Anda di halaman 1dari 12

Manajemen Akuakultur Tawar

Pembesaran Ikan Sidat


(Anguila spp)

Ristamaria Manullang
(19051102013)
Menu

01
TINJAUAN
PUSTAKA
Klasifikasi dan Morfologi Ikan Sidat
Tubuh sidat berbentuk bulat memanjang, sekilas mirip dengan
belut yang biasa dijumpai di areal persawahan. Salah satu
karakter atau bagian tubuh sidat yang membedakannya dari belut
adalah keberadaan sirip dada yang relatif kecil dan terletak tepat
di belakang kepala sehingga mirip seperti daun telinga sehingga
dinamakan pula belut bertelinga. Bentuk tubuh yang memanjang
seperti ular memudahkan bagi sidat untuk berenang diantara
celah-celah sempit dan lubang di dasar perairan (Haryono dkk,
2008).
Adapun klasifikasi ikan sidat menurut Nelson (1994) sebagai berikut:
Filum : Vertebrata
Sub Filum : Craniata
Super Kelas : Gnathostomata
Kelas : Teleostei
Sub Kelas : Actynopterigii
Ordo : Anguilliformes
Sun Ordo : Anguilloidei
Famili : Anguillidae
Genus :Anguilla
Spesies : Anguilla bicol
Reproduksi Kebiasaan Makan Ikan Sidat
Sidat termasuk hewan yang bersifat Makanan utama larva sidat adalah plankton,
katadromous karena pada ukuran sedangkan sidat dewasa adalah Tubifex,
anakan sampai dewasa tinggal di serangga, moluska, udang dan ikan lain. Ikan
perairan tawar namun ketika akan sidat juga dapat diberi pakan buatan ketika
memijah beruaya ke laut dalam. dibudidayakan. Makanan terbaik untuk sidat
Pemijahan diperkirakan berlangsung pada stadia preleptochepali adalah telur ikan
pada kedalaman 400- 500 meter hiu, dengan makanan ini sidat stadia
dengan suhu 16-17℃ dan salinitas preleptochepali mampu bertahan hidup hingga
35 ppt. Jumlah telur yang dihasilkan mencapai stadia leptochepalus.
(fekunditas) setiap individu betina
berkisar antara 7000.000-13.000.000
butir dengan diameter telur sekitar 1
mm
Menu

02
PEMBESARAN IKAN
SIDAT
1. Cara Pembesaran Budidaya Ikan Sidat

Secara Umum, pembudidayaan ikan sidat ada 3 tahapan, yaitu :

1. Tahap Pendederan I,
2. Tahap Pendederan II
3. Tahap Pembesaran.
Adanya tahap budidaya ini dimaksudkan untuk mempercepat laju pertumbuhan ikan
sidat. Sampai saat ini belum ada rekayasa teknologi pembenihan ikan sidat. Sehingga
stok benih ikan sidat  masih harus mengandalkan hasil tangkapan dari alam.  Benih
Ikan sidat ini warnanya masih transparan sehingga disebut glass eel.  Bentuknya
sudah panjang mirip ikan sidat tapi dalam ukuran mini
Tahap Pendederan I
Lanjutann
• Tahap pendederan merupakan tahap pengenalan dan sekaligus adaptasi awal
benih ikan sidat dari alam supaya dapat dipelihara dalam ekosistem buatan dan
pakan yang homogen atau pakan buatan. Pemeliharan pada tahap ini bertujuan
untuk memelihara glass ell sampai menjadi benih ikan sidat berukuran elver. 
• Setelah tahap pendederan I dilakukan maka elver sudah bisa masuk ke tahap
pendederan selanjunya yaitu tahap pendederan II.
• Glass ell yang dipelihara umumny dari jenis A. bicolor dan A. marmorata. Glass
ell untuk jenis A. bicolor berasal dari pantai selatan Jawa sedangkan A. marmorata
berasal dari Poso Sulawesi Tengah dan Tatelu. Berat glass ell yang ditebar
berukuran 0,17 gr/ekor dengan kepadatan untuk setiap tempat pemeliharaan 6
ekor / liter air. 
• Penebaran glass ell dilakukan sesegera mungkin setelah glass ell diterima di
tempat pemeliharaan. Disarankan untuk melakukan transportasi pada malam hari
untuk mengurangi stress oleh tingginya suhu lingkungan selama transportasi
apabila dilakukan pada siang hari. Sebelum ditebar ke dalam tempat pemeliharaan
glass ell harus diaklimatisasi terlebih dahulu.. Perlakuan tersebut bisa dilakukan
dengan cara menempatkan plastik packing sehingga mengapung di atas air media
pemeliharaan
• Tahap Pendederan II 
Lanjutann merupakan tahap persiapan untuk menghasilkan sidat ukuran fingerling (10
gr/ekor) dan selanjutnya siap di pelihara pada tahapan pembesaran.
• Tahap Pembesaran
Tahapan terakhir dari kegiatan budidaya ini adalah pembesaran. Tahapan
pembesaran bertujuan untuk memperoleh ikan sidat ukuran konsumsi (> 200
gr/ekor).
• Tempat pemeliharaan yang digunakan adalah bak beton dengan dimensi 2 x 5 x
1,8 m3 dengan air media yang digunakan hanya 5 m3. Bak pemeliharaan
dilengkapi dengan sistem aerasi sedang, sistem air mengalir. Air media
pemeliharaan berasal dari tandon air sumur artesis yang dialirkan memalui
paralon ke dalam bak pemeliharaan. Volume pergantiian air sebanyak 300 % per
hari. Pada bagian atas bak ditutupi oleh terpal untuk menjaga suhu air pada
kisaran 29 - 31 derajat Celcius .
• Waktu yang diperlukan di dalam budidaya ikan sidat tergantung ukuran benih
yang ditabur. Untuk benih ukuran 200 gram untuk menghasilkan panen ukuran >
500 gram memerlukan waktu maksimal lima bulan.
• Tingkat produktivitasnya juga cukup bagus. Untuk satu ton benih, diperkirakan
bisa menghasilkan 5 ton ikan sidat. Sekarang, semakin banyak investor yang
berkeinginan membudidayakan ikan sidat, sebab, budidaya ikan sidat dipastikan
menguntungkan.
2. Kolam Pemeliharaan

Pembuatan kolam untuk memelihara harus memenuhi berbagai


persyaratan. Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan itu antara
yang lain: letak tanah, keadaan tanah, luas kolam, bentuk kolam,
dalam kolam, pematang, dasar kolam, saluran pemasukan air, pintu
pengeluaran atau monik, dan penggalian kolam (Arisman, 1982).

 Kolam Terpal
• Kolam terpal di atas permukaan tanah.
• Kolam terpal di bawah permukaan tanah
 Kolam Tanah
 Kolam Beton/Semen
3. Kontrol Kualitas Air
 Suhu
 Oksigen Terlarut
 Derajat Keasaman
 Salinitas
 Amoniak
4. Pemberian Pakan Pembesaran
Ikan Sidat
Menurut Affandi (1999), pada penggunaan pakan buatan jumlah pakan
yang diberikan untuk ikan sidat yang berumur dua bulan yaitu sebanyak
3% dari bobot biomassa per hari. Menurut Usui (1976), pada usaha
budidaya sidat di Jepang pakan yang diberikan untuk sidat ukuran larva
hingga benih yaitu sebesar 2-5% bobot biomassa ikan sidat per hari
serta frekuensi pemberian pakan sebanyak dua kali sehari

5. Penyakit Pada Ikan Sidat


Pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif dibandingkan
dengan pengobatan, sebab pencegahan dilakukan sebelum terjadi
serangan, baik hama maupun penyakit, sehingga biaya yang
dikeluarkan tidak terlalu besar (Haeru, 2007). Penyakit yang sering
menyerang sidat adalah cotton tuft, sindrom fin-rot, dropsy dan bercak
merah akibat bakteri Aeromonas hydrophylla (Haeru, 2007).
Thanks
CREDITS: This presentation template was created by

ANY QUESTION???
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai