Anda di halaman 1dari 13

Laporan

Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Teknik Budidaya Ikan Air Tawar

Dosen : Epro Barades, S.Pi., M.Si.

Disusun Oleh :

Ridho Prayoga Putra Prada


20742059

JURUSAN PETERNAKAN
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2021

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan Nila GIFT (Oreochromis niloticus bleeker ) merupakan jenis ikan air tawar yang mudah
dikembangbiakan dan toleransinya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan maupun kemudahan
pemeliharaannya. Rasanya cukup gurih dan d i gemari masvarakat Indonesia.  jenis Ikan Nila diantaranya
Citralada, tralada, lokal dan Nila GIFT yang masuk ke Indonesia pada tahun 1984 dan 1996 dari
ICLARAM Philipina melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (Balitkanwar).
Teknik pembesaran Ikan Nila terapannya sangat mudah dilakukan sekali, baik dilakukan. skala
rumah tangga atau skala besar (perusahaan). Tempatnya pun dapat dilaksanakan pada kolam tanah, kolam
tembok dan Keramba jaring Apung (KJA).  Untuk pemasarannya sangat luas baik dalam negeri maupun
luar negeri (ekspor) seperti masyarakat Jepang dan Singapura, terutama ukuran yang berat badannya di
atas 500 gram. Bagi konsumsi dalam negeri akan banyak menunjang usaha perbaikan gizi keluarga.
Dilihat dari prospeknya, baik dalam maupun luar negeri sangat menjanjikan, sehingga perlu langkah
yang pasti untuk meningkatkan produksi agar kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri dapat
terpenuhi.

1.2Tujuan
Tujuan dari laporan ini yaitu untuk mengetahui Teknik budidaya ikan nila (Oreochromis
niloticus).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Ikan Nila
Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Perciformes
Sub ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
2.2 Habitat Ikan Nila
Ikan nila merupakan satu komoditi budidaya unggulan yang diharapkan turut
mendongkrak tercapainya tujuan menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan
perikanan terbesar di dunia. Habitat ikan nila adalah air tawar, seperti sungai, danau, waduk dan
rawa-rawa, tetapi karena toleransinya yang luas terhadap salinitas (euryhaline) sehingga dapat
pula hidup dengan baik di air payau dan laut. Salinitas yang cocok untuk nila adalah 0–35 ppt
(part per thousand), namun salinitas yang memungkinkan nila tumbuh optimal adalah 0–30 ppt.
Ikan nila masih dapat hidup pada salinitas 31–35 ppt, tetapi pertumbuhannya lambat.
2.3 Kebiasaan Makan Ikan Nila
ikan nila adalah hewan yang memenuhi kebutuhannya dengan cara memakan
hewan dan tumbuhan (omnivor), emakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan
sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air. Ikan
Nila tergolong ikan pemakan segala (Omnivore), sehingga bisa mengkonsumsi makanan, berupa
hewan dan tumbuhan. Larva ikan Nila makanannya adalah, zooplankton seperti Rotifera sp.,
Daphnia sp., serta alga atau lumut yang menempel pada benda-benda di habitat hidupnya.
Apabila telah dewasa ikan Nila diberi makanan tambahan dapat berupa, dedak halus, bungkil
kelapa, pelet, ampas tahu dan lain–lain. Kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan Nila yaitu
protein, karbohidrat, dan lemak. Kandungan nutrisi yang tidak tepat dapat mempengaruhi
pertumbuhan seperti kurangnya protein yang menyebabkan ikan hanya menggunakan sumber
protein untuk kebutuhan dasar dan kekurangan untuk pertumbuhan. Kandungan protein yang
berlebih, menyebabkan protein akan terbuang dan menyebabkan bertambahnya kandungan
amoniak dalam perairan. Kebutuhan nutrisi ikan akan terpenuhi dengan adannya protein dalam
pakan. Protein merupakan kompleks yang terdiri dari asam amino esensial yang merupakan
senyawa molekul mengandung gugus fungsional amino (-NH2) maupun karboksil (-CO2H) dan
non esensial.
2.4 Pertumbuhan Ikan Nila
1. Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak dihitung dengan rumus Effendie (1997): Wm = Wt – Wo Wm
= Pertumbuhan berat mutlak (gram), Wt = Berat biomassa pada akhir penelitian (gram),
Wo = Berat biomassa pada awal penelitian (gram).
2. Pertambahan Panjang Mutlak
Pertambahan panjang mutlak merupakan selisih antara panjang pada ikan antara ujung
kepala hingga ujung ekor tubuh pada akhir penelitian dengan panjang tubuh pada awal
penelitian. Pertambahan panjang mutlak dihitung dengan menggunakan rumus Effendie
(1997): = − Pm = Pertambahan panjang mutlak (cm), Lt = Panjang rata-rata akhir (cm), Lo
= Panjang rata-rata awal (cm).
3. Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR)
Laju pertumbuhan spesifik merupakan % dari selisih berat akhir dan berat awal, dibagi
dengan lamanya waktu pemeliharaan. Menurut Zenneveld et al., (1991), rumus
perhitungan laju pertumbuhan spesifik adalah : SGR = Laju pertumbuhan spesifik
(%/hari), Wo = Berat rata-rata benih pada awal penelitian (g), Wt = Berat rata-rata benih
pada hari ke-t (g), T = Lama pemeliharaan (hari).

2.5 Kualitas Air


Setiap wadah dilengkapi dengan resirkulasi untuk menjaga agar kandungan
oksigen dalam wadah tercukupi bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan. Untuk
mengetahui parameter kualitas air dilakukan pengukuran kualitas air yang meliputi pH,
kandungan oksigen terlarut (DO), suhu, serta amonia. Pengukuran faktor fisika-kimia air
untuk mengetahui kualitas air sebagai media pemeliharaan selama penelitian. Parameter
fisika-kimia air yang diamati setiap seminggu sekali yang meliputi pengukuran suhu, pH,
DO, dan amonia. Pengukuran konsentrasi oksigen terlarut (DO) dilakukan dengan
menggunakan DO-meter. Derajat keasaman pH diukur menggunakan pH-meter. Suhu
diukur menggunakan alat ukur thermometer, serta amonia diukur mengunakan
spektofotometer. Sampel air yang dianalisis diambil dari wadah pemeliharaan ikan.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Tanggal : 2 Desember 2021
Waktu : 13.50 WIB
Tempat : Laboratorium A, Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah kolam beton dan benih ikan nila.
3.3 Cara Kerja
1. Tahap Persiapan
Persiapan kolam harus dilakukan sejak jauh hari. Jika Anda belum memiliki kolam, maka
Anda wajib membuatnya terlebih dahulu. Dalam proses pembuatan, Anda harus mengukur
kolam sesuai kebutuhan, yakni banyaknya jumlah ikan yang akan dibudidayakan.
Setelahnya, buat kolam ikan sesuai ukuran dan bentuk yang dipilih, umumnya kotak atau
persegi panjang. Lakukan proses pengeringan kolam lalu pengapuran. Proses ini dilakukan
untuk mengatur keasaman air (Ph), mencegah hama, dan ancaman penyakit yang biasa
menyerang ikan nila.
Kolam yang sudah melalui proses pengapuran harus diberi pupuk kandang dan diberi air
dengan ketinggian sekitar 20 hingga 30 sentimeter.
Jika tahap tersebut telah selesai dilakukan, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan
adalah menyemprot pestisida ke dalam kolam lalu tambahkan air hingga kolam mencapai
ketinggian sekitar 150 centimeter.
Tambahkan eceng gondok atau tumbuhan hijau lain ke dalam kolam kemudian tutup dan
biarkan selama satu minggu penuh. Setelah tujuh hari, kolam dapat digunakan untuk
budidaya ikan nila.

2. Tahap Pembenihan
Siapkan benih ikan nila yang sehat dan berkualitas. Ciri-ciri benih berkualitas adalah
ukuran benih ikan nila sama besar dan panjang, kondisi ikan sehat tidak ada cacat fisik,
gerakan benih ikan nila lincah, dan aktif.
Dalam tahap ini, siapkan benih ikan nila dengan ukuran 8 sampai 12 cm dengan kepadatan
tebar 10 hingga 15 ekor/meter2. Setelah benih siap, ambil ember atau baskom lebar lalu isi
dengan air kolam dan air biasa sedikit.
Pindahkan benih ikan nila dalam plastik secara perlahan ke dalam ember. Biarkan selama
tiga puluh menit.
Tujuannya agar ikan nila lebih mudah beradaptasi dan ar tidak stres. Selang tiga puluh
menit, pindahkan benih ke dalam kolam beton yang sudah Anda siapkan.

3. Tahap Pemeliharaan
Step pemeliharaan dibagi pada tiga hal,
a. Pemeliharaan Air Kolam
Penting bagi Anda untuk menjaga kualitas air kolam dengan tidak membiarkan air kolam
keruh atau kotor. Air kolam harus dibersihkan ketika mengeluarkan bau tak sedap.
b. Pemberian Pakan
Pemberian pakan dilakukan tiga hari sekali. Saat pagi, siang, dan malam. Pakan yang
dipilih berupa pelet dengan kadar protein sekitar 30%, karbohidrat 65%, dan lemak 75%.
c. Pengaturan Suhu Kolam
Kolam ikan nila harus berada pada suhu antara 18 oC hingga 30 oC. Jika suhu air kolam
berada di bawah 13 oC, maka sistem kekebalan tubuh ikan nila akan berkurang.

4. Tahap Panen
Pada umumnya panen ikan nila dilakukan jika bobot pada ikan nila sudah mencapai 300
hingga 500 gram per ekor. Bisa juga dipanen setelah ikan nila mencapai umur empat
hingga enam bulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Data Sampling Ikan Nila
DOC Bobot Panjang Populasi Biomassa P/H Jumlah
1 18,3 19,16 350 6,405 160,125 1.120,90
7 17,5 10,075 202 3,535 177 1.239
14 27,1 11,85 195 5,284 264,225 1.849,80
21  - -   - -  -  - 
28 36,65 12,41 194 7,11 355,5 2.488,50
35 44,36 13,53 194 8,605 430,2 3.011,40
42 52,4 14,635 194 10,165 508,3 3.558,10
49 60 15 177 10,62 531 3.71,7
16.984,7 gr
Jumlah
16.98847 Kg

a. Pertumbuhan Berat Mutlak Ikan Nila


Rata- rata berat mutlak ikan nila adalah 36,61 gr dilihat dari data sampling 7 minggu.
b. Panjang Mutlak Ikan Nila
Panjang rata-rata ikan nila yaitu 13, 80 cm
c. LPH (Laju Pertumbuhan Harian)
Wt
LPH =t
√ Wo
−1× 100 %

400
LPH = 5
√ 177
−1× 100 %

LPH = 0,45
d. Kebiasaan makan ikan nila
Ikan nila adalah hewan yang memenuhi kebutuhannya dengan cara memakan hewan dan
tumbuhan (omnivor), emakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini
diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.
P/H = Biomassa × Fr
= 10, 620 ×5 %
= 5,31
e. Pertumbuhan maksimal ikan nila
Nilai Sr pada data ikan nila yaitu
Populasi akhir
Sr = × 100 %
Padat Tebar
177
= × 100 %
400
= 0, 5057 × 100 %
= 50, 57 %
Nilai FCR
Total pakan
FCR =
Biomassa akhir
16 , 9847
=
10 , 620
= 1,6
f. Kualitas air yang baik untuk budidaya ikan nila
Kualitas air yang baik untuk budidaya ikan nila yaitu Ikan nila memiliki toleransi tinggi
terhadap perubahan lingkungan hidup. Keadaan pH air antara 5– 11 dapat ditoleransi
oleh ikan nila, tetapi pH yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan ikan ini
adalah 7- 8.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Praktikan dapat mengetahui klasifikasi, ciri morfologi dan anatomi ikan nila sebagai berikut : gt.
Klasifikasi ikan nila gu. Filum : Chordata gv. Kelas : Detoichtyas gw.Ordo : parcomorphi gx.
Famili : cichlidan gy. Genus : Oreochromis gz. Spesies : Oreochromis niloticus ha.
2. Ciri morfologi ikan nila yakni mempunyai bentuk tubuh kompres, posisi mulut terletak di
ujung/termal. Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis yang vertical dan pada sirip punggungnya
garis terlihat condong lekuknya. Ciri ikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada
sirip, ekor, punggung dan dubur. Tipe sisik ikan nila adalah scenoid. Ikan nila juga ditandai
dengan jari-jari dorsal yang keras. hb.
3. Adapun anatomi dari ikan nila yang terdiri dari sistem integument, sistem otot, sistem rangka,
sistem pernafasan, sistem peredaran darah, sistem pencernaan, sistem hormone, sistem saraf,
sistem reproduksi, sistem eksresi dan osmoregulasi, 
4. Serta mengetahui bagaimana cara pengukuran pertumbuhan berat mutlak, Panjang mutlak, laju
pertumbuhan harian, FCR, SCR, dan kualitas air.

5.2 Saran
1. Dalam praktikum sebaiknya ikan yang digunakan adalah ikan yang segar, agar bau organ dalam
ikan tidak berbau menyengat.
2. Bahan ikan yang digunakan usahakan ikan yang asing dan sulit didapat oleh praktikan, misalnya
ikan paus, hiu, piranha, atau lainnya, agar memperluas wawasan juga.
3. Sebaiknya bisa dicoba sekali-kali praktikum ikhtiologi di lapangan, misalnya ke ciparanje, pedca,
dan lain-lain.
4. Akan lebih baik apabila mahasiswa mengetahui terlebih dahulu laporan praktikum yang benar
semuanya seperti apa, sehingga ada rujukan dan tidak banyak yang revisi.
5. Pembudidaya dan pengusaha ikan nila juga harusnya mengetahui ciri morfologi dan anatomi ikan
nila sehingga dapat membuat keputusan dalam budidaya ikan nila yang sesuai tingkah laku atau
sifat ikan nila itu sendiri.

Daftar Pustaka
Tamam, Badrut. 2012. Tipe Sisik Ikan. Gresik. www.generasibiologi.com (diakses pada 8 April 2016) ie.
Rahardjo. M. F. dkk. 2011. Iktiology. Lubuk Agung, Bandung

https://text-id.123dok.com/document/1y90g2jyg-biologi-ikan-nila-makanan-dan-kebiasaan-
makan-ikan-nila.html

Syaputra, Deni. 2012. Laporan Praktikum Biologi Perikanan : Morfometrik Tubuh Ikan.
Perikanan. www.academia.edu (diakses pada 8 April 2016) ig. Z. Sutandar. 1992. Petunjuk
Praktikum Ihtiologi. Unpad: Jatinangor

Effendie, 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara Yogyakarta. www.academia.edu


(diakses pada 8 April 2016)

Anda mungkin juga menyukai