Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

(PEMANENAN DAN PACKING,TRANSPORTASI)


DASAR-DASAR BUDIDAYA PERIKANAN

Disusun Oleh:

Nama: Gazzing Arkhan Rizky Gustiwan

Npm: 20744011

Kelas: TPI 1A

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pemanenan dapat dilakukan sebagian atau semuanya. Panen sebagian adalah dengan cara
mengurangi air kolam kemudian ikan yang diinginkan baik jenis dan ukuran dipanen,sedangkan
ikan yang ditinggal dapat dipelihara lagi. Pemanenan sebagian biasanya banyak pada budidaya
benih ikan.
Ikan yang kepanasan, metabolisme tubuhnya akan terpacu sehingga kebutuhan oksigen
menjadi tinggi. Bila oksigen yang dibutuhkan ikan dalam jumlah terbatas akan menyebabkan
strees dan lemah.
Kegiatan pengamasan harus dilakukan hati-hati terutama untuk mengangkut ikan dalam
kondisi hidup karena ikan ini harus mampu hidup dan kondisi fisiknya bagus sampai ke pembeli.
Pada proses pengemasan ikan hidup memerlukan keahlian dan perhitungan yang matang,
terutama pada pengamasan ikan hidup dengan sistem tertutup.

1.2 Tujuan
 Mengatahui cara pemanenan?
 Mengetahui kegiatan pengemasan?
 Mengetahui jenis-jenis panen?
BAB2
TINJAWAN PUSTAKA

Budidaya Perikanan – Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan air tawar yang
paling banyak dibudidayakan di Indonesia, porsinya mencapai 28% dari seluruh usaha budidaya
ikan air tawar (Suryamin, Kepala BPS 2014). Ini membuktikan bahwa ikan nila banyak
digemari, baik oleh pembudidaya maupun oleh masyarakat sebagai konsumen. Ikan nila semakin
populer karena rasa dagingnya yang lezat dan mudah dibudidayakan.
Peluang usaha budidaya ikan nila masih terbuka lebar, mengingat ikan yang masih satu
kerabat dengan mujair ini adalah ikan konsumsi yang banyak disukai oleh masyarakat. Ikan nila
sangat mudah dibudidayakan, lebih tahan penyakit, mudah berkembang biak dan biaya pakan
relatif lebih murah jika dibandingkan dengan jenis ikan budidaya lainnya. Ikan air tawar yang
konon berasal dari benua Afrika ini cocok dibudidayakan diseluruh wilayah di Indonesia. Ikan
nila memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi lingkungan, baik
didataran rendah, menengah maupun dataran tinggi. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, ikan
nila menjadi pilihan terbaik bagi pelaku usaha budidaya ikan air tawar.

1. Pemerian
            Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor)
mencapai sekitar 30 [[sentimeter|cmdan]] kadang ada yang lebih dan ada yang kurang dari itu.
Sirip punggung ('' pinnae dorsalis'') dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak);
dan sirip dubur (''pinnae analis'') dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.
            Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang)
yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor ''bergaris-garis tegak'', 7-12 buah. Tenggorokan,
sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan
(atau kekuningan) ketika musim berbiak.ada garis linea literalis pada bagian truncus fungsinya
adalah untuk alat keseimbangan ikan pada saat berenang.
            Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat [[kelamin]]nya. Setelah berat
badannya mencapai 50 [[gram]], dapat diketahui perbedaan antara [[jantan]] dan [[betina]].
Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang [[genital]]nya dan juga  ciri-
ciri kelamin sekundernya.  Pada ikan jantan, di samping lubang [[anus]] terdapat lubang genital
yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran [[kencing]] dan [[sperma]]. 
Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap, dengan [[tulang]] [[rahang]] melebar ke belakang
yang memberi kesan kokoh, sedangkan yang betina biasanya pada bagian perutnya besar.

2. Kebiasaan dan penyebaran


            Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai
pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali
gulma air.
            Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile,
Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan
Liberia; yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Diyakini
pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.
            Telur ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan diameter sekitar 2,8 mm.
Sekali memijah, ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir, tergantung
pada ukuran tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah memijah, induk
betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di dalam rongga mulutnya. Perilaku ini
disebut mouth breeder (pengeram telur dalam mulut).
            Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara
sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa
dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di
samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering pula dijadikan filet.
            Ikan ini menjadi hama di seluruh sungai-sungai dan danau di Indonesia ketika di tebar ke
dalam sungai dan danau karena ikan ini memakan banyak tumbuhan air dan menggantikian
posisi ikan pribumi indonesia, akan tetapi ikan nila masih tetap ditebar oleh pemerintah di
sungai-sungai dan danau Indonesia tanpa memperhatikan dampaknya..
3 tahap tahap pemeliharan

3.1. Pemilihan Lokasi Budidaya


Tanah yang baik untuk kolam ikan nila adalah jenis tanah liat/lempung, padat tidak
berporous. Jenis tanah ini tidak mudah bocor dan mampu menahan masa air yang besar.
b)Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3 – 5 % untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. d)Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila
harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
minyak/limbah pabrik. Untuk dikolam dan tambak angka kecerahan yang baik antara 20 – 35
cm. e)Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan
baik di air arus deras. Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6 – 8,5,
sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah 7-8. Suhu air yang optimal berkisar antara 25-
30 ºc. Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.

3.2. Pembuatan dan Persiapan Kolam

Budidaya ikan nila bisa dilakukan pada berbagai jenis kolam, yaitu kolam tanah, kolam terpal,
keramba (jaring apung), kolam tembok/semen atau tambak air payau. Dari beberapa jenis kolam
ikan nila tersebut yang paling mudah dan murah biaya pembuatannya adalah kolam tanah.
Tahapan dalam pembuatan dan persiapan kolam tanah untuk budidaya ikan nila antara lain
sebagai berikut ;

a). Pembuatan kolam,


b). Pengeringan kolam,
c). Perbaikan tanggul/pematang,
d). Pengolahan tanah dasar kolam,
e). Pembuatan saluran masuk dan keluar air,
f). Pengapuran,
g). Pemupukan dasar kolam, dan
h). Pengairan kolam.

3.3. Pemilihan Benih dan Ciri-ciri Benih Ikan Nila yang Baik

Benih yang berkualitas baik adalah syarat penting untuk keberhasilan budidaya ikan nila. Faktor
lain yang juga mempengaruhi keberhasilan suatu budidaya ikan nila adalah pemilihan ukuran
benih. Ukuran benih saat ditebar setidaknya 10 – 20 gram per ekor. Benih ikan nila yang terlalu
kecil sangat rentan terhadap serangan hama maupun penyaki. Kalau bisa benih yang digunakan
berasal dari Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan Balai Benih Ikan (BBI). Atau membeli benih
dari petani benih ikan yang sudah terbukti kredibilitasnya. Berikut ini ciri-ciri benih ikan nila
yang baik untuk dibudidayakan ;

a). Bobot benih antara 10-20 gram per ekor,


b). Benih dalam kondisi sehat, tidak sakit atau membawa penyakit,
c). Benih tidak cacat, bentuk tubuh normal, organ tubuh lengkap,
d). Perilaku benih aktif dan lincah,
e). Sangat respon terhadap pakan.

3.4. Cara Penebaran Benih dan Padat Tebar yang Ideal untuk Pembesaran Ikan Nila

Ukuran benih ikan nila yang ideal dan siap ditebar pada kolam pembesaran adalah 10-20 gram
per ekor. Benih ditebar apabila semua tahapan mulai dari pembuatan kolam hingga persiapan
kolam sudah terselesaikan. Padat tebar yang ideal untuk budidaya pembesaran ikan nila di kolam
tanah adalah 20-30 ekor per meter persegi. Padat tebar ini diasumsikan untuk benih yang
berukuran 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram per ekor.

Benih ikan nila tidak boleh langsung dimasukkan ke kolam pembesaran, tetapi harus melalui
tahap adaptasi terlebih dahulu. Wadah yang berisi benih ikan nila dimasukkan kedalam air kolam
selama beberapa jam. Hal ini dilakukan agar suhu air kolam dan suhu air didalam wadah sama.
Selanjutnya wadah benih dimiringkan supaya air kolam sedikit demi sedikit menyatu dengan air
didalam wadah. Biarkan benih ikan masuk kedalam kolam dengan sendirinya. Hal ini dilakukan
untuk memperkecil resiko kematian benih karena benih ikan sudah terbiasa dan beradaptasi
dengan air kolam.

3.5. Cara Pemeliharaan

Setelah benih ditebar, pekerjaan selanjutnya adalah merawat dan memelihara ikan nila hingga
ikan siap di panen. Pemeliharaan ini adalah kunci utama keberhasilan usaha budidaya
pembesaran ikan nila. Untuk menghindari resiko gagal panen dan kerugian hendaknya ikan nila
dipelihara dan dirawat dengan baik dan benar. Pemeliharaan ikan nila meliputi 3 hal penting
berikut ini ;

a). Pengelolaan air kolam


Faktor yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya ikan nila adalah kualitas air
kolam. Kualitas air kolam yang buruk dapat menghambat pertumbuhan ikan nila dan
menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Parameter kualitas air kolam adalah kadar
oksigen, pH air, dan kadar CO2, NH3 dan H2S. Cek secara berkala beberapa parameter tersebut.
Apabila kadar oksigen air kolam diketahui menurun, perderas sirkulasi air kolam untuk
meningkatkan kadar oksigen.

Jika air kolam berbau busuk, segera lakukan penggantian air. Bau busuk yang timbul disebabkan
tingginya kadar NH3 dan H2S pada air kolam. Cara mengganti air kolam yaitu dengan
membuang 1/3 air yang ada, kemudian diganti dengan air yang baru/air bersih. pH minimal air
kolam untuk budidaya ikan nila adalah 6, apabila pH dibawah angka 6, taburkan kapur
pertanian/kapur dolomit sesuai kebutuhan.

b). Pemberian pakan ikan nila yang tepat


Pakan alami ikan nila yang ada didalam air kolam antara lain fitoplankton, zooplankton, cacing,
siput, jenitk nyamuk dan chironomus(cuk). Namun untuk mempercepat pertumbuhan ikan nila
dan mempercepat panen, ikan nila harus diberi pakan tambahan setiap hari. Pakan tambahan ikan
nila yang baik adalah pelet yang kandungan lemaknya tidak lebih dari 3% dengan kadar protein
antara 30-40%. Pakan ikan nila berupa pelet diberikan sebanyak 3% dari bobot tubuh ikan setiap
harinya. Pelet diberikan dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore hari.

c). Penanggulangan hama dan penyakit ikan nila


Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap kondisi
lingkungan, ikan nila juga tahan terhadap penyakit. Namun bukan berarti ikan nila 100% bebas
dari serangan hama maupun penyakit. Terutama apabila budidaya dilakukan dalam skala besar
dan intensif, resiko serangan hama dan penyakit harus diwaspadai. Penyakit yang paling
mengkhawatirkan adalah penyakit infeksi menular, jenis penyakit ini cepat menyebar.

Baca juga Cara Pembenihan dan Teknik Pemijahan Ikan Nila


Beberapa hama yang sering mengganggu ikan nila antara lain ; bebeasan (notonecta), ucrit (larva
cybister), kodok, ular, linsang, dan burung. Sedangkan penyakit yang sering ditemukan pada
ikan nila antara lain ; penyakit kulit, penyakit insang, penyakit pada organ dalam. Cara
penanggulangan hama dan penyakit ikan nila selengkapnya silahkan baca : Hama dan Penyakit
Ikan Nila

3.6 Pencegahan Penyakit pada Ikan Nila

Mencegah adalah tindakan yang paling baik untuk melindungi ikan nila dari serangan berbagai
jenis penyakit. Pencegahan serangan penyakit pada ikan nila dilakukan sejak awal pembuatan
dan persiapan kolam. Untuk budidaya pembesaran ikan nila di kolam tanah, beberapa hal berikut
ini dapat dilakukan sebagai upaya untuk mencegah serangan penyakit pada ikan nila ;

1). Melakukan pembersihan dan pengeringan dasar kolam setiap selesai panen,
2). Menggunakan benih yang sehat dan bebas penyakit,
3). Pemeliharaan ikan dengan baik dan benar,
4). Menghindari penebaran benih secara berlebihan,
5). Menggunakan sistem pengairan secara paralel,
6). Pakan diberikan dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan.
3.7.Cara Menghitung Dosis Pakan Ikan Nila

Kebutuhan pakan ikan nila yang ideal adalah 3% dari bobot tubuh ikan rata-rata setiap harinya.
Jika diasumsikan bobot ikan antara 10-20 gram per ekor dan jumlah ikan nila kesuluruhannya
1000 ekor maka pakan diberikan sebanyak 450 gram per hari. Darimana angka 450 diperoleh?
Berikut ini rumusnya ;

Jumlah Pakan = Berat rata-rata x Jumlah ikan x 3%

Jika bobot ikan 10-20 gr/ekor – Rata-rata bobot ikan = (10+20)/2 = 15 gram/ekor
Perhitungan pakan : 15 x 1000 x 3% = 450 gram per hari

Untuk menyesuaikan jumlah atau dosis pakan, bobot ikan nila dicek setiap 2 minggu sekali.
Caranya dengan mengambil sampel 10 ekor ikan nila, kemudian ditimbang dan dirata-ratakan
beratnya. Misalnya berat 10 ekor ikan nila adalah 2000 gram, maka berat rata-ratanya adalah
2000/10 = 200 gram per ekor. Maka pakan yang harus diberikan dalam 1000 ekor ikan nila
dengan berat rata-rata 200 gram adalah 6000 gram (6 kg) per hari.

3.8.Umur Panen Ikan Nila dan Berat Ikan Nila Siap Panen

Umur panen dan bobot ikan nila siap panen tergantung pada permintaan konsumen atau
kebutuhan pasar setempat. Dalam kondisi normal, terhitung sejak benih ikan nila ditebar
dibutuhkan waktu antara 4-6 bulan untuk mencapai bobot 300-500 gram per ekor. Dengan kata
lain tidak ada patokan umur berapa bulan atau bobot berapa gram ikan nila bisa dipanen.
Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum maksimal, maka pemanenan bisa juga
dilakukan dengan sistem bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap
pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.
            Untuk melakukan pemanenan secara mudah bisa juga dilakukan dengan cara
mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka
kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya
sebagian air yang dibuang.

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada tanggal1 JANUARI 2021 bertempat di
DESA SEKIPI, Kca. ABUNG TINGGI LAMPUNG UTARA tepatnya di kolam pembesan
ikan nila (oreochromis niloticus) milik bapak HANDRA EKA WADI
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat-alat yang dikunakan :
 Seser
 Jaring atau jala
 Wadah
 Plastik packing
 Tabung oksigen
 Blong,ember
 Piber
 blower

b. Bahan yang digunakan :


 Kolam
 ikan
 Air
 Obat bius ( miyak cengkeh)
 Es batu
 garam

3.3 Prosedur Kerja Praktikum


1.panen parsial
 Menggunakan jaring panjang dari ujung ke ujung ukuran jarring 50 x 50
 Kemudian jaring sampai tepi kolam dan tidak perlu menguras kolam
 Dalam proses penjaringan akan ada ikan yang lolos dan masuk kedalam jaring hal
tersebut dapat mengurangi padat tebar ikan
 Setelah sampai ketepi kolam angkat jaring lalu masukan ikan kedalam jaring
penampungan
 Lalu hidupkan blower air agar ikan tidak kekuragan oksigen dan mengurangi
tingkat kesetresan pada ikan
3.packing
 Masukan ikan di dalam jaring ke terpal pembiusan
 Lalu ambil ikan timbang
 Buatlah plastik packing menjadi rangkap dua agar tidak terjadinya kebocoran
 Isi air sebanyak 1/3 bagian dari plastik masukan es baru sebanyak 2 butir masukan
garam 1 sendok makan,kemudian masukan ikan kedalam plastik dengan kepadatan
yang sesuai
 Beri oksigen dengan selang oksigen ,lalu ikat
 Setelah itu susun plasik yang berisi ikan ke mobil dan siap lah penyuplain
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Pemanenan
Pemanenan hasil budidaya ikan baik pada pembenihan maupun pembesaran pada
prinsipnya hampir sama, tetapi khusus untuk pembenihan harus dilakukan dengan cara ekstra
hati-hati karena ikan berukurannya masih kecil. Pada pemanenan hal yang harus diperhatikan
adalah :
1. Cara Panen
Cara panen adalah proses pengambilan ikan, baik keseluruhan dan sebagian dari kolam
dipindah ketempat lain untuk siap dipasarkan. Cara panen prinsip semua ikan hampir sama yakni
dengan mengeluarkan air dari kolam ikan dan setelah air berkurang ikan baru ditangkap. Tapi
ada beberapa ikan dan udang yang berbeda perlakukannya. Misalnya, panen pada ikan mas akan
tidak sama perlakuannya dengan panen belut atau udang. Pemanenan dapat dilakukan sebagian
atau semuanya. Panen sebagian adalah dengan cara mengurangi air kolam kemudian ikan yang
diinginkan baik jenis dan ukuran dipanen,sedangkan ikan yang ditinggal dapat dipelihara lagi.
Pemanenan sebagian biasanya banyak pada budidaya benih ikan.

     2. Menimbang hasil panen


Panen keseluruhan adalah setelah air dikeluarkan dari kolam, semua ikan ditangkap atau
di panen. Untuk menghindari jumlah ikan yang mati atau mengalami kerusakan fisik, proses
pemanenan harus dilakukan secara hati-hati. Ikan yang mengalami kerusakan dapat
memperlemah kondisi tubuh ikan tersebut sehingga sangat berpengaruh terhadap daya hidupnya
ikan tersebut.

3. Waktu Panen                         
Kegiatan pemanenan sebaik dilakukan ketika suhu tidak tinggi ata sinar matahari sedang teduh,
biasanya itu yang tepat adalah pagi hari ( 05.00 - 08.00 ) dan sore hari ( 15.00 - 18.00 ). Pelaku
usaha budidaya ikan atau udang dan petani ikan untuk melakukan panen memilih serta
memperkirakan sendiri yang terbaik. Pemanenan jangan sampai dilakukan saat terik matahari
akan menyebabkan ikan kondisinya melemah atau mati. Ikan yang kepanasan, metabolisme
tubuhnya akan terpacu sehingga kebutuhan oksigen menjadi tinggi. Bila oksigen yang
dibutuhkan ikan dalam jumlah terbatas akan menyebabkan strees dan lemah.

4.Umur panen
Umur ikan pada waktu dipanen tergantung keinginan yang membudidayakan. Biasanya
pembudidaya memanen ikan setelah memperhatikan permintaan pasar. Jenis usaha yang banyak
dilakukan oleh petani atau pelaku usaha kebanyakan adalah pembenihan karena waktu
pemeliharaannya dibanding pembesaran, karena rata2 petani terbentur dengan modal.

Umur ikan pada waktu dipanen tergantung dari hal-hal sebagai berikut :

1. Jenis Ikan  : Jenis ikan yang memiliki pertumbuhan tubuh cepat besar tentu umur panennya
juga akan berbeda dengan jenis ikan yang memiliki pertumbuhan relative lama.
2. Ukuran Ikan :  Ikan ukuran benih yang akan dipanen memiliki umur yang lebih muda dari
pada ikan ukuran konsumsi.

Beberapa contoh jenis ikan kosumsi yang dipanen adalah sebagai berikut :
1. Gurame berat awal dibudidayakan 100 gr, umur panen 6 - 18 bulan, dengan berat akhir  300 -
700 gr
2. Lele dumbo berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 5 - 8 bulan, dengan berat akhir 100 -
200 gr
3. Patin berat awal dibudidayakan 10 gr, umur panen 4 - 6 bulan, dengan berat akhir 700 - 800 gr
4. Belut berat awal dibudidayakan 10-20 gr, umur panen 4 bulan, dengan berat akhir 40- 100 gr
5. Mujair berat awal dibudidayakan 20 gr, umur panen 3-4 bulan, dengan berat akhir 200 -250 gr

4.2 Penanganan pasca panen


Setelah selesai melalui proses pemanenan langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
penanganan pascapanen terhadap benih maupun ikan kosumsi yang dihasilkan. Penanganan
pascapanen merupakan penanganan ikan setelah diambil dari media hidupnya mulai dari
pengemasan hingga pengikirimannya. Dua penanganan pascapanen ikan yang dilakukan yakni
untuk ikan dalam kondisi mati dan ikan dalam kondisi hidup. Penanganan pada kondisi ikan mati
harus dapat mempertahankan mutu kesegarannya supaya ikan tidak rusak atau menurun
mutunya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain :
 Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan tidak luka
 Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dari lendir
 Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup.

Keuntungan dari proses sortasi antara lain adalah sebagai berikut :


 Harga ikaan yang disortasi akan lebih baik
 Penawaran harga lebih jelas sesuai dengan grade/ukuran ikan
 Dapat menyeleksi ikan yang mati, tidak segar, terkena penyakit atau cacat
 Untuk ikan hidup, pada waktu dilakukan pengangkutan mengurangi terjadi persaingan
yang berarti dalam memanfaatkan media hidup antara sesama ikan
 Menguntungkan bagi pembeli bila ikan berwujud benih yang akan dibudidayakan lagi.

4.3 Jenis-jenis panen


Ada 2 jenis panen dalam budidaya perikanan yaitu:
 Panen total adalah pemanenan secara keseluruhan atau secara total dalam budidaya
perikanan
 Panen parsial adalah pemanenan yang hanya sebagian dari populasi yang dibudidayakan
,biasanya panen parsial dilakukan untuk menguragi padat tebar yang terlalu padat sehingga
dapat membuat ruang gerak ikan luas serta dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan
ikan

4.4 Pengemasan
        Pengemasan adalah suatu cara untuk membuat ikan dalam kondisi nyaman, tidak rusak,
mudah,praktis dan tidak mengganggu kondisi sekitarnya, yakni selama pengangkutan atau
pengiriman. Kegiatan pengamasan harus dilakukan hati-hati terutama untuk mengangkut ikan
dalam kondisi hidup karena ikan ini harus mampu hidup dan kondisi fisiknya bagus sampai ke
pembeli. Pada proses pengemasan ikan hidup memerlukan keahlian dan perhitungan yang
matang, terutama pada pengamasan ikan hidup dengan sistem tertutup. Cara pengamasan ikan
hidup mempunyai dua cara yakni sistem terbuka dan sistem tertutup.

A. Sistem terbuka
Sistem terbuka yaitu ikan yang diangkut dengan wadah atau tempat yang media airnyaa
masih berhubungan dengan udara bebas. pengangkutan sistem ini biasanya digunakan untuk
jarak dekat dan membutuhkan waktu tidak lama. Pada sistem pengamasan ini mempunyai
kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan ; difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung dapat
dilakukan penambahan oksigen melalui aerator ; dapat dilakukan pengantian air sebagian selama
di perjalanan. Kelemahan ; Guncangan air yang terlalu keras selama diperjalanan dapat
membahayakan ikan ; tidak bisa dilakukan pengiriman lewat pesawat.

B. Sistem Tetutup
        Sistem tertutup yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan mengunakan wadah
tertutup, udara dari luar tidak bisa masuk kedalam media tersebut. Pengemasan dengan cara ini
dapat dilakukan pada jarak yang jauh. Pada sistem pengemasan tertutup harus cermat dalam
perhitungan kebutuhan oksigen dengan lama waktu perjalanan, dan juga penambahan bahan
dalam media sistem ini juga diperhatikan. Penambahan bahan pada media pengemasan
tergantung pada jenis ikan tertentu yang akan dikemas. Pada sistem ini juga mempunyai
kelemahan dan kelebihan. Kelebihan ; Media air tahan terhadap goncangan selama pengangkutan
dapat dikirim melalui pesawat terbang ; mudah penataan dalam pemanfaatan tempat selama
pengangkutan. Kelemahan ; Media air tidak dapat bersentuhan dengan udara luar secara
langsung sehingga tidak ada tambahan oksigen ; tidak dapat dilakukan pengantian air.

4.5 Pengangkutan
Pengangkutan ikan baik benih maupun kosumsi dalam keadaan hidup, mati segar dapat
dilakukan pengangkutan melalui jalur darat, laut dan udara. Pengangkutan jarak jauh lebih baik
mengunakan pesawat terbang saja karena waktu tempuh lebih cepat. Tujuannya agar ikan cepat
sampai tujuan dan tidak mengalami stress.

Dalam pengangkutan ikan hidup, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,yakni:
 Jenis ikan, Jenis ikan gurame akan berbeda dengan labster dalam pengemasan
 Tweet
 Ukuran ikan, Ukuran ikan akan menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan dan
kepadatan yang dibutuhkan dalam pengemasan.
 Kepadatan ikan yang akan mempengaruhi sarana pengangkutan
 Sistem kemasan, kemasanya bisa mengunakan sistem tertutup atau terbuka
 Jarak tempuh, jarak yang jauh perlu mempertimbangkan sarana transportasi dan system
kemasan
 Suhu harus dapat dipertahankan mendekati suhu normal. Untuk mepertahankan suhu
sebaiknya diberi pecahan es batu disekitar media kemasan dengan perkiraan 10% dari
banyaknya air media dalam kemasan.

Contoh Pengangkutan beberapa jenis ikan :


1. Ikan Nila, ukuran 3-5 cm kepadatan 1000 ekor, ukuran 5-8 cm kepadatan 600 ekor dan ukuran
8-12 cm kepadatan 300 ekor, sistem pengemasan tertutup serta wadah yang digunakan kantong
plastik.
2. Ikan Lele, ukuran 8-12 cm kepadatan 250-350 ekor, sistem pengemasan tertutup dan wadah
yang digunakan kantong plastik. Sedangkan ukuran yang sama tetapi sistem pengemasan
terbuka, wadah yang dipakai jirigen.
3. Ikan Patin, ukuran 2-3 cm kepadatan 2000 ekor, sistem pengemasan tertutup serta wadah yang
digunakan kantong plastik. Sedang ukuran yang sama tetapi sistem pengemasannya terbuka
mengunakan drum 200 liter dilengkapi oksigen dengan kepadatan 15.000 - 20.000 ekor
4. Ikan Belut, semua ukuran, kepadatan 2/3-3/4 volume jirigen ataau kantong plastik, system
pengemasan tebuka serta wadah yang digunakan kantong plastik/jirigen.
5. Ikan Lobster, ukuran 1-2 cm kepadatan 500-1000 ekor,

BAB V
KESIMPULAN

5.1Kesimpulan dari kegiatan praktikum

Proses pemanenan harus dilakukan dengan prosedur yang penanganan yang tepat, agar
ikan yang dipanen dapat bertahan hidup selama pendistribusian berlangsung. Umumnya sebelum
ikan didistribusikan harus melalui tahapan-tahapan tertentu seperti: penentuan jumblah padatan
ikan dalam suatu wadah plastic yang disesuaikan dengn jenis dan ukuran ikan, pemberian dan
penakaran obat anti stress pada ikan agar saat pengiriman ikan tidak cepat stress dan mati,
pemberian oksigen pada wadah pelastik pembungkus agar ikan masih mendapatkan oksigen saat
pendistribusian berlangung. Cara panen adalah proses pengambilan ikan, baik keseluruhan dan
sebagian dari kolam dipindah ketempat lain untuk siap dipasarkan. Cara panen prinsip semua
ikan hampir sama yakni dengan mengeluarkan air dari kolam ikan dan setelah air berkurang ikan
baru ditangkap. Tapi ada beberapa ikan dan udang yang berbeda perlakukannya. Misalnya,
panen pada ikan mas akan tidak sama perlakuannya dengan panen belut atau udang.
Penanganan pascapanen merupakan penanganan ikan setelah diambil dari media
hidupnya mulai dari pengemasan hingga pengikirimannya. Dua penanganan pascapanen ikan
yang dilakukan yakni untuk ikan dalam kondisi mati dan ikan dalam kondisi hidup.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://bukumadallle.blogspot.com/2017/11/contoh-makalah-penanganan-pasca-panen.html?m=1

https://www.infoikan.com/2018/03/panen-dan-pasca-panen-ikan-sesuai.html

https://drkurnia-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/drkurnia.wordpress.com/2012/07/31/pengemasan-benih-ikan-
nila/amp

Aprianto,Eddy.ir.dan liviawaty.evi.ir. 1998 beberapa metode budidaya ikan.penerbit: kanisius


Yogyakarta

Arisman , dkk 1984 . perikanan darat , penerbit : Angkasa ,Bandung

Direktorat jendral perikanan 1988 budidaya ikan air tawar . Direktorat bina produksi , Jakarta

LAMPIRAN

1.alat alat dan bahan

Tabung oksigen blower


Bius bak es

Serok/seser bak viber jaring


tangkap

Jaring tampung
2. prosedur kerja

Penjaringan ikan
penampungan

Pemasanfan terpal bius

Peroses pemindahan ikan ke terpal bius


Peroses pembiusan

Peroses penimbangan
Peroses pemasukan ikan ke kantong plastik

.
Peroses pengoksigenan

.
.peyuplayan ke distributor

Anda mungkin juga menyukai