PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah prakarya budidaya ikan air tawar yaitu Ikan nila
(Oreochromis niloticus) yaitu untuk mengetahui tehnik pembesaran yang baik dalam
budidaya Ikan nila (Oreochromis niloticus) di kolam air tenang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang
berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu,
jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.
Ikan Nila mempunyai ciri-ciri, yaitu bentuk badan pipih kesamping memanjang,
mempunyai garis vertikal sepanjang tubuh 9-11 buah, garis-garis pada sirip ekor berwana
merah sejumlah 6-12 buah, pada sirip pungung terdapat garis-garis miring; dan mata tampak
menonjol dan besar, tepi mata berwarna putih.
Nila merupakan ikan sungai atau danau yang cocok dipelihara di perairan tawar
yangtenang, kolam dapat berkembang pesat pada perairan payau misalnya tambak. Kebiasaan
makan nila diperairan alami adalah plankton, tumbuhan air yang lunak serta caing. Benih nila
suka mengkonsumsi zooplankton seperti Rotatoria, Copepoda dan Cladocera; sedangkan
termasuk alga yang menempal. Pada perairan umum anakan nila sering terlihat mencari
makan di bagian dangkal. Sedangkan Nila dewasa di tempat yang lebih dalam. Nila dewasa
mampu mengumpulkan makanan berbentuk plankton dengan bantuan lender (mucus) dalam
mulut
4
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih
selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa
kolam pembesaran, yaitu:
a. Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari
kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas
maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan
memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah
benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau
langsung dijual kepada pera petani.
b. Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam
dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan
mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih
dari 10 ekor/meter persegi.
c. Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah
antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
2. Kolam/tempat pemberokan.
Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2
m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan
kedalaman kolam.
5
2. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha memanen/menangkap ikan nila antara lain
adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan
penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak,
fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit
dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan
yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar),
jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
3. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk
pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dan lain sebagainya. Dalam
menyiapkan media pemeliharaan ini, hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
1. Pengeringan kolam selama beberapa hari. Kemudian dilakukan pengapuran untuk
memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi.
2. Memberikan pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea masing-masing dengan dosis
50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea
masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
4. Kegiatan Pembesaran
Pada tahap pembesaran dilakukan pada saat induk ikan meninggalkan anaknya atau
benih setelah penetasan sampai dengan ikan tersebut menjadi dewasa atau ikan tersebut
menjadi calon induk dan siap di panen. Dalam tahap pembesaran Ikan Nila, ada beberapa hal
yang perlu di lakukan yaitu:
1. Pemilihan dan Penebaran Benih Ikan Nila
Ciri-ciri benih nila yang unggul adalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhannya sangat cepat.
b. Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
c. Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
d. Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
7
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas;
hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3. Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung;
menagkap dan membuang hidup-hidup.
4. Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran
kolam.
5. Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6. Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi
penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali
penghalang.
Penyakit
1. Penyakit pada kulit
Gejala: pada bagian tertentu berwarna merah, berubah warna dan tubuh berlendir.
Pengendalian: Merendamkan ikan nila kedalam larutan PK (kalium permanganat) selama
30-60 menit dengan dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari
kemudian. Merendamkan kedalam Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit
dengan dosis 2-3,5 %.
2. Penyakit pada insang
Gejala: tutup insang bengkak, Lembar insang pucat/keputihan. Pengendalian:
Merendamkan ikan nila kedalam larutan PK (kalium permanganat) selama 30-60 menit
dengan dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian.
Merendamkan kedalam Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-
3,5 %.
3. Penyakit pada organ dalam
Gejala: perut ikan bengkak, sisik berdiri, ikan tidak gesit. Pengendalian: Merendamkan
ikan nila kedalam larutan PK (kalium permanganat) selama 30-60 menit dengan dosis 2
gram/10 liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian. Merendamkan
kedalam Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-3,5 %.
8
Secara umum ada beberapa cara yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya
penyakit dan hama pada budidaya ikan nila, yaitu :
1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
3. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
4. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan
air.
5. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
6. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan
7. secara hati-hati dan benar.
8. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa
penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulam
Usaha pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) mempunyai prospek yang cukup
baikdikembangkan, karena permintaan pasar yang cenderung sangat meningkat dan rasanya
yang gurih serta ditunjang pula harganya yang relatif mahal dibandingkan dengan ikan hasil
budidaya air tawar lainnya di sekitar Kuala Kapuas.Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis
Niloticus) di kolammerupakan salah satu cara budidaya ikan yang mudah dikembangkandi
Kabupaten Kapuas karena wilayahnya yang banyak air dan sungaiserta pola budidaya ikan
yang mulai digandrungi masyarakat. Jugasebagai alternatif sumber pendapatan dan
pemenuhan gizi keluarga.Makanan bagi Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) juga tidak
sulit,karena ia mau menyantap segala jenis makanan alami ataupun buatan(pellet), bahkan
diberi dedak halus ataupun ampas tahu ia mau juga.Ikan Nila (Oreochormis Niloticus)
termasuk jenis ikan pemakancampuran (omnivora).Berbeda dengan jenis ikan konsumsi
lainnya, Ikan Nila(Oreochormis Niloticus) termasuk golongan pemakan segala ini dapatdi
budidayakan (pembesaran) dengan berbagai sistem, antara lain :
sistem air deras, keramba, jaring terapung, longyam serta di kolam air tergenang (stagnat
water). Oleh karena dibudidayakan dengan banyakcara itulah, maka Ikan Nila (Oreochormis
Niloticus) dapat dijadikanalternatif pemilihan usaha.
3.2 Saran
Selama masa pemeliharaan perlu diawasi kemungkinan adanya serangan hama dan
penyakit. Cara yang paling aman untuk mengendalikan hama adalah secara fisik menangkap
langsung hewanliar/hama tadi atau mencegahnya masuk ke dalam kolam.Sedangkan penyakit
ikan dapat dicegah dengan pengapuranyang seimbang untuk mempertahankan kualitas air,
serta diupayakan suhu air tidak kurang dari 280C
10
DAFTAR PUSTAKA
http://permathic.blogspot.com/2012/03/cara-beternak-ikan-nila.html
http://karodalnet.blogspot.com/2012/09/cara-budidaya-ikan-nila.html
http://artikel-populer.blogspot.com/2012/09/cara-budidaya-ikan-nila-yang-baik-dan.html
http://www.scribd.com/doc/40566197/MAKALAH-Pembesaran-Ikan-Nila
11