Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BUDIDAYA IKAN GURAMEH

Disusun oleh
Nama : Ahmad Ruhan Ma’ruffin
NPM : E1C023038
Prodi : Peternakan
Matkul : Bahasa Indonesia

JURUSAN PERTENAKAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan terdapat di daerah perikanan laut dan daerah perikanan darat. Banyak sekali macam ikan
yang terdapat di daerah perikanan darat. Ikan tersebut dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu
ikan peliharaan, ikan buas dan ikan liar. Ikan merupakan salah satu sumber protein bagi manusia,
antara lain ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan ikan asli perairan Indonesia yang
sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Cina. Merupakan salah satu ikan labirinth dan
secara taksonomi termasuk famili Osphronemidae. Ikan gurame adalah salah satu komoditas
yang banyak dikembangkan oleh para petani, hal ini dikarenakan permintaan pasar cukup tinggi.

Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang sudah cukup dikenal dan banyak
diminati di Indonesia. Hal ini karena ikan gurame memiliki kelebihan yaitu rasa daging yang
enak, pemeliharaan mudah serta harga relatif stabil. Ikan ini sudah lama dikenal orang dan telah
banyak dibudidayakan. Namun usaha-usaha yang dilakukan untuk menunjang ke arah budi daya
yang intensif belum banyak dilaksanakan.

Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya pertambahan penduduk yang


diiringi dengan semakin meningkatnya kebutuhan protein hewani oleh masyarakat setiap
tahunnya maka, perlu adanya peningkatan produksi ikan gurame, maka perlu adanya perluasan
pembudidayaan ikan gurame dengan peningkatan produksi ikan secara massal, baik secara
kuantitas maupun kualitasnya, sehingga dapat dijadikan sebagai komoditas baru terhadap ikan
lain yang biasa dipasarkan.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi tugas Kewirausahawan ( KWU )


2. Untuk menambah wawasan pelajar tentang jenis jenis ikan gurame
3. Untuk menambah pengetahuan tentang budidaya ikan gurame kepada pembaca
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis Ikan Gurame

Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:

Klas : Pisces

Sub Kelas : Teleostei

Ordo : Labyrinthici

Sub Ordo : Anabantoidae

Famili : Anabantidae

Genus : Osphronemus

Species : Osphronemus goramy (Lacepede)

Ikan gurame di golongkan ke 3 jenis warna, yaitu gurame hitam, Gurame putih dan Gurame
belang. Gurami putih dikenal sebagai gurami berwarna tubuh terang Sementara gurami hitam
dan belang-belang digolongkan kedalam gurami berwarna tubuh gelap atau abu-abu, sementara
itu berdasarkan bentuk tubuh dan warnanya, dikenal beberapa jenis gurami sebagai berikut :

1. Gurame angsa
Bagi masyarakat sunda rata-rata menamakan ikan gurame soang, gurami soang ini relatif
panjang, mencapai 65 cm, berat tubuhnya mencapai 7 – 10 kg per ekor atau rata-rata 8 kg per
ekor, warna tubuhnya abu-abu dengan sisik yang relatif lebar, produktivitas telur gurami
angsa tergolong cukup banyak, di Tasikmalaya dan sekitarnya,gurami jenis ini juga dikenal
sebagai gurami galunggung.

2. Gurame jepang
Bamyak dari kalangan petani menyebut gurame jepun dan ada juga yang jepang, panjang
tubuhnya lebih pendek dibanding dengan gurami angsa atau soang, warna tubuhnya abu-abu
kemerahan, terutama di ujung sirip-siripnya. Bentuk sisiknya kecil, beratnya mencapai 3 kg
dengan panjang sekitar 40 cm
3. gurame Blausafir
Ciri fisik gurami ini hampir sama dengan gurami jenis lain, hanya saja warna tubuhnya
merah muda cerah. Berat maksimum mencapai 2 kg per ekor. Produktifitas telur mencapai
5.000-7.000 butir.

4. Gurame Paris
Tubuh gurami ini berwarna merah muda cerah, tetapi kepalanya berwarna putih.Terdapat
bintik-bintik hitam di sekujur tubuhnya. Berat maksimum mencapai 1,5 kilogram.
Produktivitas telurnya mencapai 5.000-6.000 butir.

5. Gurame Porselen
Tubuh gurami ini berwarna, merah muda cerah. Ukuran kepalanya relatif kecil. Gurami
porselin unggul dalam menghasilkan telur, mencapai 10.000 butir setiap kali pemijahan.
Karena itu, gurami ini paling dicari oleh para pembenih sebagai gurami unggul. Berat
induknya mencapai 1,5-2 kg.

6. Gurame Bastar
Tubuh gurami ini berwarna, agak kehitaman, tetapi kepalanya berwarna putih. Bentuk sisik
besar-besar, pertumbuhan Gurame bastar tergolong cepat, tetapi produktivitas telurnya hanya
2.000-3.000 butir setiap kali pemijahan.

7. Gurame Kapas
Tubuh gurami ini berwarna putih keperakan mirip kapas. Bentuk sisiknya besar. Benih
gurami kapas tergolong cepat tumbuh, beratnya mencapai 1 kg per ekor dalam waktu sekitar
13 bulan sejalk menetas, produktivitas telur mencapai 3.000 butir setiap kali pemijahan jika
budidaya berhasil.

8. Gurame Batu
Gurame jenis batu biasanya memiliki warna hitam, sisiknya kasar, pertumbuhannya
tergolong sangat lambat dibandingkan dengan jenis lain, beratnya hanya mencapai 0,5 kg
dalam waktu 12 bulan.
2.2 Tahap Proses Budidaya Ikan Gurame
Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
a)Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan
memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 meter
persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor
jantan.
b)Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk
1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat
kolam pemijahan
adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam
sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting.
c)Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm.
Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam
pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
d)Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih
selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa
kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter
persegi.
e)Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
a)Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2).
b)Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m
dan tingginya 1 m.
c)Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi
rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.
d)Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi
lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar akibat
bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air.
e)Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu
keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
f)Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata,
kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap ke
tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m
2.Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya adalah:
•Jala
•waring (anco)
•hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih)
•seser
•ember-ember, baskom berbagai ukuran,
•timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg),
•cangkul,
•arit, pisau
•piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara
lain adalah :
•warring/scoopnet yang halus
•ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm
•tempat menyimpan ikan
•keramba kemplung, keramba kupyak
•fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat)
•kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat)
•hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk
penangkapan benih
•ayakan penyabetan dari alumunium/bambu
•oblok/delok (untuk pengangkut benih)
•sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas)
•anco/hanco (untuk menangkap ikan)
•lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi)
•scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas)
•seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar)
•jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

2.3 Manajemen Pakan


Pakan untuk produksi ikan prinsipnya adalah beaya pakan 60-65% dari total beaya
produksi, sehingga dalam pemberian pakan harus diperhitungkan secara ekonomi dan di sisi lain
pakan juga harus diperhatikan dari segi kualitas dan kuantitasnya supaya diperoleh hasil yang
baik secara teknis.
Kriteria pakan berkualitas :
1. Mengandung gizi seimbang
2. Mudah dicerna,menarik bagi ikan dan beraroma/disukai ikan
3. Ukuran sesuai dengan bukaan mulut ikan
4. Stabil dalam air / tidak cepat hancur
5. Tidak mencemari air / ramah lingkungan
6. Aman bagi kesehatan ikan / tidak beracun
7. Memberikan tingkat pertumbuhan
8. Secara ekonomis menguntungkan, sehingga dapat menjamin kelangsungan usaha budidaya
Tipe pakan dibagi menjadi dua yaitu pakan tenggelam dan pakan terapung. Tipe pakan ini erat
kaitannya dengan kebiasaan cara makan ikan dan tempat ikan itu dipelihara. Untuk Gurami , lele,
bawal, nila,patin,ikan mas dll pakan ikan terapung yang lebih cocok.

Cara pemberian pakan harus TETAP agar ikan terbiasa dan akan mengetahui waktu-waktu mana
mereka akan berkumpul dan menanti makanan.
Keberhasilan usaha budidaya ikan gurami dbergantung pada keberhasilan melewati masa awal
pemeliharaan larva. Larva Gurami bersifat karnivora sehingga pakan yang cocok untuk larva
gurami adalah plankton yang terdiri dari phytoplankton dan zooplankton.. Untuk menumbuhkan
plankton dalam masa pemeliharaan larva dibutuhkan probiotik penumbuh plankton seperti SPF
( Super Plankton Fertilizer) , NATURE, atau MASTERFISH SIMBA. yang sudah banyak
tersedia di poultry shop di seluruh Indonesia.
Caranya sebelum larva gurami dipindah di media pendederan minimal 3-7 hari sebelum
penebaran dilakukan pengocoran SPF ( Super Plankton Fertilizer ) pada kolam pendederan
dengan dosis 1-2 tutup botol /m2. Dan juga kocorkan MASTERFISH / NATURE pilih salah satu
disesuaikan dengan jenis kolam budidayanya. dengan cara melarutkan campuran beberapa tutup
botol MASTERFISH/NATURE dengan beberapa sendok makan gula pasir/tetes tebu dalam
beberapa liter air disesuaikan dengan dosis yang tertera dalam botol dan juga disesuaikan dengan
luasan kolam budidaya. Aduk-aduk dan diamkan 0.5-1 jam kemudian lanjut dikocor ke seluruh
permukaan kolam pendederan. Setelah 3-7 hari niscaya plankton akan tumbuh sangat banyak
sehingga larva gurami akan mempunyai stok makanan alami yang sangat berlimpah. Perlakuan
di atas bisa diulang 1-2 minggu sekali atau melihat kondisi kolam. Lebih optimal pemberian
setelah hujan turun karena disamping sebagai penumbuh plankton juga untuk menetralisir
keasaman air hujan

2.4 Manajemen Kualitas Air


Air merupakan media paling vital (penting) dalam kehidupan ikan. Selain jumlahnya, kualitas air
juga membutuhkan perhatian yang paling serius agar dapat memenuhi syarat untuk mencapaiair
juga membutuhkan perhatian yang paling serius agar dapat memenuhi syarat untuk mencapai
kondisi air yang optimal sebagai salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan.kondisi air yang
optimal sebagai salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan.Definisi :Definisi :
MANAJEMEN KUALITAS AIR : Suatu usaha untuk menjaga kondisi air tetap dalam kondisi
baik untuk budidaya dengan memperhatikan faktor fisik, kimia dan biologinya.memperhatikan
faktor fisik, kimia dan biologinya.
Parameter Kualitas Air :
1. Fisika
Suhu, Cahaya, Kecerahan, Warna air, Kekeruhan, Padatan tersuspensi
2. Kimia

pH, DO (oksigen terlarut), amonia, CO dan Nitrogen

3. Biologi
Plankton dan bakteri
• SUHU
Suhu optimum yang baik untuk budidaya ikan air tawar umumnya berkisar 25–30
• CARA MENGATASI PERUBAHAN SUHU
Melakukan proses penggantian air kolam atau dengan menggunakan sistem sirkulasi
• DERAJAT KEASAMAN (pH)
- Faktor yang mempengaruhi pH air :
- Sisa-sisa pakan dan kotoran yang mengendap di dasar kolam.
- Kandungan CO yang tinggi hasil pernafasan (terjadi menjelang fajar sampai pagi hari).
DAMPAK PERUBAHAN pH
a. Terganggunya proses metabolisme ikan.
b. Ikan mudah terserang penyakit.
c. Pertumbuhan menurun, stres.
d. pH tinggi dapat meningkatkan kandungan ammonia sehingga kualitas air terganggu
CARA MENGATASI pH AIR
a. Sebelum pengisian air, kolam dikeringkan kemudian diberi kapur secara merata.
b. Dilakukan pengendapan sebelum air dimasukkan ke dalam kolam.
c. Penggantian air untuk membuang sisa-sisa pakan dan kotoran dari dasar kolam agar pH
kembali normal.
OKSIGEN TERLARUT (DO)
Kandungan oksigen terlarut dalam air agar ikan dapat tumbuh dengan baik minimal 3 ppm dan
optimum 4-7 ppm.
AMMONIA
Ammonia merupakan faktor penting dalam mengatur kesehatan dan pertumbuhan ikan karena
bisa menyebabkan racun bagi kehidupan ikan.

2.5 HAMA DAN PENYAKIT


1.Penyakit
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non
parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa
pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan
akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan
mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.
Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan
yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya.
Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan
berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat
dikenali sebagai berikut:
1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada,
perut dan pangkal sirip.
2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-
kadang tampak semburat merah dan kelabu
3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan
penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel
pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
a. Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai
dengan berat ikan yang akan diobati.
b. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c. Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi
terus menerus.
d. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
2) Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3
mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga
konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan
selama 2 hari.
3) Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan
bahan-bahan kimia. Caranya: (1) siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih
dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai rata; (2) ikan yang sakit direndam dalam larutan
tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. (3)
Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya
dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian
dengan cara yang sama.
2. Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan
beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak,
katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa.
BAB lll
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Secara teknis pengembangan budidaya ikan gurame adalah dengan tahapan : Pemilihan
Lokasi, Penyiapan Sarana dan Srasarana, Pembibitan, dan Pemeliharaan Pembesaran.
2. Pemeliharaan ikan gurami cukup sederhana dan tidak membutuhkan teknologi yang tinggi,
demikian juga alat-alat yang dibutuhkan untuk budidaya ikan ini tersedia di seluruh Indonesia
dan mampu dibuat oleh masyarakat.
3. Produk budidaya ikan gurami dapat dijual pada setiap tahap pemeliharaan mulai dari telur,
benih ikan (ukuran 0,5 gram, 1 gram, 5 gram, 20 gram) sampai dengan ukuran konsumsi
sehingga dapat memberikan hasil yang lebih cepat sesuai dengan kebutuhan petani.
Saran
1. Untuk mendapatkan hasil yang optimal atas produksi ikan gurami perlu intensifikasi
penggunaan teknologi budidaya sehingga kualitas dan kuantitas produksi dapat ditingkatkan dan
masa waktu panen dapat dipersingkat.
2. Untuk meningkatkan keterampilan pembudidaya, perlu diberikan bimbingan yang terus
menerus dari instansi terkait mengenai teknis dan teknologi budidaya ikan gurami, terutama
dalam rangka penerapan teknologi budidaya yang dapat meningkatkan produksi gurami.

Anda mungkin juga menyukai