KELOMPOK 3
Anggota : 1. JAMILA
2. NURAFNI
3. NUR ILMI
4. ROSMAH
5. SISI PRICILIA
6. SISKA
7. TASYA
8. YULIANA
9. NURFADILA
I. PENDAHULUAN
Gambar 1. Ikan Nila
Menurut Sugiarto (1988), Klasifikasi dan ciri-ciri ikan nila adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
3.2 Persiapan
3.2.1 Pembuatan Kolam Air Tenang
1. Pematang
Pematang dibuat dengan bentuk trapesium, pematang agar tidak mudah
roboh atau longsor dibuat lebar pada bagian bawahnya. Kemiringan pematang sebaiknya
tidak lebih dari 45 derajat. Dalam membuat kolam pembesaran ikan kedalaman kolam
yaitu sekitar 100 – 150 cm, ketinggian air kolam bisa diatur dari ketinggian 50 – 120 cm,
ketinggian ini tergantung dari ukuran bibit dan padat penebaran ikan yang ditanam. Bila
ikan yang dipeliharaan mulai besar maka ketinggian air kolam ini bisa ditambah menjadi
120 cm.
2. Dasar Kolam
Agar kolam bisa kering dan untuk mempermudah dalam pemanenan ikan maka dasar
kolam ini harus dibuat miring. Derajat Kemiringan dasar kolam ini cukup 1%, artinya tiap
100cm dasar kolam miring 1 cm. Kemiringan dasar kolam ini diarahkan kepada kowean
dan caren
3. Kowean dan Caren
kowean pada kolam dibuat ditengah kolam atau bisa juga dibuat dipinggir kolam
budidaya ikan. Ukuran kowean 1 x 1 x 0,4 m diberi tangul keliling sehingga akan
terbentuk bak di dalam kolam. Dibuatnya kowean ini berfungsi untuk menebar bibit atau
menampung ikan pada saat kolam disurutkan. Caren dibuat dengan lebar 50 – 70 cm,
dalamnya 25 – 30 cm. Caren berfungsi untuk menggiring ikan masuk ke kowean saat ikan
di panen.
4. Saluran Pemasukan dan Pembuangan Air
Untuk saluran pemasukan air kolam (in-let) dibuat didekat saluran utama (main-
inlet), saluran masuk dan saluran air keluar (out-let) harus dibuat terpisah.
B. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha memanen/menangkap ikan nila
antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100
cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung,
keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), anco/hanco (untuk
menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet
(untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya=
scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap
induk ikan atau ikan konsumsi).
C. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk
pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dan lain sebagainya.
Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
1 Pengeringan kolam selama beberapa hari. Kemudian dilakukan pengapuran untuk
memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi
2 Memberikan pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea masing-masing dengan
dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa
urea masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
B. Penyakit
1. Penyakit pada kulit
Gejala: pada bagian tertentu berwarna merah, berubah warna dan tubuh
berlendir. Pengendalian: Merendamkan ikan nila kedalam larutan PK (kalium
permanganat) selama 30-60 menit dengan dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan
dilakukan berulang 3 hari kemudian. Merendamkan kedalam Negovon (kalium
permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-3,5 %.
2. Penyakit pada insang
Gejala: tutup insang bengkak, Lembar insang pucat/keputihan.
Pengendalian: Merendamkan ikan nila kedalam larutan PK (kalium permanganat)
selama 30-60 menit dengan dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan dilakukan
berulang 3 hari kemudian. Merendamkan kedalam Negovon (kalium permanganat)
selama 3 menit dengan dosis 2-3,5 %.
3. Penyakit pada organ dalam
Gejala: perut ikan bengkak, sisik berdiri, ikan tidak gesit. Pengendalian:
Merendamkan ikan nila kedalam larutan PK (kalium permanganat) selama 30-60
menit dengan dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari
kemudian. Merendamkan kedalam Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit
dengan dosis 2-3,5 %.
Secara umum ada beberapa cara yang dilakukan untuk dapat mencegah
timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan nila, yaitu :
1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
3. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
4. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu
pemasukan air.
5. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
6. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan
7. secara hati-hati dan benar.
8. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai
pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.