Disusun kelompok 1:
Khamim Fahmi B.
Hyang Prameisyewara
M. Faqrel Maulana A.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada allah SWT dan sholawat serta salan kita
curahkan kepada nabi besar muhammad SAW karena dengan rahmat dan hidayahnya, materi
pembuatan makalah ini bisa di selesaikan tepat pada waktu yang telah di tentukan.
Keberhasilan pembuatan makalah ini pun di bantu dan berkat dorongan dari teman teman
semua yang menjadikan hal ini sebagai motivasi untuk kami supaya bisa menyelesaikan makalah
ini sebagai salah satu tugas dari mata pelajaran pkwu .
Dalam pembuatan makalah ini, kami sebagai penyusun memberikan sedikit informasi
tentang perikanan terutama pada ikan gurame . informasi ini pun kami dapat dari berbagai
sumber yang telah kami rangkum supaya menjadi kesatuan yang kompleks,sistematis,dan mudah
di pahami oleh pembaca. Untuk lebih spesifiknya kami membahas tentang budidaya ikan gurame
di indonesia.
Besar harapan kami agar pembuatan makalah ini bermanfaat untuk pembaca dan
khususnya kami sebagai penyusun. Walaupun kami sadari banyak sekali kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini mohon untuk dimaklumi.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 KOLAM
Benih Ikan adalah anak ikan dengan ukuran tertentu yang akan digunakan sebagai
bahan organik dalam kegiatan pembudidayaan ikan.
1. Pemilihan Induk, Tahap awal teknik pembenihan ikan adalah seleksi (pemilihan induk
jantan dan betina unggul yang matang kelamin. Pengenalan ciri-ciri induk jantan dan
betina dapat dilihat dari perbedaan di bagian kepala, dasar sirip dada, tutup insang, dan
sirip ekor.
2. Pemeliharaan Induk, Induk Gurami yang terpilih dipelihara dalam kolam pemeliharaan
induk. Pemeliharaan induk dapat dicampur dengan jenis ikan lain (polikultur), misalnya
ikan nilem, mujair, dan ikan mas.
3. Pemijahan, Pemijahan dilakukan secara alami di kolam pemeliharaan induk. Kolam
induk diberi tempat dan bahan sarang. Tempat sarang berupa keranjang sampah plastik
bulat diameter 20-25 cm atau tempat lain yang serupa dan ditempatkan pada kedalaman
10-15 cm dibawah permukaan air. Bahan sarang berupa sabut kelapa, ijuk atau bahan
lain yang dapat dibuat sarang yang ditempatkan di permukaan air sekitar tempat sarang.
Ikan yang sudah siap memijah membuat sarang untuk menampung telur.
4. Penetesan, Kepadatan telur selama proses penetasan adalah 4-5 butir/cm2 dengan
pemberian aerasi kecil. Telur menetas dalam selang waktu 24-48 jam tergantung suhu
media penetasan. Sebaiknya suhu dipertahankan pada kisaran 29-30 oC untuk
meningkatkan derajat penetasan telur. Larva dapat dipindahkan ke wadah yang lebih
besar setelah berumur 7-9 hari untuk pemeliharaan selanjutnya. Pemberian pakan
dimulai setelah larva dipindahkan. Pakan yang diberikan berupa cacing rambut (Tubifex
sp.), Daphnia sp., Moina sp., atau pakan alami lainnya yang sesuai ukurannya.
5. Pemeliharan benih ikan, Benih gurame dapat dipelihara di akuarium, bak kayu yang
dilapisi plastik, bak tembok atau ditebar langsung ke kolam pendederan. Pemeliharaan
benih pada wadah terkontrol harus dilengkapi dengan aerasi untuk suplai oksigen dan
terhindar dari kontak langsung dengan hujan.
1.3 PAKAN
Pakan ikan gurami merupakan kebutuhan yang dapat berdampak langsung pada hasil yang
akan Anda dapatkan, yaitu rugi ataupun untung. Pakan menjadi salah satu kebutuhan yang
menempati porsi terbesar pada struktur modal usaha. Oleh karena itu, pemberian pakan harus
dilakukan dengan tepat, mulai dari jenis, ukuran, cara, waktu, dan jumlah.
BAB 3
PENERAPAN
1.3 Panen/Hasil
Tahap terakhir dalam budidaya ikan gurame adalah panen. Tahap ini sangat ditunggu-tunggu.
Namun pelaksanaan panen harus Anda jalankan dengan hati-hati, agar hasilnya pun juga
maksimal. Masa panen biasanya dalam waktu 4-6 bulan sejak benih dimasukkan dalam kolam
Dalam memanen, Anda juga perlu melihat kebutuhan pasar, jenis gurame seperti apa yang
banyak diminati oleh pasar.
BAB 4
PERHITUNGAN BIAYA
Akumulasi Biaya
Administrasi: 1.500.000
Kolam : 8 x 10 x 1m, 80m2: 2.000.000
Bibit : 2.500 x 1000 : 2.500.000
Pakan : 250.000 x 25 : 6.250.000
Obat-obatan : 500.000 x 1 masa panen: 500.000
Total Pengeluaran : 12.750.000
Sistem penjualan langsung di tempat kolam relatif lebih mudah dan menguntungkan bagi
petani ikan atau pembudidaya pemula karena tidak menanggung kematian ikan selama
transportasi dan penyusutan bobot gurame atau perbedaan timbangan. Gurame yang mati
dihargai lebih rendah dibandingkan dengan gurame yang hidup. Para pedagang pengumpul
biasanya menginginkan ikan gurame konsumsi dengan ukuran tertentu. Sistem pembayaran yang
dilakukan oleh pedagang pengumpul kepada pembudidaya biasanya dilakukan secara bertahap
dan tunai.
Kegiatan usaha budidaya tersebut saling terkait dan untuk meningkatkan produktivitas ikan
gurame perlu adanya pola intensifikasi seperti pemilihan kegiatan usaha budidaya disesuaikan
dengan kemampuan modal, kondisi geografis lahan, serta sarana dan prasarana yang dimiliki.
Selain itu, kecenderungan permintaan pasar juga harus diperhatikan.