Oleh :
KELOMPOK 6
GAZZING ARKHAN RIZKY GUSTIWAN (20744011)
RENDI INDRA PUTRA ( 20744024 )
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Beberapa aspek penting pancasila dalam
ilmu pengetahuan” tepat pada waktunya, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Pendidikan Pancasila.
Makalah disusun berdasarkan hasil diskusi yang diharapkan berguna untuk ntuk menambah
pengetahuan tentang Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.
Segala petunjuk, arahan dan bantuan dari berbagai pihak yang penulis terima dalam menyusun
makalah ini sangatlah besar artinya. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami berharap kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya Makalah ini.
Demikian harapan kami semoga hasil diskusi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan
menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru pula.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman modern seperti sekarang ini dimana ilmu pengetahuan dan globaliasi berkembang
sangat pesat, nilai-nilai Pancasila mulai tergeser. Banyak masyarakat Indonesia yang mulai
meninggalkan nilai-nilai pencasila dan tidak lagi menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. Padahal jika ditilik dari sejarah bangsa Indonesia, Pancasila merupakan
wujud dari kerja keras dan pengorbanan para pendiri bangsa yang sangat diperhitungkan dengan
matang.
Masyarakat sekarang beranggapan bahwa Pancasila sangat kaku dan normatif sehingga tidak sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi serta tidak dapat mengikuti arus globalisasi. Padahal hal ini merupakan sebuah
kekeliriuan yang sangat disayangkan. Anggapan ini timbul karena mereka tidak memahami Pancasila sepenuhnya
bahwa pada hakikatnya Pancasila bersifat terbuka. Pancasila bersifat terbuka dan fleksibel yang artinya dapat
mengikuti perkembangan zaman. Justru nilai-nilai Pancasila inilah yang perlu dipegang teguh oleh masyarakat
Indonesia agar tidak terkena dampat buruk perkembangan zaman sehingga Indonesia akan tetap kokoh berdiri.
Seperti yang kita tahu bahwa Pancasila merupakan dasar negara. Berkaitan dengan perkembangan ilmu, Pancasila
juga memiliki peran menjadi dasar pengembangan ilmu. Maka, anggapan bahwa Pancasila tidak dapat mengikuti
perkembangan ilmu dapat dibantah. Dari hal inilah perlu dibenahi bahwa tidak ada alasan lagi untuk meninggalkan
Pancasila demi keutuhan negara Indonesia. Oleh karena itu, makalah ini akan dibahas mengenai “Pancasila Menjadi
Dasar Pengembangan Ilmu”
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Sejarah kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan?
2. Apa saja ciri-ciri khas ilmu pengentahuan?
3. Apa saja Pilar pilar bagi eksentensi ilmu pengetahuan?
4. Apa saja Prinsip-prisip berfikirnilmiah?
5. Apa saja Masalah nilai dalam iptek?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan
2. Untuk mengetahui ciri-ciri khas ilmu pengentahuan
3. Untuk mengetahui Pilar pilar bagi eksentensi ilmu pengetahuan
4. Untuk mengetahui Prinsip-prisip berfikirnilmiah
5. Untuk mengetahui Masalah nilai dalam iptek
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan berkembang melangkah secara bertahap menurut dekade waktu dan
menciptakan jamannya, dimulai dari jaman Pra Yunani Kuno, Yunani Kuno, Abad
Pertengahan, Renaissance, Zaman Modern, dan Masa Kontemporer.
D. Zaman Renaissance
Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas
dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan
Abad Pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada
zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin
mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan
ilahi. Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada
Zaman Renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah
bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus,
Johannes Keppler, Galileo Galilei.
E. Zaman Modern
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis
sejak Zaman Renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yang terkenal sebagai
bapak filsafat modern. Rene Descartes juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya
dalam ilmu pasti adalah sistem koordinat yang terdiri dari dua garis lurus X dan Y
dalam bidang datar. Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles Darwin
dengan teorinya struggle for life (perjuangan untuk hidup). J.J Thompson dengan
temuannya elektron
Berdasarkan pendapat Daoed Joesoef (1987), pengertian ilmu mengacu pada tiga hal
yaitu produk, proses dan masyarakat. Ilmu pengetahuan sebagai produk yaitu
pengetahuan yang telah diketahui dan diakui kebenarannya oleh masyarakat ilmuwan.
Pengetahuan ilmiah dalam hal ini terbatas pada kenyataan-kenyataan yang
mengandung kemungkinan untuk disepakati dan terbuka untuk diteliti, diuji, dan
dibantah oleh seseorang 2 .
Ilmu mengasumsikan bahwa alam semesta ini, seperti namanya, sebuah sistem tunggal
yang luas di mana aturan-aturan dasar di mana-mana sama. Pengetahuan yang
diperoleh dari mempelajari salah satu bagian dari alam semesta ini berlaku untuk
bagian lain.
Ilmu dapat menerima revisi (hukum-hukum, teori, prinsip, standar, dan lainnya)
melalui pengujian terus menerus dan evaluasi, peer review atau replikasi. Pada
prinsipnya, teori apapun dapat berubah setelah upaya pembantahan dan teori-teori
baru dapat menggantikan yang lama. Hal ini menyebabkan ilmu pengetahuan dapat
mengatasi masalahnya sendiri.
Filsafat merupakan pondasi awal berdirinya ilmu pengetahuan. Karena filsafat terus berkembang
sejak dahulu, maka semakin banyak pula ilmu-ilmu yang tumbuh dan berkembang. Ada banyak
pembagian cabang ilmu yang dikemukakan oleh para filsuf seperti Aristoteles, Christian Wolff,
dan lainnya tetapi pernyataan mereka dapat kita generalisasikan menjadi tiga bidang utama yaitu
ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
1. Ontologi
Ontologi adalah cabang filsafat yang membahas atau membicarakan masalah “ada”/”realitas”
(Akhyar Lubis, 2014). Cabang ini berpusat kepada hal-hal yang dapat kita amati dan konsep
abstrak yang dimana objeknya dapat kita amati. Beberapa contoh pembahasan cabang ini yaitu,
apa itu matahari?; apa tujuan kita di muka bumi?; apakah kita benar-benar ada di kehidupan ini?;
dan lainnya.
2. Epistimologi
Epistimologi merupakan suatu cabang yang membahas tentang hakikat-hakikat pengetahuan seperti
sumber pengetahuan, ciri-ciri pengetahuan, batas-batas pengetahuan, manifestasi pengetahuan,
dan lainnya.
3. Aksiologi
Semua hal yang berkaitan dengan moral, etika, dan estetika dalam setiap nilai ilmu pengetahuan
dibahas pada cabang aksiologi.
Seperti yang telah dipaparkan secara singakat di atas, esensi pancasila juga mengandung pilar-pilar
ilmu pengetahuan seperti ilmu pengetahuan itu sendiri. Ontologi yang terdapat pada pancasila
merupakan salah satu alasan mengapa pancasila itu didirikan dan dapat berdiri. Sifat ontologis
yang terdapat di dalam pancasila itu sendiri adalah hakekat manusia. Manusia memiliki hak-hak
yang secara ideal tidak dapat diganggu oleh siapapun. Hakekat-hakekat itu sebenarnya telah di
cantumkan kepada semua sila yang ada pada pancasila karena itu, pancasila didirikan dan dapat
berdiri
Lalu aspek-aspek suatu ideologi, filsafat, pandangan hidup, dan lainnya (pancasila) suatu bangsa
dan negara tidak akan terlepas dari sifat epistimologi. Tanpa adanya epistimologi dalam
pancasila, suatu bangsa dan negara akan kehilangan kestabilan karena epistimologi juga
memiliki fungsi untuk menyusun suatu sistem berbangsa dan bernegara. Sama halnya dengan
pacasila yang sebagai landasan atau tolok ukur peng-aplikasi-an suatu hal, ontologi juga
memiliki fungsi yang sama.
Setelah itu, aspek aksiologi tidak kalah pentingnya di dalam pancasila. Suatu dasar negara yang
tidak ada nilai moral, etika, dan estetika di dalam dasar tersebut, negaranya tidak akan pernah
berjalan dengan ideal. Suatu hal akan ideal jika kita menggabungkan pikiran dan kemanusiaan di
dalamnya. Karena itu, pancasila mengandung nilai-nilai moral, etika, dan estetika di dalamnya.
Ketiga pilar-pilar penyangga eksistensi ilmu pengetahuan sangatlah berkaitan dengan satu yang
lainnya sama juga seperti pancasila. Tanpa ada salah satu dari ketiga pilar-pilar tersebut, akan
banyak kecacatan dalam suatu tatanan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, pancasila harus
memiliki ketiga pilar-pilar itu dan seperti yang telah dijelaskan di atas, pancasila sudah memiliki
ketiga esensi pilar-pilar penyangga eksistensi ilmu pengetahuan.
d.) Metodologis
Selalu menggunakan cara dan metode keilmuan yang khas dalam setiap berfikir dan bertindak
(misal: induktif, dekutif, sintesis, hermeneutik, intuitif).
e.) Sistematis
Setiap cara berfikir dan bertindak menggunakan tahapan langkah prioritas yang jelas dan saling
terkait satu sama lain. Memiliki target dan arah tujuan yang jelas.
E. Masalah Nilai dalam IPTEK
a.) Keserbamajemukan Ilmu Pengetahuan dan Persoalannya
Satu kesulitan terbesar yang dihadapi manusia dewasa ini adalah keserbamajemukan ilmu itu sendiri.
Ilmu pengetahuan tidak lagi satu, kita tidak bisa mengatakan inilah satu-satunya ilmu pengetahuan yang
dapat mengatasi problem manusia dewasa ini. Berbeda dengan ilmu pengetahuan masa lalu lebih
menunjukkan keekaannya daripada kebhinekaannya. Seperti pada awal perkembangan ilmu
pengetahuan berada dalam kesatuan filsafat.
Secara metodis dan sistematis manusia mencari azas-azas sebagai dasar untuk memahami hubungan
antara gejala-gejala yang satu dengan yang lain sehingga bisa ditentukan adanya keanekaan
berkembang di dalam kebhinekaannya. Namun dalam perkembangannya ilmu pengetahuan berkembang
kea rah keserbamajemukan ilmu.
Teknologi pada perilaku manusia muncul dalam fenomena penerapan control tingkah laku (behavior
control). Behavior control merupakan kemampuan untuk mengatur orang melaksanakan tindakan seperti
yang dikehendaki oleh si pengatur (the ability to get some one to do one’s bidding). Pengembangan
teknologi yang mengatur perilaku manusia ini mengakibatkan munculnya masalah masalah etis.
c.) Beberapa pokok nilai yang perlu diperhatikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Ada empat hal pokok agar ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan secara konkrit, unsur-unsur
mana yang tidak boleh dilanggar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
masyarakat agar masyarakat itu tetap manusiawi.
a.) Rumusan hak asasi merupakan sarana hokum untuk menjamin penghormatan terhadap manusia.
b.) Keadilan dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi sebagai hal yang mutlak.
c.) Soal lingkungan hidup. Tidak ada seorang pun berhak menguras/mengeksploitasi sumber-sumber
alam dan manusiawi tanpa memperhatikan akibat-akibat pada seluruh masyarakat.
d.) Nilai manusia sebagai pribadi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia dan nilai-nilai Pancasila sebagai nilai adat istiadat, budaya
dan agama yang telah berakar di tengah kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Pancasila
berperan penting dalam pengembangan ilmu di Indonesia yang tak terbantahkan karenanya setiap
pengembangan ilmu paling tidak mempunyai validitas dan reliabilitas dapat dipertanggungjawabkan, baik
berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan maupun berdasarkan sistem nilai masyarakat di mana ilmu itu
ditemukan/dikembangkan sehingga pengembangan ilmu di Indonesia tak bisa lepas dari Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
http://catatanazaki.blogspot.com/2018/12/pilar-pilar-penyangga-bagi-
eksistensi.html?m=1
https://fatonikeren.blogspot.com/2019/09/pancasila-menjadi-dasar-
pengembangan.html?m=1