Anda di halaman 1dari 3

C.

Budidaya Perikanan
Pengertian budidaya perikanan dalam arti sempit adalah Usaha memelihara ikan yang
sebelumnya hidup secara liar dialam menjadi ikan piaraan. Sedangkan
Pengertian budidaya perikanan dalam arti luas adalah Semua usaha membesarkan dan
memperoleh ikan, baik ikan itu masih hidup liar dialam atau yang sudah dibuatkan tempat
tersendiri dengan adanya campur tangan manusia.
Jadi Pengertian budidaya tidak hanya memelihara ikan dikolam, tambak, empang,
akuarium, sawah dan sebagainya, namun secara luas pengertian ini mencakup juga
kegiatan mengusahakan komoditi perikanan di danau, sungai, waduk atau laut.
Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi perikanan yang lebih baik
atau lebih banyak dibandingkan dengan hasil dari ikan yang hidup dilam secara liar.
Untuk memenuhi tujuan itu perlu diperhatikan Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Penyediaan benih
2. Pembuatan tempat pemeliharaan
3. Pengairan
4. Pakan/ pemupukan
5. Pengendalian hama dan penyakit
6. Pengaturan Budidaya secara rutin dan non rutin.

1. Penyediaan benih
Benih yang baik sangat penting untuk memperoleh produksi yang tinggi. Benih tersebut
harus sudah cukup umur untuk dilepas, ukurannya sudah memenuhi syarat dan sehat
serta persentase kematiannya rendah. Bila mendatangkan benih dari tempat yang jauh,
usahakan jangan sampai benih mati akibat cara pengangkutan yang buruk.

2. Pembuatan tempat pemeliharaan


Bentuk tempat pemeliharaan tidak menjadi soal, bisa kolam, empang, tambak, karamba,
tong atau bahkan drum. Yang pperlu diperhatikan ukuran tempat tersebut. Luas tempat
yang disedikan untuk membesarkan harus sesuai dengan jumlah populasi yang
ditebarkan. Jangan sampai tempat itu terlalu sesak olah ikan atau tempatnya terlalu
besar sehingga menghabiskan biaya.
Sifat-sifat ikan perlu dipelajari dahulu sebelum tempat pemeliharaannya, karena
keduanya sangat berkaitan, Misalnya ada ikan yang suka merusak pematang, ada yang
senang bertelur didasar kolam dan ada yang membutuhkan tempat berlindung atau
bersembunyi.Ikan yang suka merusak pematang perlu dibuatkan kolam yang permanen
(disemen). Ikan yang membutuhkan keteduhan perlu diberi tanaman air, habitat air ini
penting agar ikan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Lingkungan disekitar tempat pemeliharaan perlu diperhatikan. Bersihkan lingkungan
sekitar lokasi dan semak belukar atau rumput-rumputan, jangan sampai ada pemangsa
seperti ular atau biawa yang bersarang.
Jika merencanakan menggabung beberapa jenis ikan dalam satu kolam (polikultur)
perlu diperhatikan kehidupan ikan tersebut. Jangan sampai ada yang terganggu, ikan
yang suka memangsa jenis ikan lainnya tentu saja tidak dianjurkan untuk digabung. Ikan
yang kurang lincah dalam berebut makanan sedapat mungkin tidak dicampur dengan
ikan yang rakus.
Untuk jenis ikan tertentu, seperti lele dan ikan mas, memerlukan beberapa jenis kolam
dengan kegunaan yang berlainan. Kolam tersebut antara lain kolam pemijahan (kolam
tempat perkawinan induk-induk ikan budidaya), Kolam penetasan telur, kolam
pendederan (tempat membesarkan larva ikan menjadi bibit ikan yg siap untuk
dibesarkan), kolam penyimpanan induk, kolam pemberokan (dipuasakan saat induk ikan
selesai diseleksi) dan kolam pembesaran. Biasanya ukuran kolam pepbesaran jauh
lebih besar dari ukuran kolam yang lain. Kolam-kolam tersebut dibangun secara
terpisah.
Kolam pemeliharaan harus dibuat secara terencana agar dapat dipakai dengan
jangka waktu yang lama.
Perencanaan yang matang mengenai pembangunan tempat pemeliharaan sangatlah
penting. Untuk jangka waktu yang cukup lama, tempat pemeliharaan merupakan asset
yang berharga untuk berproduksi.
3. Pengairan
Tanpa air, mustahil usaha perikanan bisa berhasil. Air mmerupakan hal yang vital bagi
kehidupan ikan. Oleh karena itu, sumber air perlu dijaga walaupun diluar wilayah
pemeliharaan. Kebersihan air dan debit yang cukup, penting untuk kelancaran
pemeliharaan. Bila musim hujan atau banjir usahakan jangan sampai sampai kolam
menjadi tergenang sehingga ikan hilang atau hanyut terbawa air. Sedangkan pada
musim kemarau penambahan air perlu dilakukan agar kolam tidak kekeringan.
Pintu saluran air perlu selalu diperiksa, ini penting untuk mengatur pemasukan dan
pengeluaran air. Juga jangan sampai air keruh serta lumpur yang pekat mmasuk
kedalam kolam. Air yang keruh karena banyak mengandung lumpur bisa mmengurangi
nafsu makan ikan. Lain halnya bila air agak keruh karena dipenuhi ganggang atau
planton, sebagai sumber makann bagi ikan, ganggang atau planton ini perlu dipelihara.
4. Pakan dan Pemupukan
Peranan pakan sangat penting untuk meningkatkan produksi. Bila pakan yang diberikan
hanya seadanya maka produksi yang dihasilkan hanya sedikit. Contohnya, Petani ikan
tradisional yang member makan ikan dengan bahan seadanya saja, produksi ikannya
kecil-kecil. Berbeda dengan pengusaha ikan mas yang menggunakan teknik kolam air
deras, ikan-ikannya besar dan kemuk. Rahasianya terletak pada usaha, merangsang
nafsu makan ikan dan pemberian pakan yang cukup. Ikan yang ditaruh di air deras akan
lincah bergerak, sehingga akan selalu lapar dan bersemangat mencaplok pakan yang
diberikan.
Kandungan gizi pakan lebih berperan disbanding jumlah yang diberikan. Bila ikan sudah
kenyang, pakan yang diberikan akan dibiarkan saja tanpa disentuh lagi. Oleh karena itu,
usahan pada pakan sudah terkandung zat-zat makanan yang penting utnuk
pertumbuhan dan perkembangan ikan. Pakan buatan sendiri atau buatan pabrik tidaklah
jadi soal.
Protein, lemak dan karbohidrat penting terdapat dalam pakan ikan. Protein dan lemak
mutlak diperlukan oleh ikan. Karbohidrat diperlukan dalam jumlah yang berbeda
tergantung jenis ikannya. Karbohidrat diperlukan dalam jumlah yang berbeda tergantung
jenis ikannya. Karbohidrat dibutuhkan hanya 9 % saja dari total makanan ikan buas
(Karnivora), 18,6 % dari total makanan ikan pemakan campuran (omnivora), dan sekitar
61 % dari total makanan ikan pemakan tumbuhan (herbivora)
Dewasa ini, dipasaran tersedia banyak sekali jenis-jenis pakan untuk ikan. Ini
memudahkan dalam memilih pakan yang sesuai dengan jenis ikan yang dipelihara.
Pakan dalam bentuk larutan cocok untuk burayak (anak) ikan dan udang yang masih
kecil baru berumur sekitar 3 – 20 hari. Benih yang lebih besar dengan umur 20 – 40 hari
lebih pas bila diberi pakan berbentuk tepung halus. Bila umurnya mencapai 40 - 80 hari
pakannya berbentuk tepung kasar. Sedangkan ikan yang sudah berukuran tanggung
berumur 80 – 120 hari, dapat diberi pakan berbentuk pillet, ada juga pakan berbentuk
lembaran yang cocok untuk kita berikan pada ikan-ikan yang suka menyambar
makanan, seperti jenis-jenis ikan hias.
Bila hendak membuat pakan sendiri, perhatikan bahan-bahan yang akan digunakan.
Bahan pakan yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Syarat itu antara lain nilai
gizinya harus tinggi, mudah diperoleh, mudah diolah dan tidak beracun. Akan lebih baik
bila harga bahan itu murah, serta bukan bukan merupakan makanan pokok manusia
sehingga tidak mengganggu persediaan kebutuhan pokok.
Bahan untuk pakan bisa berupa nabati, seperti kacang-kacangan, dedak, biji kapuk dan
daun-daunan (turi, ketelah pohon, lantoro dan lain-lain). Ada juga yang berupa bahan
hewani seperti tepung ikan, kepala udang, tulang dan tepung darah. Bahkan tambahan
diperlukan juga tetapi dalam jumlah yang sedikit. Bahan tambahan yang biasa
digunakan antara lain vitamin, garam dapur, dan bahan perekat (seperti tepung kanji
dan agar-agar).
Juga sering ditambahkan anti - oksidan dan ragi.(anti oksidan : dampak
kekurangan pada kulit Vitamin A dan Ragi : menjaga kekenyalan kulit Minyak ikan; dan
untuk pembentukan jaringan kulit baru dan menjaga kesehatan rambut).
Didalam air tambak, kolam atau sungai biasanya terdapat pakan alami bagi ikan. Pakan
alami itu bisa berupa planton, ganggang atau tumbuhan air lainnya. Selain itu sering
dijumpai hewan-hewan kecil yang disukai ikan, seperti cacing, siput, dan jentik-jentik.
Untuk mendorong pertumbuhan pakan alami dapat dilakukan pemupukan. Caranya dengan
menggemburkan tanah tambak atau kolam, kemudian digaruh dan diberi pupuk. Pupuk yang
biasa dugunakan untuk keperluan ini adalah gabungan dari pupuk buatan dan pupuk alami.
Pupuk alam yang dipakai umumnya kotoran sapi, kambing, kerbau, ayam, serta pupuk hijau
atau kompos.Pupuk buatan yang diberikan umumnya urea, dan TSP, untuk KCL jarang
diberikan karena pengaruh kalium kurang diperlukan untuk kolam.
5. Pengendalian hama Penyakit
Hama yang banyak mengganggu dibidang perikanan antara lain bermacam-macam ikan
buas/liar, kepiting, burung, ular, dan linsang (binatang yang hidup dipohon) mirip musang.
Hewan-hewan ini ada yang menjadi pemangsa ada juga yang menjadi saingan ikan yang
dipelihara karena hidup secara liar didalam kolam, serta ada juga yang merusak pematang
dan pintu air.
Untuk membasmi hama yang hidup diair, dapat digunakan bahan beracun organic, seperti
tepung biji teh yang mengandung racun saponin, atau tembakau yang mengandung racun
nikotin.
Bahan kimia beracun atau pestisida tidak dianjurkan untuk mmembasmi hama karena
mempunyai daya tahan didalam kolam atau tambak. Didalam jangka waktu yang cukup lama
bahan ini tatap tinggal sebagai residu beracun (resiko beracun) ini berbahaya bagi ikan yang
dipelihara, para pekerja dan konsumen ikan.
Hama yang merusak pematang, seperti kepiting dapat diberantas dengan karbid atau abu
sekam. Burung diusir dengan keprak atau dihalangi dangan jaring yang dipasang diatas
kolam. Hama yang memangsa ikan seperti ular dicegah dengan memasang pagar kawat.
Selain hama beberapa penyakit juga sering menyerang ikan. Penyakit tersebut antara lain
disebabkan oleh protozoa, bakteri, cendawan atau virus. Untuk mengobati penyakit itu
digunakan obat-obatan atau bahan kimia yang berdosis rendah dan tidak meninggalkan
residu beracun. Contohnya, Matachit Green, garam dapur, kapur, KMnO4, NH4OH, CaO,
Lisol. Hal yang penting untuk pengendalian hama dan penyakit ini yaitu perawatan dan
pemeliharaan kesehatan air serta kebersihan lingkungan disekitar kolam.

Anda mungkin juga menyukai