Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PERSIAPAN WADAH BAK BETON SEBAGAI MEDIA


PENDEDERAN BENIH IKAN LELE

Oleh:
LALU FIRMAN YAYANG ADHA
SMKN 1 PLAMPANG

DIKLAT PKKSK CPNS


CIANJUR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan lele merupakan salah satu ikan ekonomis penting air tawar yang telah
banyak dibudidayakan baik secara tradisional maupun secara intensif. Dalam
budidaya ikan lele, ada beberapa jenis wadah yang dapat digunakan antara lain
adalah kolam, bak, akuarium, jaring terapung/ karamba jaring apung. Wadah
budidaya ikan dari bak tembok atau bak beton yang yang digunakan dalam
budidaya ikan meliputi: persiapan wadah sebelum dipergunakan untuk melakukan
kegiatan budidaya. Persiapan wadah bak budidaya ikan bertujuan untuk
mengkondisikan wadah agar dapat digunakan secara efesien dan memenuhi
persyaratan lingkungan yang optimal, sehingga ikan dapat hidup dengan laju
pertumbuhan yang optimum.
Persiapan wadah yang baik akan menunjang proses budidaya selanjutnya,
yakni pendederan. Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan benih yang
dilakukan untuk menghasilkan benih ukuran tertentu yang siap dibesarkan
dikolam pembesaran. Pendederan lele sangkuriang dilakukan dalam tiga tahap
pendederan, yaitu pendederan pertama (PI) selama 14-21 hari, pendederan ke dua
(PII) selama 21-28 hari, dan pendederan ke tiga (PIII) selama 14-21 hari.
Tujuan dilakukan pendederan secara bertahap adalah untuk menghasilkan
benih-benih yang mempunyai keunggulan dari segi keseragaman umur dan
ukuran, jumlah benih yang dihasilkan, serta rendahnya tingkat mortalitas pada
setiap fase pertumbuhan. Selain itu pendederan ini dilakukan untuk
mengantisipasi kejenuhan kolam dalam hal penyediaan lingkungan yang baik,
serta penyediaan kebutuhan nutrient yang diperlukan oleh benih untuk tumbuh
dan berkembang.
Persiapan pendederan di bak meliputi, pemasangan aerasi, pengeringan,
pencucian, sanitasi, perbaikan pengeluaran air. Pemasangan aerasi di bak
bertujuan untuk mensuplai oksigen terlarut dalam air. Pada pendederan benih ikan
di bak, sumber oksigen terlarut dalam air berasal dari aerasi oleh sebab itu
pasangan aerasi penting dilakukan. Bak yang akan digunakan sebagai tempat
pendederan terlebih dahulu dikeringkan. Pengeringan bertujuan untuk membunuh
hama penyakit.
Wadah budidaya ikan dari bak tembok atau bak beton yang akan digunakan
untuk budidaya ikan harus dilakukan persiapan wadah sebelum dipergunakan
untuk melakukan kegiatan budidaya. Maka dari itu perlu diketahui teknik dan
prosedur persiapan wadah bak beton sebagai media pemeliharaan benih ikan lele.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui prosedur persiapan wadah bak beton sebagai media
pendederan benih ikan lele.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 CIRI MORFOLOGIS
Ikan lele secara umum memiliki tubuh yang licin, berlendir, tidak bersisik dan
bersungut atau berkumis. Lele memiliki kepala yang panjang, hampir mencapai
seperempat dari panjang tubuhnya.

Gambar 1. Morfologi ikan lele


2.2 HABITAT
Habitat atau lingkungan hidup lele banyak ditemukan di perairan tawar, di dataran
rendah hingga sedikit payau. Di alam, ikan lele hidup di sungai-sungai yang
arusnya mengalir secara perlahan atau lambat, kolam, danau, waduk, rawa, serta
genangan air tawar lainnya. Ikan ini lebih menyukai perairan yang tenang, tepian
dangkal dan terlindung, ikan lele memiliki kebiasaan membuat atau menempati
lubang-lubang di tepi sungai atau kolam (Rachmatun, 2007)

2.3 MAKANAN DAN KEBIASAAN MAKAN


Ikan lele adalah pemakan hewan dan pemakan bangkai (carnivorous scavanger).
Makanannya berupa binatang-binatang renik, seperti kutu-kutu air (daphnia,
cladocera, copepoda), cacing, larva (jentik-jentik serangga), siput kecil dan
sebagainya. Ikan ini biasanya mencari makanan di dasar perairan, tetapi bila ada
makanan yang terapung maka lele juga dengan cepat memakannya. Dalam
mencari makanan, lele tidak mengalami kesulitan karena mempunyai alat peraba
(sungut) yang sangat peka terhadap keberadaan makanan, baik di dasar, pert
engahan maupun permukaan perairan. Pertumbuhan lele dapat dipacu dengan
pemberian pakan berupa pelet yang mengandung protein minimal 25% (sesuai
SNI 01-4087-2006). Jika ikan lele diberi pakan yang banyak mengandung protein
nabati, maka pertumbuhannya lambat (Ghufran, 2010).
Walaupun ikan lele bersifat nokturnal, akan tetapi pada kolam pemeliharaan
terutama budi daya secara intensif lele dapat dibiasakan diberi pakan pelet pada
pagi atau siang hari walaupun nafsu makannya tetap lebih tinggi jika diberi pada
waktu malam hari. Ikan lele relatif tahan terhadap kondisi lingkungan yang
kandungan oksigennya sangat terbatas. Pada kondisi kolam dengan padat
penebaran yang tinggi dan kandungan oksigennya minimum, ikan lele pun masih
dapat bertahan hidup (Khairuman SP, 2008).
BAB III
ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan
 Penyaring air yang fungsinya untuk menahan berbagai kotoran yang terdapat
dalam air sebelum dialirkan ke dalam kolam pemeliharaan, agar kualitas air
bagus terbebas dari kotoran dan endapan.
 Selang untuk mengalirkan air dari tempat penampungan ikan ke kolam
pemeliharaan. Selang air dapat difungsikan juga sebagai alat dalam proses
pembersihan dan pengurasan kolam, serta saat melakukan penyiponan dasar
kolam.
 Seser terbagi dua jenis, yaitu seser kasar dan seser halus. Seser dipakai untuk
menangkap ikan. Seser kasar buat menangkap ikan berukuran besar,
sedangkan seser halus buat menangkap ikan berukuran kecil.
 Ember Grading yang berlubang-lubang pada dasarnya, berfungsi sebagai
wadah menyeleksi benih ikan berdasarkan ukuran. Memakai ember grading
membuat ikan yang diameter tubuhnya lebih kecil dari lubang bakal lolos,
sehingga bakal tertangkap ikan yang berdiameter lebih besar dari lubang.
Diameter ember grading yang digunakan berukuran 1-2 dan 3-4 cm.
 Alat analis kualitas air diperlukan dalam pemijahan ikan air tawar agar bisa
didapatkan benih yang berkualitas. Alat analisis yang diperlukan, antara lain
Termometer, DO Meter, dan pH Meter.
 Blower / Aerator sebagai supply udara melalui selang/ pipa masuk ke dalam
air. Udara yang mengandung oksigen direduksi oleh air sehingga meningkat
kandungan oksigen terlarut dalam air pembenihan ikan
 Pompa Air berfungsi memasukkan air dari sumbernya ke bak / kolam
pembenihan ikan. Pompa air juga digunakan untuk resirkulasi air.
BAB IV
PEMBAHASAN
a. Persiapan Wadah
Persiapan wadah pendederan benih bertujuan agar benih ikan yang akan
dipelihara dapat tumbuh dan memiliki survival rate yang optimal. Agar benih ikan
dapat sehat dan tumbuh dengan optimal, lingkungan kolam harus diciptakan
sesuai kebutuhan benih ikan. Kebutuhan optimal benih ikan tersebut meliputi
kualitas air, bebas dari hama dan penyakit, serta tersedianya pakan. Oleh sebab itu
perlu dilakukan persiapan kolam yang optimal. Adapun wadah budidaya yang
digunakan berupa bak beton, dengan panjang 3,9, lebar 1,6, dan tinggi 40 cm.
Volume bak beton adalah 2500 liter.
Persiapan wadah bak budidaya ikan bertujuan untuk mengkondisikan wadah
agar dapat digunakan secara efesien dan memenuhi persyaratan lingkungan yang
optimal, sehingga ikan dapat hidup dengan laju pertumbuhan yang optimum.
Persiapan bak budidaya ikan meliputi:
1. Sanitasi wadah bak budidaya ikan
Wadah yang akan digunakan untuk budidaya ikan (bak) sebelum
digunakan dibersihkan dari kotoran yang menempel, agar tidak terdapat
sisa-sisa kotoran yang dapat menyebabkan pembawa penyakit.
Bahan yang digunakan untuk membersihkan wadah bak budidaya ikan
dan merupakan desinfektan antara lain lain adalah Chlorin 200 ppm,
Malachite green 100 ppm, Formalin 25 ppm dan alkohol 70%. Wadah yang
akan dipergunakan setelah disikat, dibersihkan dan diberi desinfektan
kemudian dibersihkan kembali dan wadah tersebut dibiarkan kering udara
agar bahan beracun tersebut telah hilang menguap. Setelah dilakukan
sanitasi diisi dengan air untuk memeriksa kebocoran bak.

2. Perbaikan wadah bak budidaya ikan


Sebelum wadah digunakan dilakukan pemeriksaan apakah bak tersebut
siap untuk digunakan untuk budidaya ikan. Pemeriksaan bertujuan untuk
mengetahui apakah bak budidaya ikan yang akan digunakan mengalami
kerusakan baik karena kebocoran dasar dan dinding bak maupun karena
adanya kebocoran pada pipa pengeluaran dan pemasukan. Oleh karena itu
kerusakan tersebut harus diperbaiki dahulu sebelum digunakan.
Bahan untuk memperbaiki kebocoran bak dapat berupa resin serat kaca
untuk bak yang terbuat dari serat fiber, semen atau lem khusus untuk beton
untuk bak yang terbuat dari beton, bila bak budidaya ikan yang akan
digunakan terbuat dari plastik maka dapat digunakan selotip tahan air untuk
menutupi kebocoran wadah budidaya. Setelah kerusakan diperbaiki maka
bak harus dibiarkan beberapa hari agar bahan tersebut telah kering dan tidak
membahayakan ikan yang akan dibudidayakan.

3. Perbaikan instalasi udara bak budidaya ikan


Pada wadah budidaya ikan yang menggunakan bak biasanya
menggunakan alat bantu untuk meningkatkan kelarutan oksigen didalam
wadah budidaya dengan menggunakan aerator ataupun blower. Oleh karena
itu harus dilakukan pemeriksaan terhadap peralatan tersebut. Instalasi
perawatab bak budidaya ikan udara terdiri dari pompa udara, penyaring
udara, pipa penyalur, batu aerasi dan alat pengatur banyaknya aliran udara
(kran).
Peralatan ini sering mengalami kebocoran pada pipa dan penyumbatan
pada batu aerasi. Ganti atau perbaiki peralatan yang rusak dan tidak
berfungsi lagi. Pompa udara merupakan alat yang paling penting pada proses
budidaya ikan di bak karena banyaknya pengudaraan pada air media
tergantung dari kekuatan pompa yang ada. Oleh karena itu pompa yang yang
telah lemah harus segera diperbaiki, karena dapat berakibat fatal bagi ikan
bila terhentinya aliran udara dalam waktu lama.

4. Perbaikan instalasi air bak budidaya ikan


Pada budidaya ikan menggunakan wadah bak biasanya tidak mempunyai
pipa pemasukan air seperti dikolam, pada bak pintu pemasukkan air
merupakan kran air yang dimasukkan kedalam bak budidaya ikan . Sumber
air yang digunakan dapat berasal dari mata air atau dari sumur yang
dipompakan ke bak-bak melalui pipa pengaturan.
Kebocoran sering terjadi pada pipa penyaluran dan kran pengatur aliran.
Air harus tetap tersedia karena untuk keperluan pergantian air pada media
pemeliharaan ikan pada bak budidaya . Sedangkan pintu pengeluarannya
berupa pipa yang terbuat dari pipa PVC dalam bentuk L atau lurus. Pintu
pengeluaran air ini harus diperiksa apakah terjadi penyumbatan pada saluran
pembuangannya.

b. Penebaran / Pelepasan Benih


Sebelum penebaran benih ikan, dilakukan ditentukan padat penebaran benih
ikan. Padat nebaran benih ikan tergantung dari daya dukung kolam. Daya dukung
kolam adalah kemampuan sumberdaya kolam mendukung kehidupan benih ikan
untuk dapat berkembang dan tumbuh secara optimal. Oleh sebab itu untuk
menentukan padat tebar benih perlu dilakukan pengamatan dan analisa daya
dukung kolam. Daya dukung kolam terdiri dari oksigen terlarut, suhu, jumlah
fitoplankton, jumlah zooplankton, debit air dan sebagainya. Padat penebaran
sangat tergantung kepada ”Carrying Capacity” kolam tersebut dan sifat serta
ukuran ikan.
Penebaran benih dilakukan bertujuan untuk menempatkan ikan dalam kolam
pemeliharaan dengan padat penebaran tertentu. Padat penebaran adalah jumlah
(biomassa) benih yang ditebarkan per satuan luas atau volume. Padat penebaran
benih akan menentukan tingkat intensitas pemeliharaan. Semakin tinggi padat
penebaran benih, maka semakin banyak jumlah atau biomassa benih per satuan
luas, sehingga pemeliharaannya juga harus semakin intens. Selain itu, semakin
tinggi padat penebaran benih, maka semakin tinggi pula tingkat teknologi yang
digunakan.
Adapun langkah kerja untuk menghitung jumlah lele yang akan ditebar pada
bak beton adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan benih
2. Memasukan benih ke dalam wadah takaran
3. Menghitung jumlah benih dalam 1 wadah takaran (perhitungan dapat 2 – 3
ulangan) dan dirata-ratakan jumlah benihnya
4. Menakar kembali benih dengan wadah takaran
5. Menghitung berapa kali menakar benih (F) dan dikalikan dengan jumlah
benih dam 1 takaran (∑ benih)
6. Jumlah benih = f x ∑ rata- rata benih
= 11 x 299 benih = 3289 ekor
Maka padat tebar benih lele pada bak beton sebanyak 3289 ekor.
Benih ditebar pada pagi atau sore hari saat suasana teduh untuk menghindari
fluktuasi suhu yang panas, sehingga benih yang ditebarkan tidak mengalami
stress. Sebelum larva/ benih ikan dilepas terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses penebaran adalah
aklimatisasi suhu. Aklimatisasi merupakan proses adaptasi benih terhadap
lingkungan yang baru, khususnya adalah penyesuaian suhu dari lingkungan yang
lama dengan lingkungan yang baru.
Setelah didiamkan selama 5 – 10 menit, maka pada ember tersebut dapat
ditambah air yang diambil dari kolam pemeliharaan benih yang baru sedikit demi
sedikit, hingga kondisi suhu air di dalam ember plastik sama dengan suhu air yang
ada di dalam kolam.

c. Manajemen Pakan
Setelah benih ditebar kedalam kolam, selanjutnya benih dipuasakan selama 1
hari untuk proses adaptasi dengan lingkungan baru sambil menunggu isi lambung
bener-bener kosong/bersih. Pakan yang diberikan pada ikan berupa pakan PF 500,
merk matahari sakti. Pemberian pakan sebanyak 7 % dari bobot biomassa ikan.
Berat badan Jumlah ikan Rata-rata berat
0.45 10 0.045 gr
0.13 10 0.013 gr
0.4 10 0.04 gr
0.8 14 0.08 gr
Jumlah 0,052 gr

Maka dari itu dapat ditentukan jumlah pakan yang akan diberikan adalah :
0,052 x 3289 x 7% = 12 gram. Pakan diberikan sebanyak 2 kali dalam satu hari
dengan pembagian 40% pada pagi hari dan 60% pada malam hari.
BAB V
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai