Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM 1 FISIOLOGI BIOTA AIR

PENGARUH PERUBAHAN SUHU PANAS MEDIA AIR


TERHADAP GERAKAN OPERKULUM BENIH IKAN IKAN
NILA (Oreochromis niloticus)

DISUSUN OLEH :

KRISTI MARTAULI

C1101191015

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Tujuan....................................................................................................................................3
1.3 Landasan Teori.......................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................5
METODE................................................................................................................................................5
Alat Dan Bahan..................................................................................................................................5
Cara Kerja..........................................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................................7
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN.............................................................................................7
Hasil Pengamatan..............................................................................................................................7
Pembahasan......................................................................................................................................7
Pada suhu kontrol..........................................................................................................................7
Pada suhu Perlakuan 290c (30).......................................................................................................8
BAB IV....................................................................................................................................................9
KESIMPULAN.........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
LAMPIRAN TABEL................................................................................................................................11
Kelompok 2..................................................................................................................................11
Kelompok 3..................................................................................................................................11
Kelompok 4..................................................................................................................................12
LAMPIRAN...........................................................................................................................................14

Page 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kasih
karunianya, sehingga penyusunan laporan praktikum Fisiologi Biota Air ini pada akhirnya
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Saya berharap dalam isi laporan ini dapat
dijadikan pedoman serta dapat dipahami dan dimengerti para pembacanya, sehingga laporan
ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Terlepas dari ini kami menyadari masih banyak kekurangan baik dari susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Saya tentu juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu saya
mengharapkan kritik serta saran dari teman-teman, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Yunita Magrima Anzani s.pi, M.si.selaku
dosen pengampu mata kuliah Fisiologi Biota air yang telah mengajari kami dari awal
praktikum hingga berakhirnya.Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Pontianak, April 2021

Kristi Martauli

Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisme akuatik hidup pada media atau lingkungan yang selalu berfluktuasi baik harian,
musiman, bahkan tahunan. Kondisi lingkungan yang selalu berubah ini akan mempengaruhi
kehidupan organisme. Organisme akuatik harus merespon perubahan lingkungan tersebut
agar dapat bertahan hidup (proses adaptasi). Respon yang terjadi pada organisme sehubungan
dengan adanya perubahan lingkungan tersebut dapat berupa respon biokimia, fisiologis,
struktur tubuh dan perilaku.

Variabel lingkungan perairan yang secara langsung dapat terlihat berubah dari waktu ke
waktu dan dijumpai di sekitar kita antara lain: suhu, kekeruhan, salinitas, pH, dan deterjen.
Pengaruh variabel tersebut terhadap biota air perlu diketahui, baik perubahan-perubahan fisik
yang tampak (misalnya sekresi mukus, kerusakan pada lamella insang, iritasi mata, dll),
perubahan tingkah laku, dan tingkat kematian (mortalitas).

Ikan merupakan hewan yang bersifat poikilotermik, suhu tubuhnya mengikuti suhu
lingkungan. Bagi hewan akuatik, suhu media air merupakan faktor pembatas , oleh karena itu
perubahan suhu media air akan mempengaruhi kandungan oksigen terlarut, yang akan
berakibat pada laju pernafasan dan laju metabolisme hewan akuatik tersebut. Melalui
percobaan pemaparan biota air pada media perlakuan berbagai tingkat dari suhu lingkungan
diharapkan dapat diketahui kemampuan adaptasi biota air terhadap variabel lingkungan
tertentu dan respon organisme terhadap adanya perubahan suhu lingkungan tersebut.

1.2 Tujuan
Kegiatan praktikum kali ini adalah bertujuan untuk mengetahui perubahan suhu media air
terhadap gerakan operkulum benih ikan Nila yang secara tidak langsung ingin mengetahui
laju pernafasan ikan tersebut.

1.3 Landasan Teori


Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi mencerminkan
keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel lingkungan yang dihadapi
organisme tersebut. Artinya bahwa setiap organisme harus menyesuaikan diri terhadap
kondisi lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dan tingkah
laku. Pada lingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan
homeostasis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan. Suhu
merupakan faktor penting dalam ekosistem perairan. Kenaikan suhu air akan menimbulkan
kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu. Ikan yang hidup di dalam air yang
mempunyai suhu relatif tinggi akan mengalami kenaikan kecepatan respirasi. Hal tersebut
dapat diamati dari perubahan gerakan operkulum pada ikan.Kisaran toleransi suhu antar

Page 3
spesies ikan satu dengan yang lainnya berbeda, misalnya pada ikan salmonid suhu terendah
yang dapat menyebabkan kematian

berada tepat di atas titik beku, sedangkan suhu tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis
ikan. Reaksi enzimatis sangat bergantung pada suhu, karena aktivitas metabolisme di
berbagai jaringan atau kehidupan suatu organisme bergantung pada kemampuan untuk
mempertahankan suhu yang sesuai dalam tubuhnya. Terhadap berbagai jenis hewan, bila
terjadi kondisi luar yang kurang cocok atau stress, misalnya terjadi perubahan suhu
lingkungan (dingin atau panas) akan menimbulkan usaha (secara fisiologi atau morfologi)
untuk mengimbangi stress tersebut. Suhu air dipengaruhi oleh suhu udara. Tinggi rendah
suhu juga berpengaruh terhadap aktivitas ikan. Tingginya suhu air akan mengurangi kadar
oksigen terlarut. Keadaan suhu air berkaitan erat dengan konsentrasi oksigen terlarut dan laju
konsumsi oksigen hewan air.

Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis Niloticu)

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Kelas : Osteichyes

Sub Kelas : Acanthopterygii

Ordo : Percomorphi

Sub ordo : Percoidae

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis nilaticus

Page 4
BAB II
METODE

Alat Dan Bahan


Pada Praktikum kali ini alat dan bahan yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

1) Wadah sebagai ikan untuk ikan yang akan diamati


2) Penangas air

3) Termometer Hg / alcohol untuk mengukur suhu air

4) Hand counter untuk menghitung bukaan operculum Timer / stopwatch untuk mengamati
waktu

5) Benih ikan Nila

6) Stok air panas untuk mengubah suhu air sesuai perlakuan

7) Palu / martil untuk memecah bongkahan es batu

Cara Kerja
Langkah-langkah yang harus diperhatikan antara lain :
1) Siapkan sebuah beaker glass 1000 ml sebagai wadah perlakuan dan dua wadah kaca
sebagai tempat ikan yang belum dan yang sudah diamati
2) Ambil sebanyak 5 ekor benih ikan Nila dari akuarium stok, lalu masukkan ke dalam salah
satu wadah kaca yang telah diberi media air.
3) Isi beaker glass dengan air secukupnya ( ± ½ volumenya ), lalu ukur suhunya dengan
thermometer dan catat hasilnya.
4) Pengamatan akan dilakukan dengan tiga perlakuan yaitu :
a. T1 = untuk suhu kamar ( …. ± 0,5 ºC)
b. T2 = untuk suhu 3 ºC di atas suhu kamar
c. T3 = untuk suhu 6 ºC di atas suhu kamar
d. T4 = untuk suhu 3 ºC di bawah suhu kamar
e. T5 = untuk suhu 6 ºC di bawah suhu kamar

5) Masukkan satu persatu ikan uji ke dalam beaker glass yang sudah diketahui suhunya
(perlakuan a) kemudian hitung banyaknya membuka dan menutup operkulum ikan tersebut
selama satu menit dengan menggunakan hand counter dan stop watch sebagai penunjuk
waktu dan diulang sebanyak tiga kali untuk masing –masing ikan. Data yang diperoleh
dicatat pada kertas lembar kerja yang telah tersedia.

Page 5
6) Setelah selesai dengan ikan uji pertama dilanjutkan dengan ikan uji berikutnya sampai ke
sepuluh ikan tersebut teramati. Ikan yang telah diamati dimasukkan ke dalam wadah plastik
lain yang telah disediakan

7) Setelah selesai dengan perlakuan a, dilanjutkan dengan perlakuan b dengan mengatur suhu
air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang diinginkan dengan cara menambah air
panas dari water bath sedikit demi sedikit. Usahakan pada saat pengamatan berlangsung
suhu air turun pada kisaran toleransi ± 0,5 ºC. Pengamatan selanjutnya sama seperti pada
point 5.

8) Setelah selesai dengan perlakuan b, dilanjutkan dengan perlakuan c dengan mengatur suhu
air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang diinginkan dengan cara menambah air
panas dari water bath sedikit demi sedikit. Usahakan pada saat pengamatan berlangsung suhu
air turun pada kisaran toleransi ± 0,5 ºC. Pengamatan selanjutnya sama seperti pada point 5
dst.

9) Untuk mengubah suhu menjadi suhu di bawah suhu kamar dilakukan dengan
menambahakan bongkahan es sampai sesuai dengan suhu yang diharapkan.

Page 6
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan

Kelompok 1
Tabel 1. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan Nila pada suhu kamar 26 0 C

Ikan Ke: Ulangan Rata-rata


I II III
1. 148 171 169 163
2. 180 190 183 184
3. 135 115 131 127
4 184 193 162 180
5. 191 174 188 184

Tabel 2. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan Nila pada suhu 30 C diatas 290 C
suhu kamar

Ikan Ke: Ulangan Rata-rata


I II III
1. 171 179 202 184
2. 200 190 191 194
3. 157 160 150 156
4 185 182 185 184
5. 209 210 213 211
Kesimpulan:

Dari hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa gerakan operkulum ikan terhadap
perubahan suhu mengalami kenaikan yang lebih tinggi diatas suhu kontrol. Hal ini
menandakan semakin tinggi suhu air maka laju pernapasan ikan semakin cepat.

Pembahasan

Pada suhu kontrol


Suhu kontrol yang diperoleh pada saat praktikum menunjukan angka 26°C adalah air
yang diambil langsung di lab tempat praktikum berlangsung. Dari lima data ikan yang
diperoleh, ikan pertama memperoleh rata – rata 163 dari tiga kali percobaan, ikan kedua
memperoleh 184 bukaan operculum, ikan ketiga sebanyak 127 bukaan operculum, ikan
keempat sebanyak 180 bukaan operculum, dan ikan kelima sebanyak 184 bukaan

Page 7
operculum setiap 1 menit. Diperoleh pula hasil rata-rata dari 5 ikan setiap ulangan per
menitnya, yaitu ulangan pertama 168, ulangan kedua 169, ulangan ketiga 167 Data ini
menunjukan bahwa setiap ikan mempunyai nilai yang berbeda disetiap bukaan
operculumnya.Hal ini disebabkan pengaruh suhu yang dilakukan pada praktikum ini.
Faktor lain yang mengakibatkan perbedaan nilai tersebut adalah perlakuan praktikan
terhadap ikan uji. Ikan uji bisa saja terkena stress akibat perlakuan praktikan yang asal –
asalan dalam pelaksanaan praktikum. Salah satu contoh praktikan memasukan ikan tidak
dengan hati – hati pada toples yang digunakan untuk melihat banyaknya bukaan
operculum atau ketika ikan baru dimasukan perhitungan langsung dimulai. Padahal hal
tersebut akan berpengaruh terhadap keadaan ikan. Ikan cenderung menjadi lebih gesit dan
aktif bergerak karena merasa takut atau terancam yang mengakibatkan aktivitas gerakan
ikan meningkat sehingga bukaan operculum pun meningkat dari yang seharusnya normal.
Sebaiknya ketika memasukkan ikan pada toples harus hati – hati dan secara perlahan,
kemudian tunggu beberapa saat sampai ikan benar – benar menstabilkan suhu tubuhnya
dengan suhu lingkungan.

Pada suhu Perlakuan 290c (30)


Suhu air yang digunakan adalah 29°C yaitu air yang digunakan praktikum sebelumnya
dengan suhu 26°C ditambahkan dengan air panas sampai naik 3°C. Dari lima data ikan
yang diperoleh, ikan pertama memperoleh rata – rata 184 dari tiga kali percobaan, ikan
kedua memperoleh 194 bukaan operculum, ikan ketiga sebanyak 157 bukaan operculum,
ikan keempat sebanyak 184 bukaan operculum, dan ikan kelima sebanyak 211 bukaan
operculum setiap menitnya. Diperoleh pula hasil rata-rata dari lima ikan tersebut dalam
setiap ulangan per 1 menit. Pada menit pertama rata-rata bukaan operculum ikan
sebanyak 194 , menit kedua sebanyak 184, dan menit ketika sebanyak 188.

Dibandingkan dengan bukaan operculum pada suhu kamar jelas berbeda. Pada suhu ini
laju bukaan overculum menjadi lebih banyak. Ini bisa dikatakan sesuai dengan teori yang
menyebutkan bahwa jika suhu meningkat maka metabolisme meningkat.

Page 8
BAB IV

KESIMPULAN

Suhu mempengaruhi gerakan operkulum pada ikan. Semakin tinggi suhu lingkungan air maka
gerakan operkulum ikan semakin cepat karena aktivitas metabolisme ikan meningkat
sehingga kebutuhan oksigen meningkat pula. Dan Sebaliknya, semakin rendah suhu
lingkungan air maka gerakan operkulum ikan semakin lambat karena aktivitas metabolisme
ikan menurun sehingga kebutuhan oksigen menurun pula.
Dalam keadaan suhu normal metabolisme maupun tingkah laku ikan akan berjalan dengan
normal juga. Namun bila terjadi perubahan suhu, respon yang diberikan oleh ikan akan
menunjukan penyesuaian metabolisme tubuhnya terhadap lingkungan untuk mempertahankan
hidupnya. Perubahan suhu yang terjadi akan sangat berpengaruh terhadap pernafasan ikan,
karena ketika ada peningkatan suhu maka ada penurunan oksigen terlarut, maka akan terjadi
peningkatan metabolisme dalam tubuh ikan. Metabolime yang meningkat dikarenakan oleh
meningkatnya aktivitas respirasi.

Page 9
DAFTAR PUSTAKA

Misrulloh,Arif.2015.Percobaan Pengaruh Suhu Terhadap Gerakan Operklum Pada Ikan


Mas.Semarang
https://docplayer.info/34989708-Disusun-oleh-arif-misrulloh-nim.html

Halimah,nur,siti,imas.AM,Quoitatin,Yunia.Prasetyo,Adi.2015.Pengaruh perubahan suhu


panas dan dingin terhadap buka tutup operkulum benih ikan mas.Fakultas perikanan dan ilmu
kelautan.Jatinangor

Page
10
LAMPIRAN TABEL
Kelompok 2

Tabel 1. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan Nila pada suhu kontrol 26 0 C

Ikan Ke: Ulangan Rata-rata


I II III
1. 167 191 154 170
2. 179 177 173 176
3. 171 205 193 189
4 206 235 209 216
5. 218 225 216 219

Tabel 2. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan Nila pada suhu 60 C diatas suhu
kontrol

Ikan Ke: Ulangan Rata-rata


I II III
1. 184 205 215 201
2. 202 221 215 212
3. 233 233 246 237
4 214 234 245 231
5. 220 228 232 226
Kesimpulan :

Kenaikan temperatur akan mengaibatkan kelarutan oksigen dalam air menjadi berkurang.
Apabila suhu naik maka kelarutan oksigen didalam air menurun. Semakin panas air maka
oksigen yang terlarut didalam air lebih rendah sehingga gerakan operculum semakin cepat
dan tingkah laku ikan semakin aktif.

Kelompok 3
Tabel 1. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan Nila pada suhu kontrol 26 0 C

Ikan Ke: Ulangan Rata-rata


I II III
1. 199 217 213 210
2. 153 136 134 141
3. 189 186 206 194
4 222 203 191 205
5. 246 228 260 245

Page
11
Tabel 2. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan Nila pada suhu 30 C dibawah
suhu kontrol

Ikan Ke: Ulangan Rata-rata


I II III
1. 175 175 155 168
2. 150 140 140 143
3. 188 197 203 196
4 177 180 184 180
5. 184 175 176 178
Kesimpulan :

Ikan pada suhu kamar, pergerakan operculum lebih aktif pada suhu 26 0 C dibandingkan
pergerakan operculum pada suhu perlakuan 230 C

Kelompok 4

Tabel 1. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan Nila pada suhu kontrol 26 0 C

Ikan Ke: Ulangan Rata-rata


I II III
1. 171 169 164 168
2. 226 221 218 222
3. 229 228 225 227
4 219 214 209 214
5. 246 242 225 238

Tabel 2. : Banyaknya bukaan operculum benih ikan Nila pada suhu 60 C dibawah
suhu kontrol

Ikan Ke: Ulangan Rata-rata


I II III
1. 204 215 207 209
2. 227 215 222 221
3. 211 224 218 218
4 215 192 209 205
5. 209 211 212 211
Kesimpulan :

Pada pengaruh perubahan suhu terhadap gerakan operculum adalah


- Pada suhu kontol 260 pergerakan operculum mengalami penurunan stabil pada setiap
ulangan sedangkan,

Page
12
- Pada suhu 200 pergerakan operculum mengalami naik turun yang tidak stabil, hal ini
dikarenakan es batu yang dimasukan semakin mencair yang menyebabkan suhu pada
air juga berkurang.
Jadi, perubahan suhu media air terhadap gerakan operculum mempengaruhi laju
pernafasan ikan.

Page
13
LAMPIRAN

Page
14
Page
15

Anda mungkin juga menyukai