Anda di halaman 1dari 4

Budidaya Ikan Hias

Budidaya ikan hias memiliki potensi yang cukup besar dan menguntungkan. Sebagian kecil
keuntungan yang dapat diperoleh dari pembudidayaan ikan hias adalah dapat melihat
keindahan ikan yang secara umum memiliki warna yang indah dan menarik sehingga
budidaya ikan hias dapat ditujukan untuk menghilangkan stres.
Proses pembenihan ikan memerlukan bahan-bahan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari
ikan tersebut. Bahan yang dibutuhkan dalam budidaya ikan hias tidak terlalu rumit, bahkan
dapat menggunakan bahan-bahan yang berasal dari barang tidak terpakai seperti botol bekas,
baskom, akuarium, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam pembelajaran ini diperkenalkan
bahanbahan yang digunakan dalam budidaya ikan hias berdasarkan prosedur prakarya.
Pembenihan ikan hias yang dilakukan menggunakan bahan-bahan yang tidak terpakai.
Bahan yang paling penting dalam pembenihan ikan hias adalah induk ikan hias. Kualitas
induk ikan hias yang baik akan menghasilkan benih ikan hias yang baik pula. Keunggulan-
keunggulan yang terdapat pada indukan ikan hias pastinya akan diturunkan ke anakan (benih)
yang dihasilkan. Oleh sebab itu, untuk menjaga kualitas hasil benih ikan hias yaitu dengan
memilih indukan ikan hias yang baik.
Peralatan yang digunakan dalam pembenihan ikan hias tidak jauh berbeda dengan
pembenihan ikan konsumsi. Peralatan yang biasa dibutuhkan pada pembenihan ikan
mencakup peralatan yang bersifat permanen dan peralatan yang digunakan untuk operasional
pembenihan ikan. Peralatan yang bersifat permanenn adalah prasaranan yang digunakan
dalam pembenihan ikan seperti media pembenihan dan pemeliharaan (kolam), sedangkan
yang termasuk peralatan yang biasa digunakan untuk operasional pembenihan diantaranya
pompa air, aerator, seser, dan alat pengukuran kualitas air.
Usaha budidaya perikanan mencakup kegiatan pengadaan sarana produksi, proses produksi,
pengolahan dan pemasaran serta kegiatan pendukung. Upaya pembenihan ikan hias
merupakan suatu proses produksi dengan input menghasilkan benih ikan hias dan dipasarkan
kepada pembudidaya pembesaran dan pengekspor ikan hias. Proses produksi perikanan
melibatkan berbagai komponen, mulai dari pengadaan sarana produksi, proses produksi,
hingga penanganan output, seperti pengemasan dan pemasaran. Proses produksi dalam usaha
pembenihan ikan hias membutuhkan manajemen yang baik sejak awal merencanakan
produksi, proses produksi (pemeliharaan induk, pemijahan, dan penetasan telur),
pengendalian (pemeliharaan larva dan benih serta pemberian pakan alami), dan evaluasi.
Manajemen produksi pembenihan ikan hias menerapkan prinsip manajemen dalam
memproduksi benih ikan hingga mencapai tujuan usaha pembenihan ikan, yaitu
menghasilkan keuntungan yang optimal.
Budidaya ikan hias tidak harus memiliki kolam luas. Media pemeliharaan ikan hias dapat
menggunakan berbagai macam bahan. Media pemeliharaan ikan hias dapat dimodifikasi
menggunakan barang-barang yang tidak terpakai (limbah) seperti botol, galon, bahkan dapat
menggunakan talang air. Media pemeliharaan ikan hias dapat dimodifikasi sekreatif mungkin
menggunakan bahan-bahan tersebut agar memiliki nilai jual yang lebih. Pemeliharaan ikan
hias menggunakan bahan yang tidak terpakai dapat meningkatkan pendapatan, selain itu
dapat mengurangi jumlah limbah di lingkungan.
Penerapatan keselamatan kerja antara ikan konsumsi dan ikan hias tidak terlalu berbeda.
Usaha budidaya ikan baik ikan konsumsi ataupun ikan hias merupakan suatu kegiatan yang
dapat dilakukan ditempat tertutup atau terbuka seperti kolam atau akuarium. Kecelakaan
kerja yang dimaksud adalah kecelakaan yang ditimbulkan pada saat pembersihan akuarium
(media pemeliharaan ikan hias).
Pengemasan ikan hias membutuhkan teknik tersendiri dalam proses distribusi ikan untuk
mencapai tempat yang dituju. Teknik tersebut sangat diperlukan agar ikan hias yang hidup
dapat bertahan dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan dengan jarak tertentu. Dalam
pengangkutan ikan hidup, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Jenis ikan, ukuran ikan, dan kepadatan ikan yang akan mempengaruhi sarana
pengangkutan.
2. Sistem kemasan, kemasan dapat menggunakan sistem tertutup atau terbuka.
3. Jarak tempuh, jarak yang jauh perlu mempertimbangkan sarana transportasi dan sistem
kemasan.
4. Oleh sebab itu, untuk pemilihan cara atau sistem pengemasan maka disesuaikan dengan
kebutuhannya masing-masing.
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ikan
membutuhkan ekosistem yang baik sesuai dengan habitatnya untuk mencapai keberhasilan
budidaya. Ekosistem yang baik dapat diindikasikan dari kualitas air tempat hidup ikan itu
sendiri. Kualitas air yang baik dapat diukur dari faktor fisika, kimia, dan biologi air.

Sarana Produksi Budidaya (pembesaran) Ikan Konsumsi


Keberhasilan budidaya sangat didukung dengan tersedianya sarana produksi yang memadai.
Sebelum memulai budidaya perlu mengetahui sarana produksi apa yang dibutuhkan. Saran
produksi yang baik akan menentukan keberhasilan budidaya yang dijalankan. Sarana
produksi meliputi banhan dan alat.:
1. Benih
Benih ikan yang unggul diperoleh dari induk yang unggul. Benih untuk pembesaran ikan
konsumsi beragam ukurannya tergantung jenis ikan yang akan dibudidakan. Benih gurami
yang diperlukan ukuran minimal 100 g, ikan mas 5-8 cm, nila 8-12 cm, dan lele 5-8 cm.
Benih yang sehat memiliki cirri-ciri bergerak aktif, tidak cacat dan gugus kulitnya. Di bawah
ini diperlihatkan contoh gambar benih lele dan gurami (Gambar 3.21)
2. Pakan
Pakan memegang peranan penting dalam budidaya pembesaran ikan konsumsi. Dengan
manajemen pakan yang baik, pertumbuhan ikan dapat mencapai ukuran sesuai target yang
ditentukan. Pakan yang digunakan adalah pakan alami dan buatan (gambar 5.21). Pakan
alami berasal dari lingkungan disekitar perairan berupa jasad. Contoh pakan alami yaitu
fitoplankton, zooplankton dan bentos. Pakan buatan dibuat dari berbagai campuran macam
bahan baku hewani dan nabati dengan memperhatikan kandungan gizi, sifat dan ukuran ikan
mengkonsumsi pakan tersebut. Pakan buatan umumnya bentuk pellet.
3. Pupuk
Pupuk diperlukan untuk untuk pemupukan tanah dasar kolam yang bertujuan untuk
meningkatkan kesuburan kolam, memperbaiki struktur tanah dan menumbuhkan fitoplankton
serta zooplankton sebagai pakan alami. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang
dan buatan. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan sapi, kerbau, itik
dan ayam yang sudah dikeringkan, sedangkan pupuk buatan berupa bahan –bahan kimia yang
dibuat manusia dipabrik yang berguna untuk menyuburkan tanah perairan. Jenis pupuk
buatan yang dapat digunakan adalah urea, ZA, TSP, KCL dan NPK.
4. Air
Air mempunyai peranan penting dalam budidaya ikan. Air sebagai media budidaya harus
mempunyai persyaratan tertentu agar ikan dapat tumbuh dengan baik. Air yang dapat
memenuhi kriteria yang baik untuk pertumbuhan/budidaya hewan dan tumbuhan tingkat
rendah yaitu adanya plankton sebagai indikator paling mudah bahwa air tersebut bisa
digunakan untuk budidaya ikan. Kualitas air dapat diukur dari: pH, suhu, salinitas, dan
kecerahan. Kisaran pH6-8, suhu 25-32, salinitas 0-5 ppt air tawar, 6-29 ppt air payau dan 30-
35ppt air laut, kecerahan terlihat dari jumlah cahaya matahari yang dapat menembus badan
air.
5. Kapur
Kapur digunakan untuk mempertahankan kestabilan keasaman pH tanah dan air sekaligus
memberantas hama penyakit. Jenis kapur yang digunakan bermacammacam diantaranya
kapur pertanian (kalsit dan dolomite) serta kapur aktif.
6. Obat obatan
Kegiatan budidaya kadang mengalami kendala, salah satunya kendala penting adalah
serangan hama dan penyakit yang bisa menggangu proses pertumbuhan dan perkembangan
budidaya. Obat-obatan dapat diberikan untuk pencegahan dan penanggulangan hama dan
penyakit. Obat yang diberikan bisa jenis alami dan buatan, dimana obat alami berasal dari
ekstrak tumbuhan ( tembakau, akar tuba, kipait, dan daun papaya). Sedangkan obat buatan
berasal dari zat kimia yang harus larut dalam air, tidak mempunyai pengaruh besar terhadap
kwalitas air kolam. Artinya bahan kimia tersebut hanya mematikan sumber penyakit, bukan
ikan serta mudah terurai.

Rangkuman Budidaya Ikan Konsumsi


• Wadah budidaya merupakan tempat untuk memelihara ikan.
• Jenis-jenis wadah budidaya terdiri dari kolam, bak, keramba jaring apung atau tancap, dan
akuarium.
• Setiap wadah budidaya mempunyai desain dan kontruksi berbeda disesuaikan dengan
lingkungan setempat dan kebutuhan ikan yang dibudidayakan.
• Persiapan wadah budidaya kolam meliputi perbaikan pematang, pengolahan dasar kolam,
perbaikan saluran air masuk dan keluar, pengeringan dasar kolam, pemupukan, pengapuran
dan pengisian air kolam.
• Ikan konsumsi adalah ikan yang dibudidayakan untuk tujuan sumber pangan protein atau
konsumsi. Ciri ikan konsumsi memiliki daging yang tebal.
• Budidaya pembesaran ikan konsumsi dilakukan untuk mendapatkan ikan siap konsumsi
atau ukuran yang diinginkan konsumen.
• Ikan konsumsi dapat di budidayakan di perairan tawar, payau dan laut.
• Teknik budidaya pembesaran ikan konsumsi di perairan tawar payau dan laut hampir sama
meliputi pemilihan benih, penebaran benih, pemeliharaan (pemberian pakan, pengelolaan
kualitas air dan pengontrolan pertumbuhan), pengendalian penyakit, panen dan pasca panen.

Pengemasan produk pangan

Pada produk pangan proses pengemasan berkaitan erat dengan proses pengolahan produk.
Pengemasan berperan penting dalam menentukan keawetan produk pangan yang dikemasnya.
Kemasan pangan mempunyai tujuan melindungi produk dari pengaruh lingkungan seperti uap
air, dan mikroorganisme. Kemasan juga berfungsi melindungi produk pangan dari benturan
yang dapat menyebabkan kerusakan pada bentuk dan isi kemasan. Kemasan yang
bersentuhan langsung dengan produk pangan disebut kemasan primer.
Kemasan juga berfungsi untuk penanganan (memudahkan penanganan produk), distribusi,
memberikan informasi, dan menjadi daya tarik bagi pembeli. Pada kemasan harus
dicantumkan keterangan dan informasi teknis tentang produk pangan yang ada di dalamnya,
seperti berat bersih, kandungan bahan, dan keterangan kadaluarsa. Keterangan ini biasanya
dicantumkan di kemasan sekunder. Kemasan sekunder adalah kemasan yang tidak
bersentuhan langsung dengan produk pangan, melainkan digunakan pada bagian luar
kemasan primer. Kemasan yang igunakan
untuk distribusi jarak jauh adalah kemasan tersier, yang dapat memuat beberapa kemasan
sekunder.
Kemasan untuk produk pangan mempunyai beberapa persyaratan, diantaranya yaitu :
a. Kemasan harus dapat melindungi isi dari pengaruh lingkungan dan saat distribusi.
Misalnya kripik akan lembek jika kemasannya tidak dapat menahan H2O yang masuk
melalui pori-pori.
b. Kemasan harus menjadi media penandaan terhadap barang yang dikemas, sehinga
pelabelan harus tercetak dengan jelas dan komplit.
c. Kemasan harus mudah dibuka dan mudah ditutup kembali serta berdesain atraktif.
d. Kemasan harus dapat mempromosikan diri sendiri bila dipajang di etalase toko atau
swalayan.
e. Bahan kemasan akan lebih baik jika ramah lingkungan dan dapat di daur ulang.
Salah satu bagian penting dari kemasan adalah label dan pelabelan, yang mempunyai tiga
fungsi pengemasan yaitu fungsi identi!kasi, fungsi membantu penjualan produk, dan fungsi
pemenuhan peraturan perundang-undangan. Fungsi label sebagai fungsi identi•kasi,
mengandung pengertian bahwa kemasan harus berbicara kepada konsumen; memberikan
informasi tentang bahan yang dikemas, cara menggunakan produk (how to use), cara
menangani produk, tanggal kadaluarsa, komposisi produk, volume/bobot, siapa produsennya,
lokasi produksi, customer service, cara penanganan kemasan bekas, dan identi!kasi
persyaratan lingkungan.
Fungsi label sebagai fungsi membantu penjualan produk, maka kemasan harus menjadi
promosi bagi dirinya dan meliputi warna, foto/ gambar. Label sebagai fungsi pemenuhan
peraturan perundangundangan, memiliki konsekuensi bahwa hal yang tercantum dalam label
harus sesuai dengan kandungan bahan pangan tersebut; tidak boleh mengecoh konsumen;
label halal dapat dipertanggungjawabkan; tanggal kadaluarsa harus benar; serta ada nomor
registrasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Undang-Undang pangan No.18
Tahun 2012 Pasal 96 bab VIII menyebutkan bahwa, “Setiap orang yang memproduksi atau
memasukkan ke dalam wiayah Indonesia, pangan yang dikemas untuk diperdagangkan wajib
mencantumkan label pada kemasannya.
Label sebagaimana yang dimaksud pada UU tersebut adalah memuat sekurang-kurangnya
mengenai : (i) nama produk; (ii) daftar bahan yang digunakan; (iii) berat bersih atau isi
bersih; (iv) nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor; (v) halal bagi yang
dipersyaratkan; (vi) tanggal dan kode produksi; (vii) tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa;
(viii) nomor izin edar bagi Pangan Olahan; dan (ix) asal usul bahan Pangan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai