Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

AGAMA DAN MULTIKULTUR DALAM PERSPEKTIF IMAN KRISTEN

NAMA KELOMPOK :

JELITA ROVINA SISANG (G 701 22 024)


DINI KRISTIN MALA (G 701 22 005)
IMELDA OLIVIA (G 701 22 130)

FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS TADULAKO

PALU, 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
kemurahan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Pendidikan Agama
Kristen sebagai salah satu penilaian dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan sehingga masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna penyempurnaan penyusunan makalah berikutnya.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Kristen. Dan semoga Makalah tentang ” Agama dan Multikultur Dalam
Perspektif Iman Kristen “ ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

2
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………………………………………………….2
Daftar
Isi………………………………………………………………………………………………………………………3
BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah................................................................................................................. 4
B. Rumusan Permasalahan................................................................................................................ 4
C. Tujuan ............................................................................................................................................. 4
BAB II. PEMBAHASAN .........................................................................................................................
A. Agama dan asal usul agama.............................................................................................................12

B. Aliran agama serta perkembangan agama di Indonesia..................................................................12

C. Tantangan agama dalam kekristenan..............................................................................................12

D.multikulturalisme dalamprespektif iman kristen...................................................................... 12


BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................................................29
B. Saran...............................................................................................................................................29
C. Daftar Pustaka.....................................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Konsep multikulturalisme secara sederhana berasal dari dua kata yaitu multi dann
culture, multi diartikan dengan banyak sedangkan kultur dapat diartikan sebagai
budaya (Boty, 2017). Multikulturalisme adalah suatu istilah yang menjelaskan
tentang bagaimana pandangan seseorang terhadap ragam budaya orang lain, atau
kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan terhadap realita nilai-nilai
yang menyangkut masyarakat dan kehidupan dengan beragam budaya yang ada,
sistem budaya, kebiasaan dan politik yang mereka anut (Azzuhri, 2012). Menurut
Lawrence Blum, multikulturalisme menyangkut paham, menghargai dan
memberikan nilai terhadap budaya seseorang sebagai sebuah rasa hormat dan
keingintahuan terhadap budaya dan etnis lainnya. Agama adalah sistem yang
mengatur kepercayaan dan peribadatan Kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan dunia yang
menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan. Beragama artinya kita
berupaya belajar untuk mengamalkan ajaran agama dalam setiap aspek kehidupan,
agar terjalin hubungan yang indah dan harmonis antar sesama, alam semesta
maupun dengan Tuhan.
Maka dari itu pentingnya pendidikan multikultural dalam bangsa Indonesia
yang majemuk ini .Realitas bangsa yang multikultur dan multireligius adalah
realitas bangsa yang tidak dapat disangka lagi. Pendidikan multikultur sebagai
proses penyadaran yang berwawasan pluralis (secara agama) dan berwawasan
multicultural (secara budaya) harus dilihat sebagai bagian dari usaha
komprehensif menghindari, mencegah dan menaggulangi konflik bernuansa etnis
dan agama1 Pendidikan multikultural merupakan proses pendidikan karakter1
untuk menghargai perbedaan budaya dengan latar belakang yang berbeda, dalam

1
Muhammad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan Menjalin
Kebersamaan. Jakarta: KOMPAS, 2003, hlm.99

4
proses pengembangan seluruh potensi manusia yang heterogenitas sebagai
konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku, dan agama.

Multikultural sebagai bagian dari cara pandang Allah terhadap manusia yang
beragam budaya. Karena manusia sudah jatuh dalam dosa, Tuhan ingin supaya
dalam keberagaman budaya yang dimiliki manusia, manusia dapat dikembali pada
hakikat penciptaan manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, dan
ini searah dengan tujuan Allah menciptakan manusia yang dipaparkan dalam
Teologi Multikultural satu teologi yang dibangun dari adanya fakta bahwa
manusia berada di dalam konteks budaya yang multi, sehingga perlu adanya
pendekatan-pendekatan guna melihat peluang supaya dapat melayani serta
diterima di semua kalangan. Sebab Sejatinya aktivitas berteologi dan berbudaya
terfokus pada ’subyek’ yang sama yaitu ’manusia’. Manusialah yang berteologi
dan berbudaya. Karena keduanya dilakukan oleh pribadi yang sama, maka
interaksi keduanya tak terhindarkan. Dengan demikian multikulturalisme
merupakan sikap yang terbuka pada perbedaan, namun harus dikelola dengan
baik. Perbedaan yang tidak dihiraukan dan tidak dikelola dengan baik maka bisa
menimbulkan konflik. Sebaliknya jika dikelola dengan baik, maka perbedaan
justru bisa memperkaya dan bisa sangat produktif, dampak yang ditimbulkan akan
dapat dirasakan secara bersama yaitu sikap saling menghormati dan saling
toleransi. Salah satu syarat agar sikap multikultural efektif adalah apabila mau
menerima kekayaan hakiki bahwa manusia bukanlah makhluk sempurna
melainkan adalah makhluk yang selalu menjadi. Untuk menempuh dan
mendapatkan menjadi manusia membutuhkan sesamanya dalam artian lain
seorang individu sangat membutuhkan individu lain untuk menjadi (Ujan, 2011).

Gereja ataupun lembaga-lembaga keagamaan sebagai bagian dari masyarakat


Indonesia yang multikultur dan multireligius seharusnya memiliki tanggung jawab
etis untuk memberikan pandangan-pandangan bahkan tindakan nyata untuk
menanggapi persoalan-persoalan dalam masyarakat yang majemuk ini termasuk
dalam pendidikan agama. Harus disadari bahwa Masalah agama bukan hanya
semata-mata masalah keimanan dan kebenaran Allah dan rasul-rasul-Nya. Akan
tetapi masalah agama adalah masalah berbuat sesuatu secara nyata di dunia. Oleh
sebab itu diperlukan suatu pendidikan yang dapat mengajarkan tentang

5
keanekaragaman kultural, hak-hak asasi manusia serta pengurangan atau
penghapusan berbagai jenis prasangka untuk membangun masyarakat yang adil
dan tentram.2

Tantangan tantangan perubahan yang datang dari budaya global maupun


budaya lokal yang datang dari berbagai latar belakang baik agama, ras, etnis dan
peradaban yang dipertemukan dalam suatu ruang globalisasi dapat menyebabkan
beberapa kelompok budaya maupun agama menjaga jarak untuk menegaskan
identitasnya, Gereja sebagai budaya minoritas yang mengakui identitas sebagai
minoritas didalam suatu kebudayaan yang mayoritas, gereja sebagai budaya yang
mayoritas mempelajari kedasaran kultural, termasuk membongkar kantong-
kantong imperialisme kultural mereka dan gereja sebagai multicultural dengan
persentase kelompok etnis berbeda sebagai mayoritas dalam mengalami suatu
komunitas serta berkembang kearah persatuan didalam keberagaman kebudayaan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan agama dan asal-usul agama?


2. Bagaimana aliran agama serta perkembangan agama-agama di
Indonesia?
3. Apa saja tantangan agama dalam multikultur terhadap kekristenan?
4. Bagaimana agama dan multikulturalisme dalam perspektif iman
Kristen?

C. TUJUAN

1. Memahami agama dan multikultural dalam perspektif iman Kristen


2. Mengetahui perkembangan agama serta aliran agama di Indonesia
3. Memahami tantangan agama terhadap multikultur kekristenan

2
Arief Budiman, Bekerja Bersama Untuk Hari Depan dalam Kata Pengantar buku J.B.
Banawiratma, Iman, Pendidikan dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Kanisius, 1991, hlm.9

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Agama dan Asal-usul agama


Agama merupakan suatu hal yang harus di ketahui makna yang
terkandung di dalamnya,dan agama tersebut berpijak kepada suatu kodrat
kejiwaan yang berupa keyakinan, sehingga dengan demikian, kuat atau rapuhnya
Agama bergantung kepada sejauhmana keyakinan itu tertanam dalam jiwa.1
Agama dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata “A” tidak dan “gama”
kacau.Agama adalah peraturan yang menghindarkan manusia dari kekacauan serta
mengantar mereka hidup dalam keteraturan dan ketertiban. 3Beragama artinya kita
berupaya belajar untuk mengamalkan ajaran agama dalam setiap aspek kehidupan,
agar terjalin hubungan yang indah dan harmonis antar sesama, alam semesta
maupun dengan Tuhan.
Adapun beberapa asal-usul agama:
1. Kristen

Istilah Kristen berasal dari bahasa Prancis kuno tetapi terutama dipengaruhi
oleh kata dalam bahasa Latin kuno, Christus. Agama Kristen didefinisikan
sebagai agama yang didasarkan pada ajaran Yesus dari Nazaret, atau
kepercayaan dan praktiknya. Karena itu, sejarah atau akar agama Kristen
dimulai dari Yesus dan para rasulnya. Pendiri agama Kristen lahir di kota
kecil Betlehem, ajaran Yesus berasal dari dan merupakan firman Tuhan.

Kekristenan muncul dari wilayah Levant (sekarang Palestina dan Israel) mulai


pertengahan abad pertama Masehi. Asalnya Kekristenan dimulai di
kota Yerusalem dan mulai menyebar ke wilayah Timur Dekat, termasuk
ke Siria, Asyur, Mesopotamia, Fenisia, AsiaMinor, Yordania dan Mesir4. 
Sejarah panjang terbentuknya agama Kristen tidak bisa dipisahkan dari sejarah
perkembangan gereja Kristen, sebab gereja telah membawa ajaran agamanya,
membimbing para penganutnya dan menyaksikan perjalanan panjang selama

3
50070218_bab1_bab5_daftarpustaka.pdf
4
https://profilpelajar.com/Sejarah_Kekristenan

7
dua ribu tahun sejak abad pertama Masehi, dari tanah Israel sampai meneyebar
ke Eropa, Amerika, Indonesia, dan seluruh penjuru dunia. . Sesudah Abad
Penjelajahan, agama Kristen menyebar pula ke Benua Amerika, Australasia,
Afrika Sub-Sahara, dan ke segenap penjuru dunia melalui karya misi dan
kolonialisme. Agama Kristen telah berperan besar dalam pembentukan
Peradaban Dunia Barat.

Agama Kristen telah mengalami skisma dan sengketa teologi yang


memunculkan bermacam-macam gereja dan denominasi. Tiga cabang agama
Kristen yang terbesar di dunia adalah Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur,
dan rumpun besar denominasi Kristen Protestan. Gereja Katolik dan Gereja
Ortodoks Timur saling memutuskan hubungan persekutuan dalam peristiwa
Skisma Timur–Barat pada 1054, sementara rumpun Kristen Protestan muncul
pada zaman reformasi abad ke-16 sebagai pecahan dari Gereja Katolik. Pada
dasarnya, intisari Kekristenan terbentuk dari asal usul Yesus, mulai dari
kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, hingga dinaikkan-Nya di surga.

2. Katolik
Agama Katolik tumbuh ketika Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di
Palestina pada awal abad keempat Masehi dimana gereja mendapat
pengakuan resmi dari kaisar Romawi Konstantin Agung (380 M) dalam
bentuk Katolik Ortodoks yang berkedudukan monopoli dan terus berkembang
di luar kerajaan Romawi. Dalam abad ke-19, agama Kristen Katolik sudah
berkembang ke seluruh dunia. Penganutagama Kristen Katolik itu pun
membludak, Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias,
sang juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus dan
membebaskan seluruh umat manusia dari belenggu dosa. Mereka beribadah di
gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab yang di dalamnya ada Injjil.
Agama Katolik tumbuh ketika Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di
Palestina pada awal abad keempat Masehi dimana gereja mendapat
pengakuan resmi dari kaisar Romawi Konstantin Agung (380 M) dalam
bentuk Katolik Ortodoks yang berkedudukan monopoli dan terus berkembang
di luar kerajaan Romawi.

8
Semenjak separuh akhir abad ke-2, kata "katolik" mulai digunakan dengan
makna "ortodoks" (bukan bidah), "karena umat Katolik mengaku mengajarkan
kebenaran yang seutuhnya dan mewakili segenap Gereja, sementara bidah
timbul akibat tindakan sebagian pihak yang melebih-lebihkan satu butir
kebenaran dan pada hakikatnya bersifat parsial dan lokal".Pada tahun 380,
Kaisar Teodosius I menetapkan bahwa istilah "Kristen Katolik" hanya boleh
digunakan oleh orang-orang yang seiman dengan Paus Damasus I di Roma
dan Paus Petrus di Aleksandria. Banyak pujangga Gereja Perdana lainnya
yang mengembangkan penggunaan istilah "katolik" dalam kaitannya dengan
agama Kristen, antara lain Santo Sirilus, Uskup Yerusalem (ca. 315–386), dan
Santo Agustinus, Uskup Hipo (354–430)

Pada Abad Pertengahan maupun Zaman Modern, terjadi pergeseran makna


istilah Katolik Barat dan Katolik Timur. Sebelum Skisma Timur-Barat tahun
1054, kedua istilah ini hanya bermakna beda wilayah, karena hanya ada satu
kekatolikan, yang mencakup umat Kristen penutur bahasa Latin di Dunia
Barat maupun umat Kristen penutur bahasa Yunani di Dunia Timur. Sesudah
Skisma Timur-Barat, makna istilah-istilah ini kian ruwet, dan memunculkan
beberapa tata istilah yang paralel tetapi saling bertentangan

Cikal bakal istilah katolik adalah kata katolikos, kata sifat dalam bahasa
Yunani yang berarti "semesta". Langsung dari bahasa aslinya, atau via bahasa
Latin Akhir, istilah katolik masuk ke dalam bermacam-macam bahasa lain,
dan menjadi dasar pembentukan berbagai istilah teologi semisal katolikisme
(bahasa Latin Akhir: catholicismus) dan kekatolikan (bahasa Latin Akhir:
catholicitas).

3. Islam

Banyak sejarawan dan pakar agama telah menelusuri kembali asal mula Islam
dan menemukan bahwa permulaannya berasal dari Madinah dan Mekah pada
awal abad ke-7 M; sekitar 600 tahun setelah dimulainya agama

9
Kristen5. Pakar agama telah menelusuri kembali asal mula Islam dan
menemukan bahwa permulaannya berasal dari Madinah dan Mekah pada awal
abad ke-7 M; sekitar 600 tahun setelah dimulainya agama Kristen. Penting
untuk dikatakan bahwa Muslim tidak memandang Muhammad sebagai
pencetus Islam. Muhammad adalah tokoh penting Islam karena dialah yang
mengaku menerima kunjungan malaikat yang mendorongnya untuk mendikte
Alquran. Alquran adalah kitab suci agama Islam dan diyakini sebagai kata-
kata Allah yang sudah ada sebelumnya dan sempurna. Allah adalah kata
Tuhan dalam bahasa arab, muhamad menerima wahyu sekitar 600M dan
muhamad wafat pada 632M

Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan


terhadap perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap
ketentuan dan hukum-hukum-Nya. Pengertian “berserah diri” dalam Islam
kepada Tuhan bukanlah sebutan untuk paham fatalisme, melainkan sebagai
kebalikan dari rasa berat hati dalam mengikuti ajaran agama dan lebih suka
memilih jalan mudah dalam hidup. Seorang muslim mengikuti perintah Allah
tanpa menentang atau mempertanyakannya, tetapi disertai usaha untuk
memahami hikmahnya.

4. Budhha
Sejarah Agama Buddha lahir dan berkembang pada abad ke-6 BC. Agama itu
diperoleh namanya dari panggilan yang diberikan kepada pembangunnya yang
mula-mula Siddharta Gautama (563-483 BC),yang dipanggilkan
dengan: Buddha. Panggilan itu berasal dari akar kata Bodhi (hikmat),yang
didalam deklensi (tashrif) selanjutnya menjadi buddhi (nurani),dan selanjutnya
menjadi Buddha.Sebab itulah sebutan Buddha pada masa selanjutnya
memperoleh berbagai pengertian sebagai berikut: Yang sadar, Yang
Cemerlang, Dan yang beroleh terang. Budha  adalah salah satu agama tertua
yang masih dianut di dunia. Sejarah agama Buddha juga ditandai dengan
perkembangan banyak aliran dan mazhab, serta perpecahan-perpecahan.

5
2 https://www.superprof.co.id/blog/asal-usul-islam/

10
Yang utama di antaranya adalah aliran tradisi Theravada , Mahayana, dan
Vajrayana (Bajrayana), yang sejarahnya ditandai dengan masa pasang dan
surut. Kitab Suci agama Buddha adalah Tri Pitaka. Tri itu bermakna tiga, dan
pitaka itu bermakna bakul, tapi dimaksudkan adalah bakul hikmat. Dua aliran
utama Buddhisme yang masih ada yang diakui secara umum oleh para ahli:
Theravada ("Aliran Para Sesepuh") dan Mahayana ("Kendaraan Agung").
Vajrayana, suatu bentuk ajaran yang dihubungkan dengan siddha India, dapat
dianggap juga sebagai aliran ketiga atau hanya merupakan bagian dari
Mahayana

Buddhisme juga meliputi beragam ilmu, nilai tradisi, filosofi, kepercayaan,


meditasi, dan praktik spiritual yang sebagian besar berdasarkan pada ajaran-
ajaran awal yang dikaitkan dengan Siddhartha Gautama dan menghasilkan
filsafat yang ditafsirkan. Secara historis, akar Buddhisme terletak pada
pemikiran religius dari India kuno selama paruh kedua dari milenium pertama
SM. Pada masa tersebut merupakan sebuah periode pergolakan sosial dan
keagamaan, dikarenakan ketidakpuasaan yang signifikan terhadap
pengorbanan dan rital-ritual dari Brahmanisme Weda Tantangan muncul dari
berbagai kelompok keagamaan asketis dan filosofis baru yang memungkiri
tradisi Brahamanis dan menolak otoritas Weda dan para Brahmana.
Kelompok-kelompok ini, yang anggotanya dikenal sebagai sramana,
merupakan kelanjutan dari sebuah untaian pemikiraan India yang bersifat non-
Weda, yang terpisah dari Brahmanisme Indo-Arya. Para ahli memiliki alasan
untuk percaya bahwa ide-ide seperti samsara, karma (dalam hal pengaruh
moralitas terhadap kelahiran kembali), dan moksha, berasal dari sramana, dan
kemudian diadopsi oleh agama ortodoks Brahmin.

5. Khonghucu
Khonghucu adalah nabi besar dan tokoh yang menyempurnakan ajaran leluhur
Cina sebelumnya. Dia tidak sekedar membawa ajarannya sendiri, melainkan
agama yang telah diturunkan Thian (Tuhan Yang Maha Esa). Setelah ia puas
dengan kehidupan mengembara dan menyebarkan ajarannya, Konghucu wafat
pada 479 SM. Ajarannya dilanjutkan oleh cucunya,Tzu-Szu serta tokoh-tokoh

11
yang lain seperti Meng Tze (372-289). Meng Tze adalah seorang komentator
pada masa itu. Dua setengah abad sepeningal Kung Fu Tze terbentuk dinasti
Chin (221-207 SM), dengan ibu kota Hsien dan yang berkuasa adalah kaisar
Shin Hwang Ti (221-210 SM) yang membangun tembok besar Cina (Geat
Wall). Karena ia ingin melenyapkan kenangan kepada kebesaran masa silam
dan memulai sejarah kebesaran Tiongkok, ia pun memerintahkan untuk
mengumpulkan dan membakar seluruh karya Khonghucu pada setiap penjuru
Tionghoa. Ia memerintah dengan tangan besi serta dengan kekuasaanya, ia
menuruti ajaran legalitas di bawah pimpinan Li Szu. Dari dinasti Chin itulah
bermula lahir sebutan: Cina (China)

6. Hindu
Kelahiran agama Hindu dilatarbelakangi oleh akulturasi kebudayaan antara
suku Arya sebagai bangsa pendatang dari Iran dan Dravida sebagai penduduk
asli India. Bangsa Arya masuk ke India kira-kira tahun 1500 SM. Dengan
segala kepercayaan dan kebudayaan yang bersifat vedawi, telah menjadi thesa
disatu pihak, dan kepercayaan bangsa Dravida yang animis telah menjadi
antitesa di lain pihak. Dari sinkritisme antara keduanya, maka lahir agama
Hindu (Hinduisme) sebagai synthesa. Pada waktu bangsa Arya masuk ke
India, di sana telah tinggal penduduk India yang asli, termasuk bangsa
Dravida.

Hinduisme cenderung seperti himpunan berbagai pandangan filosofis atau


intelektual, daripada seperangkat keyakinan yang baku dan seragam seperti
pada agama Abrahamik. Istilah agama Hindu kemudian sering digunakan
dalam beberapa teks berbahasa Sanskerta seperti Rajatarangini dari Kashmir
(Hinduka, ca. 1450) dan beberapa teks mazhab Gaudiya Waisnawa dari abad
ke-16 hingga ke-18 yang berbahasa Bengali, seperti Caitanyacaritamerta dan
Caitanyabhagawata. Istilah itu digunakan untuk membedakan Hindu dengan
Yawana atau Mleccha.

Praktik keagamaan Hindu meliputi ritus sehari-hari (contohnya puja


[sembahyang] dan pembacaan doa), perayaan suci pada hari-hari tertentu, dan

12
penziarahan. Kaum petapa yang disebut sadu (orang suci) memilih untuk
melakukan tindakan yang lebih ekstrem daripada umat Hindu pada umumnya,
yaitu melepaskan diri dari kesibukan duniawi dan melaksanakan tapa brata
selama sisa hidupnya demi mencapai moksa

7. Yahudi
Yahudi berakar dari tempat yang pada zaman kuno dikenal sebagai Kanaan,
yang secara geografis sekarang menjadi tempat Israel dan Palestina. Juga,
penting untuk menyatakan bahwa Yahudi tidak muncul sampai abad pertama;
namun, tradisi dan adat istiadatnya didasarkan pada praktik orang-orang yang
dikenal sebagai "Israel".6 Yahudi berbeda dari Kristen dan Islam. Yahudi
tidak mengakui konsep kehidupan setelah kematian. Ibadah mereka cukup
saat manusia hidup di dunia. saat ini penganut Yahudi mencapai 14 juta
orang di dunia.

Yudaisme atau Agama Yahudi adalah sebuah agama Abrahamik,


monoteistik, dan etnis yang terdiri dari tradisi dan peradaban agama,
budaya, dan hukum kolektif orang-orang Yahudi. Ini berakar sebagai
agama terorganisir di Timur Tengah selama Zaman Perunggu. Orang
Yahudi sering menggunakan, menerapkan, dan mengacu pada teks kuno
yaitu torah atau taurat7

Torah: teks Yahudi yang paling suci dan paling populer dikenal sebagai
Tanakh atau "Alkitab Ibrani". Ini menampilkan kitab-kitab yang sama dengan
perjanjian lama atau kitab suci Ibrani, namun ditempatkan dalam urutan yang
berbeda. Taurat adalah satu bagian, lima kitab pertama, dari Tanakh. Ini
menunjukkan dan menguraikan hukum yang harus diikuti oleh orang Yahudi.
Oleh banyak sejarawan, Taurat disebut sebagai Pentateuch. Taurat sering
dibacakan dengan lantang di sinagog Yahudi.

6
superprof.co.id/blog/sejarah-yahudi-di-dunia/
7
id.wikipedia.org/wiki/Agama_Yahudi

13
B. Aliran agama serta perkembangan agama di Indonesia
Dalam kondisi ini negara menganggap keberadaan aliran kepercayaan
sebatas produk budaya masyarakat nusantara berkaitan dengan ajaran
kebajikan dan kemanusiaan yang tidak memiliki hubungan dengan status
keagamaan yang harus diakui oleh negara. Hal ini memberikan kesan bahwa
terdapat agama yang diakui negara dan ada agama yang tidak diakui negara
yaitu aliran kepercayaan . Kesan keberadaan agama resmi dan agama tidak
resmi negara ini kemudian diperkuat oleh beberapa aturan perundang-
undangan yang memberikan penjelasan bahwa terdapat agama resmi negara
dan agama tidak resmi negara. Secara jelas disebutkan bahwa yang dimaksud
agama dalam ketentuan tersebut adalah agama yang dianut oleh mayoritas
penduduk Indonesia, terdiri dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan
Konghucu. Keberadaan enam agama tersebut jelas mendapat jaminan atas
perlindungan dan bantuan hukum.
Perkembangan agama di indonesia agama dan kepercayaan yang
hidup dan berkembang di Indonesia tidaklah tunggal namun beragam. Ada
agama-agama besar seperti lslam, Kristen Katolik, Protestan Hindu, Buddha,
Konghucu.Agama-agama ini dipeluk dan ajaran-ajarannya dijalankan oleh
para pemeluknya di Indonesia. sebelum agama-agama Hindu, Buddha, lslam,
Kristen Katolik, Kristen Protestan, dan agama lainnya itu berkembang di
Indonesia, agama yang lebih dulu ada itu biasanya disebut dengan agama asli
atau kepercayaan asli Nusantara. Hal ini dapat dibuktikan dalam sejarah
perkembangan agamaagama di Indonesia. Karena 6 macam Agama ini adalah
agama-Agama yang dipeluk hampir seluruh penduduk lndonesia, maka
kecuali mereka mendapat jaminan seperti yang diberikan oleh pasal 29 ayat 2
Undang-undang Dasar, juga mereka mendapat bantuan-bantuan dan
perlindungan seperti yang diberikan oleh pasal ini.
Ada berbagai aliran- aliran pada setiap agama, antara lain:

Islam

1. Syi’ah
Ini merupakan golongan yang fanatik kepada ali dan keturunan- keturunan
nabi,untuk menjadi khalifah mereka berpendapat tidak seeorang pun yang

14
berhak memegang kekhalifahan kecuali keturunan nabi. Dalam pendirian
Syi’ah mereka berkeyakinan, bahwa yang di jadikan imam sesudah wafatnya
nabi ialah ali. Karena mereka mempercayai ali adalah guru yang ulung yang
mewarisi segala pengetahuan yang ada pada nabi.

2. Khawarij
Ini timbul setelah perang shiffin antara ali dan muawiyyah golongan
Khawarij adalah pengikut ali yang tidak setuju dengan adanya gencatan
senjata. Sehingga mereka memisahkan diri dari pihak ali. Aliran ini
berkembang dan tersebar ke seluruh alam islam pada masa itu. Setelah
Khawarij ini berkembang selama 2 abad, di dalam masa kejayaannya dalam
aliran ini timbulnya beberapa perpecahan.

3. Qadariyah
Pada akhir abad hijrah di antara golongan islam timbul suatu mazhab yang
disebut qadariyah yang dipelopori oleh seorang Bernama Ma’bah Al-
Jauhani Al Bishir di tanah Iraq. Ia sebagai seorang yang alim juga tentang
Quran dan Hadist, tetapi kemudian ia menjadi sesat dan membuat pendapat
pendapat yang salah serta batal. Aliran ini berpendapat bahwasannya Allah
SWT tidak mengetahui serta mewujudkan segala yang diperbuat oleh
manisia, dan tidak pula yang diperbuat oleh manusia itu dengan qudrat dan
iradatnya Allah SWT.

4. Aliran Jabariyah
Aliran Jabariyah adalah Gerakan yang menentang Qadariyah .
Pembangunannya adalah Jaham bin Shafwan. Aliran ini juga disebut
golongan Jabariyah. Jaham-lah yang yang pertama mengatakan bahwa
manusia adalah dalam keadaan terpaksa , tidak bebas dan tidak mempunyai
kekuasaan sedikit juga untuk bertida dalam mengerjakan sesuatu

5. Muktazilah

15
Golongan yang dikenal dengan sebutan 'kaum rasionalis Islam' karena dalam
memahami sesuatu lebih berdasarkan pada akal. Aliran ini berpendapat
bahwa orang Islam yang berdosa besar bukan kafir juga bukan mukmin,
tetapi berada di antara keduanya.

Pandangan lain dari Muktazilah adalah hanya mengakui peristiwa Isra


Rasulullah SAW, tetapi tidak mengakui Mi'raj Nabi ke langit. Selain itu
aliran ini tidak mengakui siksa kubur, tidak percaya perhitungan amal hingga
tidak percaya akan syafaat Nabi di Hari Kiamat.

6. Murjiah
Murjiah berasal dari kata 'irja' yang berarti menangguhkan. Aliran ini
berpandangan bahwa orang berdosa tidak termasuk kafir dan tidak kekal
dalam neraka. Mereka yang berpendapat demikian termasuk golongan
Murjiah moderat. Sedangkan mereka yang berpendapat bahwa orang Islam
yang percaya pada Allah kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidak
menjadi kafir sebab iman itu terletak di dalam hati.
Golongan ini termasuk dalam golongan Murjiah ekstrem.

7. Ahlus Sunnah wal Jamaah


Ahlus Sunnah wal Jamaah merupakan aliran yang mengikuti petunjuk dari
Nabi Muhammad SAW serta para sahabatnya. Aliran ini dalam menjalankan
kehidupan bertumpu pada Alquran, hadis, ijma' ulama, dan Qiyas.
Ahlussunnah wal Jamaah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadits dan ahli
fiqih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi
SAW dan sunnah Khulafaur Rasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok
yang selamat 

Protestan

1. Katolik Roma
Gereja Katolik Roma terdiri dari dua kelompok, yakni mereka yang
menggunakan liturgi Katolik Roma (Latin) pada umumnya, dan yang

16
memakai liturgi Ritus Timur.Gereja Katolik Roma berkembang pesat
di Eropa Barat dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Ini adalah aliran
Kristen terbesar di dunia dengan jumlah penganut mencapai lebih dari 1,3
miliar penduduk bumi. Gereja Katolik lahir dari Skisma Besar yang
memisahkan Gereja Latin dengan Ortodoks. Hal ini terjadi pada tahun
1054.Gereja Katolik Roma memiliki sebuah badan kepemimpinan tertinggi
dalam hirarkinya, yakni Kepausan dan dipimpin oleh seorang Paus yang
tinggal di negara kota Vatikan.

2. Kristen Ortodox
Ortodoks adalah suatu kepercayaan yang mengarah ke Kristen yang dibentuk
pada Kekaisaran Romawi Timur (Byzantium). Kata “ortodoks” berasal dari
bahasa Yunani “orthos” (benar) dan “doxa” (kepercayaan atau opini) yang
jika disatukan berarti komitmen suatu standar yang benar, yang berlaku
secara umum. Ortodoksi dalam sebuah ajaran agama artinya adalah ajaran
yang benar, terkadang hal ini diartikan sebagai ajaran yang lama, ajaran yang
kuno atau ajaran yang fundamentalis. Jadi, dalam arti luas, ortodoks disebut
sebagai agama atau posisi filosofis yang sesuai dengan pemahaman asli dan
harfiah suatu doktrin.  Kristen Ortodoks Syiria mengklaim punya
bukti sejarah agama kristen, bahwa Injil yang pertama berbahasa Arab Syria.
Menurut mereka, bahwa al-Masih kalangan penganut Kristen Ortodoks
Syiria pantang menyebut Nabi Isa as dengan Yesus seperti lazimnya
digunakan penganut Kristen Katholik atau Protestan, tetapi lebih suka
menyebutnya dengan al-Masih atau Sayyidina Isa al-Masih, berbicara dengan
menggunakan bahasa Syiria.

3.  Protestan
Protestan adalah sebuah denominasi dalam kesilaman yang menyembah
Allah yang merujuk pada gerakan reformasi Pro-Testan oleh Martin
Luther pada tahun 1517Kaum Protestan menolak doktrin Gereja Katolik
Roma sebagai satu-satunya gereja yang benar. Sejumlah denominasi Kristen
lebih ketat dibanding yang lain dan ada dasar-dasar ortodoksi yang

17
dipertentangkan di antara denominasi-denominasi tersebut. Agama Kristen
merupakan agama yang berdasarkan ajaran Yesus Kristus serta riwayat hidup
Yesus Kristus, penganut agama Kristen percaya jika Yesus Kristus adalah
anak Allah dan menjadi juru selamat manusia yang diutus sebagai Mesias
atau Kristus yang tertuang dalam perjanjian lama.

4. Mesianik Yudaisme
Ini adalah sebuah gerakan yang sedang berkembang pesat, baik di dunia
maupun Indonesia. Walau begitu bisa dikatakan pengikutnya tidak sebanyak
tiga aliran Kristen sebelumnya. Aliran ini bernama Mesianik Yudaisme.
Secara singkat, Kristen aliran Mesianik Yudaisme adalah sebuah gerakan
kekristenan yang mengadopsi tata cara dan budaya serta gaya hidup
orang Yahudi namun tetap percaya bahwa Yesus adalah Tuhan.

Hindu

1. Waisnawa
Aliran Waisnawa sangat mempercayai dan menghormati keberadaan dewa
Wisnu yang berperan sebagai dewa pemelihara alam semesta. Sistem
kepercayaan aliran Waisnawa terhadap dewa Wisnu berdasarkan kepada
konsep Trimurti (Tritunggal) serta sangat mempercayai sepuluh
perwujudannya Awatara.

2. Saiwa
liran Saiwa merupakan pemuja Dewa Siwa yang sangat segani oleh pemeluk
agama Hindu. Terkadang sosok Dewa Siwa digambarkan dengan Bhairawa
yang sangat menyeramkan. Untuk menyatukan diri terhadap dewa Siwa
aliran Saiwa melakukan ritual Yoga. Aliran Saiwa berkembang berkembang
dibeberapa daerah yaitu Gujarat, Kashmir, dan Nepal.

3. Sakta
Aliran Sakta percaya kepada Sakti atau Dewi sebagai pasangan Dewa. Sakti
sendiri merupakan sebuah kekuatan yang mendasari sebuah maskulinitas dari
Dewa. Aliran Sakta memiliki ritual penyucian pikiran dan penyucian tubuh.

18
Ritual pemanggilan kekuatan kosmik dilakukan oleh aliran Sakta dengan
melakukan ritual Yoga, Mantra, dan dengan Gambar-gambar yang sakral.
Beberapa perwujudan Sakti yang dikenal aliran Sakta yaitu Parwati pasangan
Siwa dan Laksmi pasangan dewa Wisnu.

4. Smarta
Aliran Smarta tergolong baru dibanding dengan aliran Waisnawa, Saiwa dan
Sakta. Ajaran Smarta sangat mempercayai banyak Dewa diantaranya Dewa
Siwa, Wisnu, Sakti, Ganesa dan Surya namun aliran Smarta memuja sang
Pencipta dalam enam lambang yaitu Ganesa, Siwa, Sakti, Wisnu, Surya dan
Skanda. Dalam ritual keagamaan usaha mendekatkan diri kepada Sang
Pencipta atas kesadaran selain melakukan praktek meditasi.

 Budha

1. Theravada
Theravada (Pāli: थे रवाद theravāda; Sansekerta: स्थविरवाद sthaviravāda);
secara harafiah berarti, “Ajaran Sesepuh” atau “Pengajaran Dahulu”,
merupakan bentuk Buddhisme yang paling tua. Penganutnya kebanyakan
berasal dari negara-negara Asia Tenggara seperti Sri Lanka, Kamboja, Laos,
Myanmar, dan Thailand.Tidak seperti bentuk-bentuk Buddhisme lainnya,
Theravada berfokus seluruhnya pada pembebasan diri dengan cara
menyingkirkan semua kekotoran batin.

2. Mahayana
Mahayana (berasal dari bahasa Sansekerta: महायान, mahāyāna yang secara
harafiah berarti ‘Kendaraan Besar’) adalah satu dari dua aliran utama Agama
Buddha yang merupakan istilah pembagian filosofi dan ajaran Sang
Buddha.Sebagai aliran naungan, Mahayana mengandung 2 aliran Buddhisme
yang paling populer, Buddha Tanah Murni (Amidisme) dan Buddhisme Zen.
Buddha Tanah Murni cenderung tidak berfokus pada Buddha Gautama, tapi
kepada Buddha Amitabha dan meyakini bahwa mereka yang telah mencapai
penerangan akan terlahir kembali di Tanah Murni bersama

19
Amitabha.Sedangkan Buddhisme Zen terkadang sulit untuk didefinisikan,
tapi aliran ini kebanyakan berfokus pada penggunaan meditasi sebagai
bentuk kesadaran dan pencarian jati diri yang dapat menuntun praktisinya
mencapai penerangan.

3. Vajrayana
Vajrayana adalah suatu ajaran Buddha yang di Indonesia lebih sering dikenal
dengan nama Tantra atau Tantrayana. Vajrayana kebanyakan dipraktekkan di
negara-negara Himalaya, khususnya Nepal, Bhutan, Mongolia, dan yang
paling terkenal, di Tibet. Ada beberapa hal yang membedakan Vajrayana
dengan Mahayana maupun Theravada. Mahayana dan Theravada seringkali
berfokus untuk meningkatkan sifat-sifat positif manusia dan mengurangi
yang negatif. Sedangkan Vajrayana berfokus pada mengajarkan penganut
bagaimana menjadi Buddha dalam satu kehidupan. Biasanya melibatkan
praktik-praktik seperti membaca mantra, menggunakan mandalas,
memvisualisasikan para dewa dan Buddha, serta memanfaatkan mudras.

Konghucu

1. Yen
Berfokus pada empati, rasa murah hati, dan niatan baik. Ajaran ini memiliki
definisi berupa hubungan yang ideal antar sesama manusia. Sederhananya,
setiap manusia harus punya budi pekerti, rasa kemanusiaan, dan kebaikan di
dalam diri.

2. Li
Ajarannya berkaitan dengan kepatuhan dan semua perbuatan yang benar,
menunjukkan bagaimana sikap batin seseorang dengan ekspresi secara
lahiriah. Artinya, Li merupakan suatu keserasian antara ibadah, tingkah laku,
adat istiadat, sopan santun, dan tata krama.

3. Yi

20
 Ajaran ini mengarah pada menjunjung tinggi kebenaran yang menjadi
tanggung jawab sebagai kemanusiaan dan penjaga alam.

4. Chih
Ajaran yang berfokus pada kebijaksanaan.

5. Hsih
Ajaran yang berfokus pada kepercayaan dan kesetiaan. 

C. Tantangan agama dalam multikultur terhadap kekristenan


Permasalahan multikultural bukan hanya berhenti pada keberagaman
agama, namun juga tantangan dalam ruang publik, yang mana dalam ruang
publik perbedaan keberagaman Indonesia sangat dirasakan. Hal ini dapat
didasarkan pada tidak adanya batasan ruang dan waktu individu satu dengan
lainnya saling bertemu yang mana individu tidak dapat membedakan antara
hak kelompok dan hak individu. Dengan adanya permasalahan ini tentu terjadi
permasalahan yang pada akhirnya membesar, dan dapat dikatan menjadikan
kebebasan ruang publik tercemari. Tantangan multikulturalisme di Indonesia
itu dapat muncul karena berasal dari sebuah perbedaan-perbedaan yang
menimbulkan sebuah konflik, konflik-konflik tersebut dapat dilihat dari sudut
pandang perbedaan salah satunya pada aspek perbedaan-perbedaan agama,
dalam hal ini peran partai politik islam menjadi sebuah garda terdepan untuk
menjaga NKRI dari multikulturalisme beragama di indonesia. Di Negara
Indonesia suatu perbedaan tidak menjadi suatu hal yang sangat asing lagi, serta
di Indonesia sendiri perbedaan sudah menjadi suatu hal yang biasa, dalam
menyikapi perbedaan-perbedaan ini dibutuhkan penerapan akhlak yang terpuji
yang ada dalam pendidikan islam sebagai landasan dalam menyikapi tantangan
perbedaan.
Tantangan multikulturalisme terjadi dalam aspek sosial masyarakat
yang memiliki beragam budaya serta kebiasaan, dalam menyikapi keragaman-
keragaman ini pendidikan menjadi suatu media untuk mengkondusifkan suatu
warga Negara yang belum memahami berbagai suatu perbedaan, agar warga
Negara dapat hidup rukun dan berdampingan tanpa terdapat suatu konflik serta

21
permasalahan. Kemudian tantangan multikulturalisme terjadi lagi-lagi pada
aspek agama yaitu pada peraturan daerah yang berlandaskan syariah, isi dalam
peraturan daerah yang berlandas syariah memberikan suatu hak yang
berlebihan pada agama tertentu dan cenderung manganggap biasa bagi agama-
agama lainnya, yang menjadikannya terdapat kondisi ketidak adilan ada
didalamnya hal ini menjadi sebuah tantangan multikulturalisme dalam aspek
agama. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh multikultural dalam ranah
keagamaan misalnya seperti adanya kelompok garis keras agama yang
menyerang sebuah kegiatan ibadah umat lain. Selain menyerang proses
peribadatan umat lain, kelompok garis keras ini juga tak sungkan untuk
menyerang kelompok keyakinan yang mereka menganggap berbeda dengan
apa yang mereka yakini. Hal ini tentu mencederai konsep multikulturalisme
yang ada di Indonesia, sejarah mencatat bahwa awal terjadinya konflik
keagamaan berkisar pada tahun 1998 yaitu setelah era reformasi. Konflik ini
dapat dikatakan sebagai konflik besar yang pernah ada. Selain menyerang
kegiatan ibadah umat lain, konflik kecil sering terjadi seperti penyerangan
rumah peribadatan umat lain secara sengaja tanpa ada keterangan yang jelas.
Konflik yang terjadi ini adalah salah satu bentuk ketidak harmonisan toleransi
antara umat beragama yang ada di Indonesia dan hal ini menjadikan tantangan
multikultural Indonesia semakin berat. Pemahaman yang belum bersifat
menyeluruh ini yang menyebabkan timbul fikap fanatis terhadap suatu hal,
sikap eksklusif yang berlebihan lalu ruang lingkup yang berkaitan dengan
maksud yang hanya mementingkan hubungan satu arah dan tegak lurus antara
sang khalik dengan makhluk ciptaan-Nya
Indonesia yang memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika ini
mengonsep sebuah Negara yang mampu bertahan dan berdiri kokoh
dikarenakan sebuah perbedaan, bukan hanya perbedaan ras, budaya, suku,
etnis, namun juga karena keagamaannya. Tidak dapat disangkal keberagaman
ini menjadi kekuatan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun
keberagaman agama ini dapat menjadi sebuah boomerang bagi Negara
Indonesia apabila keberagaman agama tidak di kontrol dengan baik. Adanya
suatu ide multikulturisme ini adalah suatu gagasan yang hadir dan dibuat untuk

22
mengatur keberagaman dengan prinsip-prinsip dasar dari pengakuan akan
adanya keberagaman itu sendiri. Dengan adanya kulturalisme maka masyarakat
akan diajak untuk lebih menjunjung tinggi toleransi, adanya kerukunan dan
perdamaian, bukan hanya konflik atau adanya kekerasan di dalam arus
perubahan sosial tertentu. Namun dalam hidup bermasyarakat yang terdiri dari
berbagai kebudayaan dan kepercayaan ini juga memiliki spirit kebangsaan
yang sama, yang bertujuan membawa nilai keberagaman yang kerap menjadi
sumber persoalan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Fakta dilapangan adanya ujaran kebencian baik mengatasnamakan
agama, suku dan kepercayaan. Tetapi adanya aksi dari berbagai sikap
intoleransi, bahkan persekusi menjadi perkerjaan rumah yang mendesak untuk
diselesaikan dalam perjalanan bangsa ini.4 Sebab persoalan intoleransi yang
menyangkut kerukunan anak bangsa dan umat beragama adalah masalah yang
selalu dekat dan kerap terjadi serta menjadi topik yang khas didalam kehidupan
masyarakat berbangsa dan negara. Terlebih adanya paham dan aktualisasi dan
fundamental dari kelompok intoleran selama ini menodai kerukunan terjadi
berakibat fatal.5 Sehingga mengakibatkan hubungan antar umat beragama dari
sejak dahulu kala selalu mengalami fluktuatif yang tidak stabil, hal itu
disebabkan adanya masalah-masalah sosial yang berhubungan kepercayaan dan
konsep ajaran yang di aktualisasikan tanpa melihat sisi kehidupan sosial yang
memiliki harkat dan martabat yang sama. Masalah konflik antaragama ini
mengindikasikan bahwa pengetahuan masyarakat mengenai kerukunan dalam
beragama perlu dimonitor ulang. Dari banyaknya konflik yang
mengikutsertakan agama sebagai penyebabnya dan menuntut agar dapat
memilih dan memtuskan langkah-langkah yang antisipatif untuk terciptanya
kehidupan umat beragama yang damai. Dengan adanya perubahan limitasi
seperti sekarang ini, seharusnya dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat
mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan
Pada bagian ini menjelaskan tentang bagaimana tantangan agama dalam
mewujudkan multikulturalisme kekristenan dalam gereja :

1. Gereja-gereja di Indonesia memiliki anggota yang terdiri dari berbagai segi


suku, budaya, bahasa, daerah asal maupun kebangsaan.

23
2. Gereja-gereja di Indonesia memasukan beberapa unsur budaya lokal yang
dimasukan ke dalam liturgi ibadah. Sebagai salah satu contoh bisa memasukan
unsur lagu, musik atau berbagai kebiasaan dan prinsip hidup lokal yang
diadaptasi untuk memperkaya pemahaman iman Kristen. Contoh nyatanya
adalah adanya persaudaraan yang rukun di dalam budaya masyarakat suku
yang bisa dikembangkan untuk membangun adanya kebersamaan dalam
jemaat.
3. Sekarang banyak gereja yang melakukan studi tentang budaya untuk
mengeksplorasi kembali elemen budaya yang akan terancam menghilang dari
masyarakat. Sebagai contoh yang telah dilakukan di wilayah NTT, ada
lembaga yang bekerjasama dengan gereja untuk melakukan penerjemahan
Alkitab ke dalam bahasa daerah yang ada di setiap sudut NTT.
4. Gereja di Indonesia telah membangun dialog dan kerjasama dengan orang lain
dari Bergama, di bidang kemanusiaan dan keadilan. Kerjasama ini melahirkan
tim advokasi hukum, keberadaan layanan kesehatan yang akan memberikan
pelayanan kepada semua orang tanpa memandang perbedaan, budaya dan latar
belakang agama, dan ada kewarganegaraan atau kelas sosial.
5. Ini mengajarkan kita untuk menerima dan menghargai semua orang tanpa
kecuali dan akan membantu orang lain dan akan menunjukkan bagaimana
solidaritas tanpa kehadiran perbedaan di latar belakang. Dapat menghilangkan
prasangka buruk terhadap kehadiran suku, bangsa, budaya, dan kelas sosial. 
Ini harus tentang keberadaan unsur kebersamaan, solidaritas, kerjasama dan
koeksistensi dalam cara yang damai dalam perbedaan untuk mencerminkan
karakter Kristen sejati.

Demikian penjelasan mengenai tantangan gereja dalam mewujudkan


multikulturalime di dalam masyarakat. Hal ini mengajarkan tentang manfaat
berdoa bagi umat kristen untuk menjadikan tujuan hidup orang kristen. Yesus
selalu mengajarkan kita untuk selalu mengasihi. Mari mewujudkan bagaimana
solidaritas dan kasih bagi sesama tanpa kita harus memandang adanya latar
belakang. Solidaritas dan kasih tidak akan menghilangkan perbedaan, tetapi
malah harus menerima adanya perbedaan itu sebagai anugerah di dalam

24
perbedaan. Mementingkan sikap toleransi dalam perbedaan yang ada agar
tercipta kedamaaian disekitar kita.

D. Multikulturalisme dalam perspektif agama iman Kristen

Dalam pandangan iman Kristen dianjurkan juga bahwa kita sebagai umat
manusia harus berbuat baik terhadap sesama. Multikultural membuat kita
merenungkan betapa luar biasanya Allah yang telah menjadikan manusia dalam
keragaman. Seharusnya kita dapat memandang perbedaan sebagai anugerah bukan
sebagai ancaman. Dasar pokok dan utama dari perspektif Kristen tentang
kesadaran multikulturalisme adalah model yang ditetapkan oleh Yesus Kristus.
Hal ini tidak dapat dibantah sebab Yesus atau keKristenan hadir, berkarya dan
beredar dimulai dari Kristus, oleh Kristus dan bagi Kristus.34 Terlebih Yesus
sebagai patokan, teladan dalam mengaktualisasi keberagaman dalam kehidupan
bermasyrakat. Yesus juga menjadi tokoh central iman Kristen dalam mempraktek
hidup pelayanan dan pengajaranNya mewariskan nilai luhur tentang toleransi dan
keberagaman budaya atau multikultural. Oleh karena itu sebagai makluk bernama
manusia dan sebagai “sesama manusia” wajib hidup harmoni dalam kasih.35
Sebab pengajaran Yesus tentang sikap saling mengasihi adalah bukti yang kuat
bagi karakteristik iman Kristen yang harus diaktualisasikan, sehingga diharapkan
dapat menjadi berkat dan terang bagi sesama manusia, dilandaskan dan diikat
dengan kasih, sebagaimana tertulis dalam Kolose 3:14. Di dalam perspektif
kekristenan dunia dikonsepkan sebagai ciptaan yang sangat sempurna dalam
kuasa Tuhan melalui penciptaan manusia yang sama denganNya, atau yang sering
disebut sebagai citra Tuhan. Tapi ketika manusia sudah jatuh ke dalam pelukan
dosa maka kemiripan dengan tuhan mengalami kerusakan secara total dan berefek
kepada manusia sebagai ciptaannya. Puncak dari karya Tuhan adalah mengutus
Yesus untuk menebus dosa umat manusia melalui kematian dan kebangkitannya.
Rom. 3:23 menegaskan bahwa manusia harus diselamatkan karena telah jatuh
dalam dosa, tanpa terkecuali. Untuk menghapus dosa-dosa itu maka manusia
harus dihukum mati. Oleh karena itu misi Tuhan untuk menyelamatkan manusia
dari dosa-dosanya dengan satu cara yaitu dengan mengorbankan Yesus Kristus di

25
tiang salib. Sekalipun ciptaannya manusia telah berbuat dosa di atas bumi sebagai,
Tuhan tetap penuh kasih dan sayang mengampuni dosa manusia dengan mengutus
Yesus sebagai juru selamat untuk menghapuskannya.

Dilihat dari konteks ini, Tuhan saja sebagai pencipta masih menyayangi
umatnya yang telah berbuat salah dan dosa, apalagi kita sesama manusia yang
memiliki ragam agama dan budaya tidak sepantasnya secara langsung
menghakimi budaya seseorang jelek dan mengklaim kebenaran mutlak bahwa
agamanya yang paling benar.

Dalam pandangan iman Kristen, ada beberapa sikap yang harus kita hindari dalam
membangun masyarakat multikultural yang rukun dan bersatu, antara lain yaitu:

1. Primordialisme, artinya perasaan kesukuan yang berlebihan.

2. Etnosentrisme, artinya sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat


dan kebudayaannya sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang
meremehkan masyarakat dan kebudayaan yang lain.

3. Diskriminatif, artinya sikap yang membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama


warga negara berdasarkan warna kulit, golongan, suku bangsa, ekonomi, agama,
dan lain-lain.

4. Stereotip, artinya konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan


prasangka yang subjektif dan tidak tepat.

Sikap positif dan dinamis terhadap multikulturalisme ini berubah ketika


gereja perdana muncul. Sikap gereja perdana yang membentengi diri bahwa
mengakui kebenaran hanyalah milik gereja mengakibatkan diskriminasi terhadap
orang-orang di luar gereja, mereka mengklaim semua kebenaran itu hanya berada
di dalam agama Kristen. Perbincangan perihal ini menjadi isu hangat bagi
kalangan pelopor gereja atau disebut juga dengan istilah bapak-bapak greja
sebelum Augustinus memberikan pernyataan bahwa tidak ada keselamatan yang
ditemukan diluar greja. Akhirnya, sikap pembentengan diri oleh gereja perdana
terbuka setelah melihat pernyataan Yesus yang demikian hal ini kemudian
diutarakan oleh Paulus dalam kitab para rasul menulis bahwa Allah tidak

26
membedakan tiap orang dari bangsa manapun yang takut kepadanya dan
mengamalkan semua kebenarannya

Hal ini disebabkan karena dalam setiap sisi agama lain juga memiliki
kebenaran, karena semua agama mengajarkan tentang bagaimana berperilaku baik
dan saling menghargai sebagai bagian dari nilai kebenaran. Dalam agama Kristen
pertumbuhan rohani manusia tidak hanya ditekankan pada aspek vertikal, tapi
juga horizontal. Aspek vertikal ditekankan untuk memperbaharui hubungan
manusia kepada Allah yang dikukuhkan dengan firman dan berdoa kepada Allah
sedangkan aspek horizontal ditujukan untuk memperbaiki hubungan dengan
sesama manusia di dunia ini. Dalam hal praktek multikultural, Yesus sendiri
sering sekali bertemu dengan orang-orang beragama lain bukan hanya sekedar
orang biasa saja. Yesus berjumpa dengan pemimpin agama lain untuk menasehati,
memberikan pengajaran, pengetahuan kepada mereka. Pemimpin-pemimpin umat
Yahudi pernah mengklaimnya sebagai penghancur agama Yahudi dan akan
menggantinya dengan agama atau ajaran baru, pada kenyataannya klaim tersebut
salah. Yesus sangat menghargai agama Yahudi bahkan ketika Yesus
menyampaikan ajarannya selalu mengutip ajaran agama Yahudi.

Dalam konteks penginjilan berkembang pula model penginjilan dengan


semangat multikultural yang menekankan pada dua hal. Pertama, model
solidaritas yaitu model ikatan jemaat yang terdiri dari beragam etnis dan ras,
namun masing-masing melakukan kebaktian secara terpisah dan lebih memberi
perhatian pada kebutuhan spesifik etnis atau kelompok ras tersebut. Kedua,
Perspektif Dan Kristen berbeda dari model pertama, yang kedua ini menekankan
kebersamaan jemaat dari ras dan etnik yang berbeda; beribadah, melayani dan
hidup bersama. Dua kerangka di atas telah mendorong para jemaat untuk
membawa individu atau kelompok yang selama ini teralienasi karena perbedaan
ke dalam kehidupan Bersama.

27
Setelah kita mengetahui tentang multikulturalisme dan bagaimana pandangan
iman Kristen tentang multikulturalisme, kita perlu mengambil point penting
menyangkut multikulturalisme yang dapat memperkuat persatuan antar umat
manusia, antara lain:

1. Menerima dan menghargai semua orang tanpa memandang perbedaan


yang ada
2. Menolong sesame serta menunjukkan sikap toleransi tanpa memandang
latar belakang yang ada
3. Menghilangkan prasangka buruk terhadap suku, bangsa, budaya, maupun
kelas social tertentu
4. Secara iman Kristen, kit adapt menjadikan hukum kasih sebagai landasan
dalam bergaul dengan sesama

28
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Kesimpulan dalam “Agama dan multikultural dalam perspektif iman
Kristen”,yaitu dimana pemahaman suatu individu mengakui dan
menghargai perbedaan. Tidak hanya mengenai suku dan ras, perbedaan ini
termasuk, prinsip, nilai individu, cara pandang, dan pandangan politik
seseorang.jadi satu sama lain saling menghargai. Dengan adanya
perbedaan tersebut, kita sebagai umat manusia harus memiliki sikap
toleransi terhadap satu sama lain. Seperti Tuhan Yesus yang selalu
mengajarkan kita untuk selalu mengasihi satu sama lain dalam perbedaan
apapun itu.
b. Saran
Saran yang bisa di ambil dari "Agama dan multikultural dalam perspektif
iman Kristen" ialah mementingkan sikap toleransi dalam keberagaman
serta menghardagai dan menghormati setiap perbedan yang ada disekitar
kita agar terciptanya kedamaian. Terutama saling mengasihi antar agama
seperti kasih kasih Yesus yang tidak terbatas.

29
DAFTAR PUSTAKA

Michael Frankclyn. (2011). Perspektif Pendidikan Multikultural bagi Gereja


gereja di Indonesia. Tesis Program Pascasarjana Teologi. 40
Sunardin. (2021). Manusia membutuhkan Agama di Masyarakat. JURNAL
KAJIAN ISLAM DAN MASYARAKAT,4(1),27
Zaiddin. (2020). PERSPEKTIF ISLAM DAN KRISTEN TERHADAP
MULTIKULTURALISME. Journal of religious Studie, 1(2), 11
Ujan, A. A. (2011). Multikultulralisme Belajar Hidupbersama Dalam Perbedaan.
Jakarta: PT Indeks.
Pharekh, B. (2008). Rethinking Multiculturalism Keberagaman Budaya Dan
Teori Politik, Yogyakarta: Kanisius
Fredrik D. Y. A. (2018) “Merajut Ke-Indonesia-an Yang Multikultural Dalam
Pandangan Gereja “,Millah, Vol. 18, No. 1
Abdullah, M. Amin.,Pendidikan Agama Era Mulkultural dan Era Multireligius.
Jakarta: PSAP Muhammadiyah, 2005

30

Anda mungkin juga menyukai