Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkatnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Tentunya makalah ini tidak dapat kami selesaikan
tanpa bantuan dari orang lain, maka dengan itu kami mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini.

Sebagai manusia biasa tentunya dalam menyusun makalah ini masih


sangat banyak kekurangan dan kesalahan maka dari itu kami memohon maaf yang
sebesar-besarnya jika terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini, baik dari segi
penyusunan maupun dari segi isinya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaaat bagi kita semua, utamanya bagi
kami selaku penyusun makalah ini. Kami sangat mengharapkan kritikan maupun
saran dan masukan yang sifatnya membangun dan memperbaiki makalah ini.

Pacitan, Agustus 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia ( the largest


archipelagic country in the world) dengan wilayah laut yang sangat besar (5,8 juta
km2), dan perairan umum/tawar kurang lebih 54 juta ha yang terdiri dari sungai,
waduk, danau, rawa-rawa, dan genangan air lainnya. Potensi perikanan Indonesia
baik laut maupun tawar di perkirakan mencapai 65 juta ton/tahun yang nilainya
mencapai 82.064 juta dolar AS. Dengan potensi yang begitu besar, sumber daya
perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat diandalkan bagi pembangunan
dan kesejahteraan bangsa dan negara. Ini berarti bahwa potensi produksi dan
pengembangan usaha perikanan masih sangat besar terutama untuk budidaya
perairan(aquakultur), usaha pengelolahan, dan industri bioteknologi kelautan dan
perikanan. Sektor perikanan mampu menjadi andalan perekonomian nasional
suatu bangsa. Dan itu bisa terjadi melalui kerja keras, profesional, dan bijaksana
terhadap sektor tersebut. Komsumsi ikan merupakan salah satu faktor yang dapat
menjadikan sektor ini sebagai andalan.

Potensi lahan yang luas dapat dikembangkan dengan berbagai komoditas


budidaya sebagai suatu usaha yang prospektif. Pada perairan umum dapat
digunakan usaha budiaya ikan pada kolam, keramba, keramba jaring apung (
KJA), sangkar, kolam tadah hujan, mina padi, dan lain-lain.

Rumusan masalah

1) Defenisi keramba jaring apung


2) Proses budidaya ikan di keramba jaring apung
3) Proses Pemanen ikan di Keramba
4) Kelebihan dan kekurangan keramba jaring apung
Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami budidaya ikan dengan keramba jaring
apung
Untuk mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan dari keramba
jaring apung.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keramba Jaring Apung


Keramba jaring apung adalah salah satu wadah budidaya perairan yang
cukup ideal, yang ditempatkan di badan air dalam, seperti waduk, danau, dan
laut. Keramba jaring apung merupakan salah satu wadah untuk penerapan
budidaya perairan sistem intensif. Prinsipnya semua jenis ikan laut dan ikan
air tawar dapat dipelihara pada kerambah jaring apung.

B. Poses Budidaya Ikan Di Keramba Jaring Apung


1. Teknis budidaya
KJA menggunakan sistem double layer (jaring ganda) artinya
pada satu luasan kolam terdapat 2 atau lebih jaring untuk jenis ikan yang
berbeda tetapi saling mendukung. dalam hal ini kami menggunakan ikan
mas sebagai produk utama yang di kembangkan di jaring bagian atas,
sedangkan jaring kolor (jaring bagian bawah) di pelihara ikan nila, bisa
juga ikan patin/jambal dan bahkan bisa gabungan keduanya nila dan patin.
Pemilihan ikan nila sebagai produk sekunder adalah karena tidak
memerlukan pakan khusus, ikan nila bisa mencapai pertumbuhan cukup
baik dengan hanya memakan sisa sisa pakan yang tidak termanfaatkan/
tidak terkonsumsi dari ikan ikan mas yang ada di atasnya, selain itu ikan
nila dapat memakan lumut lumut yang ada di jaring, dua keuntungan
sekaligus yaitu membersihkan jaring dan meningkatkan hasil. Umumnya
ikan mas ditanam pada jaring ukuran 7 X 7 m dengan padat tebar 8.000
10.000 ekor, diberi pakan pelet 4-5 kali perhari. Biasanya untuk mencapai
ukuran konsumsi masa tanam sekitar 2,5 3 bulan tergantung ukuran ikan
yang di kehendaki.
Berbeda dengan ikan nila yang di tanam di jaring kolor dengan
ukuran 14 X 14 m dengan masa tanam 6-7 bulan. ikan nla tidak di beri
prlakuan pakan khusus, hanya saja terkadang suka di beri tambahan pakan
yang berasal dari bahan bahan / limbah pertanian lokal seperti singkong,
mie ataupun roti.
Selain ikan nila, jaring kolor juga dapat di gunakan untuk ikan
patin, sama seperti nila, patin juga tidak memerlukan perlakuan
pakan khusus, kecuali jika ingin mempercepat masa panen. sebab patin
termasuk lambat pertumbuhannya jika tidak di beri pakan khusus, satu
masa tanam bisa mencapai 12 bulan. Ada teknik khusus untuk mensiasati
hal itu sebenarnya, yaitu dengan menggabungkan ikan nila dan patin
dalam satu jaring kolor. jadi dalam satu tahun bisa panen tiga kali ikan
mas, dua kali ikan nila dan satu kali ikan patin, tanpa ada penambahan
biaya yang terlalu signifikan.
Ada beberapa jenis ikan yang cukup potensial untuk
dikembangkan dengan sistem budidaya keramba, diantaranya adalah ikan
karper (Chprinus carpio L.). Jenis ikan ini sangat cocok untuk
dikembangkan di daerah yang mempunyai ketinggian antara 150-600
meter di atas permukaan laut, dengan pH perairan antara 7-8, suhu
maksimal untuk kehidupannya antara 20-25C. Kepadatan penebaran
sebaiknya antara 30-50 ekor/M3 dengan ukuran ikan 50-80 gram/ekor:
Dalam pemeliharaan selama 3 -4 bulan, berat Wan b isa mencapai 300-
500. gram/ekor, dengan catatan bahwa ikan tersebut juga diberikan
makanan tambahan.
Ikan tawes (Punctius javanicus Blkr). Jenis ikan ini tumbuh
dengan balk pada ketinggian antar 25-3C. Padat penebaran ikan seberat
20 gram/ekor adalah, 190-125 ekor/M. Pada pemeliharaan selama 3-4
bulan dengan diberikan makanan tambahan dedak halus, beratnya bisa
mencapai 300-500 ekor/M3 dengan benih ikan seberat 20 gram/ekor pada
pemeliharaan 3-4 bulan, dengan diberikan dedak halus atau ampas tahu,
beratnya bisa mencapai 200 300 gram/ekor.
Ikan mujair (Tilapia masambica). Jenis ikan, ini cocok
dibudidayakan di daerah yang mempunyai ketinggian antara 0-1.000 meter
di atas permukaan taut, dengan suhu maksimum antara 25-30C. Padat
penebaran dapat mencapai 500 ekor/M3 dengan benih ikan seberat 20
gram/ekor pada pemeliharaan 3 -4 bulan, dengan diberikan dedak halus
atau ampas tahu, beratnya bisa mencapai 200 -300 gram/ekor.
Ikan sepat siem (Trichogaster pectoralis egen). Ikan ini dapat
hidup di dataran yang mempunyai ketinggian 800 meter di atas permukaan
laut, dengan pH air antara 7-8 dan suhu maksimum antara 25 -35C. padat
penebaran ikan antara 25 - 35 ekor/M3 dengan ukuran panjang 9 Cm.
Ikan toman (Ophiocephalus micropeltres). ikan ini banyak
dikembangkan di daerah Kalimantan. Termasuk lamban pertumbuhannya.
Pada penebaran benih ikan dengan berat 300 gram/ekor adalah, antara .15-
20, ekor/M3. Pada pemeliharaan selama 8 bulan ikan sudah dapat dipanen.
lkan gabus (Ophiocephalus striatus Blkr). Ada dua macam yaitu
yang cepat tumbuh dan lambat tumbuh. Ikan gabus yang cepat tumbuh
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : warna sisik punggung abu-abu muda,
bagian dada berwarna putih keperak-perakan. Ikan gabus hidup di air
tawar dengan pH antara 4,5 - 6. Pada penebaran ikan gabus dengan berat
100 gram/ekor adalah antara 50-60 ekor/M3. Dalam pemeliharaan selama
3 - 5 bulan berat ikan bisa mencapai 500 gram/ekor.
Ikan betok (Anabes testudineus block). to ini sangat tahan
terhadap kekurangan oksigen dan juga air, Bahkan ikan ini dapat hidup
dalam lumpur yang mengandung air antar 1 - 2 bulan. Pada keramba
ukuran 2 x 2 x 2 M 2 dapat ditebarkan benih sebanyak 800 ekor dengan
berat 20 gram/ekor. Dalam waktu 6 bulan berat ikan dapat mencapai 400
gram/ekor.
Ikan gurami (Osphronemus gouramy L.). Hidup di air tawar.
Daerah yang paling cocok adalah dengan ketinggian 50 - 400 meter di
atas permukaan laut, dengan suhu maksimum antara 40 - 60 ekor /M3.
Dalam membudidayakan ikan ini perlu diberikan makanan tambahan
selanq waktu 2 hari sekali dengan jumlah 15 - 20 % dari berat ikan total.
Dalam waktu 3 -4 bulan, ikan ini sudah dapat dipanen.
Selain jenis-jenis ikan tersebut di atas, masih banyak lagi jenis
ikan lokal lain yang dapat dikembangkan dengan sistem keramba. Bila
hendak mengembangkan ikan dalam keramba, kita tinggal menyesuaikan
jenis ikan yang cocok untuk tempat tinggal kita masing - masing.

C. Proses Teknis Pemanen Ikan


KJA menggunakan jaring jadi panennya tidak terlalu sulit tinggal
angkat, tarik, dan gulung, pertama jaring di angkat dengan menggunakan
gombong (bambu panjang yang besar dan kuat), gombong di masukkan / di
letakkan di bawah jaring yang akan di panen lalu di tarik kepermukaan setelah
itu didorong/digeser ke sisi dimana ikan kelak akan di timbang dan di packing.
Setelah di gorok (istilah untuk prosesi tadi) dilakukan penyortiran ikan,
penyortiran ini di perlukan untuk memisahkan ikan berdasarkan ukuran,
sehingga akan memudahkan pada saat packing nantinya selain itu juga untuk
membersihkan dari ikan ikan penggagu bila ada.
Pemilihan ikan, penggorokan jaring dan penyortiran semuanya
dilakukan pada pagi hari sebelum matahari tinggi dan sebelum ikan dikasih
makan, hal ini untuk menjaga agar tidak terjadi kematian pada saat
pengangkutan ikan dari kolam ke konsumen.
Penimbangan dan pengepakan ikan kedalam kantong kantong plastik
beroksigen (istilahnya di balon) dilakukan pada saat sore atau malam hari,
ketika cuaca sudah teduh sehingga ikan tidak mengalami tekanan panas dalam
perjalanan.
Cara pemanenan ikan yang dipelihara d KJA berbeda dengan cara
memanen ikan di kolam biasa, memanen ikan di KJA relatif mudah dan
praktis. Hanya dengan menggunakan bambu yang dipasang di bawah jaring
kemudian ditarik secara perlahan-lahan ke pinggir maka ikan pun akan
terkumpul di jaring dan siap untuk diambil.
BAB III
KESIMPULAN

Dari keseluruhan pembahasan yang telah kami lakukan kami


menyimpulkan bahwa cara budidaya dengan menggunakan keramba jaring apung
sangat intensif khususnya bagi yang ingin mendapatkan keuntungan yang besar,
namun cara budidaya ini juga memiliki kekurangan yaitu tidak tahan lama dalam
pemakaiannya.
Budidaya ikan dalam keramba sangat berperan dalam membantu
melestarikan sumber air ini di perairan umum, karena penangkapan yang
dilakukan secara terus menerus akan mengganggu kelestarian di perairan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.socialbookmark-indonesia.com/post/submit/247/pengertian-keramba-
jaring-apung-untuk-bisnis-perikanan.html

http://infoteklutkan.blogspot.com/2013/02/budidaya-ikan-air-tawar-dengan-
sistem.html

http://promoukm.com/bisnis-ukm/16/keramba-jaring-apung-untuk-budidaya-ikan-
dalam-keramba/

M .Ghufran H. Kordi K, 2008. Budidaya perairan. PT Citra Aditya Bakti,


Bandung.
MAKALAH BUDIDAYA PERIKANAN
Pemanenan Ikan Dalam Budidaya Ikan di Keramba Apung

Disusun Oleh :
- XXXXXXXXXXXXXXXXX
- XXXXXXXXXXXXXXXXX
- XXXXXXXXXXXXXXXXX
- XXXXXXXXXXXXXXXXX

KELAS XI BP 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


PACITAN
TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

Anda mungkin juga menyukai