Anda di halaman 1dari 3

2.

1 Klasifikasi

Filum : Helminthes
Subfilum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoda
Ordo : Pseudophyllidea
Famili : Amphicotylidae
Genus : Marsipometra
Spesies : Marsipometra hastata

Marsipometra hastata

2.2 Morfologi

• Tubuhnya terdiri dari segmen-segmen yang disebut proglotida (lebih dari 4000) yang berisi
testes dan folikel, daerah leher pendek dan memiliki sepasang celah penghisap.

• Larva berupa plerocercoid

• Larva sparganum berwarna putih, keriput, berbentuk pita dan memperlihatkan gerakan otot
yang jelas.

• Telur Marsipometra mansoni berukuran lebih kecil daripada telur Diphyllobothrium latum.

• Telur Marsipometra mansoni berbentuk elips dan memiliki operkulum yang menonjol dan
berbentuk kerucut (Onggowaluyo, 2002).
2.3 Siklus Hidup

• Telur dikeluarkan melalui lubang uterus proglotid gravid dan ditemukan dalam tinja.

• Pada suhu yang sesuai telur menetas dalam waktu 9-12 hari setelah sampai di air.

• Embrio didalam embriofor yang bersilia keluar melalui lubang operkulum. Korasidium
bersilia yang berenang bebas dimakan dalam waktu 1-2 hari oleh binatang yang termasuk
copepoda seperti Cyclops dan Diaptomus.

• Dalam hospes perantara ini larva kehilangan silianya, menembus dinding dengan bantuan
kait-kaitnya dan sampai kerongga badan. Disini larva tersebut bertambah besar dari 55
sampai 550 mikron dan dibentuk larva proserkoid yang memanjang (Ishii A et al, 2003).

• Bila copepoda yang mengandung larva ini dimakan oleh hospes perantara II yaitu bebagai
macam binatang kecil, ular, dan katak, maka larva proserkoidnya akan menembus dinding
usus ikan dan masuk ke rongga badan dan alat-alat dalam, jaringan lemak dan jaringan ikat
serta otot-otot.

• Dalam waktu 7-30 hari larva ini berubah menjadi larva pleroserkoid atau sparganum yaitu
larva yang berbentuk seperti kumparan dan terdiri dari pseudosegmen, dengan ukuran 10-
20 x 2-3 mm.

• Bila hospes perantara II tersebut dimakan hospes definitif, misalnya anjing, kucing dan
karnivora liar maka sparganum di rongga usus halus tumbuh dalam waktu 3-5 minggu (
Ishii A et al, 2006).

2.4 Patogenitas

Pada manusia larva dapat ditemukan disetiap bagian tubuh terutama didalam dan sekitar
mata, didalam jaringan subkutia dan otot toraks, abdomen dan paha. Di daeah inguinal dan di alat-
alat dalam dari pada toraks. Sparganum dapat bermigrasi melalui jaringan. Larva yang memanjang
dan berkontraksi didalam matriks yang berlendir menyebabkan edema peradangan dari jaringan
sekitarnya, yang menimbulkan rasa nyeri. Larva yang telah mengalami degenerasi menyebabkan
peradangan setempat yang hebat dan nekrosis. Akan tetapi tidak menyebabkan pembentukan
jaringan ikat. Orang yang menderita infeksi dapat menunjukkan indurasi lokal “giant urtikaria”
yang periodik, sembab, dan eritem disertai dengan menggigil, panas badan, dan eosinofili yang
tiba-tiba. Infeksi mata yang relatif sering terjadi di Asia tenggara, menimbulkan konjungtivitis
yang disertai edema dan rasa sakit dengan lakrimasi dan petosis. Prognosis tergantung daripada
lokalisasi parasit dan pengeluarannya yang berhasil atau tidak. Sparganosis miliaris mempunyai
prognosis buruk (Ishii A et al, 2006).

2.5 Penanggulangan

Ikan yang terjangkit hendaknya diisolasi untuk mencegah telur yang dikandung parasite
tersebut terlepas dan menetas. Perendaman dengan bahan kimia tertentu dapat dilakukan untuk
memusnahkan larva parasit trichlorfon dan senyawa organo fosgat diketahui efektif pada dosis
0,2-0,3 mg/l. Perendaman dalam larutan garam atau bahan kimia pencegah parasit komersial juga
diketahui efektif. Perendaman jangka panjang dapat dilakukan dengan dichlofention
(Bromex) pada konsentrasi 0,12 ppm/liter air.

Cara membasmi cacing jenis ini adalah dengan melawannya menggunakan obat
niklosamida dan frazikuantel. Untuk ikan obat tersebut bias ditumbuk kemudian dilarutkan dalam
media. Selain itu dapat dicampur dengan pakan dan disuntikkan langsung ke dalam penceranaa
ikan.

Dafpus

Ishii, M., M. Kimoto, K. Sakamoto and S. Iwasaki. 2006. Steric sea level changes estimated from
historical ocean subsurface temperature and salinity analysis. J. Oceanography. 62,
155-170.

Onggowaluyo JS. 2002. Parasitologi Medik I (Helmintologi). EGC : Jakarta.

https://studylibid.com/doc/1000591/marsipometra-filum---helminthes-subfilum-platyhelminthe...

Anda mungkin juga menyukai