Anda di halaman 1dari 10

1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu sumber makanan yang sangat digemari
masyarakat karena mengandung protein yang cukup tinggi dan dibutuhkan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan gizi. Pentingnya ikan sebagai sumber
protein hewani menyebabkan permintaan masyarakat terhadap ikan untuk
dikonsumsi semakin tinggi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Pembangunan perikanan budidaya adalah mewujudkan perikanan budidaya
sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi andalan yang diwujudkan
melalui sistem usaha budidaya yang berdaya saing, berkelanjutan. Sektor
perikanan sebagai bagian dari sumberdaya perairan merupakan penghasil protein
hewani dalam hal ini adalah daging ikan, yang berperan penting dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein (Minggawati, 2006).
Ikan mas adalah salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki prospek
yang baik untuk dibudidayakan. Ikan mas adalah jenis ikan air tawar yang
memiliki nilai ekonomis tinggi dan digemari masyarakat. Usaha pembesaran ikan
mas telah berkembang pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Ikan mas
(Cyprinus carpio) merupakan spesies ikan air tawar yang sudah lama
dibudidayakan dan terdomestikasi dengan baik di dunia. Indonesia memiliki
strain ikan mas yang dikenal masyarakat, beberapa strain ikan mas yang
dibudidayakan yakni Majalaya, Punten, Sinyonya, Domas, Merah/Cangkringan,
Kumpai dan sebagainya (Hardjamulia, 1995).
Ikan mas varietas majalaya merupakan ikan mas yang memiliki
keunggulankeunggulan baik secara fisik, fisiologis maupun genetik. Ikan ini
pertama dikembangkan di daerah Majalaya, Bandung, merupakan hasil seleksi
Bapak H. Ayub. Informasi pertama adanya varietas ini berasal dari Bapak H. Ajin
sebagai petugas perikanan Kecamatan Majalaya, kemudian pada tahun 1974
varietas ini mulai diteliti oleh Lembaga Penelitian Perikanan Darat (kini Balai
Penelitian Perikanan Air Tawar) dan dikembangkan oleh Pangkalan Budidaya
Air Tawar (kini Balai Budidaya Air Tawar) serta Fakultas Perikanan Institut
Pertanian Bogor. Keunggulan ikan mas majalaya yaitu laju pertumbuhannya
relatif cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophilla, rasanya lezat
dan gurih dan tersebar luas diIndonesia. Fekunditas atau jumlah telur yang
dihasilkan ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000—110.000 butir per
kilogram induk (Khairuman 2008). Ikan mas majalaya pernah mengalami
penurunan produksi akibat mewabahnya penyakit koi herpes virus (KHV) maka
sejak tahun 2007 BBPBAT Sukabumi telah menyusun breeding program untuk
ikan mas dan membenahi beberapa sarana, khususnya laboratorium genetik.
Tujuan utama dari penyusunan breeding program ini adalah menghasilkan ikan
mas unggul untuk karakter pertumbuhan dan ketahanan terhadap penyakit,
khususnya KHV dan aeromonas. Tahun 2014 BBPBAT Sukabumi berhasil
membuat varietas ikan mas majalaya yang baru dengan keunggulan tahan akan
penyakit KHV dan aeromonas yaitu ikan mas mantap (Majalaya Tahan Penyakit)
(Arsal, 2014).
Kegiatan budidaya tidak selalu berjalan dengan mudah, selalu terdapat
kendala yang dapat menghambat kegiatan budidaya, dalam usaha pembenihan
kendala yang biasa di hadapi adalah tingkat kelangsungan hidup yang rendah dan
pertumbuhan ikan yang relatif lambat (Kelabora, 2010). Kelangsungan hidup
2

larva ikan mas diperkirakan hanya sekitar 30– 40% dari setiap satu ekor induk
yang dipijahkan. Penyebab rendahnya tingkat kelangsungan hidup benih ikan
mas ini salah satunya disebabkan faktor suhu, suhu yang tidak sesuai akan
menyebabkan larva atau benuh ikan menjadi stres dan mati. Suhu yang rendah
juga mengakibatkan pertumbuhan larva ikan menjadi lambat. Hal ini disebabkan
suhu sangat berpengaruh terhadap proses metabolisme dan proses metabolisme
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan.
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh dalam
kegiatan budidaya. Suhu merupakan salah satu faktor fisika yang sangat penting
di dalam air karena bersama-sama dengan zat/unsur yang terkandung didalamnya
akan menentukan massa jenis air, densitas air, kejenuhan air, mempercepat reaksi
kimia air dan memengaruhi jumlah oksigen terlarut di dalam air (Wardoyo, 2005)
Ikan merupakan hewan berdarah dingin (poikilotermal) sehingga
metabolisme dalam tubuh tegantung pada suhu lingkungannya, termasuk
kekebalan tubuhnya (Tunas, 2005). Suhu tinggi yang masih dapat ditoleransi oleh
ikan tidak selalu berakibat mematikan pada ikan tetapi dapat menyebabkan
gangguan status kesehatan untuk jangka panjang, misalnya stres yang
menyebabkan tubuh lemah, kurus dan tingkah laku abnormal (Irianto, 2005).
Kordi (2000) menyebutkan bahwa perubahan drastis suhu sampai mencapai 5 ºC
dapat menyebabkan stres pada ikan atau membunuhnya. Menurut Laevastu dan
Hela (1970) pengaruh suhu terhadap ikan adalah dalam proses metabolisme,
seperti pertumbuhan dan pengambilan makanan, aktivitas tubuh, seperti
kecepatan renang serta dalam rangsangan syaraf. Suhu optimal akan membuat
ikan memiliki metabolisme optimal yang berdampak baik pada pertumbuhan dan
pertambahan bobot ikan. Suhu rendah akan mengakibatkan laju metabolisme ikan
menjadi lambat dan menyebabkan nafsu makan ikan menjadi menurun dan
akhirnya ikan akan mengalami pertumbuhan yang lambat (Stickney, 2000).
Penelitian suhu ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh suhu di luar suhu
optimal terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan mas.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan utama yang menjadi bahasan dalam usulan ini adalah :
1. Merancang dan membuat ruangan pengatur suhu di dalam kontainer guna
menjaga benih ikan menjadi lebih baik hasilnya.
2. Bagaimana menjaga benih menjadi lebih baik hasilnya dengan mengatur suhu
yang tepat.

1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari program kreatifitas mahasiswa ini adalah:
1. Merancang dan membuat ruangan pengatur suhu di dalam kontainer guna
menjaga benih ikan menjadi lebih baik hasilnya.
2. Menjaga benih menjadi lebih baik hasilnya dengan mengatur suhu yang tepat.

1.4 Luaran yang Diharapkan


1. Terciptanya ruangan pengatur suhu di dalam kontainer
2. Mendapatkan artikel ilmiah berupa paper dan karya tulis ilmiah yang siap
dipublikasikan.
3

3. Laporan kemajuan pembuatan pengatur suhu di dalam kontainer.


4. Laporan akhir pembuatan pengatur suhu di dalam kontainer.

1.5 Manfaat Program


1. Bagi Pelaksana
a. Tercapainya peran dan fungsi mahasiswa untuk masyarakat
b. Mengenal dan mempelajari tentang berbagai permasalahan yang sering
terjadi kemudian mencari penyelesaiannya berdasarkan ilmu pengetahuan
yang telah didapatkan dibangku kuliah
2. Bagi Masyarakat dan Umum
a. Dapat mengatasi masalah sering terjadi kematian benih ikan pada suhu
panas.
b. Dapat meningkatan kualitas benih ikan.
4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pembibitan Ikan
Memasuki musim penghujan, sejumlah pembudidaya ikan konsumsi
alami kendala dalam usahanya. Pasalnya, kematian atau ikan mulai terkena
serangan penyakit kerap daruma, khususnya di segmen usaha pembenihan.
Tingginya curah hujan akan mempengaruhi beberapa parameter kualitas air
kolam pemeliharaan. Seperti, suhu yang turun drastis, ketidakstabilannya
kadar keasaman di perairan (pH), yang pada akhirnya berdampak pada
stressnya ikan peliharaan.
Perubahan nilai atau angka, parameter kualitas air secara drastis akan
berdampak langsung kepada benih ikan. Jika, perubahan suhu yang drastis
terjadi akibat curah hujan yang tinggi akan memicu stres pada ikan, sehingga
akan lebih mudah terserang bakteri atau jamur. Dalam kondisi tersebut, ikan
biasanya akan kehilangan nafsu makannya, kemudian produksi lendir di
tubuh ikan akan berlebih. Dan pada akhirnya sistem pertahanan tubuh ikan
akan berkurang, dimana lendir pada tubuh ikan merupakan salah satu proteksi
alami pencegah serangan penyakit.
Dengan seringnya turun hujan nilai pH akan semakin turun, jika
mencapai di bawah nilai standar 7 - 8 maka nafsu makan ikan serta
pertumbuhannya akan terganggu. Benih ikan yang dipelihara di kolam-kolam
terpal dan berada di luar ruangan akan lebih mudah terkena penyakit jika
memasuki musim penghujan. Alasannya, kualitas air yang sudah terbentuk
optimal akan alami perubahan yang cukup ekstrem. Biasanya pH air nilainya
7,5 - 8 jika diterpa hujan lebat terus-menerus selama beberapa jam sudah pasti
nlai pH akan turun menjadi 6 - 6,5.
Kondisi tersebut bisa diperparah jika usaha yang dijalankan berada di
lingkungan pabrik yang membuang asap industrinya sembarangan, kemudian
secara tidak langsung terbawa oleh air yang turun dari langit dan jatuh ke
kolam budidaya. Hal ini tersebut berdampak pada penurunan kualitas air
dengan drastis, yang berujung pada kematian dalam jumlah banyak pada
benih. Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh pembudidaya untuk
mengantisipasi terpaan hujan terus menerus yaitu dengan pergantian air di
setiap kolam-kolam budidaya yang terkena hujan sekitar 30 – 50 %.

2.2 Alat Pengatur Temperatur Suhu


2.2.1 Termometer Aquarium Digital KL-9806
Termometer Aquarium Digital KL-9806 adalah alat ukur yang digunakan
untuk menunjang pekerjaan pengguna dalam setiap melakukan pengukuran
suhu zat cair atau air, biasanya suhu suatu aquarium. Alat ukur suhu ini dapat
memberikan keefesienan kepada pengguna dalam setiap melakukan
pengukuran karena alat ini dilengkapi dengan beberapa fitur dan spesifikasi
canggih. membantu pengguna dalam memantau suhu air pada akuarium, guna
meninjau kualitas air untuk para ikan-ikan yang terpelihara.
5

Gambar 2.2.1 Termometer Aquarium Digital KL-9806 (Sumber:


https://cdn.statically.io/img/digital-meter-indonesia.com/f=auto/wp-
content/uploads/2014/05/KL9806.jpg)

2.2.2 Pipa
Pipa adalah suatu batang silinder berongga yang dapat mengalirkan zat
cair, uap, gas ataupun zat padat yang dapat dialirkan berjenis tepung / serbuk.
Untuk pembuatan pipa disesuaikan dengan kebutuhan dan dibedakan dari
batas kekuatan tekanan, ketebalan dinding pipa, temperature zat yang
mengalir, jenis material berkaitan dengan korosi dan kekuatan pipa tersebut.

Gambar 2.2.2 Pipa (Sumber: olx.co.id)

2.2.3. Pompa Air


Pompa berfungsi untuk mengalirkan air, mengirim air ke tangki
penyaringan (filter), dan berbagai fungsi lainnya. Dengan adanya pengiriman
air ke tangki penyaringan, kotoran dan makanan sisa akan tertinggal di filter
dan dihancurkan oleh bakteri. Air di dalam kolampun terjaga kebersihannya
lebih lama. Dengan adanya aliran air, kadar oksigen juga akan terus terjaga
dan tersebar secara merata di dalam kolam. Selain itu, bila digabungkan
penggunaannya dengan alat pemanas atau pendingin, bisa menjaga suhu
dalam kolam tersebut tetap stabil.

Gambar 2.2.3 Pompa air (Sumber: Blibi.co.id)


6

2.2.4 Lampu Pijar


Lampu pijar atau disebut juga Incandescent Lamp adalah jenis lampu
listrik yang menghasilkan cahaya dengan cara memanaskan Kawat Filamenn
di dalam bola kaca yang diisi dengan gas tertentu seperti nitrogen, argon,
krypton atau hydrogen. Lampu pijar yang dapat bekerja paada Arus Dc
maupun arus AC ini banyak digunakan di Lampu Penerang Jalan, Lampu
Rumah dan Kantor, Lampu Mobbil, Lampu Flash dan juga Lampu Dekorasi.

Gambar 2.2.4 Lampu pijar (Sumber: blibi.co.id)

2.3 Tempat Pembibitan Benih (Indoor)


Petikemas (container) adalah satu kemasan yang dirancang secara
khusus dengan ukuran tertentu, dapat dipakai berulang kali, dipergunakan
untuk menyimpan dan sekaligus mengangkut muatan yang ada di dalamnya.
Filosofi di balik  Petikemas  adalah membungkus atau membawa muatan
dalam peti-peti yang sama dan membuat semua kendaraan dapat
mengangkutnya sebagai satu kesatuan, baik kendaraan itu berupa Kapal laut,
kereta api, truk, atau angkutan lainnya, dan dapat membawanya secara cepat,
aman, dan efisien atau bila mungkin, dari pintu ke pintu (door to door).
7

BAB 3 METODE PELAKSANAAN


Rencana tahapan pelaksanaan yang akan dilakukan untuk membuat alat
ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1. Diagram Alir Metode Pelaksanaan


3.1 Studi Literasi
Dalam studi literasi hal yang dilakukan adalah mempelajari yang ada
di internet yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi dalam
pembuatan alat, seperti berbagai pemahaman cara kerja dan pemrograman
agar dapat mengetahui suhu yang ada diair sehingga dapat memberikan
peringatan otomatis pada alat pengatur suhu, cara kerja pengaturan
temperatur alat dibagi menjadi 2 sistem. Sistem pertama menggunakan

3.2 Perancangan Model Alat


Perancangan sistem ditujukan untuk mendapatkan desain yang
optimal dalam pembuatan alat. Perancangan desain ini mencakup desain
mekanik dan desain penempatan alat pada kontainer agar alat nanti dapat
maksimal kerja alat tersebut. Hal tersebut penting agar resiko kegagalan
semakin menjadi berkurang. Selain itu dikarenakan alat ini nantinya pasti
akan diletakkan diluar kontainer maka desain juga harus memperhatikan
faktor dari luar seperti terjadinya pengaruh panas matahari dan hujan.
8

Gambar 3.2 Alat Desain Sementara

3.3 Pembuatan Alat


Adapun dalam pembuatan rancangan alat ini langkah-langkah yang
dilakukan adalah :
1. Pengaturan tata letak ruangan yang terbagi menjadi 2 tempat yaitu
dalam ruangan dan luar ruangan.
2. Pembuatan pengolah air untuk mengatur suhu pada air kolam disertai
dengan sistem filter air.
3. Pemasangan alat pendingin, alat pemanas ruangan, dan termometer.
4. Pembuatan perangkat sensor suhu otomatis yang dihubungkan kepada
perangkat.

3.4 Pengujian Alat


Pada pengujian alat ini untuk menguji apakah yang dirancang sesuai
hasil yang diharapkan. Yang harus di perhatikan dalam pengujian ini adalah
suhu yang berada kolam harus sesuai dengan suhu yang diinginkan.

3.5 Analisa dan Evaluasi


Tujuan dari analisis dan evaluasi adalah membenahi apa saya kekurangan
yang terjadi pada saat alat tersebut berjalan. Dengan adanya analisis dan
evaluasi ini dapat diharapkan agar alat ini bisa maksimal dalam
pengunaannya.

3.6 Pembuatan Laporan


Pembuatan laporan dilakukan pada tahap akhir setelah seluruh tahapan
yang direncanakan terselesaikan sehingga hasil yang disampaikan dapat
menjelaskan keseluruhan proses yang dilaksanakan sesuai hasil dan data yang
didapatkan.
9

BAB VI. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1. Anggaran Biaya
Biaya yang dibutuhkan dalam melaksanakan penelitian ini adalah
seperti tabel 1 berikut.
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Sewa dan jasa Rp. 9.395.300,00
2 Bahan Habis Pakai Rp. 70.000,00
3 Transport lokal Rp. 230.000,00
4 Lain-lain Rp. 160.000,00
Jumlah Rp. 9.855.300,00

4.2. Jadwal Kegiatan


Berikut merupakan tabel jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk menyelesaikan pembuatan alat ini.
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan Person
No Jenis Kegiatan Penanggung
1 2 3 4 -jawab
1 Studi Literasi Halimatus
Syaidah
2 Perancangan Andi
Model Alat Firmansyah
3 Pembuatan Alat Rina Eka
Indriati
4 Pengujian Alat Arfielda Putri
Herdiansyah
5 Analisa dan Andi
Evaluasi Firmansyah
6 Pembuatan Arfielda Putri
Laporan Herdiansyah
10

DAFTAR PUSTAKA
Harfiah. 2018. Fungsi dan Aplikasi Penggunaan - Pipa Plastik.
https://pipaplastik.com/pipa/. 12 Februari 2021 (15:32)
Trobos. 2020. TROBOS AQUA. https://www.trobosaqua.com /. 26 Februari
2021 (17:37)
Yourname. 2020. MARITIME WORLD. https://www.maritimeworld.web.id/. 13
Februari 2021 (20:47)

Anda mungkin juga menyukai