Dosen Pengampu:
I Made Dedi Mahariawan, S.Pi, MP
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Serranidae
Subfamili : Epinephelinae
Genus : Epinephelus
Spesies : Epinephelus sp
Kedalaman air pada saat pasang surut berkisar 2-5 meter atau lebih.
Kecepatan arus tidak lebih dari 20-40 cm/detik.
Air dengan kadar salinitas 15-30 ppt, suhu 28-30 °C, oksigen 5-8 ppm,
pH 7,5-9,0, serta amonia dan nitrat <0,1 ppm.
Selain yang sudah disebutkan di atas, lokasi budidaya ikan kerapu tidak boleh
dekat muara sungai. Hal ini dikarenakan muara sungai banyak mengandung
berbagai macam limbah rumah tangga yang menjadi penyebab pencemaran air.
Air yang tercemar dapat menjadi sumber penyakit kerapu yang sulit
disembuhkan.
4. Manajemen Pakan
Pakan adalah salah satu faktor penting dalam budidaya karena kontribusinya
yang sangat besar dalam biaya operasional budidaya. Penggunaan pakan yang
efisien dan efektif akan sangat menguntungkan secara ekonomi.
Pada tahap pemeliharaan, ikan kerapu bisa diberi makanan pokok yang berupa
pelet setiap harinya. Pelet sangat disarankan karena dibuat sesuai kebutuhan
nutrisi ikan kerapu sehingga akan berdampak baik bagi pertumbuhannya. Ikan
kerapu yang diberikan pelet juga cenderung memiliki angka FCR (Food
Conversion Rate) yang lebih efisien dibanding kerapu yang diberi pakan lain.
Selain makanan pokok, juga bisa memberikan vitamin C atau suplemen lainnya
untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi stres pada ikan.
Pemberian vitamin C juga bisa memperbaiki angka kelangsungan hidup ikan
kerapu.
Ikan kerapu dapat mulai dipanen setelah 5 bulan. Namun umumnya untuk
mencapai ukuran tersebut dibutuhkan waktu pemeliharaan selama 6 hingga 8
bulan.
Pemanenan ikan kerapu dapat dilakukan dengan sistem panen total atau juga
dengan sistem panen selektif tergantung pada kebutuhan. Setelah panen selesai
ikan dapat dipasarkan sesuai permintaan pasar.
5. Panen
Pemanenan dilakukan ketika ikan sudah mencapai ukuran panen yaitu 500 –
1200 g/ekor atau sesuai dengan permintaan pasar. Untuk mencapai ukuran ini
biasanya ikan membutuhkan waktu 5-8 bulan pemeliharaan.
Sebelum dipanen, ikan kerapu wajib dipuasakan selama 1-2 hari agar ikan
muntah selama pengangkutan. Setelah itu, Bapak/Ibu bisa mempersiapkan
jaring/bak penampung sementara untuk menampung hasil panen. Panen
dilakukan dengan mengangkat jaring KJA secara perlahan kemudian diamkan
di dekat permukaan KJA sekitar 10 menit. Jaring kemudian dibagi dengan
menggunakan bambu atau kayu menjadi 2 bagian untuk memudahkan
pengambilan ikan.
Ikan kerapu diambil dari jaring dengan menggunakan scope net atau keranjang
dan ditampung dalam jaring penampungan. Setelah itu, Bapak/Ibu bisa
menyortir ikan sesuai dengan ukurannya. Setelah disortir, ikan kerapu
ditimbang dan dipindahkan ke kapal pengangkut untuk dibawa ke pembeli atau
bak penampungan sementara di darat.
Apa yang terjadi jika stocking density yang rendah dan belum mencapai titik
CSC, bagaimana pengaruh terhadap ikan!
Stres Individu: Kerapu bisa menjadi sangat stres jika jumlah ikan terlalu
sedikit. Ikan sering kali menunjukkan perilaku sosial, dan kepadatan penebaran
yang rendah dapat mengurangi interaksi sosial antar ikan dan menimbulkan
stres antar individu.
Biaya produksi yang tidak efisien: Kepadatan yang terlalu rendah dapat
mengakibatkan biaya produksi tidak efisien. Fasilitas dan sumber daya lainnya
mungkin tidak digunakan secara optimal, sehingga dapat mempengaruhi
keberlanjutan ekonomi usahatani.
Manajemen Kesehatan:
Pemantauan Kesehatan: Awasi kesehatan ikan secara teratur. Perhatikan
tanda-tanda penyakit seperti perubahan warna, lesi, atau perilaku aneh.
Tanggapi masalah kesehatan segera untuk mencegah penyebaran penyakit.
Vaksinasi dan Pengobatan: Jika diperlukan, pertimbangkan penggunaan
vaksinasi dan pengobatan untuk mencegah dan mengatasi penyakit.
Keamanan Budidaya:
Pencegahan Predator: Lindungi kolam dari serangan predator dengan
menggunakan jaring atau sistem penutup lainnya.
Keamanan Struktur: Periksa dan perbaiki struktur kolam secara teratur untuk
mencegah kebocoran atau kerusakan lainnya yang dapat mengancam
keamanan ikan.