Anda di halaman 1dari 17

Pengertian Ikan konsumsi adalah jenis-jenis ikan yang lazim

dikonsumsi sebagai pangan oleh manusia. Ikan konsumsi dapat


dikelompokkan berdasarkan habitat hidup jenis-jenis ikan yaitu dari
laut dan dari perairan di darat. Ikan konsumsi juga dapat
dikelompokkan berdasarkan upaya memperoleh ikan tersebut seperti
penangkapan langsung dari alam dan hasil pembudidayaan.

Pada umumnya jenis-jenis ikan konsumsi dari laut dilakukan dengan


penangkapan langsung di laut, sementara hanya sedikit jenis ikan laut
yang dilakukan dengan upaya pembudidayaan. Jenis-jenis Ikan
Konsumsi diperolah dari penangkapan di laut dilakukan oleh nelayan
dari mulai nelayan kecil yang mengandalkan jala lempar sampai
kepada nelayan besar yang menggunakan peralatan modern.

Ikan Konsumsi dari perairan di darat biasanya disebut juga sebagai


Ikan Air Tawar. Ikan Air Tawas sebagai ikan konsumsi diperoleh
dengan menangkap dari alam atau ikan yang dibudidayakan.
Macam –Macam Ikan Air Tawar

1. Ikan Mujair

Siapa sangka jika ikan mujair awalnya berasal dari perairan Afrika dan di Indonesia sendiri
pertama kali ditemukan oleh Pak Mujair pada tahun 1939 di muara Sungai Serang, pantai
selatan Blitar, Jawa Timur. Karenanya ikan yang dikenal Mozambique tilapia dalam bahasa
Inggris, akhirnya diberi nama Mujair untuk mengenang penemunya.

Bentuk ikan ini pipih dan umumnya berwarna hitam keabu-abuan. Ikan mujair memiliki
panjang maksimum 40 cm dengan daging yang gurih dan duri tidak terlalu banyak.

Cara mengolah ikan mujair cukup mudah bisa hanya digoreng kering dimakan bersama
sambal terasi, atau dipesmol bumbu kuning yang akan menambah selera makan anda.

2. Ikan Lele
Lele disukai banyak orang karena selain rasanya yang gurih, harganya juga relatif murah
dibanding ikan air tawar lainnya.

Bertubuh licin dan panjang yang semakin mengecil ke arah ekor, lele memiliki ciri khas
tersendiri yakni kumis yang panjang.

Selain digoreng dan disajikan bersama sambel menjadi pecel lele, ikan ini juga dapat dimasak
menjadi mangut lele atau dibakar dengan bumbu kecap.

3. Ikan Gurame

Berbeda dengan lele, harga ikan gurame cenderung lebih mahal dan ikan air tawar jenis ini
biasanya banyak disajikan di restoran. Namun harga yang dipatok sesuai dengan ukurannya
yang besar dan dapat dinikmati beramai-ramai hingga 4-6 orang.

Dengan bentuk pipih dan lebar serta warna cokelat muda, ikan gurame memiliki daging
sangat padat. Durinya berukuran besar dan hanya terdapat di tengah atau pinggir badannya,
sehingga tidak sulit untuk memilah dan membuang ketika kita menyantapnya.
Macam – Macam Ikan Air Payau

1. Bandeng

Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang cukup terkenal dan
mudah didapatkan. Dagingnya putih, seratnya halus, dan rasanya gurih. bandeng
memiliki badan memanjang seperti torpedo dengan sirip ekor bercabang sebagai
tanda tergolong ikan perenang cepat. Kepala bandeng tidak bersisik, mulut kecil
terletak di ujung rahang tanpa gigi, dan lubang hidung terletak di depan mata. Mata
diliputi oleh selaput bening (subcutaneus). Warna badannya putih keperak-perakan
dengan punggung biru kehitaman.

Bandeng digolongkan jenis ikan herbivora karena memakan tumbuh-tumbuhan yang


berupa plankton. Pada budidaya bandeng konsumsi bandeng dapat ditebar dengan
kepadatan tinggi. Benih ukuran berat rata-rata 50g/ekor atau panjang 7-10 cm dapat
ditebar 500 ekor/m3. Ukuran konsumsi akan mencapai berat rata-rata 450 g/ekor
setelah dipelihara selama 4 bulan.

2. Ikan Kerapu Macan

Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) adalah sejenis kerapu yang menghuni


perairan Indo-Pasifik. Bersama-sama dengan kerapu kertang, ikan ini merupakan
ikan tangkap yang populer di Nusantara. Ikan yang berstatus terancam punah
karena rusaknya habitat ini menghuni perairan terbuka, laut dangkal, kawasan
pasang-surut, terumbu karang, dan laguna pantai. Ikan dewasa dapat mencapai
lebih daripada 2 m. Ikan ini sering dibudidayakan karena harganya yang mahal.

3. Kerapu Bebek atau kerapu tikus

Kerapu bebek atau kerapu tikus (Chromileptes altivelis) adalah jenis ikan dari
keluarga Serranidae yang ditemukan di Australia, Cina, Guam, Hong Kong, India,
Indonesia, Jepang, Kenya, Malaysia, Kaledonia Baru, Kepulauan Mariana Utara,
Papua Niugini, Filipina, Pulau Pitcairn, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam dan
mungkin di Mozambique dan di Vanuatu. Habitat alaminya adalah karang laguna
pantai. Jenis ini terancam kehilangan habitatnya.

Dalam bahasa Inggris, kerapu bebek disebut humpback grouper atau panther
grouper dan khususnya di Australia, lebih dikenal dengan nama barramundi cod.
Kerapu bebek sering dipelihara dalam aquarium laut. Ikan ini harus dibeli dengan
hati-hati karena tumbuh pesat dan ukurannya bisa mencapai 50 cm. Walau dijual
saat baru berukuran beberapa cm, ikan ini harus dipelihara dalam aquarium sebesar
paling tidak 1 meter kubik. Dia juga harus dipelihara bersama ikan kecil yang akan
menjadi pa
Macam – Macam Ikan Air Laut

1. Ikan Tongkol

Berasal dari keluarga yang sama, ikan tongkol sekilas mirip dengan cakalang dan tuna.
Dengan warna agak gelap dan langsing, panjang ikan tongkol rata-rata sekitar 60 cm. Bagian
punggung tongkol berwarna biru gelap metalik dengan pola garis-garis. Tongkol lebih
banyak dikonsumsi masyarakat Jawa dan Sumatera.

Selain digoreng, ikan tongkol mudah ditemui dengan olahan gulai, cabe hijau, rica hingga
pindang asem.

2. Ikan Cakalang

Cakalang memiliki warna lebih terang dibanding tongkol, sehingga sering disebut “tongkol
putih”. Perbedaan utamanya terletak pada bentukan badannya yang lebih gemuk dibanding
tongkol. Warnanya biru keunguan hingga gelap. Cakalang merupakan santapan favorit
Sulawesi dan Maluku. Cakalang rica-rica suwir sering ditemukan di wilayah ini, mulai dari
bubur manado sampai dengan nasi kuning Ambon.

3. Ikan Tuna

Indonesia merupakan salah satu penghasil ikan tuna terbesar di dunia. Tuna dikenal memiliki
nilai komersial tinggi karena berukuran besar. Tuna dewasa beratnya mulai 35 hingga 350
kilogram. Daging tuna biasanya berwarna merah muda ke merah.

Tuna segar selain untuk sushi dan sashimi, juga sering diolah dengan bumbu balado, kuah
kuning, saus teriyaki, saus tiram, sup, hingga tongseng. Tuna juga termasuk paling mudah
dicari olahannya seperti baso, abon, ikan kering, atau dikalengkan dengan mayonnaise.
Penyiapan Sarana dan Peralatan

1) Kolam.

Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan nila tergantung dari sistim
pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb). Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam
budidaya ikan nila antara lain:

a) Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan.

Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya
50-100 m2 dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah :
 Suhu air berkisar antara 20-22˚C.
 Kedalaman air 40-60 cm.
 Dasar kolam sebaiknya berpasir.
b) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan.

Luas kolam tidak lebih dari 50-100 m2. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya
5-50 ekor/ m2. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan antara 3-4 minggu, pada saat benih
ikan berukuran 3-5 cm.
c) Kolam pembesaran.

Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas
dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam
pembesaran, yaitu:

1. Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan.
Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 m /kolam.
Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan
ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap
kedua atau langsung dijual kepada pera petani.

2. Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat
berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5
cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10
ekor/ m2.

3. Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100
cm dengan luas 500-2.000 m2.
d) Kolam/tempat pemberokan.

Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung,


berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat
disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan
pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam
dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1-1,5 m dengan kedalaman
60-75 cm.

2) Peralatan.

Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah: jala,
waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih),
seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul,
arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.

Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan lele antara lain
adalah :

 Warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm.


 Ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan.
 Keramba kemplung.
 Keramba kupyak.
 Fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat).
 Kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat).
 Hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk
penangkapan benih.
 Ayakan penyabetan dari alumunium/bambu.
 Oblok/delok (untuk pengangkut benih).
 Sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas).

 Anco/hanco (untuk menangkap ikan),

 Lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),

 Scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),

 Seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar),

 Jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

3) Persiapan Media.

Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan,
terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang
perlu dilakukan adalah :

Pengeringan kolam selama beberapa hari. Lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas
hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/m2.

Pemupukan dengan Pupuk Organik Nasa yang berupa TON + Pupuk makro, yaitu urea dan TSP
masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi

Wadah Budidaya Ikan Konsumsi


1). Kolam
Jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budidaya yang akan
diterapkan. Ada 3 sistem budidaya ikan air yang biasa dilakukan yaitu:

A. Tradisional/Ekstensif

Kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagian kolamnya terbuat
dari tanah.

B. Semi Intensif

Kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya (dinding pematang) terbuat dari tembok
sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah.
C. Intensif

Kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian kolam terdiri dari tembok.

Kolam dapat dikelompokkan berdasarkan sumber airnya, antara lain:

a). Kolam tadah hujan

b). Kolam mata air

c).Kolam pengairan setengah teknis

d). Kolam pengairan teknis

Kolam berdasarkan asal terjadinya, antara lain:

a). Kolam yang sengaja dibuat

b). Kolam yang tidak sengaja dibuat

Kolam berdasarkan bentuknya, antara lain:

a). Bentuk persegi panjang

b). Bentuk bujur sangkar

c). Bentuk lingkaran/bulat

Kolam berdasarkan fungsinya, antara lain:

a). Kolam pemeliharaan induk

b). Kolam pemijahan/perkawinan

c). Kolam penetasan telur

d). Kolam pendederan

e). Kolam pembesaran

f). Kolam penumbuhan makanan alami

g). Kolam pengendapan

h). Kolam penampungan hasil

Kolam berdasarkan aliran airnya, antara lain:

a). Kolam air tergenang

b). Kolam air mengalir


Proses Budidaya Ikan Lele

1. Perhatikan Syarat Hidup Ikan Lele

Ikan lele merupakan jenis ikan yang mudah dipelihara. Kondisi air seperti apapun dapat
dijadikan media pembesaran ikan lele.

Tunggu dulu, bukan berarti Anda mengabaikan kualitas airnya. Justru, semakin baik kualitas
air maka semakin baik pula pertumbuhan ikan lele.

 Suhu
Menurut Debby Ratnasari (2011), ikan lele dapat hidup pada suhu 26-32oC. Jika suhunya
terlalu rendah, maka akan mengganggu proses pencernaan makanan pada ikan lele.
Sebaliknya, apabila suhunya tinggi (hangat), pencernaan makanan pada ikan lele akan
berlangsung cepat.
 Lokasi
Soal syarat lokasi budidaya, tidak ada ketentuan khusus. Ikan lele dapat hidup di segala
tempat, termasuk yang berada di ketinggian 1000 mdpl. Hal yang harus Anda perhatikan
benar-benar selain suhu, yaitu pH. Kondisi tempat harus berada dalam kisaran pH 7-8.

Dua itu yang paling penting, anda juga bisa membaca syarat lengkap hidup ikan lele di laman
Litbang Kementerian Pertanian

2. Membuat Kolam Untuk Pembesaran

Kolam untuk pembesaran ikan lele tidak serumit dan seluas kolam pembenihan. Anda cukup
menyiapkan kolam 5×2 meter untuk menampung kurang lebih 1000 ekor benih ikan lele. Jika
ukuran kolam lebih dari itu, hitung saja menggunakan syarat minimal daya tampung per-
meter kolam.

Setiap per-meter persegi kolam pembesaran dapat menampung kurang lebih 100 ekor benih
ikan lele.

Jadi, kalau ukuran kolam yang Anda buat adalah 7×4 meter, berarti bisa menampung sekitar
2000 ekor ikan lele. Sebaiknya, jangan terlalu padat karena akan mudah terserang penyakit.

Kolam yang digunakan dalam pembesaran ikan lele banyak jenisnya, yaitu kolam terpal,
kolam semen dan kolam tanah. Dari ketiga bahan pembuat kolam tersebut, jenis kolam terpal
merupakan yang paling murah.

Di samping itu, kolam terpal mudah dalam pembuatannya, praktis dan produktivitas ikan lele
tetap tinggi. Dilihat sepintas, kolam tanah mungkin lebih murah karena bisa mengurangi
biaya pakan ikan lele. Namun, bahaya hama dan penyakit jauh lebih rentan di kolam tanah
sehingga hasilnya tidak optimal.
Lalu, bagaimana cara membuat kolam terpal yang baik?

 Pertama, Anda harus menyiapkan terpal khusus untuk budidaya lele. Harga terpal di pasaran
sekarang sekitar Rp9000 per-meter. Jika Anda ingin membuat kolam ukuran 10×5 meter,
berarti hanya mengeluarkan biaya Rp.450.000.

 Langkah kedua, dasar kolam sesuai ukuran kolam yang diinginkan. Untuk para pemula,
sebaiknya menggunakan ukuran kolam 5×2 meter supaya ketika mengalami kegagalan tidak
mengalami kerugian besar.

 Ada dua jenis dasar kolam yang bisa Anda pilih, yaitu dasar kolam dengan menggali tanah
dan di permukaan tanah. Sebaiknya, Anda memakai dasar kolam dengan menggali tanah
agar tidak mengalami kesulitan ketika pemberian pakan.

 Galilah tanah sedalam 70 cm sampai dengan 1 meter. Lalu, letakan tanah hasil galian di bibir
kolam sebagai tanggul setinggi 30-50 cm agar kolam tidak mudah jebol.

 Selanjutnya, buatlah beberapa reng dari bambu (seperti pagar) yang disusun di atas tanggul
kolam setinggi kurang lebih 35 cm. Untuk bagian sudut kolam, gunakan potongan bambu
utuh (jangan dibelah). Jadi, tinggi kolam nantinya sekitar 125-130 cm.

Benih Ikan Lele

3. Memilih Benih yang Berkualitas

Benih ikan lele untuk pembesaran berbeda dengan pembenihan. Anda harus pilih benih ikan
lele untuk pembesaran yang ukurannnya 5-7 cm. Upayakan ukurannya seragam. Misalnya,
Anda memilih benih berukuran 6 cm, berarti semua benih ikan lele ukurannya harus sama.

Kemudian, perhatikan ciri-ciri benih ikan lele yang berkualitas berikut :

 Ikan lele berkualitas mempunyai tubuh yang seimbang, antara kepala dan badannya. Selain
itu, benih ikan lele harus bebas dari cacat, tubuh mengkilap, gerakannya lincah dan sungut
berseri (tidak pucat).
 Amati pula tingkah laku benih ikan lele. Ikan lele berkualitas tidak akan menggantung atau
berdiri ketika di dalam air. Keaktifan ikan lele juga turut mempengaruhi kualitasnya.

Selengkapnya mengenai benih ikan lele silahkan baca : 7 Ciri Bibit Lele Unggul

Jadi, Anda harus perhatikan dengan cermat, apakah benih ikan lele yang Anda beli sudah
memenuhi syarat di atas.
4. Persiapan Sebelum Menebar Benih di Kolam

Kalau Anda sudah selesai membuat kolam, langkah berikutnya yakni mempersiapkan kondisi
kolam sehingga siap menampung benih ikan lele. Ada dua tahapan yang harus Anda lakukan,
yaitu mengisi air di kolam dan melakukan pemupukan.

Langkah pertama, kolam diisi dengan air bersih dan bebas cemaran limbah apapun. Isilah
kolam hingga ketinggian kurang lebih 60 cm.
Langkah kedua, siapkan pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing atau domba.
Masukan pupuk kandang tersebut ke dalam karung dengan ukuran 1-1,5 kg/m2. Jika kolam
ikan lele yang Anda buat berukuran 5×2 meter, berarti Anda bisa pakai pupuk sekitar 10-15
kg.

Selanjutnya, isi karung tersebut dibagi menjadi dua sama berat. Jadi, dalam satu kolam ada
dua karung pupuk kandang. Masukan pupuk kandang tersebut (jangan dikeluarkan dari
karungnya) ke dalam kolam. Anda boleh meletakannya di pinggir atau di tengah, yang
penting posisi karung itu nantinya mengambang dan bergerak bebas.

Setelah seminggu, angkatlah kedua karung berisi pupuk tersebut. Namun, sebelum diangkat,
celupkan karung berulang ke dalam kolam supaya kandungan dalam pupuk terserap total oleh
air. Anda bisa menebarkan benih ikan lele saat karung sudah diangkat total.

5. Bagaimana Cara Menebar Benih Lele?

Penebaran benih ikan lele baik dilakukan pada saat pagi atau sore hari supaya terhindar dari
terik matahari. Mengapa tidak boleh ditebar pada siang hari? Karena saat itu, kondisi air
sedang sangat panas sehingga berpotensi mengakibatkan kematian benih ikan lele karena
stress.

Sebelum menebarkan benih ikan lele ke kolam, letakanlah benih tersebut di dalam wadah dari
bahan plastik. Lalu, tebarkan benih dengan cara memiringkan wadahnya dan mengeluarkan
sedikit demi sedikit benih ikan lele.

6. Poin Penting Dalam Pemeliharaan

 Benih ikan lele kini sudah ditebar di kolam. Saatnya menjalankan proses pemeliharaan. Ada
dua poin penting yang harus Anda perhatikan dalam pemeliharaan, yakni pengelolaan air
dan pemberian pakan.

 Air yang digunakan di dalam kolam lele, tidak disarankan untuk diganti sebelum masa panen.
Kondisi air pun harus tenang dan tergenang. Hindari melakukan pengurasan air dengan cara
sirkulasi karena berpotensi mengurangi kestabilan pH kolam.

 Anda boleh melakukan penambahan air setelah benih dimasukan dan diberikan pakan
pertama kali (kalau pellet, jenis L1). Lakukan secara bertahap setinggi 20-30 cm setiap
pergantian pakan jenis tertentu hingga akhirnya mencapai 120 cm yang dipakai sampai masa
panen.

 Poin kedua yang harus Anda perhatikan adalah pemberian pakan. Ada banyak jenis pakan
yang bisa Anda berikan, misalnya pellet, keong mas, plankton, cacing dan lain-lain. Apapun
jenis pakannya, yang paling penting adalah teknik dan waktu pemberiannya.

 Pakan diberikan sebanyak 5-6 kali sehari. Jarak pemberian pakan sekitar 2-3 jam. Sebaiknya,
berikan pakan ketika matahari sudah terbit supaya polusi yang mencemari daerah sekitar
kolam dapat hilang terlebih dahulu terpapar sinar matahari.

 Jika pada jadwal pemberian pakan ternyata turun hujan, sebaiknya jangan menebarkan
pakan. Pemberian pakan saat hujan berpotensi pencemaran zat asam pada pakan yang
diberikan. Pakan yang tercemar akan mengganggu kesehatan ikan lele. Jadi, tunggulah
hingga hujan reda kalau ingin memberikan pakan.

7. Waktunya Panen Ikan Lele

Budidaya pembesaran ikan lele hanya memerlukan waktu 2-3 bulan untuk panen. Saat waktu
panen tiba, takaran ikan lele 1 kg sudah berjumlah 7-8 ekor. Gunakanlah peralatan memanen
yang berbahan licin dan halus agar tidak menimbulkan lecet pada ikan lele.

Cara memanennya, yaitu dengan menyurutkan air kolam terlebih dahulu. Kemudian, gunakan
serokan untuk menangkap ikan lele dan masukan dalam wadah berbahan plastik. Anda juga
bisa memakai jaring kalau air kolam masih cukup banyak.

Ciri-Ciri Ikan Konsumsi Yang Segar Dan Tidak Segar


Ciri-ciri ikan tidak segar

1. Mata ikan

Ikan yang tidak segar dapat dilihat dari mata ikan itu sendiri. Ikan yang tidak segar biasanya
memiliki tekstur mata ikan yang Pudar berkerut cekung dan juga tenggelam. Jika anda
menemukan ikan yang memiliki mata pudar berkerut cekung dan tenggelam maka ikan
tersebut sudah dipastikan merupakan ikan yang tidak segar.

2. Insang ikan

Selain dapat dilihat dari mata ikan-ikan yang tidak segar juga dapat Anda lihat dari warna
Insang ikan itu sendiri. Warna Insang ikan yang sudah tidak segar akan berwarna cokelat
kelabu berbau asam dan biasanya akan tertutup lendir yang keruh.

3. Warna ikan

Selain warna insang pada ikan ternyata warna ikan itu sendiri dapat digunakan untuk
mengetahui apakah ikan tersebut merupakan ikan yang sejak atau Pun ikan yang sudah tidak
segar. Ikan yang sudah tidak segar biasanya warna hitam menjadi pudar dan terdapat lendir
lendir kelabu.

4. Bau ikan

Bau yang akan ditimbulkan oleh ikan yang sudah tidak segar biasanya akan berbau asam dan
juga berbau busuk.
5. Daging

Selain warna ikan dan bau ikan ikan yang sudah tidak segar dapat dilihat dari daging ikan itu
sendiri. Warna daging ikan yang sudah tidak segar akan berwarna kemerahan dan ketika
ditekan bekasnya tidak akan hilang.

6. Sisik

Sisik ikan yang sudah tidak segar ataupun sisik ikan yang sudah busuk biasanya akan mudah
lepas dan sudah rapuh.

7. Dinding perut

Selain dilihat dari sisik ikan ternyata dinding perut ikan yang sudah tidak segar akan
menggelembung terlihat pecah isi perut keluar dan lembek. Jika anda menemukan ciri-ciri
ikan seperti halnya di atas alangkah lebih baiknya Ketika anda tidak membelinya meskipun
harganya terlihat lebih murah. Karena ikan yang baik dan segar akan memiliki manfaat yang
lebih besar.

8. Keadaan tubuh ikan

Ciri yang terakhir dari ikan yang sudah tidak segar ataupun ikan busuk biasanya ketika
dimasukkan ke dalam air ikan tersebut akan mengapung diatas air.

Ciri-ciri ikan yang masih segar

1. Mata ikan

Mata ikan yang masih segar biasanya akan terlihat cerah bening cembung dan juga menonjol.

2. Insang ikan

Selain mata ikan yang cerah bening cembung dan menonjol ternyata warna Insang ikan yang
masih segar biasanya akan memiliki warna merah berbau segar dan tertutupi oleh lendir
lendir bening.

3. Warna ikan

Ciri-ciri dari ikan yang segar juga dapat Anda lihat dari warna ikan tersebut. Warna ikan yang
masih segar biasanya akan terlihat terang dan terdapat lendir yang bening. Seperti yang telah
dijelaskan diatas ketika warna ikan sudah pudar dan memiliki ada lendir kelabu itu artinya
ikan tersebut sudah tidak segar.

4. Bau ikan

Ikan yang masih segar pada dasarnya akan memiliki bau yang segar seperti bawah laut
namun ketika ikan yang sudah tidak segar akan memiliki bau asam dan busuk.

5. Daging
Daging ikan yang masih segar akan memiliki warna yang sesuai dengan ikan dan tekstur dari
ikan tersebut padat ataupun kenyal. Bila dilakukan penekanan pada ikan tersebut maka bekas
dari tekanan tersebut akan segera hilang.

6. Sisik

Tidak seperti ikan yang sudah tidak segar ikan yang segar akan memiliki sisik ikan yang
menempel kuat pada kulit ikan itu sendiri.

7. Dinding perut

Sedangkan pada dinding perut ikan yang masih segar akan memiliki dinding perut yang utuh
dan terlihat elastis.

8. Keadaan tubuh ikan

Ciri ikan segar yang terakhir adalah ketika ikan segar tersebut Anda masukkan ke dalam air
maka ikan tersebut tenggelam ke dalam air atau tidak mengapung.

Itulah beberapa ciri-ciri ikan yang masih segar dan ciri-ciri ikan yang sudah tidak segar yang
dapat anda ketahui. Semoga dengan mengetahui beberapa ciri-ciri ikan yang masih segar dan
ciri-ciri ikan yang sudah tidak segar Anda dapat lebih bijak dalam memilih ikan yang akan
anda konsumsi.

Apa saja manfaat mengkonsumsi ikan?


Sayangnya, banyak penduduk Indonesia yang lebih memilih untuk makan daging dan ayam
sebagai sumber protein dibandingkan ikan. Padahal, nutrisi dalam ikan sangat tinggi, bahkan
lebih tinggi dibanding daging dan ayam. Ditambah lagi, harga ikan mungkin lebih terjangkau
dibandingkan daging dan ayam.

Berikut ini merupakan manfaat dari mengonsumsi ikan:

1. Membantu pertumbuhan, terutama pertumbuhan otak dan tulang anak

Selain protein yang tinggi, ikan juga mengandung asam lemak omega 3 (yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan otak), serta kalsium, vitamin D, dan fosfor (yang dibutuhkan anak untuk
pertumbuhan tulang). Tak hanya itu, ikan juga kaya akan vitamin dan mineral lain, seperti
vitamin B2, zat besi, zink, yodium, magnesium, dan kalium. Semua vitamin dan mineral
tersebut tentu sangat dibutuhkan anak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
anak secara keseluruhan.

2. Mencegah penyakit jantung

The American Heart Association merekomendasikan konsumsi ikan setidaknya 2 kali per
minggu sebagai bagian dari diet sehat. Sedangkan, Kementerian Kesehatan RI sendiri
merekomendasikan untuk makan ikan sebanyak 2-3 kali per minggu.
Ikan mengandung protein, vitamin, dan mineral yang dapat membantu menurunkan tekanan
darah, menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Kandungan asam lemak omega 3
dalam ikan sangat baik untuk kesehatan jantung. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa
konsumsi ikan yang kaya akan omega 3 (seperti tuna, sarden, salmon, trout, dan makerel)
dapat mengurangi kadar lemak dalam darah, sehingga menurunkan risiko penyakit jantung.

3. Mengurangi risiko penyakit Alzheimer

Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang makan ikan dengan cara dipanggang
memiliki volume otak yang lebih besar dan sel otak yang lebih besar di area otak yang
bertanggung jawab untuk ingatan dan belajar. Nah, para ahli percaya bahwa orang yang
memiliki volume otak lebih besar memiliki risiko penurunan kognitif dan penyakit Alzheimer
yang lebih rendah.

Hal ini mungkin terkait dengan substansi abu-abu di otak, bagian otak yang mengandung
neuron yang memproses informasi dan menyimpan ingatan. Penelitian menunjukkan bahwa
orang yang makan ikan setiap minggu memiliki lebih banyak substansi abu-abu di pusat otak
yang mengatur emosi dan ingatan.

4. Mengurangi risiko depresi

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa makan ikan dapat membantu mengurangi
risiko depresi. Hal ini mungkin karena kandungan asam lemak omega 3 dalam ikan.
Penelitian membuktikan bahwa konsumsi ikan dapat lebih meningkatkan efektivitas obat
antidepresan, dibandingkan jika Anda hanya mengonsumsi obat antidepresan saja.

Asam lemak omega 3 dalam ikan juga dapat membantu mengatasi gangguan mental lainnya,
seperti gangguan bipolar. Omega 3 merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan untuk
fungsi otak yang sehat.

5. Manfaat lain

Selain beberapa manfaat yang telah disebutkan di atas, ikan juga mempunyai manfaat lain,
seperti:

 Melindungi mata dari penurunan fungsi karena penuaan. Penelitian menunjukkan rutin
konsumsi ikan berhubungan dengan penurunan degenerasi makula pada wanita.
 Mencegah penyakit asma pada anak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak yang
mengonsumsi ikan lebih kecil berisiko terkena asma.
 Menurunkan risiko diabetes tipe 1. Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi ikan yang
mengandung omega 3 berhubungan dengan penurunan risiko diabetes tipe 1 pada anak dan
dewasa.
MAKALAH

Nama kelompok :
 Avifah Nur . H (04)
 Della Dwi . R (07)
 M. Hasan . M (16)
 Tyo Angga D.S (29)
Kelas : IX-E

SMP Negeri 2 Kutorejo


Tahun Ajaran 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai