Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOKIMIA

BENTUK HAMBATAN METABOLISME PADA IKAN DAN


DAMPAK YANG AKAN TERJADI

Jeremia Fernando Simangunsong


CDB 118 050

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga Makalah Biokimia ini dapat tersusun hingga selesai dengan judul
”Bentuk Hambatan Metabolisme Pada Ikan Dan Dampak Yang Akan Terjadi”.
Penulis menyusun makalah ini berdasarkan apa yang di dapat dari berbagai
sumber yang terjamin kebenarannya.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................1
1.3. Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Hal yang mempengaruhi metabolism ikan........................................3
2.2. Dampak yang terjadi ketika metabolism terhambat.........................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................6
3.1. Kesimpulan.......................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki wilayah
perairan yang sangat luas. Wilayah perairan yang luas ini merupakan indikator
bahwa Indonesia mempunyai potensi kelautan yang sangat besar, baik potensi
fisik maupun potensi sumber daya. Potensi fisik, yaitu 17.508 pulau dengan garis
pantai sepanjang 81.000 km, luas wilayah laut sebesar 70% dari
Luas total Indonesia. Hasil potensi perikanan 6,6 juta ton /tahun, namun
yang dimanfaatkan hanya sekitar 5,4 juta ton/tahun (BPS 2007). Salah satu hasil
perikanan Indonesia adalah komoditas dalam bentuk hidup. Permintaan konsumen
terhadap komoditas perikanan dalam bentuk hidup semakin besar dan
berkembang, terutama untuk jenis-jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi dan beberapa jenis ikan
Transportasi ikan hidup adalah menempatkan ikan dalam lingkungan baru
yang terbatas dan berlawanan dengan lingkungan asalnya disertai perubahan-
perubahan sifat lingkungan yang sangat mendadak. Transportasi ikan hidup pada
umumnya menggunakan sistem basah dengan media berupa air. Teknologi yang
umum digunakan dalam sistem transportasi basah yaitu pemasangan aerator
sebagai suplai oksigen. Kematian ikan pada sistem pengangkutan umumnya
disebabkan oleh tingginya kadar CO2 dan akumulasi NH3-N sehingga
meningkatkan nilai pH air (Berka 1986). Kualitas air merupakan salah satu faktor
penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha transportasi. Menurunnya
kualitas air menyebabkan perubahan tingkah laku dari organisme. Faktor-faktor
lingkungan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku organisme disebut
rangsangan. Rangsangan yang mempengaruhi tingkah laku tersebut bisa berupa
suhu, gravitasi, cahaya, dan tekanan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja yang mempengaruhi metabolisme ikan?
2. Apa dampak yang akan terjadi Ketika metabolism terhambat?

1
1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa saja yang mempengaruhi metabolism ikan.
2. Mengetahui dampak yang akan terjadi Ketika metabolism terhambat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hal yang mempengaruhi metabolism ikan.
a) Pakan
Pakan yang baik adalah pakan yang mengandung nutrisi yang
lengkap sesuai kebutuhan ikan dengan energi total yang mencukupi
kebutuhan hidup ikan dan pertumbuhan ikan. Protein merupakan salah
satu komponen nutrisi yang digunakan untuk sumber energi pertumbuhan.
Pengaturan rasio energi protein sangat diperlukan agar dapat
memaksimalkan peran protein dalam menunjang pertumbuhan benih ikan
mas (Cyprinus carpio), sehingga protein tidak digunakan sebagai sumber
utama energi dalam kegiatan metabolisme ikan seharihari. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji pengaruh pada perbedaan rasio energi protein
dalam pakan terhadap pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikan mas (C.
carpio).
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental
dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3
kali ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah perlakuan A, B, C, dan D
(E/P 8,6 kkal/g Prot; 8,8 kkal/g Prot; 9,0 kkal/g Prot; dan 9,2 kkal/g Prot).
Hewan uji yang digunakan adalah ikan mas (C. carpio) dengan padat
penebaran 1 ekor/L air yang ditampung dalam toples, dengan masa
pemeliharaan selama 35 hari. Kualitas air pada wadah pemeliharaan ikan
mas dalam kondisi optimal,dengan sistem semi resirkulasi air tertutup.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan rasio energi/protein dalam
pakan dengan protein 30% pada tiap perlakuan, memberikan perbedaan
nyata (P<0,05) terhadap laju pertumbuhan relatif (RGR), efisiensi
pemanfaatan pakan (EPP) dan protein efisiensi rasio (PER) pada ikan mas
(C. carpio). Pada perlakuan D merupakan hasil terbaik dengan nilai RGR
(3,13 ±0,17 %/hari), EPP (57,63±2,45 %), PER (1,92±0,08 %), TKP
(28.40± 0.36 g) dan SR (95.83±0,72%). Perbedaan rasio energi protein
pada pakan buatan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap

3
efisiensi pemanfaatan pakan, protein efisiensi rasio, dan laju pertumbuhan
relatif pada benih ikan mas (C. carpio).
b) Parameter fisika dan kimia.
Temperatur atau suhu air adalah ukuran tinggi rendahnya panas air
yang berada ditempat budidaya, baik kolam, karamba, maupun karamba
jaring apung maupuan budidaya air payau ditambak serta budidaya laut.
Air mempunyai kapasitas yang besar untuk menyimpan panas sehingga
suhunya relatif konstan dibanding suhu udara. Energi cahaya matahari
sebagian besar diserap di lapisan permukaan air. Intensitas cahaya
matahari semakin kedalam semakin berkurang. Transfer panas dari lapisan
atas ke bawah tergantung kekuatan pengadukan air oleh angin. Untuk
meningkatkannya maka dipasang kincir angin. semakin tinggi konsentrasi
bahan terlarut dalam air maka akan tinggi penyerapan panasnya. Suhu air
mempengaruhi densitasnya. semakin tinggi suhu air, densitasnya semakin
rendah (gr/cm3).
Suhu berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan, mulai dari
telur, larva dan benih sampai ukuran dewasa. Suhu media pemeliharaan
akan berpengaruh terhadap perkembangan larva setelah telur, hal ini
dikarenakan suhu dapat mempengaruhi laju penyerapan kuning telur yang
menjadi sumber energi untuk proses metabolisme bagi larva. Menurut
Kamler (1992), suhu berpengaruh terhadap laju metabolisme hewan
akuatik. Ditegaskan pula oleh Avault (1985) dalam Sriharti (1997),
menyatakan suhu air berpengaruh terhadap aktifitas ikan untuk
mendapatkan pakan.
Di perairan umum produksi amonia biasanya berasal dari sisa
pembusukan bahanbahan organik yang banyak mengandung protein
hewani dan nabati. Kadar amonia bebas yang tidak terionisasi (NH3)
dalam air sebaiknya kurang dari 0,02 mg/l (Sawyer dan Mccarty, 1978).
Kadar amonia yang tinggi berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme
sehingga nafsu makan ikan menurun dan menghambat daya serap terhadap
O2 akibatnya ikan lemas dan mati.

4
2.2. Dampak yang terjadi ketika metabolism terhambat.
Gejala tersebut dapat muncul secara tiba-tiba (akut), atau secara perlahan dan
berkepanjangan (kronis. Sedangkan pada kondisi lain, gejala membutuhkan waktu
hingga bertahun-tahun untuk berkembang.
Selain gejala di atas, gejala gangguan metabolik pada ikan dapat terlihat
dari pertumbuhan fisik yang terhambat.
Dampak nya adalah kelainan pada pertumbuhan yang melambat ,mudah
terkena penyakit , kurangnya nafsu makan.

5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ketika ingin melakukan budidaya ikan banyak hal yang harus di
perhatikan seperti pakan, parameter fisika dan kimia dan lain nya . semua
dilakukan agar memperoleh ikan yang sehat dan bernutrisi tinggi , agar tidak
berdampak negative pada pertumbuhan ikan.

6
DAFTAR PUSTAKA
Halver JE dan Ronald WH. 2002. Fish Nutrition. United States of America.
Academic Press an Imprinr of Elsevier Science.

Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture, JICA Text Book. The General
Aquaculture Course. Departement of Aquatic Bioscience. Tokyo University of
fisheries. Tokyo.

Sembiring, H. 2008. Keanekaragaman dan kelimpahan ikan serta kaitannya


dengan faktor fisika kimia. www.repository.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 28
November 2016.

Jensen GL. 1990. Transportation of Warmwater Fish Equipment and Guidelines.


Southern Regional Aquaculture Center Journal. SRAC Publication No 390

Anda mungkin juga menyukai