MAKALAH
PROGRAM STUDI TEKNIK BUDIDAYA PERIKANAN
SEMESTER III
Oleh :
FAISAL FAHRUDDIN
NIT. 18.3.02.042
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-
Fouling Disease Pada Udang” ini tepat pada waktunya. Terimakasih juga penulis
ucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat disusun dengan baik. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih belum sempurna, sehingga kritik dan saran yang
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
1
I. PENDAHULUAN
minat para petambak, karena tidak hanya dapat dibudidayakan dalam skala
besar, tetapi budidaya udang juga memberikan keuntungan yang besar pula
diperlukan indukan udang untuk usaha pembenihan ataupun benur untuk usaha
petambak memiliki standar tersebut. Oleh karena itu, banyak usaha budidaya
terserang penyakit. Salah satu jenis penyakit yang menyerang udang baik pada
penyakit ini disebakkan oleh protozoa ataupun bakteri yang menyerang bagian
kulit, insang, dan seluruh jenis udang penaeid dapat terserang penyakit tersebut.
Secara tampilan udang yang teserang fouling disease tampak normal namun
dapat mati seketika bila dilakukan handling atau terjadi oksigen rendah. Pada larva
fouling disease lebih banyak menyerang bagian kaki, mata, dan mulut sehingga
mengganggu pergerakan dan makan. Akibatnya udang tidak mau makan dan
terjadi penurunan pertumbuhan. Udang yang terinfestasi berat akan berada di
permukaan/tepian dan menunjukkan gejala letargi dan kehilangan opasitas.
Gejala klinis fouling disease dapat dilihat pada gambar 2.
2.2.2 Diagnosa
Diagnosa dapt dilakukan secara visual terhadap tingkah laku dan gejala
klinis. Pengamatan mikroskopis dengan preparat ulas dari organ kulit, sirip, insang
baik pada juvenile maupun udang dewasa. Pada udang yang dibudidayakan
secara intesif pemerilsaan secara reguler harus dilakukan. Secara histopatologi
organisme fouling disease dapat teramati secara asidofilik dengan nucleus
berbentuk U biru, akan tetapi karena ukurannya sangat kecil sangat jarang terlihat
secara utuh. Keberadaan organisme fouling disease dapat menajdi indicator
kualitas air dan status kesehatan dari udang Adapun tingkat kesehatan udang
bedasarkan keberadaan fouling disease dapat dilihat pada gambar 3.
3.1 Kesimpulan
1. Fouling disease merupakan suatu penyakit dimana tampilan udang
menjadi tidak menarik disebabkan adanya lumut yang berkerak pada
tubuh udang.
2. Penyebab utama penyalit fouling disease adalah organisme epibiont atau
epikomensal dari golongan alga dan protozoa, serta didukung dengan
adanya akumulasi bahan organik dan detritus melayang dalam air.
3. Penyakit fouling disease dapat dicegah dan dikendalikan dengan cara
memperbaiki kualitas air media budidaya, seperti pemberian desinfektan,
immunostimulant, perbaikan sirkulasi air, serta dilakukan pergantian air
media budidaya.
3.2 Saran
Hendrajat, A.E., Markus, M., dan Hidayat, S. 2007. Budidaya Udang Vannamei
Pola Tradisional Plus di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Media
Akuakultur. 2 (2): 67 – 70.