaan air
Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam.
Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga.
Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam.
Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang
dicirikan dengan adanya bau busuk. Apabila sudah muncul bau busuk, buang
sepertiga air bagian bawah. Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi
pembuangan air sangat tergantung pada kebiasaan pemberian pakan. Apabila dalam
pemberian pakan banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering
dilakukan.

Pengendalian hama dan penyakit


Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator
seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi
pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang
saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam.

Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus.
Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan.
Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan
ekor.

Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas


air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan
suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang
penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain.

Panen budidaya ikan lele


Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran
sebesar itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm.

12
Berbeda dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya
mencapai ukuran 500 gram per ekor.

Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar
tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi
untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran berdampak pada
harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan
pendapatan bagi peternak.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Ikan konsumsi adalah jenis-jenis ikan yang lazim dikonsumsi oleh manusia
sebagai sumber pangan. Ikan konsumsi dapat diperoleh salah satunya dari proses
budidaya. Contoh ikan konsumsi yang sering dibudidayakan antara lain : lele,
gurami, nila, mas, bawal dan patin. Ikanikan tersebut dapat dibedakan berdasarkan
morfologinya. Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan, yaitu
bentuk tubuh ikan sebagai ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat. Morfologi ikan
sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut.

Saran
Kompetensi, kerja sama, dan tanggung jawab dari masing-masing anggota menjadi
kunci dari keberhasilan dalam Budi Daya Pembenihan Ikan Konsumsi.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.duniapengetahuan.com/2013/02/cara-budi-daya-ikan-nila-dan-keuntungan.html
http://www.produknaturalnusantara.com/panduan-teknis-budidaya-perikanan/budidaya-ikan-
nila/
http://updatetugassekolah.blogspot.co.id/2014/10/bagaimana-teknik-budidaya-
pembesaran.html
https://sainsz.blogspot.com/2015/02/makalah-tentang-budidaya-ikan-
konsumsi.html

14
15

Anda mungkin juga menyukai