Anda di halaman 1dari 11

Oleh

KELOMPOK 3

Ketua : IMRIANI RUSMAN

Anggota : 1. JAMILA

2. NURAFNI

3. NUR ILMI

4. ROSMAH

5. SISI PRICILIA

6. SISKA

7. TASYA

8. YULIANA

9. NURFADILA
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


      Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan spesies yang berasal dari Wilayah
Sungai Nil dan sekitar danau di Afrika. Bentuk tubuh memanjang, pipih kesamping dan
warna putih kehitaman. Jenis ini merupakan ikan konsumsi air tawar yang banyak
dibudidayakan setelah Ikan Mas (Cyrprinus Carpio) dan telah dibudidayakan di lebih dari 85
negara. Saat ini, ikan ini telah tersebar ke Negara beriklim tropis dan subtropis, sedangkan
pada wilayah beriklim dingin tidak dapat hidup dengan baik.
      Bibit nila didatangkan ke indonesia secara resmi oleh balai peneliti perikanan air
tawar (balitkanwar) dari taiwan pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan
adaptasi, ikan ini kemudian disebarluaskan kepada petani di seluruh indonesia. Nila adalah
nama khas indonesia yang diberikan oleh pemerintah melalui direktur jenderal
perikanan.nila merupakan jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara luas di
indonesia. Teknologi budidayanya sudah di kuasai dengan tingkat produksi yang cukup
tinggi. Jenis ikan nila yang telah berkembang di masyarakat adalah nila hitam dan nila
merah. Dalam rangka perbaikan genetik, jenis yang telah berhasil dikembangkan adalah nila
gesit, nila jica, nila larasti, nila best, nila nirwana, nila jatimbulan. Nila disukai oleh semua
kalangan karena mudah dipelihara, dapat dikonsumsi, serta rasa daging yang enak dan tebal.
Tekstur daging ikan nila memiliki ciri tidak ada duri kecil dalam dagingnya. Oleh karena itu,
ikan nila layak untuk digunakan sebagai bahan baku olahan. Peluang pasar ikan nila cukup
besar baik di pasar lokal maupun ekspor, sehingga upaya pengembangan usaha budidaya
nila masih terbuka untuk dikembangkan dalam berbagai skala usaha.
1.2 Tujuan
       Tujuan dari pembuatan makalah mata Kuliah Manajemen Perikanan Budidaya
Tawar yang mengenai budidaya Ikan nila (Oreochromis niloticus) yaitu untuk mengetahui
tehnik pembesaran yang baik dalam budidaya Ikan nila (Oreochromis niloticus) di kolam air
tenang.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kalsifikasi Ikan Nila

 
            Gambar 1. Ikan Nila 
Menurut Sugiarto (1988), Klasifikasi dan ciri-ciri ikan nila adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus

2.2 Morfologi Ikan Nila


     Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan Oreochromis memang berbeda dengan
kelompok tilapia. Secara umum, bentuk (tubuh nila memanjang dan ramping, dengan sisik
berukuran besar. Betuk matanya besar dan menonjol dengan tepi berwarna putih. Gurat sisi
(linea literalis) terputus di bagian tengah tubuh, kemudian berlanjut lagi, tetapi letaknya
lebih ke bawah dibandingkan dengan letak garis yang memanjang di atas sirip dada. jumlah
sisik pada gurat sisi 34 buah. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip duburnya memiliki jari-jari
lemah, tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip punggung dan sirip dada berwarna. hitam.
Pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam. Nila memiliki lima buah Sirip, yaitu
sirip punggung (dorsal fin), sirip data (pectoral fin) sirip perut (venteral fin), sirip anal (anal
fin),dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang
sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang
berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu,
jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.
       Ikan Nila mempunyai ciri-ciri, yaitu bentuk badan pipih kesamping memanjang,
mempunyai garis vertikal sepanjang tubuh 9-11 buah, garis-garis pada sirip ekor berwana
merah sejumlah 6-12 buah, pada sirip pungung terdapat garis-garis miring; dan mata tampak
menonjol dan besar, tepi mata berwarna putih.
     Nila merupakan ikan sungai atau danau yang cocok dipelihara di perairan tawar
yangtenang, kolam dapat berkembang pesat pada perairan payau misalnya tambak.
Kebiasaan makan nila diperairan alami adalah plankton, tumbuhan air yang lunak serta
caing. Benih nila suka mengkonsumsi zooplankton seperti Rotatoria, Copepoda dan
Cladocera; sedangkan termasuk alga yang menempal. Pada perairan umum anakan nila
sering terlihat mencari makan di bagian dangkal. Sedangkan Nila dewasa di tempat yang
lebih dalam. Nila dewasa mampu mengumpulkan makanan berbentuk plankton dengan
bantuan lender (mucus) dalam mulut
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Persyaratan Lokasi
1.      Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor
sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2.      Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3.      Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).
4.    Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air
yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain
halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton
dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung
Diatom. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat
kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat
yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka
kecerahan yang baik antara 20-35 cm.
5.      Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan
bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras.
6.      Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan
keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.
7.      Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 derajat C.
8.      Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.

3.2 Persiapan
3.2.1 Pembuatan Kolam Air Tenang
1.      Pematang
     Pematang dibuat dengan bentuk trapesium, pematang agar tidak mudah
roboh atau longsor dibuat lebar pada bagian bawahnya. Kemiringan pematang sebaiknya
tidak lebih dari 45 derajat. Dalam membuat kolam pembesaran ikan kedalaman kolam
yaitu sekitar 100 – 150 cm, ketinggian air kolam bisa diatur dari ketinggian 50 – 120 cm,
ketinggian ini tergantung dari ukuran bibit dan padat penebaran ikan yang ditanam. Bila
ikan yang dipeliharaan mulai besar maka ketinggian air kolam ini bisa ditambah menjadi
120 cm.
2.      Dasar Kolam
Agar kolam bisa kering dan untuk mempermudah dalam pemanenan ikan maka dasar
kolam ini harus dibuat miring. Derajat Kemiringan dasar kolam ini cukup 1%, artinya tiap
100cm dasar kolam miring 1 cm. Kemiringan dasar kolam ini diarahkan kepada kowean
dan caren
3.      Kowean dan Caren
kowean pada kolam dibuat ditengah kolam atau bisa juga dibuat dipinggir kolam
budidaya ikan. Ukuran kowean 1 x 1 x 0,4 m diberi tangul keliling sehingga akan
terbentuk bak di dalam kolam. Dibuatnya kowean ini berfungsi untuk menebar bibit atau
menampung ikan pada saat kolam disurutkan. Caren dibuat dengan lebar 50 – 70 cm,
dalamnya 25 – 30 cm. Caren berfungsi untuk menggiring ikan masuk ke kowean saat ikan
di panen.
4.      Saluran Pemasukan dan Pembuangan Air
Untuk saluran pemasukan air kolam (in-let) dibuat didekat saluran utama (main-
inlet), saluran masuk dan saluran air keluar (out-let) harus dibuat terpisah.

3.2.2 Pengapuran dan Pemupukan


       Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam perlu dilakukan
persiapan, yakni dasar kolam dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari
rerumputan dan dicangkul sambil diratakan. Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan
sampai teriadi kebocoran.saluran air diperbaiki agar jalan air lancar. Dipasang saringan
pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Tanah dasar dikapur untuk
memperbaiki pH tanah dan memberantas hamanya. Kapur yang dapat digunakan yaitu
kapur tohor dengan dosis 100-300 Kg/ha, sedangkan kalau untuk kapur pertanian dosis
berkisar antara 500-1000 Kg/ha. Pupuk kandang ditabur dan diaduk dengan tanah dasar
kolam. Dapat juga pupuk kandang dionggokkan di depan pintu air pemasukan agar bila
diairi dapat tersebar merata. Dosis pupuk kandang 1-2 ton/ha. Setelah semuanya siap,
kolam diairi. Mula-mula sedalam 5-10 cm dan dibiarkan 2-3 hari agar teriadi mineralisasi
tanah dasar kolam.Lalu tambahkan air lagi sampai kedalaman 80- 100 cm. Kini kolam
siap untuk ditebari benih ikan.
3.2.3 Sarana Dan Prasarana
A. Kolam
      Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan nila
tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dsb). Adapun jenis
kolam yang umum dipergunakan dalam kegiatan pembesaran budidaya ikan nila antara
lain:
1        Kolam pembesaran
     Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan
membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam
pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
a.       Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari
kolam      pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan
luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak
dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang
yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki
pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani.
b.      Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan
besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat
digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran
tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
c.       Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam
tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
2        Kolam/tempat pemberokan.
       Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa
berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat
disesuaikan dengan kedalaman kolam.

B. Peralatan
      Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha memanen/menangkap ikan nila
antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100
cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung,
keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), anco/hanco (untuk
menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet
(untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya=
scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap
induk ikan atau ikan konsumsi).
C. Persiapan Media
       Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk
pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dan lain sebagainya.
Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
1        Pengeringan kolam selama beberapa hari. Kemudian dilakukan pengapuran untuk
memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi
2        Memberikan pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea masing-masing dengan
dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa
urea masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

3.3 Kegiatan Pembesaran


       Pada tahap pembesaran dilakukan pada saat induk ikan meninggalkan
anaknya atau benih setelah penetasan sampai dengan ikan tersebut menjadi dewasa
atau ikan tersebut menjadi calon induk dan siap di panen. Dalam tahap pembesaran
Ikan Nila, ada beberapa hal yang perlu di lakukan yaitu:
1.      Pemilihan dan Penebaran Benih Ikan Nila
Ciri-ciri benih nila yang unggul adalah sebagai berikut:
a.       Pertumbuhannya sangat cepat.
b.      Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
c.       Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
d.      Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
     Penebaran ikan nila untuk pembesaran dilakukan setelah berumur 2 bulan.
Peneberan benih, sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau dalam kondisi
suhu rendah untuk menghindari terjadinya stress. Padat penebaran benih unruk
kolam air tenang berkisar antara 5-7 ekor/m2 atau 60000 ekor/1000 m2.
2.      Pemberian Pakan Atau Makanan
      Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini
dapat berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan
nila saat ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia
sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pellet.
      Selain itu Ikan nila dapat diberi makanan limbah rumah tangga. Pemberian
makanan dengan limbah rumah tangga dapat menghemat biaya perawatan dan
pemeliharaan. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan oleh teknisinya sendiri dapat
diketahuii nafsu makan ikan. Pakan yang diberikannya biasanya habis dalam waktu 5
menit.
3.    Pengontrolan Pertumbuhan Ikan
    Pertumbuhan dari ikan ini sangat bergantung dari pengaruh fisika dan kimia
serta interaksinya. Pada saat curah hujan yang tinggi misalnya pertumbuhan berbagai
tanaman air akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan ikan nila. Ikan nila juga
akan lebih cepar tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal airnya, karena di
kolam dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat dibandingkan di kolam
yang dalam. Ada yang lain yaitu kolam yang pada saat pembuatannya menggunakan
pupuk organic atau pupuk kandang juga akan membuat pertumbuhan tanaman air lebih
baik dan ikan nila juga akan lebih pesat pertumbuhannya. Ikan nila dapat mencapai saat
dewasa pada umur 4 – 5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk
bertelur sampai berumur 1,5 – 2 tahun.
     Ikan nila jantan bentuknya lebih besar daripada ikan nila betina. Perbedaan
pertumbuhan ikan nila jantan dan ikan nila betina selisih 40%. Ikan nila betina
petumbuhannya lebih lambat sebab sifat alaminya yang sering menghasilkan anakan
ikan dan sebab pada saat ikan nila betina bertelur, ikan nila betina tidak makan kira-kira
selama kurang dari sepuluh hari. Ikan nila betina setelah bertelur tugasnya adalah
menjaga larva dalam mulutnya sampai ukuran yang cukup kemudian di biarkan keluar
dari mulutnya.
4.    Pengontrolan Kualitas Air
      Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan
lingkungan sekitarnya. Ikan memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya.
Sehingga ia bisa dipelihara di dataran rendah yang berair tawar maupun dataran yang
tinggi dengan suhu yang rendah. Ia mampu hidup pada suhu 14 – 38oC. Dengan suhu
terbaik adalah 25 – 30oC. Hal yang paling berpengaruh dengan pertumbuhannya adalah
salinitas atau kadar garam jumlah 0 – 29 % sebagai kadar maksimal untuk tumbuh
dengan baik. Meski ia bisa hidup di kadar garam sampai 35% namun ia sudah tidak dapat
tumbuh berkembang dengan baik.

5.    Hama dan Penyakit Ikan


A. Hama
1.    Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan
minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
2.    Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit
diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3.    Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang
mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
4.    Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan;
pemagaran kolam.
5.    Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6.    Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.
Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-
rumbai atau tali penghalang.

B. Penyakit
1.    Penyakit pada kulit
Gejala: pada bagian tertentu berwarna merah, berubah warna dan tubuh
berlendir. Pengendalian: Merendamkan ikan nila kedalam larutan PK (kalium
permanganat) selama 30-60 menit dengan dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan
dilakukan berulang 3 hari kemudian. Merendamkan kedalam Negovon (kalium
permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-3,5 %.
2.    Penyakit pada insang
Gejala: tutup insang bengkak, Lembar insang pucat/keputihan.
Pengendalian: Merendamkan ikan nila kedalam larutan PK (kalium permanganat)
selama 30-60 menit dengan dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan dilakukan
berulang 3 hari kemudian. Merendamkan kedalam Negovon (kalium permanganat)
selama 3 menit dengan dosis 2-3,5 %.
3.    Penyakit pada organ dalam
Gejala: perut ikan bengkak, sisik berdiri, ikan tidak gesit. Pengendalian:
Merendamkan ikan nila kedalam larutan PK (kalium permanganat) selama 30-60
menit dengan dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari
kemudian. Merendamkan kedalam Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit
dengan dosis 2-3,5 %.
Secara umum ada beberapa cara yang dilakukan untuk dapat mencegah
timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan nila, yaitu :
1.      Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
2.      Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
3.      Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
4.      Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu
pemasukan air.
5.      Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
6.      Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan
7.      secara hati-hati dan benar.
8.      Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai
pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.

6. Pemanenan Dan Pemasaran


     Pemanenan dapat dilakukan pada 3-6 bulan pemeliharaan. Hal ini tergantung
pada kesuburan kolam, ukuran ikan yang diharapkan, dan teknik pemeliharaan. Biasanya
untuk ukuran 200-300 gr/ekor pemanenan dapat dilakukan selama kurang lebih 4 bulan
pemeliharaan. Pemanenan di kolam dapat dilakukan dengan pengeringan air hingga
tersisa di kemalir yang untuk selanjutnya dapat ditangkap dengan diseser.
      Potensi pasar untuk ikan nila masih sangat lebar dengan harga yang cukup
terjangkau pasar, mulai dari nila yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan
sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan. Ikan nila ini
dapat dipasarkan untuk menyediakan ke berbagai kolam pemancingan ikan, pasar-pasar
tradisional maupun supermarket, rumah makan, bahkan untuk skala ekspor.

Anda mungkin juga menyukai