NADIA BR GINTING
NOVITA SIMBOLON
APRIL 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
,karunia, penulis dapat meneyelesaikan laporan critical book dengan buku “Buku Ajar Mata
Kuliah Wajib Umum Pendidikan Agama Kristen ” untuk memenuhi tugas mata kuliah
dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya ,dan saya juga berterimakasih
dosen pelajaran Agama Kriten karena telah memberikan tugas tersebut
Penulis sangat berharap kiranya critical book dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
mengetahui isi buku beserta kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut , penulis juga
menyadari masih banyak penulisan kata yang belum tepat dalam penulisan CBR tersebut
,oleh sebab itu penulis berharap adanya kritik ,saran,dan usulan demi memperbaiki critical
book yang akan datang , mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Medan,April 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Kristen pada Perguruan Tinggi memiliki posisi strategis dalam
melakukan transmisi pengetahuan dan transformasi sikap dan perilaku mahasiswa
Indonesia melalui proses pembelajaran mata kuliah Pendidikan Agama Kristen. Dalam
upaya meningkatkan mutu dan pembentukan karakter bangsa perlu dilakukan
peningkatan dan perbaikan materi yang dinamis mengikuti perkembangan yang
senantiasa dilakukan perbaikan terus menerus, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai
dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman, dan semangat belanegara dan terakhir
diperkaya dengan muatan kesadaran pajak.Salah satu upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran Pendidikan Agama Kristen adalah dengan mengembangkan kurikulum baru
Pendidikan Agama Kristen yang berorientasi pada pengembangan sikap beragama yang
moderat dan berwawasan keindonesiaan dan berwawasan global. Di samping itu,
kurikulum baru tersebut diarahkan untuk mentransendenkan ajaran Kristen menjadi nilai-
nilai universal yang dapat diimplementasikan dalam konteks dunia modern.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengkritis Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Agama
Kristen
2. Mencari informasi dan mengetahui dari buku yang ada
3. Untuk mengethui kelebihan dan kekurangan buku tersebut
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Kristen
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui pentingnya Pendidikan Agama Kristen di perguruan tinggi
2. Menunjukkan sikap positif terhadap pentingnya Pendidikan Agama Kristen
menjelaskan tujuan dan fungsi sebagai komponen mata kuliah
3. Mendapatkan informasi dari buku tersebut
1.4.Identitas Buku
BUKU I
Judul Buku : Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Agama Kristen
Penulis : Paristiyanti Nurwardani, Dr. Daniel Nuhamara, Dr. Daniel Stefanus , Drs.
Swarsono MM, Edi Mulyono, Evawany, Fajar Priyautama, Ary Festanto
BUKU II
BAB II
RINGKASAN BUKU
Agama adalah suatu fenomena yang selalu hadir dalam sejarah umat manusia, bahkan
dapat dikatakan bahwa sejak manusia ada, fenomena agama telah hadir. Pertama, karena
pengalaman manusia tentang agama sangat bervariasi, mulai dengan yang paling sederhana
seperti dalam agama animisme/dinamisme sampai ke agama-agama politeisme dan
monoteisme. Kedua, selain begitu variatifnya pengalaman manusia tentang agama, dan begitu
variatifnya disiplin ilmu yang digunakan untuk memahami fenomena agama. Misalnya,
agama bisa ditinjau dari sudut psikologi, antropologi, sosiologi, ekonomi, bahkan teologi.
Selain definisi-definisi dari kamus yang sifatnya netral, ada juga pengertian agama yang
sifatnya negatif. Berikut tiga contoh definisi negatif tentang agama:
1. Karl Marx mendefinisikan agama adalah vitamin untuk masyarakat yang tertindas ...
agama adalah candu bagi masyarakat.
2. Sigmund Freud dalam New Introductory Lectures on Psychoanalysis, mengatakan bahwa
agama adalah ilusi dan menarik kekuatannya dari fakta bahwa ia berasal dari keinginan-
keinginan instingtif manusia.
3. Bertrand Russel berpendapat bahwa agama adalah sesuatu yang terbawa/tertinggal dari
masa kanak-kanak dari inteligensi kita, agama akan lenyap ketika kita mengadopsi penalaran
dan ilmu pengetahuan sebagai penuntun kita.
Definisi-definisi substantif adalah definisi yang melihat apa substansi agama.
Misalnya, Tyler mendefinisikan agama sebagai “kepercayaan kepada keberadaan spiritual.”
Ini menunjukkan substansi agama sebagai kepercayaan kepada yang hal spiritual/rohaniah.
Namun, kadang definisi substantif dipakai juga untuk analisis fungsional. Misalnya saja Ross
(1901:197) melihat agama sebagai sesuatu yang memberi kontrol sosial tertentu. Dalam
konsep ini, agama sudah bersifat fungsional, meskipun Tyler sebenarnya mendefinisikan
agama secara substantif. Ia mengatakan bahwa agama sebagai suatu kepercayaan kepada
yang tak terlihat, dengan perasaan takut, kagum, hormat, rasa syukur, dan kasih, demikian
pun institusinya seperti doa, ibadah, dan pengorbanan. Definisi fungsional menekankan pada
fungsi agama, atau apa yang dilakukan agama. Contoh dari definisi-definisi fungsional adalah
definisi yang dikemukakan Ward dan Cooley berikut. Ward (1898) berpendapat bahwa
agama adalah suatu substitusi dalam dunia yang rasional terhadap insting pada dunia yang
subrasional. Cooley (1909:372) juga mendefinisikan agama sebagai suatu kebutuhan bagi
hakikat manusia, untuk menjadikan hidup kelihatan lebih rasional dan baik.
Pembahasan tentang agama selalu berkaitan dengan pokok tentang Allah atau yang
dianggap Allah. Setiap manusia pada dasarnya mempunyai kesadaran religius, yakni
kesadaran bahwa ada suatu kodrat Ilahi di atas realitas dunia ini dan dalam berbagai agama
diberi nama yang bermacam-macam. Memang menarik untuk dicatat bahwa gejala yang kita
sebut agama sudah ada sejak dahulu kala hingga sekarang pun gejala itu masih tetap ada.
Memang agama mengalami pasang surut bahkan kadang agama tertentu mengalami
kemerosotan dalam konteks tertentu (dalam masyarakat sekuler misalnya), namun secara
umum agama tetap hadir dalam kehidupan manusia. Bahkan ada ahli yang meramalkan
“kebangkitan agama-agama.” Silakan Anda mengajukan beberapa pertanyaan kritis yang
berkenaan dengan kebangkitan agama-agama dan setiap manusia pada dasarnya mempunyai
kesadaran religius. Dalam kekristenan, kita percaya bahwa Tuhan menciptakan manusia
sedemikian rupa sehingga ada kesadaran religius dalam dirinya yakni suatu kesadaran akan
adanya kodrat Ilahi di atas manusia, dengan nama yang bermacam-macam sesuai dengan
kepercayaan masing-masing. Kesadaran itulah yang kemudian mendorong manusia untuk
mewujudkan relasinya dengan kodrat Ilahi yang pada gilirannya memunculkan fenomena
agama. Itulah sebabnya fenomena agama tak mungkin bisa dihapus sama sekali, walaupun
bisa ditekan ke tingkat yang serendah-rendahnya oleh berbagai faktor dalam kehidupan
manusia dan masyarakat.
Banyak ahli berpendapat bahwa fungsi agama adalah untuk memajukan serta
mempertahankan perilaku-perilaku moral. Para pendukung teori evolusi modern melihat
agama terutama sebagai adaptasi yang berfungsi untuk meningkatkan kohesi kelompok, dan
inilah juga yang dikemukakan oleh Durkheim.
Philip Goldberg yang merangkum berbagai fungsi agama memberi daftar fungsi agama
sebagai berikut:
1 Transmisi atau pewarisan: yakni untuk meneruskan ke setiap generasi suatu “sense of
identity” melalui kebiasaan-kebiasaan, cerita, dan kelanjutan historis yang dimiliki bersama.
2 Translasi atau penerjemahan: yakni untuk menolong individu-individu menafsirkan
peristiwa-peristiwa kehidupan, mendapatkan suatu rasa bermakna dan bertujuan, dan
memahami hubungan-hubungannya dengan keseluruhan yang lebih besar (baik dalam arti
sosial maupun kosmis).
3 Transaksi: yakni untuk menciptakan dan mempertahankan suatu komunitas yang sehat, dan
memberi penuntun terhadap perilaku-perilaku moral dan hubungan-hubungan etis.
4 Transformasi: yakni sebagai pengembangan kedewasaan dan pertumbuhan yang terus-
menerus, menolong umat beragama untuk merasa lebih penuh dan komplet.
5 Transendensi: yakni untuk memuaskan kerinduan untuk memperluas batasan-batasan diri
yang dipersepsikan, menjadi lebih sadar terhadap aspek kehidupan yang lebih sakral, dan
mengalami persekutuan/ penyatuan dengan dasar keberadaan yang mutlak.
Dalam suatu tulisan, ada ahli yang memberikan daftar mengenai 8 fungsi agama yang
penting, baik dari segi individual maupun sosial.
1. Agama memberikan kedamaian mental (mental peace).
Menurut pendapat ini, kehidupan manusia sangat tak menentu. Manusia bergumul untuk tetap
hidup di tengah-tengah ketidakpastian, ketidakamanan, dan bahaya- bahaya. Kadang-kadang
ia merasa tak berdaya maka agama lah yang memberikan penghiburan dan dorongan dalam
masa-masa krisis tersebut. Agama memberi tempat perlindungan yang benar bagi manusia
maka manusia memeroleh kedamaian mental dan dukungan emosional. Agama memberi
dorongan kepada manusia untuk menghadapi kehidupan dan masalah-masalahnya.
2. Agama menanamkan kebajikan-kebajikan sosial.
Agama mempromosikan kebajikan-kebajikan sosial yang utama, misalnya, kebenaran,
kejujuran, sikap nirkekerasan, pelayanan, cintakasih, disiplin, dsb. Seorang pengikut agama
tertentu menginternalisasi kebajikan-kebajikan ini dan menjadi warga masyarakat yang
berdisiplin.
3. Agama meningkatkan solidaritas sosial.
Agama membangkitkan semangat persaudaraan/persaudarian. Durkheim berpendapat bahwa
agama memperkuat solidaritas sosial. Ahli lain menunjukkan bahwa agama mempunyai
kekuatan mengintegrasikan dalam masyarakat manusia. Hal ini benar karena orang beragama
mempunyai kepercayaan yang sama, sentimen yang sama, ibadah yang sama, berpartisipasi
dalam ritual bersama dan seterusnya merupakan faktor-faktor perekat yang penting yang
memperkuat kesatuan dan solidaritas.
Kita telah menelusuri, menanya dan menggali dari berbagai sumber khususnya
sumber Alkitab dan tradisi teologi Kristen mengenai siapakah manusia dalam pandangan
Kristen. Singkatnya dapat dikatakan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang
dikaruniai hakikat sebagai makhluk religius yang selalu sadar akan adanya kodrat ilahi.
Manusia juga sebagai makhluk sosial yang selalu berorientasi kepada sesama. Hal ini
seharusnya membuat kita melihat sesama sebagai sesama dalam hubungan antar subjek
bukan subjek dengan objek dan bebas dari dominasi. Manusia juga adalah yang sangat
canggih, namun rentan dipakai secara salah. Karena itu, harus dipakai secara
bertanggungjawab karena memang manusia adalah juga makhluk etis. Namun dosa membuat
keagungan manusia ternodai, dan membawa dampak rusaknya relasi dengan Tuhan, sesama,
diri sendiri serta alam yang tampak dalam berbagai patologi sosial dan alam. Kabar baiknya
adalah bahwa manusia dimungkinkan hidup dalam relasi yang diperbaharui oleh karena
penyelamatan Allah dalam Kristus dan Roh Kudusnya. Sebagai makhluk yang mempunyai
pengharapan, pengharapan kepada Allah harus menjadi kekuatan penggerak sejarah untuk
mewujudkan apa yang diharapkan kini dan di sini meski diakui tidak akan sempurna karena
penyempurnaan adalah karya dan anugerah Tuhan.
Etika Kristen yakni ilmu yang mempelajari norma-norma atau nilai-nilai yang
digunakan oleh orang Kristen untuk menilai tindakan dan motivasi manusia itu dapat
dikatakan baik, benar, dan bertanggungjawab atau sebaliknya. Untuk itu, acuannya adalah
kitab suci Alkitab yang dipercayai sebagai standar bagi kepercayaan dan perilaku/motivasi
orang Kristen. Bila etika adalah ilmu yang mempelajari norma-norma sebagai ukuran untuk
menilai perilaku dan motivasi manusia apakah baik atau tidak, pertanyaan yang muncul
adalah dari manakah sumber norma manusia itu? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada dua
kategori jawaban. Pertama, dari Allah atau yang dianggap Tuhan. Kedua, dari manusia
sendiri melalui kontrak sosial atau penalarannya
1. Etika Teologis
Etika teologis adalah sistem etika yang sumber normanya dipercayai berasal dari
Tuhan atau setidak-tidaknya lahir dari asumsi-asumsi teologis baik tentang Tuhan dan
manusia yang sumber utamanya dari kitab suci masing-masing agama. Pernyataan-
pernyataan dari kitab suci masing-masing agama itu masih perlu ditafsirkan dalam konteks
dan sejarahnya agar menemukan arti serta nilai-nilai yang bisa dijadikan norma perilaku dan
motivasi manusia. Etika Kristen, etika Islam, etika Hindu, etika Buddha, dll. termasuk dalam
kategori etika teologis. Memang cara orang percaya menggunakan kitab suci untuk
menyimpulkan nilai moral sebagai norma etis berbeda antara satu orang/kelompok dengan
orang/kelompok lain.
2. Etika Filsafati
Etika filsafati adalah etika yang dibangun atas dasar pemikiran filsafati manusia
maupun berdasarkan kontrak sosial. Etika filsafat ini sudah ada sejak dulu, bahkan setiap
kebudayaan melahirkan sistem nilai yang menjadi norma perilaku dan motivasi yang baik.
Yang menjadi persoalan, apakah sistem etika teologis/keagamaan tidak membutuhkan sistem
etika filsafati atau setidaknya pemikiran filsafati keagamaan. Agama tanpa dimensi etis,
moral, dan karakter, hampir tidak ada fungsi yang signifikan bagi kemanusiaan dan dunia
ciptaan Tuhan.
Kita tidak mungkin menghindar berhadapan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maupun seni. Semuanya menuntut respons kita sebagai orang percaya bagaimana
mengembangkan pola hubungan yang positif antara iman dengan ilmu, teknologi dan seni.
Pertama, hubungan yang positif antara iman dan ilmu bisa disimpulkan pertama dengan
mensyukuri karunia Tuhan kepada manusia untuk berakal budi dan berpikir rasional sehingga
ilmu dapat berkembang. Ilmu tidak bisa berkembang tanpa kriteria dan kontrol yakni harus
membawa kemaslahatan manusia dan dunia ini sehingga dengan demikian Allah dimuliakan.
Kedua, hubungan positif atara iman dan teknologi juga harus disyukuri dan diterima secara
positif, karena melaluinya Allah menyatakan kasih-Nya kepada manusia melalui kemajuan
teknologi. Jangan pernah berilusi bahwa teknologi tidak membawa dampak negatif yang
tidak memanusiakan manusia. Karena itu, harus dikritisi dan ada upaya meminimalkan
dampak negatifnya. Teknologi tak perlu dielu-elukan sebagai liberator, karena akhirnya
hanya Tuhanlah sang Liberator sesungguhnya. Ketiga, seni adalah karunia Tuhan dalam
kehidupan yang harus disyukuri. Kita perlu menikmati keindahan. Seni dapat dipakai sebagai
ekspresi iman, melalui puji-pujian, dan berbagai manifestasi seni yang lain. Beragama tanpa
melibatkan unsur seni sangatlah kering dan membosankan, tidak imajinatif. Tak ada ekspresi
keagamaan yang bebas dari seni. Seni memperkaya kehidupan keagamaan dan mendekatkan
manusia kepada Tuhan. Sebaliknya, agama dan iman juga perlu mewarnai seni dan
mengontrolnya agar dikembangkan untuk mendatangkan kebaikan dan bukan kejahatan,
seperti pornografi dll.
Sebenarnya persoalan kerukunan hidup umat beragama bukanlah sesuatu yang baru
sama sekali. Kerukunan hidup umat beragama adalah sesuatu yang didambakan, dan
sekaligus juga dibutuhkan perjuangan berat untuk mewujudkannya. Hal ini tidak
mengherankan karena agama-agama dapat menimbulkan ketegangan, bahkan konflik. Segala
ketegangan bahkan konflik tidaklah semata-mata disebabkan oleh agama. Unsur kekuasaan
serta dominasi politik dan ekonomi dapat memainkan peranan yang sangat menentukan
dalam menyulut api konflik. Dalam keadaan demikian, agama diperalat untuk mencapai
tujuan yang bertentangan dengan misi agama itu sendiri.
Indonesia adalah sebuah bangsa yang masyarakatnya sangat majemuk, demikian pula
agamanya. Indonesia sangat potensial untuk terpecah-belah. Pancasila sebagai ideologi
negara dan sekaligus sebagai “payung” mengabsahkan bahwa benarlah bangsa ini sebuah
keluarga besar. Permasalahan-permasalahan yang muncul di dalam masyarakat mestinya
merupakan persoalan bersama. Demikian juga, segala sesuatu yang telah dicapai haruslah
dilihat sebagai hasil bersama. Tidak ada satu golongan agama pun yang merasa dirinya lebih
berjasa dalam membangun bangsa Indonesia. Ketegangan akan terjadi apabila satu golongan
agama mementingkan kepentingan golongannya sendiri dan mengabaikan golongan-
golongan lainnya.
Dalam Yohanes 3:16 tertulis, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Pada kutipan tersebut
dikatakan, bahwa yang dikasihi oleh Allah adalah dunia ini, semua orang, seluruh umat
manusia. Allah tidak membedakan orang. Artinya, Allah tidak pilih kasih. Allah tidak hanya
mengasihi sekelompok orang. Allah tidak hanya mengasihi orang Kristen. Lebih dari itu,
Allah menerima semua orang tanpa memandang bangsa atau agama.
Untuk mewujudkan kerukunan antarumat beragama empat hal berikut ini harus
diperhatikan oleh umat beragama. Pertama, tanggung jawab yang lebih besar pada yang lebih
besar. Jika kerukunan hanya menjadi urusan dan perjuangan yang kecil akan menjadi sia-sia.
Tidak ada perubahan yang berarti bisa terjadi tanpa dukungan umat mayoritas yang banyak
dan militer yang kuat. Lebih mulus lagi bila juga memeroleh dukungan dari birokrasi yang
berkuasa. Seperti tidak mungkin ada demokrasi tanpa mereka, juga tidak akan ada kerukunan
tanpa mereka. Kedua, kerukunan harus diupayakan terus-menerus. Tidak hanya menjadi
topik seminar setelah ada konflik, melainkan dirawat dan ditumbuhkan terus-menerus melalui
pengalaman bersama. Saat mengupayakan kerukunan terus-menerus kebebasan harus ditata.
Kebebasan yang liar dan binal akan menghancurkan kebebasan itu sendiri. Masing-masing
menata kebebasannya sendiri dengan bertanggung jawab, dan dengan ini masing-masing
mewujudkan kerukunan beragama dan sekaligus memelihara kebebasan itu sendiri. Selain
itu, kerukunan harus diupayakan langkah demi langkah dengan mengupayakan kesepakatan-
kesepakatan minimal yang semakin maju melalui pengalaman perjalanan bersama. Ketiga,
tugas mewujudkan kerukunan hidup antarumat beragama adalah tugas bersama: lembaga-
lembaga keagamaan, umat beragama serta pemerintah. Keempat, kita harus menerobos dan
merobohkan tembok prasangka religius (Ismail 2002, 47). Hal tersebut kita lakukan dalam
rangka meneladani sikap Yesus Kristus.
Untuk mewujudkan kerukunan antarumat beragama empat hal berikut ini harus
diperhatikan oleh umat beragama. Pertama, tanggung jawab yang lebih besar pada yang lebih
besar. Kedua, kerukunan harus diupayakan terus- menerus. Ketiga, tugas mewujudkan
kerukunan hidup antarumat beragama adalah tugas bersama: lembaga-lembaga keagamaan,
umat beragama serta pemerintah. Keempat, kita harus menerobos dan merobohkan tembok
prasangka religius.
Tugas pertama adalah manusia diberi tugas untuk menggunakan alam dan berkuasa
atas alam. Waktu Allah menciptakan manusia, Ia berkata kepada mereka, “Penuhilah bumi
dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
segala binatang yang merayap di bumi” (Kej.1:28). Manusia diberi tugas untuk membimbing
dan menjinakkan alam. Manusia diletakkan dalam dunia sebagai sarana pemerintahan Allah.
Manusia dimaksudkan untuk berkuasa sesuai dengan kehendak Allah, bukan dengan
sewenang-wenang. Dia bertanggung jawab untuk menggunakan alam bukan dengan
mengutamakan dirinya sendiri tetapi dalam pelayanan kepada sesamanya dan penghargaan
kepada alam.Tugas kedua ialah memelihara alam. Manusia harus menjaga alam sehingga
tidak rusak. Manusia dibutuhkan untuk mengatur alam bukan demi keuntungan manusia saja
tetapi juga demi kebaikan alam. Manusia bertanggung jawab untuk memelihara alam sebagai
karunia dari Allah, yang juga mencintai alam itu.
Tugas manusia untuk menggunakan alam dan berkuasa di atas alam perlu dipisahkan
dari tugasnya untuk memelihara alam. Manusia modern sering kehilangan sikap yang lembut
dan ramah terhadap alam. Ia menggunakan alam tetapi kurang menyayangi alam.Tugas
manusia dalam dunia diberikan oleh Allah, dan ia bertanggung jawab kepada Allah atas
pelaksanaan tugas itu. Prinsip utama yang mendasari pandangan orang Kristen tentang
lingkungan ialah bahwa dunia adalah milik Tuhan. Ia yang menciptakan dan memelihara
dunia juga memiliki alam dan mempunyai kewibawaan tertinggi atasnya. “Tuhanlah yang
empunya bumi serta segala isinya dan dunia serta yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang
mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai” (Mzm. 24:1-2).
Manusia tidak mempunyai hak milik yang mutlak atas bumi. Ia hanya menjadi pengurus atau
manajer. Bumi dipercayakan kepada manusia untuk diolah dan diurusnya.
Bumi ini milik Allah sekaligus milik manusia. Bumi adalah milik Allah sebab Ia
yang menciptakannya, milik kita sebab Ia telah memberikannya kepada kita (lih. Mzm.
115:16). Jelas Allah bukan memberikannya kepada kita sedemikian tuntas sehingga Ia sama
sekali tak punya hak dan tak punya kontrol lagi atasnya, melainkan memberikannya kepada
kita supaya kita menguasainya atas nama Dia. Itulah sebabnya penguasaan kita atas bumi ini
adalah berdasarkan hak pakai, bukan berdasarkan hak milik. Kita hanya penggarap saja,
Allah sendiri tetap “Tuan tanahnya,” Tuan atas semua tanah.Dengan demikian Alkitab
menggambarkan manusia sebagai makhluk yang mempunyai tempat bersama dengan
makhluk-makhluk yang lain dalam ciptaan. Pandangan ini sesuai dengan pandangan ekologi.
Manusia dan makhluk- makhluk yang lain terikat bersama dalam hubungan timbal balik. Kita
hidup dalam suatu ekosistem yang terdiri dari semua faktor dalam lingkungan kita. Dalam
ekosistem ini binatang-binatang, tanam-tanaman, air, udara, cuaca dsb. serta manusia dan
kebudayaannya saling memengaruhi. Kalau satu faktor diganggu, semua faktor ikut
terganggu. Karena itu manusia tidak bisa merusak alam tanpa merugikan dirinya sendiri.
Setiap orang ingin dikasihi dan diterima oleh orang-orang lain. Seseorang senang
bilaia mempunyai teman-teman yang dapat bergaul dengannya. Ia senang bila terikat pada
orang lain dalam hubungan tolong-menolong. Manusia diciptakan sebagai hewan sosial atau
social animal. Artinya, kita diciptakan sebagai makhluk yang paling bergaul. Kita ingin
berhubungan dan berteman. Kita diciptakan untuk mengasihi orang lain seperti Tuhan
mengasihi kita. Kita bisa bersyukur atas hubungan-hubungan sosial kita. Kita bisa bersyukur
atas sahabat-sahabat kita yang memperkaya kehidupan kita dengan perkataan-perkataan
mereka, permainan mereka, keseriusan mereka dan pertolongan mereka. Kehidupan kita
sungguh lebih kering bila kita tidak ikut serta dalam suka dan duka teman-teman kita dan
bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan yang mulia. Manusia tidak
dapat hidup sendiri tanpa hubungan dengan orang lain. Oleh sebab itu, adanya individu-
individu lain merupakan suatu keharusan. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang
selalu akan hidup dalam suatu hubungan keterikatan dengan individu lainnya. Seorang
manusia selalu membutuhkan pergaulan dengan manusia lainnya agar dapat mencapai taraf
tingkah laku manusia.
A. Pengertian Agama
Agama adalah vitamin untuk masyarakat yang tertindas dan agama adalah candu bagi
masyarakat. Agama adalah ilusi dan menarik kekuatannya dari fakta bahwa ia berasal dari
keinginan-keinginan instingtif manusia. Agama adalah sesuatu yang terbawa, tertinggal dari
masa kanak-kanak, dari intelejensia kita, agama akan lenyap ketika kita menghadapi
penalaran dan ilmu pengetahuan sebagai penuntun kita.
Moral sebagai kesesuaian dengan ide-ide yang umum diterima tentang kehidupan
manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Dengan demikian moral adalah sikap
umum manusia sesuai dengan apa yang diterima dalam lingkungan masyarakat. Misalnya
Alkitab sebagai sumber moral maka moral dari orang-orang kristen harus sesuai dengan
sjaran Alkitab.
Moral berbicara tentang apa yang baik dan apa yang jahat. Apa yang seharusnya di
lakukan dan apa yang harus tidak dilakukan. Artinya moral harus sesuai dengan kaidah-
kaidah agama yang dianutnya. Biasanya orang yang taat beribadah atau mengikuti ajaran
agamanya maka moralnya baik. Akan tetapi jika berbadah pun dia tidak mau maka sudah
dapat dipastikan dia tidak akan bermoral.
Dalam ajaran Kristen kebenaran bisa Alkitab dimana Alkitab mengajarkan agar umat
mematuhi peraturan Allah dan menjauhi larangannya. Yoh 14:6 bukti bahwa kebenaran
adalah Yesus Kristus. ltulah sebabnya setiap orang orang Kristen apa ajaran yang ada
dalam Alkitab. Dan secara khusus agar mengikuti ajaran apa yang diperintahkan olch
Yesus. Dapat dikatan bahwa agama begitu penting karena agama sebagai petunjuk dalam
kehidupan manusia di dalan menghadapi kebenaran scharusnya mengikuti
Nasehat manusia kuasanya terbatas. Akan tetapi Alkitab adalah Firman Allah
berkuasa untuk mengubah hidup seseorang Alkitablah yang membimbing hidup orang-
orang Kristen. Hal ini bisa dipelajari manfaat Firman Tuhan dalam 2 Tim 3 :15-18
misalnya seorang yang melakukan kejahatan kemudian dinaschati maka dalam sementara
waktu dia tidak melakukan kejahatan. Akan tetapi tidak berselang lama dia kembali lagi
melakukan kejahatan yang sama. Misalnya, kejahatan mengkonsumsi narkoba, miras dan
mencuri.
Allah menciptakan manusia, sorga dan neraka. Allah menciptakan manusia supaya
mengalami kebahagiaan di dunia dan diakhirat. Tetapi mengapa manusia tidak mengalami
kedamaian di dunia? Jawabnya adalah karena dosa-dosa manusia. Tuhan menciptakan sorga
untuk orang orang yang taat kepada Allah (Yesus Kristus) dan neraka diciptakan untuk
orang-orang yang tidak taat kepada Allah.
Yesus telah mati di kayu salib untuk semua manusia yang ada diduniu ini.
Pengorbanan Kristus telah berkenan bagi Allah. Jalan keselamatan diberikan kepada manusia
dan telah selesai (Yohanes 19:30 Orang orang berdosa harus mengambil keputusan untuk
menerima Yesus sebagai Tuhan dm Juruselamatnya. Apakah anda sudah menerima Tuhan
Yesus?
Walaupun agama berfungsi sebagai integratife faktor akan tetapi agama juga bisa
berfungsi menjadi disentegratif agama. Artinya bahwa agama memiliki kekuatan yang dapat
memecah-mecahkan masyarakat. Bahkan bisa juga menghancurkan masyarakat. Hal ini
disebabkan kuatnya agama sebagai pengikat. Dengan demikian agama dapat mengakibatkan
interegatif faktor dan disintegratif agama adapun fungsi agama sebagai berikut .
1) Transmisi atau pewarisan: yaitu untuk meneruskan ke setiap generasi sense at identity
melalui kebiasaan-kebiasaan ceritera dan kelanjutan historis yang dimiliki bersama.
2) Translasi atau penerjemahan: yakni untuk menolong individu-individu menafsirkan
peristiwa-peristiwa kehidupan, mendapatkan suatu rasa bermakna dan bertujuan, dan
memahami hubungan-hubungannya dengan kescluruhan yang lebih besar (baik dalam arti
sosial maupun kosmis)
3) Transaksi: yakni untuk menciptakan dan mempertahankan suatu komunitas yang schat
dan memberi penuntun terhadap perilaku-perilaku moral dan hubungan-hubungan etis.
4) Tansformasi: yakni sehagai pengembangan kedewasan dan pertumbuhan yang terus-
menerus, menolong umat beragama untuk merasa lebih penuh dan kompli.
5) .Transendensi: yakni untuk memuaskan kerinduan untuk memperluas batasan-batasan diri
yang dipersepsikan, menjadi lebih satu terhadap aspck kehidupan yang lebih sakral, dan
mengalami persekutuan atau penyatuan dengan dasar Keberadaan yang mutlak
F. Tujuan Agama
Tujuan pendidikan agama adalah kerajaan Allah. Artinya disini bahwa tujuan agama
adalah untuk mempromosikan kerajaan Allah atau Tujuan pendidikan agama Kristen ialah:
Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putera-puteri
gereja agar mereka terlibat dalam penelahan Alkitab sccara cerdas sebagaimana dengan
bimbingan Roh Kudus. Pendidikan Agama Kristen juga bertujuan untuk mendidik semu
putra-putri gereja agar mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keadaan gereja,
dan supaya mereka diperlengkapi untuk memilih cara cara mengejawantahkan pengabdian
diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjan sehani-hari serta bertanggung
jawab di bawah kedaulatan Allah Bapa dari kemuliaanNya sebagai lambang ucapan
syukurgkchid dipih dalam Yesus Kristus.
PASAL 2 AJARAN ALLAH MENURUT ALKITAB
A. Pendahuluan
Hal yang dipelajari dsini merupakan tcologi tentang Allah yang meliputi pandangan-
pandangan tentang Allah, argumentasi tentang adanya Allah, nama- nama Alah, penyataan
dan sifat-sifat Allah. Berbicara tentang Allah maka sebenarnya ada banyak teori-teori ataupun
pandangan-pandangan terhadap Allah. Dari sekian banyak teori-tcori tentangB. Allah, maka
di bawah ini akan diuraikan beberapa teori.
Deism: adalah suatu paham yang mengatakan bahwa dunia ini adalah mekanisme
yang dapat mengatur dirinya sendini. Setelah Allah menciptakannya maka Allah segera
membiarkan dan membiarkannya berkembang sendiri.
Atheisme: suatu ajaran yang mengingkari akan adanya Allah. Mengingkari akan
adanya Allah berarti tidak percaya akan keberadaan Allah dan bahwa Allah itu ada.
Seseorang yang tidak mengakui keberadaan Allah maka ia disebut sebagai seorang yang
ateis.
Skeptis: adalah orang yang ragu-ragu terhadap sesuatu. Dalam hal ini skeptisme
adalah suatu paham keraguan dalam kenyataan bahwa Allah itulagi. ada. Bagi penganut ini
mereka tidak percaya akan adanya penyataan Allah.
Agnotisme: paham yang mengatakan bahwa Allah itu tidak bisa dikenal atau
dimengerti. Para penganut agnotisme ini tidaklah mengetahui apakah Alah ada atau tidak
Pengetahuan tentang ada atau tidaknya Allah adalah merupakan suatu pengetahuan yang
rahasia.
B. Adanya Allah
Dengan adanya Alkitab sesunguhnya telah menjadi bukti bahwa Allah itu ada.
Asumsi awal adalah dalam Kejadian 1;1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Ayat ini menjelaskan kepastian bahwa Allah ada dan tak perlu diragukan itulagi.
Argumentasi Daud (Mazmur 94: 9), dan Yesaya Yesaya 40: 12-31]) dan uga dengan
argumentasi dari Rasul Paulus dalam Kisah Para Rasul 14:17, semua ini telah menjadi suatu
buki bahwa Allah itu ada Bahkan di dalamnya tersirat untuk mengakui bahwa Dia adalah
yang Illahi. Dan secara keseluruhan penulis-penulis Alkitab dai Kejadian sampai Wahyu pun
menyatakan keberadaan Allah secara gamblang suatu.
1. Naturalistic Arguments
Secara natural Inaturalistic argumentd dapat juga dibukikan babwa Allab arguments
yang dimaksudkan di sini adalah benar-benar ada. Naturalistic meliputi: cosmological,
teleological, anthropological dan ontological
2. Secara Cosmological
Pembuktian secara cosmological merupakan hubungan cause effect atau sebab akibat.
Adanya akibat dikarenakan olch adanya scbab. Cosmos atau alam semesta adalah scbagai
akihat dari yang Sempurna dan Ahadi.
3. Secara Teleological
Secara teleological menunjukan adanya suatu tujuan akhir yang sangat jelas di balik
tatanan yang begitu teratur dan yang berdayaguna tersebot Tujuan akhir itu sendiri telah
ada dalam benak yang Illahi yang orang fasik sendiri telah menyangkalinya (Roma 1:18-
23).
4. Secara Antropological
Manusia memiliki sifat moral, insting keagamaan, suara hati dan emosi Manusia
memiliki kesadaran untuk menentukan apakah itu benar atau salahuntuk Di sisi lain akan
ada perasaan bersalah jika melakukan yang jahat. Hanus Yosua diakui bahwa pengetahuan
yang baik dan yang jahat adalah berasal dan Alls
5. Secara Ontological
Keberadaan yan adanya Ada suatu keberadaan sempurna itu sendiri sebenarnya nyata
keberadaanya. Dengan keberadaan yang sempurna, maka manusia telah memilki tentang
keberadaan itu. Tak dapat disangkal bahwa harus diyakini sepenuhra bahwa Allah adalah
sebagai keberadaan yang sempurna memang ada.
C. Nama-nama Allah
Elohim Digunakan sebanyak 2570 kali dalam Perjanjian Lama. Arti Elohim adalah
yang kuat, yang Mahakuasa atau yang Agung. YAHWH: berarti yang ada, yang selalu
ada dan tidak pernah tidak ada Keluaran 3:14]. Dia yang ada dengan sendirinya. Nama ini
pertama kali dipakai oleh Hawa (Kejadian 4:1) Makna tcologis dari nama ini adalah
menekankan bahwa Allah tidak pernah berubah, dan tetap menjamin hadirat Allah
terhadap umatNya (Keluaran 3:12)
Adonai: artinya Tuhan, Tuan, Pemilik (Kejadian 19: 2, 40:1, 1 Samuel I: 15). Istilah
ini dipakai dalam hubungan Tuan, majikan dan hamba. Hal ini menunjukkan bagaimana
sikap scorang hamba terhadap tuannya. Dipakai untuk Allah untuk menckankan tentang
otoritasNya yang mutlak. Seperti Yosua yang menyadari penuh akan otoritas dan
panglima Bala Tentara. Tuhan yang berdiri di depannya (Yosua 5: 14)
El-Elyon artinya Allah yang maha tinggi Dalam hal ini sangatlah ditekankan
kekuatan-Nya, kedaulatanNya dan keunggulanNya. Nama ini pertama kali dipakai
Melkhizedekh pada waktu memberkati Abraham (Kejadian 14: 19). El-Olam artinya
adalah Allah yang kckal (Kejadian 21: 33). Hal ini ngmenekankan ketidak berubahan
Allah (Mazmur 100: 5 103: 17). El-shaddai. Shaddai adalah gunung. Jadi El-shaddai,
Allah yang Maha Kuasa berdiri di atas gunung (Kejadian 17: 1).
Bapa merupakan suatu sebutan untuk Allah Sebaai Bapa, Allah memberikan kepada
anak anaknya anugah dan damai sejahtera (Eeyang I Tesalonika 1:11), pemberian yang
baik Yakobus 1:17 dan juga perBapa, perintah-perintah. Di dalam doa-doa, kita menyapa
Nya sebapai Bapa (Eisus 2Alpha Tealoniks 3:1)
D. Keberadaan Allah
E. Sifat-sifat Allah
Menurut Isam manusia sebagai mahluk Allah Manusia sebagai hamba Allah di dunia.
Hubungan manusia dengan Allah dapat digambarkan seperti hubungan antara scorang raja
dan rakyat.
Menurut Hindu manusia batiniah dan lahiriah mengalir dari jiwa yang identik dengan
brahman. Brahman ini mengalirkan asa rohani dan asa badan. Gabungan dari dua asa ini
mengalirkan berbagai hal yang dijumpai di alam.
Manusia menurut Budha, manusia terdini dari nama rupa yakni unsur rohani dan
jasmani. Dalam diri manusia tidak ada yang tetap aleh sebab itulah semua akan dilenyapkan
dan adanya perubahan. Olch karena itulab scmua yang ada di duinia ini akan mengalami
perubahan gerak secara terus- menerus.
Manusia menurut komunisme memandang manusia hanya sebagi hewani dan mahluk
ckonomis homoeconomicos). Le Febre seorang dari Perancis berpendapat manusia
mengandung segala kekayan yan ada di dunia. Karena manusia adalah satu-satunya mahluk
yang benar yan selalu mengubah alam, dunia dan dirinya sendiri.
Menurut evolusi bahwa manusia dianggap sebagai binatang menyusui yang cerdas,
yang pertumbuhannya berlangsung menurut proses evolusi, dari tingkat yang rendah ke
tingkat yang lebih tinggi.
B. Pandangan Alkitab
1. Mandataris Allah
Tugas dan tanggung jawab di atas yang membedakan manusia dari segala ciptaan-
ciptaan yang ada. Harus diakui sebenarnya tugas dan tanggung jawab merupakan anugrah
Allah sendiri yang telah diberikan kepada manusia ini saDibekanya mandat tersebut
merupakan indikasi bahwa manusia adalalh ingmkota dari ciptaan Allah. Tugas ini sendiri
harus diangap sehagai tugas yang suci karena itu demi kepentingan manusia dan Allah.
2. Manusia Terbatas
Makna yang terkandung dalam penciptaan dari debu tanah adalah adanya hubungan
yang khusus dengan Allah, sekalipun tidak sama dengan Allah. Dengan demikian
keterbatasan manusia menunjuk kepada status manusia sebagai makhluk ciptaan Allah.
5. Imago Dei
Berarti semua yang diciptakan oleh Tuhan seperti Tuhan sendiri.
C. Penciptaan Manusia
1. Dosa warisan
Yang dimaksud dengan dosa warisan adalah keadaan berdosa dari setiap manusia
yang dilahirkan. Dalam Efesus 2: dikatakan secara kedagingan, kita semua adalah anak-
anak yang dimurkai. Mazmur 51:5,7 menjelaskan bahwa perihal dosa warisan, dimana
dipunyai sejak dalam kandungan, dan bukannya sesuatu yang timbul selama masa hidup.
F. Peninjauan Keselamatan
5. Hanya dengan percaya dan menerima Tuhan Yesus maka terlepas dari hukuman
dosa (Yohanes 5:24)
Ada dua hal yang harus diperbuat sescorang agar mempunyai hidup yang kekal dan
tidak turut dihukum (agar pindah dari dalam maut kedalam hidupl. Pertama:
mendengarkan perkatanKu. Kedua: tetapi tidak cukup hanya mendengar, kita harus
percaya juga. Hanya dengan percaya (iman) kita menerima Yesus menjadi jembatan atas
jurang dosa.
PASAL 4 ETIKA DAN PEMBENTUKAN KARAKTER KRISTEN
1. Agama-agama Suku
Bagi masyarakat suku kuno ada pengertian bahwa alam semesta ini diatur oleh: tata
tertib kosmis (yakni hukum-hukum kosmis). Hukum inilah yang menentukan dan
mengatur sifat, perangai dan kelakuan manusia, binatang tumbuh-tumbuhan dan segala
sesuatu yang ada dalam alam semesta. Latar belakang kepercayaan seperti ini didasarkan
pada pengertian kepercayaan pada hal yang naturalistic panteistis, Pemahaman ini dapat
dibedakan, pertama panthcisme (pan semua dan theos Tuhan atau Allah. Maksudnya
segala sesuatu adalah Tuhan atau segala sesuatu mengandung unsur ketuhanan) dan kedua:
pen-en-theisme (pan dan en yakni bahwa di sehlgala sesuatu ada Tuhan, atau
mengandung unsur ketuhanan).
Pertama, karena dasar moralitas Kristen adalah KASIH. Apakah kasih itu 1 Yohannes
4:4 mengatakan Allah adalah kasih, Jika kita berbuat baik, kita harus terlebih dahulu
menerima kebaikan (baca: Kasih) itu sendiri, yakni Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus.
Menurut Yohannes 1:1,14. Kedua, Selain dasar Kasih di atas, kita harus mengingat juga
hakckat manusia diciptakan Tuhan menurut rupa dan gambar Allah (Latin : imaginem et
similitudinem Dei : Kejadian 1:26, Roma 8:29, 2 Kor 3:18, Pil. 3:21].
2. Di Indonesia
Sebutan yang populer bagi kita dewasa ini adalah Narkoba, yakni singkatan dari
Narkotik dan obat -obat berbahaya. Adapun yang termasuk aldalam narkoba antara lain:
narkotik dan zat-zat additif lainnya. schingga dikenal istilah: NAZA singkatan narkoba
dan zat-zat adiktif. Meskipun narkotika dan psikotropika sangat bermanfaat bagi
pengobatan, pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, namun jika
disalahgunakan tentu akan menimbulkan akibat yang sangat merugikan bahkan
mengerikan dalam kehidupan masyarakat, khususnya bagi generasi muda.
3. Keadaan Sekarang
Pada jaman sekarang narkoba sudah meluas ke seluruh kehidupsp masyarakat: mulai
dari anak-anak, kalangan pemuda, remaja, sis mahasiswa, para artis, selebiritis, WTS
bahkan olahragawan. Pengaruh zat Keadaan Sekarang. mematikan ini bukan saja di kota-
kota besar, tetapi juga merambat hingak gang gang kecil, lokasi-lokasi penting seperti
kampus, perumahan, dan lain lain.
Pola hidup seperti ini melanda banyak manusia di dunia ini. Merek untuk menikmati
tuntutan seualitas mercka. Mereka tidak perlu menikai berpendirian bahwa manusia tidak
perlu dikat oleh suatu peraturan apapun untuk menikmati sexualitas mereka. Mereka tidak
perlu menikah secara resmi serta upacara-upacara gereja serta ikatan-ikatan hukum atau adat
yang sah.
Semua jenis permainan sexual seperti ini sama sekali tidak dikehendaki endali
kehidupan orang semacam ini terlihat dengan kuasa-kuasa okkultisme, merekai guna-guna,
susuk, termasuk mengkonsumsi pil-pil setan untuk menambah oleh Tuhan.
E. Hidup Porno
Melihat dan menonton film, gambar dan tayangan yang berbau porno seperti blue-
film, ved porno dan sejenis akan membangkitkan hawa nafsu dagingiah serta mengumbar-
umbar semangat kegairahan sexual yang sulit mengekangnya. ltu scbabnya, sering terjadi
bahwa mereka-mereka yang memiliki kegemaran terhadap gambar, film, ceritera, buku-buku
yang berbau porno memiliki sifat- sifat perilaku anch, seperti misalnya: egois, suka
menyendiri, mengkhayal, pendiam, dan keras bahkan tidak jarang jatuh kepada perbuatan
amoral seperti: memperkosa, berperilaku senual yang menyimpang dari yang normal.
G. KKN-Suap-Sisip-Sogok
KKN adalah singkatan dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme. Ketiga-tiga h ini
merupakan penyakit sosial yang banyak melanda masyarakat duni terutama di negara-negara
yang baru berkembang seperti Indonesia. Dalam perjanjian lama kita temukan orang-orang
yang sangat gencar menentang praktek-praktek KKN serta ketidak-adilan antara lain:
Amos,persek Yesaya, Mikha dan Samuel. Amos hidup sekitar tahun 750 BC mengecam
keadaan Israel di bawah pemerintahan Jerobeam II. Raja dan kalangan istanmereka hidup
dengan makmur, mewah, aman dan kaya raya dapat mendirks rumah-rumah besar, indah
dengan perhiasan-perhiasan kesenian dari l negeri. Namun rakyatnya menderita dan miskin,
bukan karena bencana alam atau serangan musuh, tetapi karena diperas, dianiaya dan
dibebani berbai kutipan paksa (H. Rothilsberger, Firmanku seperti Api, BPK Jakarta 1965,
hal 39).
Setelah puluhan tahun usia bangsa kita, muncul lagi konflik konflik yang diakibatkan
perbedaan agama, ras, suku dan budaya. Kita kenang konflik SARA di Situbondo,
Tasikmalaya, Surabaya, Ambon (Maluku), Irian Jaya, Kalimantan (Sambas), Poso dan lain
lain. Walaupun korban-korbannya pastilah dari kedua belah pihak yang bertikai, namun
terasa bahwa umat Kristenlah yang paling menderita.
Memang kemiskinan itu bermacam-macam, ada kemiskinan materi ath hidup sehar-
hari. Teapi kemiskinan Yang paling mengancam hidup mau adalah kemiskinan rohani,
agama, iman, kasih dan pengharapan. Semua tercakup dalam keniskinan, Apa pun alasannya
orang menjadi miskin, namucda yang pasti ini adalah penyakit sosial yang harus
disembuhkan. Bagaimana caranya menyembuhkan mereka
Pertama: Injil adalah berita keselamatan untuk semua orang, termasuk bagi mereka
yang menderita akibat kemiskinan. Kedua: Inil harus mampu menjadikan orang miskin
keluar dani kemiskinannya sendiri. Untuk itu, bukannya uang, materi, makanan yang diberi
buat orang miskin. Ketiga Gereja harus lebih banyak berkhotbah tentang kerendahan hati,
agar supaya: (1) orang miskin tetap rendah hati dalam kemiskinannya, tidak putus asa dan
jangan mengangap dirinya orang yang tidak berguna di tengahH tengah masyarakat, 12)
orang kaya tidak mempertontonkan khususnya pada hari-hari besar yang bersifat keagamaan
(Natal, tahun baru dan lain-lain.
Alkitab berbeda dengan ilmu pengetahuan sebab Alkitab bukanlah hasil ilmu
pengetahuan tapi penyataan Allah kepada setiap para penulis Alkitab tanpa mengabaikan
kondisi penulis. Alkitab ditulis oleh orang orang percaya pada masa tertentu. Yang jelas
adalah bahwa sejarah, cara berpikir dan tingkat pengetahuan penulis Alakitab pasti sangat
jauh berbeda dengan manusia pada masa sekarang, Alkitab bukan hasil dari pembelajaran
manusia tapi kehidupan yang langsung, bersekutu dengan Allah. Hal ini bukan untuk
diperdehatkan tapi untuk diyakin diimani).
C. Etika Dan Teknologi
D. Krisis Nilai pada Penggunaan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Seni
Humaniora adalah ilmu pendidikan yang dianggap berarti untuk menciptakan manusia
Indonesia seutuhnya dengan kata lain memanusiawikan . Pendidikan humaniora di Indonesia
akan dilakukan melalui pelajaran sastra klasik, sejarah perjuangan bangsa Indonesia manusia
Indonesia Pendidikan Moral Pancasila, dan Agama. Dalam terang iman Kristen Humaniora
tidak bertentangan dengan Teologia. Karena Tologia juga membicarakan tentang sastra,
sejarah, moral dan tanggung jawab sebagai warga Negara. Humaniora akan terpenuhi di
dalam terang iman Kristen di dalam Yesus Kristus di mana kemanusiaan yang rusak
dipulihkan (Roma 5:12-21). Di dalam Yesus kita menjadi manusia baru (1 Kor 5:17, Efesus
2:10) dan telah diciptakan kembali menurut kehendak Allah di dalam, kebenaran dan
kekudusan yang sesungguhnya.
A. Pendahuluan
Kerukunan adalah sikap saling mengakui, menghargai, toleransi yan tinggi antar umat
beragama dalam masyarakat multikultural sehingga umat beragama dapat hidup rukun, damai
dan berdampingan.
Toleransi beragama bukan berarti toleransi beriman. Artinya setiap agama tidak
berarti harus menyetujui kepercayaan orang lain. Setiap agama harus tegas dan teguh pada
ajaran kepercayaannya.
Dialog dan musyawarah dapat terjadi jika ada kesadaran untuk mengadakan
percakapan pergaulan dan pertukaran nilai yang dimiliki oleh masing-masing dan kemudian
berusaha memberi diri untuk dikenal serta mengenal pihak lain.
1. Sikap kreatif dan kritis, sikap ini dalam kehidupan dan pergaulan antar sesama
menunjukkan kehidupan yang dewasa dan bertanggungjawab
2. Sikap dialogis dan simpatik, menyaksikan iman Kristen kepada orang-orang yan
beragama lain tidak cukup dengan memberitakan injil secara sepihak, melainkan
orang Kristen juga harus mampu mendengar dan memberi perhatian terhadap iman
orang lain yang beragama lain.
A. Pendahuluan
Allah menjelaskan bahwa ada dua macam Mandat Ilahi. Mandat Ilahi yan pertama
adalah Mandat Ilahi Kultur (fisikal) segangkan Mandat Ilahi yang kedua adalah Mandat Ilahi
Pembaharuan (rohani).
Dalam perjanjian baru lebih dikenal dengan Amanat Agung Yesus Kristus yang
ditemukan dalam keempat kitab Injildan dalam kitab para rasul
1. Matius 28 : 16 – 20
2. Markus 16 : 14 – 18
3. Lukas 24 : 44 – 49
4. Yohanes 20 : 19 – 23
5. Kisah Para Rasul 1 : 6 – 8
1. Dasar Teologis, nilai dari mandat kultur adalam temporal (sementara) apabila ia telah
dikawinkan dengan mandat Ilahi yng rohani yan bersifat kekal (Cris Marantika)
2. Panggilan Dalam Kitab Kejadian, manusia sebagai ciptaan Allah harus mengatur
semua ciptaan termasuk manusia. Manusia sebagai wakil Allah dibumi harus
bertanggungjawab terhadap ciptaan. Ia diutus untuk menaklukan bumi, dan mengikuti
rencana Allah dalam memenuhi bumi dengan manusia.
3. Etika Lingkungan
4. Tindakan manusia terhadap lingkungan
5. Manusia dan alam
6. Krisis ekologi
7. Allah menyelamatkan ciptaan-Nya
8. Kondisi Indonesia, sebagai orang-orang beriman di Indonesia harus memperhatikan
keprihatinan ekologi yang sedang terjadi di Indonesia. Sebagai warga gereja harus
menunjukkan ketaatan kepada Tuhan.
A. Pendahuluan
Topik kajian ini berjudul bergaul yang baik menurut iman Kristen. Bergaul disini
lebih diarahkan kepada seni bergaul dikalangan mahasiswa Kristen atau muda-mudi Kristen.
Beberapa hal permasalahan dalam topik kajian diatas : banyak kalangan muda-mudi Kristen
tidak mengerti konsep bergaul, bagaimana cara mencari teman hidup, tujuan pernikahan
Kristen dan bagaimanakah sebenarnya ciri-ciri sahabat yang sejati.
Dalam pergaulan sehari-hari manusia bagi seseorang ada yang disukai dan ada yang
tidak disukai. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang satu sama lain harus
berinteraksi dengan individu-individu. Untuk mencapai maksud tersebut tentulah harus
bergaul atau berinteraksi dengan orang lain.
Dalam perkembangan manusia pola bergaul beranekaragam karena perubahan-
perubahan pola pergaulan anak-anak berbeda setelah memasuki remaja. Pola pergaulan
seseorang ada lima jenis. Pertama, dimensi persamaan. Artinya kita memilih teman yang
mempunyai kesamaan. Kedua, dimensi timbal-balik. Kita mencari teman yang bisa saling
mengerti, saling percaya, saling tolong-menolong, saling mengakui keunggulan dan saling
memaklumi kelemahan masing-masing. Ketiga, dimensi kecocokan. Kita berteman karena
merasa cocok dan senang bersama dia. Keempat, dimensi struktur. Kita mencari teman yang
berjarak dekat, mudah dihubungi dan bisa langgeng. Kelima, dimensi model. Kita berteman
karena kita respek dan mengagumi kualitas kepribadiannya.
Dalam perkembangan usia hubungan seseorang dengan yang lain juga berkembang
dari bayi sampai umur lanjut. Ada tiga kelompok usia atau periode utama dalam hidup : masa
kanak-kanak (mulai lahir – 11 tahun ), masa remaja ( 12 – 17 tahun ), masa dewasa ( 18 –
keatas ). Masa remaja sering ditetapkan dari 12 – 24 tahun. Tentulah tiap-tiap masa manusia
mempunyai ciri-ciri yang berbeda.
Sejalan dengan berkembangnya kemampuan, kematangan dan kebutuhan, pola
hubungan antar orang berkembang dalam tujuh tahap. Adapun ketujuh tahap tersebut adalah :
tahap bayi, tahap anak kecil ( 3 – 6 tahun ), tahap anak besar ( 6 – 12 tahun ), tahap remaja
dan pemuda ( 12 – 25 tahun ), tahap dewasa muda ( 25 – 40 tahun ), tahap dewasa ( 40 – 65
tahun ), dan tahap usia lanjut.
Mengerti dan dapat menerima keberadaan seseorang itulah yang disebut dengan
sahabat yang sejati. Sahabat yang sejati juga rela berkorban tanpa pamrih. Seperti apa yang
telah dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada manusia. Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang
percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Prinsip sebagai sahabat yang sejati ada empat hal : mennjukkan kepedulian yang tulus
kepada sahabat, ketulusan dalam memberi yang artinya tidak ada istilah balas jasa atau
pamrih, tidak menuntut kesempurnaan dari sahabatnya dan harus memperluas jaringan atau
pergaulan.
Biarlah aku hidup di tepi jalan dan menjadi sahabat yang sejati bagi orang lain. Ada
empat ciri-ciri persahabatan yang baik : persahabatan yang baik tidak mementingkan diri
sendiri. Amsal 17 : 17 mengatakan bahwa seseorang sahabat menaruh kasih setiap waktu.
Pesahabatan yang sejati bersifat teguh. Jika kita ingin mengetahui berapa banyak sahabat
yang kita miliki dan siapa mereka, buatlah kesalahan dan lihatlah apa yang terjadi.
Persahabatan sejati bersifat menyucikan. Amsal 27 : 17 berkata, besi menajmkan besi, orang
menajamkan sesamanya. Persahabatan membuat hidup orang Kristen lebih maju,
mempertajam kecerdasan membuat kita lebih giat lagi.
a. 1 Korintus 5 : 9 – 11
b. Amsal 18 : 24
c. 1 Korintus 10 : 23
d. Kolose 3 : 23
e. 1 Korintus 10 : 31
f. Mazmur 1 : 1 – 6
g. Amsal 17 : 17
G. Pergaulan Muda-mudi
Pertama, apa karunia anda? Karunia adalah pemberian atau penetapan Allah yang
harus dialami oleh seseorang. Berbicara mengenai karunia maka bagi tiap-tiap orang
karunianya berbeda-beda. Kedua, dengan siapa? Kalau sudah yakin diri kita karunianya
menikah maka kita bertanya kepada Tuhan : siapakah pasanganku?. Perlu keterbukaan
kepada Tuhan dan membuka hati dihadapan Tuhan. Ketiga, Minta pimpinan Tuhan. Setelah
Tuhan mulai mengarahkan hati dan pikiran kita kepada seseorang maka kita harus bertanya
kepada Tuhan apakah ini atau dia Tuhan? Disinilah dibutuhkan kedewasaan dan
menggumuli. Keempat, pendekatan. Sudah barang tentu pacar seorang anak Tuhan harus
anak Tuhan juga. Dalam hal ini pergaulan dimulai dari perkenalan yang biasa dan wajar.
Kelima, berpacaran. Masa berpacaran adalah melatih ataupun mempersiapkan kehidupan
selanjutnya yaitu bertunangan (jika ada) dan jenjang pernikahan diharapkan melalui
berpacaran semakin mengenal lagi. Keenam, pernikahan. Orang berpacaran harus bermuara
keperkawinan dengan demikian tujuan akhir dari berpacaran adalah untuk membangun rumah
tangga yang baru yang memuliakan Tuhan.
PASAL 9 BUDAYA
A. Pendahuluan
1. Mandat berbudaya
2. Mengatur kelahiran
3. Memenuhi bumi
4. Menaklukan bumi
5. Berkuasa atas burung-burung di udara, ikan-ikan di laut dan binatang yang merayap
di bumi
6. Menguasai
C. Dosa dan Pemberontakan Kebudayaan Terhadap Kuasa Allah
Manusia menjadi motor penggerak budaya itu sendiri memberontak terhadap kuasa
Allah. Kita lihat contoh-contohnya sebagai berikut :
1. Dalam ceritera Kain dan Habel (Kejadian 4). Bermula dari penolakan Allah terhadap
persembahannya (karena tidak bernan pada Allah) timbullah pemberontakan dalam
hatinya yang berpuncak pada ketegangan hatinya membunuh adiknya Habel. Dalam
hal ini budaya menguasai ibadah atau kultur mendominasi kultur. Akhirnya
pemberontakan kepada Allah dan sesama manusia pun terjadi.
2. Menara Babel (Kejadian 11). Ini merupakan hasil perkembangan kebudayaan manusia
yang sangat spektakuler, manusia berusaha mendirikan tugu yang menjulang tinggi
hingga mencapai langit. Inilah hasil teknologi budaya manusia tertinggi yang dapat
dicapai manusia saat itu.
Menurut Niebuhr ada lima macam sikap umat Kristen terhadap kebudayaan antara
lain:
1) Sikap antagonis (sikap menentang atau menolak)
2) Sikap akomodasi dan kapitulasi
3) Sikap dominasi
4) Sikap dualistic
5) Pengudusan
KELEBIHAN
Buku I
Buku II
KELEMAHAN
Buku I
1. Materi pada buku tersebut sangat sangat banyak sehingga membuat pembaca bosan
2. Tidak terdapat ISBN pada buku.
Buku II
1. Buku terkesan monoton karena hanya ada sedikit gambar, dan gambarnya pu hanya
berwarna hitam putih.