Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Pancasila Dan Hak Asasi Manusia (HAM)”

Dosen Pengampu :
Riani Septi Hertini,S.HI.,M.H.I

Disusun oleh :
KELOMPOK 4
1. Muhammad Nasyid Raihan (B1031141073)
2. Meilisa (B1031191096)
3. Nur Laelia (B1031191098)
4. Melix Rio Valdo Sianturi (B1031191110)
5. Selly Anggraini Chandra (B1031191133)
6. Nadiya Apriliza (B1031191135)
7. Gabriel Viktorinus Sange (B1031191137)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar
Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan
Masalah..............................................................................................2
1.3. Tujuan............................................................................................................
....2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila............................................................................3

B. Pengertian Hak Asasi Manusia............................................................3


C. Hubungan Hak Asasi Manusia dengan Pancasila................................5
D. Perkembangan HAM di Indonesia..............................................................6
E. Pengaturan HAM dalam Hukum di Indonesia...........................................11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang


Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di
dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Bahwasannya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar
negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran,
kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang
mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Mengingat tingkah laku para tokoh di berbagai bidang saat ini, yang
berkaitan dengan situasi negeri kita di bidang politik, sosial, ekonomi, budaya dan
moral, maka sudah seharusnya kalau kita saling mengingatkan bahwa tidak
mungkin ada solusi (pemecahan) terhadap berbagai persoalan yang sedang kita
hadapi bersama, jika fikiran dan tindakan kita selalu bertentangan dengan prinsip-
prinsip Pancasila yang sangat menjunjung tinggi Hak asasi manusia. Terutama
hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar dari ( hak asasi ) yang harus dijamin
dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, saat ini banyak sekali
pembahasan serta penelitian tentang hal ini yang bisa sama-sama kita pecahkan
Hak itu sendiri merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap
manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan
hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh.Masalah HAM adalah
sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi
ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari
pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita
hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan oranglain. Jangan sampai

1
kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan
atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.

1.2.   Rumusan Masalah
a.    Apa pengertian Pancasila?
b.    Apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia?
c.   Apa hubungan Hak Asasi Manusia dengan Pancasila?
d. Bagaimana perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia?
e. Bagaimana pengaturan Hak Asasi Manusia dalam hukum di Indonesia?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pancasila.
2. Untuk mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia.
3. Untuk mengetahui hubungan Hak Asasi Manusia dengan Pancasila.
4. Untuk mengetahui perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia.
5. Untuk mengetahui sistem pengaturan yang berlaku bagi Hak Asasi
Manusia dalam hukum di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila

Pancasila adalah dasar ideologi-ideologi negara Indonesia. Nama ini terdiri


dari dua kata dari Sanskerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara berfungsi sebagai pokok pangkal bagi


warga negara Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Terdapat lima sila dalam Pancasila, setiap silanya
memiliki nilai-nilai tersendiri. Nilai-nilai tersebut sekaligus sebagai jiwa dan
kepribadian bangsa Indonesia. Nilai Pancasila berkembang sebagai nilai dasar
dan puncak budaya bangsa yang dirumuskan dan ditetapkan melalui
pemikiran para tokoh bangsa sebagai dasar negara dan pandangan hidup.

B. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia atau HAM adalah hak dasar yang dimiliki setiap
manusia di seluruh dunia. Hak ini muncul sejak manusia itu terlahir dan
hidup di dunia. HAM melekat di diri manusia. Hak manusia tidak tergantung
pada pemberian orang lain, masyarakat, bahkan negara. Bisa dikatakan hak
manusia tercipta dari Tuhan Yang Maha Esa. Manusia terlahir dengan
martabat tinggi, punya akal dan pikiran, berkedudukan lebih tinggi dibanding
ciptaan lain seperti hewan dan tumbuhan. Oleh sebab itu hak bersifat
universal, yang berarti berlaku di mana saja, kepada atau untuk siapa saja, dan
tidak bisa diambil oleh orang lain.

3
Sedangkan pengertian HAM (Hak Asasi Manusia) menurut para ahli,
yaitu:

1. John Locke

HAM menurut John Locke ialah hak manusia yang langsung


diberikan Tuhan sebagai hak yang kodrati. Tidak ada kekuatan di dunia ini
yang bisa mencabutnya. Memiliki sifat suci dan mendasar.

2. Jan Materson.

Jan Materson merupakan salah satu anggota komisi HAM di PBB.


Menurutnya HAM ialah hak yang ada pada setiap manusia. Tanpa HAM,
manusia mustahil bisa hidup sebagai selayaknya manusia.

3. Miriam Budiarjo

Miriam Budiarjo merupakan pakar ilmu politik Indonesia. Dia juga


mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Menurutnya HAM
adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir. Bersifat universal,
dimiliki tanpa adanya perbedaan. Entah itu jenis kelamin, suku, agama,
ras, dan lain sebagai.

4. Wolhoff

Wolhoff mengutarakan kalau HAM merupakan sejumlah hak yang


seolah berakar dalam setiap oknum atau individu. Hal itu muncul karena
kemanusiaannya. HAM tidak dapat dicabut oleh siapa pun. Apabila HAM
dicabut, maka hilang sudah kemanusiaannya.

5. Prof. Koentjoro Poerbopranoto

Mengacu pada isi Declaration deL'Homme er du Citoyen, HAM


adalah hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya. Tidak bisa dipisah
dari hakikatnya, sebab HAM bersifat suci.

Kemudian pengertian HAM (Hak Asasi Manusia) menurut Undang


Undang Nomor 39 Tahun 1999, disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia

4
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia”

C. Hubungan Hak Asasi Manusia dengan Pancasila

Hak-hak asasi manusia di dalam Pancasila dirumuskan dalam pembukaan


UUD 1945 dan terperinci di dalam batang tubuh UUD 1945 yang merupakan
hukum dasar konstitusional dan fundamental tentang dasar filsafat negara
Republik Indonesia yang mana terdapat pula ajaran pokok warga negara
Indonesia, yaitu perumusan ayat ke 1 pembukaan UUD tentang hak
kemerdekaan yang dimiliki oleh seluruh bangsa didunia. Oleh sebab itu
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
Berikut hubungan antara Hak asasi manusia dengan Pancasila.
1. Sila ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk
memeluk agama , melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan
agama.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap
warga negara pada kedudukan yang sama dalam hukum serta serta
memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat jaminan
dan perlindungan undang-undang.
3. Sila persatuan indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu
diantara warga Negara dengan semangat rela berkorban dan
menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan
pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM dimana
hendaknya sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat
persaudaraan.

5
4. Sila  Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan dicerminkan dalam kehidupan
pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat
yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi
yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik
perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi
kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat.

D. Perkembangan HAM di Indonesia


a) Periode Sebelum Kemerdekaan ( 1908 – 1945 )

HAM pada Masa Kebangkitan Nasional (1908) Perkembangan HAM


pada masa kebangkitan nasional di mulai dengan banyaknya kaum
terpelajar di Indonesia, yaitu meningkatnya pemahaman dan kesadaran
akan persamaan harkat dan martabat manusia terutama hak kemerdekaan
dan kebebasan sebagai suatu bangsa juga meningkatnya pengetahuan dan
cara-cara memperjuangkan hak kemerdekaan, dengan itu terjadilah
perubahan strategi dari mengandalkan kekuatan fisik menjadi strategi
organisasi diplomasi dan politik. Contoh-contoh perjuanganya sebagai
berikut :

1. Boedi Oetomo, dalam konteks pemikiran HAM, pemimpin Boedi


Oetomo telah memperlihatkan adanya kesadaran berserikat dan
mengeluarkan pendapat melalui petisi – petisi yang dilakukan
kepada pemerintah kolonial maupun dalam tulisan yang dalam
surat kabar goeroe desa. Bentuk pemikiran HAM Boedi Oetomo
dalam bidang hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan
pendapat.
2. Perhimpunan Indonesia, lebih menitikberatkan pada hak untuk
menentukan nasib sendiri.

6
3. Partai Komunis Indonesia, sebagai partai yang berlandaskan paham
Marxisme lebih condong pada hak – hak yang bersifat sosial dan
menyentuh isu – isu yang berkenan dengan alat produksi.
4. Indische Partij, pemikiran HAM yang paling menonjol adalah hak
untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakuan
yang sama dan hak kemerdekaan.
5. Partai Nasional Indonesia, mengedepankan pada hak untuk
memperoleh kemerdekaan.
6. Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia, menekankan pada hak
politik yaitu hak untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk
menentukan nasib sendiri, hak berserikat dan berkumpul, hak
persamaan di muka hukum serta hak untuk turut dalam
penyelenggaraan Negara.

Pemikiran HAM sebelum kemerdekaan juga terjadi perdebatan dalam


sidang BPUPKI antara Soekarno dan Soepomo di satu pihak dengan
Mohammad Hatta dan Mohammad Yamin pada pihak lain. Perdebatan
pemikiran HAM yang terjadi dalam sidang BPUPKI berkaitan dengan
masalah hak persamaan kedudukan di muka hukum, hak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak, hak untuk memeluk agama dan
kepercayaan, hak berserikat, hak untuk berkumpul, hak untuk
mengeluarkan pikiran dengan tulisan dan lisan.

b) Periode Setelah Kemerdekaan ( 1945 – sekarang )


 Periode Awal Kemerdekaan Indonesia (1945 – 1950)
Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih pada hak
untuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi
politik yang didirikan serta hak kebebasan untuk untuk menyampaikan
pendapat terutama di parlemen. Pemikiran HAM telah mendapat
legitimasi secara formal karena telah memperoleh pengaturan dan
masuk kedalam hukum dasar Negara ( konstitusi ) yaitu, UUD 1945
tidak mengatur secara rinci tentang HAM. Komitmen terhadap HAM

7
pada periode awal sebagaimana ditunjukkan dalam Maklumat
Pemerintah tanggal 1 November 1945. Langkah selanjutnya
memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mendirikan partai
politik.
 Periode 1950 – 1959 (Masa Orde lama)
Periode 1950 – 1959 dalam perjalanan Negara Indonesia dikenal
dengan sebutan tim yang sangat membanggakan, karena suasana
kebebasan yang menjadi semangat demokrasi liberal atau demokrasi
parlementer mendapatkan tempat di kalangan elit politik. Seperti
dikemukakan oleh Prof. Bagir Manan, pemikiran HAM pada periode
ini mendapatkan momen “ pasang” dan menikmati “ bulan madu “
kebebasan. Indikatornya menurut ahli hukum tata Negara ini ialah
semakin banyak tumbuh partai – partai politik dengan beragam
ideologinya masing – masing, kebebasan pers sebagai pilar demokrasi
betul – betul menikmati kebebasannya, dan Pemilu sebagai pilar lain
dari demokrasi berlangsung dalam suasana kebebasan, fair ( adil ) dan
demokratis.
 Periode 1966 – 1998 (Masa Orde Baru)
Pada masa awal periode ini telah diadakan berbagai seminar
tentang HAM. Salah satu seminar tentang HAM dilaksanakan pada
tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya
pembentukan Pengadilan HAM, pembentukan Komisi dan Pengadilan
HAM untuk wilayah Asia. Selanjutnya pada pada tahun 1968 diadakan
seminar Nasional Hukum II yang merekomendasikan perlunya hak uji
materil ( judical review ) untuk dilakukan guna melindungi HAM.
Sementara itu, pada sekitar awal tahun 1970-an sampai periode
akhir 1980-an persoalan HAM mengalami kemunduran, karena HAM
tidak lagi dihormati, dilindungi dan ditegakkan. Pemerintah pada
periode ini bersifat defensif dan represif yang dicerminkan dari produk
hukum yang umumnya restriktif terhadap HAM. Sikap defensif
pemerintah ini berdasarkan pada anggapan bahwa isu HAM seringkali

8
digunakan oleh Negara – Negara Barat untuk memojokkan Negara
yang sedang berkembang seperti Inonesia.
Meskipun dari pihak pemerintah mengalami kemandegan bahkan
kemunduran, pemikiran HAM terus ada pada periode ini terutama
dikalangan masyarakat yang dimotori oleh LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat) dan masyarakat akademisi yang concern terhaap
penegakan HAM. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat melalui
pembentukan jaringan dan lobi internasional terkait dengan
pelanggaran HAM yang terjadi seprti kasus Tanjung Priok, kasus
Keung Ombo, kasus DOM di Aceh, kasus di Irian Jaya, dan
sebagainya memperoleh hasil yang menggembirakan karena terjadi
pergeseran strategi pemerintah dari represif dan defensif menjadi ke
strategi akomodatif terhadap tuntutan yang berkaitan dengan
penegakan HAM yaitu dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia (KOMNAS HAM ) berdasarkan KEPRES No. 50 Tahun
1993 tertanggal 7 Juni 1993. Lembaga ini bertugas untuk memantau
dan menyeliiki pelaksanaan HAM, serta memberi pendapat,
pertimbangan, dan saran kepada pemerintah perihal pelaksanaan
HAM.
 Periode 1998 – sekarang (Masa Reformasi)
Pada saat ini mulai dilakukan pengkajian terhadap beberapa
kebijakan pemerintah orde baru yang beralawanan dengan
perlindungan HAM. Selanjutnya dilakukan penyusunan peraturan
perundang–undangan yang berkaitan dengan pemberlakuan HAM.
Hasil dari pengkajian tersebut menunjukkan banyaknya norma dan
ketentuan hukum nasional khususnya yang terkait dengan penegakan
HAM. Strategi penegakan HAM pada periode ini dilakukan melalui
dua tahap yaitu tahap status penentuan dan tahap penataan aturan
secara konsisten. Pada tahap penentuan telah ditetapkan beberapa
penentuan perundang – undangan tentang HAM seperti amandemen

9
konstitusi Negara (UUD 1945), TAP MPR, Undang – undang (UU),
peraturan pemerintah dan ketentuan perundang – undangam lainnya.
E. Pengaturan HAM dalam Hukum di Indonesia
a. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) Jaminan pemajuan
hak asasi manusia, dalam Konstitusi RIS 1949, di antaranya adalah
sebagai berikut.
1. Hak diakui sebagai person oleh UU (The Right to
recognized as a person under the Law), Pasal 7 Ayat (1)
2. Hak persamaan di hadapan hukum (The right to equality
before the law), Pasal 7 Ayat (2).
3. Hak persamaan perlindungan menentang diskriminasi (The
right to equal protection againts discrimination), Pasal 7
Ayat (3).
4. Hak atas bantuan hukum (The Right to Legal assistance),
Pasal 7 Ayat (4).
5. Hak atas keamanan personal (The Right to personal
security), Pasal 8.
6. Hak atas kebebasan bergerak (The Right to freedom or
removement and residence), Pasal 9 Ayat (1).
7. Hak untuk meninggalkan negeri (The Right to leave any
country), Pasal 9 Ayat (2).
8. Hak untuk tidak diperbudak (The Right not to be subjected
to slavery, servitude, or bondage), Pasal 10.
9. Hak mendapatkan proses hukum (The Right to due process
of law), Pasal 11.
10. Hak untuk tidak dianiaya (The Right not to be subjected to
turtore, or to cruel, inhuman or degrading treatement or
punishment), Pasal 12.
b. Undang Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun
1945 Jaminan atas pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia

10
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Hak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan
kehidupannya, Pasal 28 A.
2. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah, Pasal 28 B Ayat (1).
3. Hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang
serta hak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,
Pasal 28 B Ayat (2).
4. Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasar, Pasal 28 C Ayat(1).
5. Hak untuk mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya, Pasal
28 C Ayat (1).
6. Hak untuk mengajukan diri dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif, Pasal 28 C Ayat (2).
7. Hak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian
hukum yang adil dan perlakuan yang sama di depan hukum,
Pasal 28 D Ayat (1).
8. Hak untuk bekerja dan mendapat imbalan serta perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja, Pasal 28 D Ayat (3).
9. Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan, Pasal 28 D Ayat (3).
10. Hak atas status kewarganegaraan, Pasal 28 D Ayat (4).

11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai