DISUSUN OLEH:
NIM : 5183131030
FAKULTAS TEKNIK
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
Critical Book Report (CBR) ini., tujuan pembuatan CBR ini adalah untuk memenuhi
CBR ini dibuat guna memenuhi kewajiban kami selaku mahasiswa, dalam
rangka memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Dosen yang bersangkutan dan
merupakan pra syarat dalam memperoleh nilai pada mata kuliah Desain Produk.
Dalam penyusunan CBR ini, kami sadar sepenuhnya atas segala kekurangan
Akhirnya, saya selaku penyusun CBR ini mengucapkan terima kasih atas
saran dan masukan rekan – rekan serta Dosen yang bersangkutan, dan untuk
selanjutnya saya bersenang hati menerima segala kritik dan saran dari para
pembaca yang sifatnya membangun dalam rangka penyempurnaan CBR ini, semoga
CBR ini dapat berguna bagi pembaca dan juga dapat dipergunakan dengan
semestinya.
Penulis,
Santa Banurea
(5183131030)
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Manfaat....................................................................................................................1
C. Identitas...................................................................................................................2
Bab II Pembahasan.............................................................................................................3
A. Buku Utama............................................................................................................3
B. Buku Pembanding................................................................................................14
Bab IV Penutup.................................................................................................................23
A. Kesimpulan............................................................................................................23
B. Saran.......................................................................................................................23
Daftar Pustaka...................................................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada
salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambaran. Seperti kata pepatah, buku
adalah jendela dunia. Buku merupakan sebuah alat untuk menjelajahi ribuan
bahkan milyaran ilmu yang ada didunia. Untuk mengetahui tentang apa yang ada
didunia luar sana, kita tidak perlu datang langsung kesana. Namun dengan
membaca buku, kita dapat mengetahui apa saja yang terjadi atau yang ada di dunia
luar sana. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan komunikasi, dewasa ini
kita dapat mengambil referensi dari banyak buku dari penulis yang berbeda.
Namun dari banyak buku yang ada tersebut sangat sulit untuk mencari buku yang
sesuai dengan kebutuhan kita. Misalnya dari susunan kalimat yang mudah
dipahami, keteraturan susunan, isi buku yang menarik dan penjelasan yang mudah
dimengerti dan lain-lain. Maka dari itu diperlukan pengetahuan dan penilaian dari
orang yang pernah membaca buku tersebut untuk mendeskripsikan seberapa besar
Critical Book Report adalah suatu laporan yang berisi penilaian terhadap sebuah
karya tulis. CBR meliputi deskripsi singkat mengenai buku serta kelebihan dan
kelemahan buku tersebut dibandingkan buku lain yang berkaitan atau mempunyai
kesamaan topic.
B. Manfaat CBR
para pembaca.
1
C. Identitas Buku
1. Buku Utama:
2. Buku Pembanding:
Kompetitif
f. ISBN : 978-302-386-069-2
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Buku Utama
BAB I
Sejarah kemasan.
yang dipungut dari hutan. Kemudian 8000 tahun yang lalu, bangsa Cina membuat
aneka ragam keramik untuk mewadahi benda padat ataupun cair. Masyarakat
Indonesia kuno membuat wadah dari bambu untuk menyimpan benda cair.
Menjelang abad pertengahan, bahan bahan kemasan terbuat dari kulit, kain, q, batu,
keramik dan kaca. Tetapi pada zaman itu, kemasan masih terkesan seadanya dan
lebih berfungsi untuk melindungi barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam
lainnya yang dapat merusak barang. Selain itu, kemasan juga berfungsi sebagai
melindungi barang atau mempermudah barang untuk dibawa titik seiring dengan
kemasan dalam pemasaran mulai diakui sebagai satu kekuatan utama dalam
produk di rak-rak toko. Tetapi pada saat itupun kemasan hanya berfungsi
persaingan dalam dunia usaha semakin tajam dan kalangan produsen saling
berlomba untuk merebut perhatian calon konsumen bentuk dan model kemasan
dirasakan sangat penting peranannya dalam strategi pemasaran titik di sini kemasan
3
membujuk konsumen. Pada saat inilah kemasan mengambil alih tujuan penjualan
Defenisi kemasan.
kemasan titik secara sederhana kemasan dapat diartikan sebagai suatu benda yang
disimpan, dijual dan dipakai titik menurut WTO (World Trade Organization)
konsumen dengan cara yang efektif, efisien, murah dan mudah titik ada beberapa
konsumen. Produk produk yang dikemas biasanya lebih bersih, lebih menarik dan
karena itu kemasan harus dibuat menarik dan unik, Dengan demikian
4
BAB II
merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan
dapat memperpanjang umur simpan bahan titik pengemasan adalah wadah atau
kerusakan kerusakan pada bahan yang dikemas atau dibungkusnya. Sebelum dibuat
oleh manusia, alam juga telah menyediakan kemasan untuk bahan pangan, seperti
jagung dengan robotnya, buah-buahan dengan kulitnya, buah kelapa dengan sabun
dan tumpu Hongkong polong-polongan dengan kulit polong dan lain-lain. Manusia
juga menggunakan kemasan untuk pelindung tubuh dari gangguan cuaca, serta
Dalam dunia modern seperti sekarang ini, masalah kemasan menjadi bagian
pangan titik sejalan dengan itu pengemasan telah berkembang dengan pesat
menjadi bidang ilmu dan teknologi yang makin canggih. Ruang lingkup bidang
pengawasan saat ini juga sudah semakin luas, dari mulai bahan yang sangat
bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin
canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas,
plastik, gelas logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi titik namun
demikian pemakaian bahan-bahan seperti papan kayu karung goni kain kulit kayu
daun-daunan dan pelepah dan bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran
etis dan higienis juga digunakan sebagai bahan pengemas produk pangan.
Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng,
kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar yang dapat menyesuaikan kondisi
teh dalam kantong plastik, nasi bungkus dalam daun pisang, sekarang juga sudah
5
berkembang menjadi kotak-kotak katering sampai minuman anggur dalam botol
dan kemasan yang cantik berpita merah. Susunan konstruksi kemasan juga semakin
kompleks dari tingkat primer sekunder tersier sampai konstruksi yang tidak dapat
lagi dipisahkan antara fungsinya sebagai pengemas atau sebagai unit penyimpanan,
misalnya pada peti kemas yang dilengkapi dengan pendingin berisi udang beku
untuk ekspor. industri bahan kemasan di Indonesia juga sudah semakin banyak,
seperti industri penghasil kemasan karton, kemasan gelas kemasan plastik, kemasan
laminasi yang produknya sudah mengisi kebutuhan masyarakat dan dunia industri
titik di samping itu hingga saat ini di pedesaan masih banyak dijumpai masyarakat
yang hidup dari bahan pengemas tradisional, seperti penjual daun pembungkus
atau daun pisang, daun jati, daun waru dan sebagainya, atau untuk tingkat industri
rumah tangga terdapat pengrajin industri keranjang besek kotak kayu anyaman
perusahaan besar yang bergerak dalam usaha produksi bahan atau produk
pengemasan seperti kaleng plastik, botol plastik PET, kemasan kotak laminasi, gelas
kertas lapis, kertas aluminium dan lain-lain yang produknya diekspor ke berbagai
belahan dunia. Industri lain yang berkaitan dengan pengemasan adalah industri
penutup kemasan seperti penutup botol industri Sealer meachine dan industri
Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi
produk dari kerusakan kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan
dipasarkan titik secara umum fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah:
6
2. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar
kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.
3. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai
alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat
pada kemasan.
yang berbau tajam, atau produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan
produk yang dapat menularkan warna, maka dengan mengemas produk ini
botol plastik.
Fungsi ke 6,7 dan 8 merupakan fungsi tambahan dari kemasan, akan tetapi
ini justru lebih ditonjolkan sehingga penampilan kemasan harus betul-betul menarik
Cetakan yang multi warna dan mengkilat sehingga menarik dan berkesan
mewah.
7
Desain teknik wadahnya selalu mengikuti teknik mutakhir sehingga produk
Penghias produk
Piranti monitor
Media promosi
perlindungan konsumen
menjurus kepada penipuan atau pemalsuan titik pengemasan bahan pangan juga
dapat menambah biaya produksi, dan adakalanya biaya kemasan dapat jauh lebih
tinggi dari harga isinya. Untuk produk yang dikonsumsi oleh kelompok konsumen
yang mengutamakan pelayanan, maka hal ini tidak menjadi masalah, akan tetapi
pengemasan yang tinggi perlu dihindari titik biaya pengemasan utama sekitar 10
sampai 15% dari biaya produk dan biaya kemasan tambahan sekitar 5 sampai 15%
C. Klasifikasi Kemasan.
8
Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara yaitu:
a. Pesan sekali pakai, yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai
titik contoh bungkus plastik untuk es, permen bungkus dari daun-daunan,
b. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali, contoh: botol minuman, botol
dipertahankan.
misalnya botol untuk tempat air minum di rumah, kaleng susu untuk
tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam untuk
dengan kemasan:
bungkus tempe.
wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buah yang dibungkus,
9
3. Titik klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan:
b. Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras,, tidak tahan
c. Pasang semi kaku atau semi fleksibel yaitu bahan kemas yang memiliki
sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku titik misalnya botol
plastik atau susu, kecap saus dan wadah bahan yang berbentuk pasta.
a. Hermetis atau tahan uap dan gas yaitu kemasan yang secara sempurna
tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga Selama masih
masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri kapang khamir
ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetis.
Kemasan hermetis dapat juga memberikan bau dari wadah itu sendiri,
misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan
pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan
Aktivitas enzim.
a. Wadah Siapakah yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan
bentuk yang telah sempurna. Contoh: botol Komah wadah kaleng dan
sebagainya.
10
b. Wadah siap dirakit atau wadah lipatan yaitu kemasan yang masih
bentuk lembaran atau flat dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari
kertas foil atau plastik. Keuntungan penggunaan wadah siap dirakit Ini
Dasar pembuatannya maka jenis kemasan pangan yang tersedia saat ini adalah
kemasan kertas, gelas kaleng atau logam, plastik dan kemasan komposisi atau
kemasan yang merupakan gabungan dari beberapa jenis bahan kemasan, misalnya
gabungan antara kertas dan plastik atau plastik, kertas dan Logam. Masing-masing
jenis bahan kemasan ini mempunyai karakteristik tersendiri, Dan ini menjadi dasar
untuk pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk produk pangan. Karakteristik
1. Kemasan kertas.
Fleksibel
2. Kemasan gelas.
Berat
Mudah Pecah
Mahal
Non Biodegradable
Dapat Dipanaskan
Transparan
Bentuk Tetap.
3. Kemasan Logam.
Bentuk Tetap
11
Ringam
Dapat Dipanaskan
Proses Massal.
Tidak Trasnparan.
4. Kemasan Plastik
Bentuk Fleksibel
Transparan
Mudah Pecah.
5. Komposif
Lebih Kuat
Tidak Transparan
Proses Massal
Khusus Cair.
Pengisian Aseptis
syarat kemasan yang baik untuk produk tersebut, juga karakteristik produk yang
akan dikemas. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu kemasan agar dapat
2. Harus dapat melindungi dari kerusakan fisik, perubahan kadar air, gas dan
penyinaran cahaya.
3. Mudah untuk dibuka atau ditutup, mudah ditangani serta mudah dalam
12
4. Efisiensi dan ekonomis khususnya selama proses pengisian produk ke dalam
kemasan.
5. Harus mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau
standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak.6. dapat
Pemilihan jenis kemasan untuk produk pangan ini lebih banyak ditentukan oleh
yang tersedia di pasar adalah kemasan botol gelas botol plastik dan kemasan sachet,
atau minuman jus buah yang tersedia dalam kemasan karton laminasi atau gelas
plastik sehingga konsumen bebas memilih kemasan mana yang sesuai untuk nya,
dan dengan semakin baiknya tingkat kesehatan maka akan laju pertambahan
penduduk semakin kecil tetapi jumlah penduduk yang mencapai usia tua
pangan di negara yang dimasuki titik misalnya migrasi kulit hitam Ari Afrika
13
B. BUKU PEMBANDING
a. Produk
yang memiliki manfaat atau fungsi atau estetika. Meskipun porsi antara
manfaat/fungsi dan estetika tidak mesti sama. Sebagai contoh, produk dapat
hanya memiliki manfaat dan fungsi saja jika porsi estetikanya kecil, sebaliknya
ada produk yang hanya memiliki estetika saja seperti barang seni yang
b. Produk Inovatif
Produk inovatif adalah produk yang dibuat berdasarkan suatu gagasan baru.
Gagasan baru tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber yang berupa
feedback dan atau 5 aspek seperti tren produk, HKI, Ergonomi, SHE, serta
teknologi baru.
(inovasi incremental) atau sebagian besar atau seluruhnya (realisasi gagasan baru
pada umumnya inovasi yang dikandung dalam dalam produk tersebut dapat
diperoleh dengan berbagai cara inovasi inkremental yaitu 1fitur fungsi dalam
fitur baru yang berasal dari produk lain di luar kelasnya untuk produk kita.
14
Salah satu contoh produk inovatif dari buku ini adalah Google Class yang
sambil berjalan dan melihat objek yang pengguna sukai hasil tersebut dapat
diadopsi dari Ulrich dan Eppinger (2008) yang terdiri dari tujuh langkah M I S K
K D:
1) Menetapkan misi atau (M) mengapa produk akan dibuat deskripsi produk
kapan produk akan diluncurkan marginnya berapa dan siapa saja yang
15
langkah ini arsitektur produk estetika ergonomis dan usabilitas perlu
dipertimbangkan.
Desain detail dan desain teknik adalah dua tahap yang dilakukan setelah desain
konsep selesai dilakukan. kasus dapat lebih dari satu kali siklus.
dalam bentuk Ed ini digunakan sebagai alat komunikasi antara desainer dengan
Cara pertama gambar teknik dibuat langsung di atas kertas putih atau kalkir
pena sedangkan cara kedua digunakan dengan cara komputer dan hasilnya
dicetak dengan printer warna dengan ukuran garis dan kertas seperti
untuk melihat apakah komponen atau Path Cang atau model pada produk yang
dokumen garansi pajak.software dan komputer analisis teknik atau CAE. Proses
CAE itu tersebut antara lain CFD, akustik termal durabilitas respon
data empirik hasil analisis Teknik ini tidak 100% benar.proses desain
16
f. Prototyping dan Testing
Chunk. Chunk tersebut dirakit dengan Chunk Line menjadi modul.satu dengan
prototype.proses ini merupakan suatu step diantara banyak step dalam proses
konversi dari sebuah desain konsep menjadi sebuah produk rel sehingga dalam
proses ini memerlukan waktu dan biaya yang nantinya akan berkontribusi pada
waktu dan biaya keseluruhan dalam proses konversi tersebut. Mengingat bahwa
dikenal dengan nama yang lebih mudah atau umum yaitu layer manufacturing
DIMENSI.
2) Testing Prototype
meskipun tingkat kesuksesannya tidak dapat mencapai 100%. Hasil tes prototipe
1) Desain industry
Dalam subseksi desain industri (DI) akan disajikan mengenai definisi hak
pendesain hak prioritas pemohon dan lingkup desain pihak lain untuk
perlindungan:
Desain industry
17
Desain industri lama
2) Paten
Baru
Ada 2 jenis paten yaitu paten sederhana dan paten biasa. Selama masa
melaksanakan paten tersebut aga memiliki nilai ekonomi. Beberapa hal penting
dalam menulis draft dokumen paten atau desain industry yang baik antara lain:
Siapkan desain gambar yang akan kita daftarkan paten atau desain industry.
Setelah kegiatan dari poin di atas dan kemudian lakukan penyusunan dokumen
a. Judul
d. Ringkasan invensi
g. Klaim
2. Abstrak.
18
1) Ragam Potensi Daerah Provinsi dan kota 98 tersebar di sejumlah pulau.
pengolahan ikan .tulang ikan dan sisik ikan dan kepala ikan.
intitusi.apalagi teknologi yang berasal dari negara maju dengan nilai tukar
mata uang nya lebih tinggi. Sepanjang periode waktu dibagi menjadi dua
bisnis.
19
2) Inkubator dan inkubasi teknologi dan bisnis teknologi dalam bentuk
prototipe Alfa dan beta sudah diuji fungsinya. perlu dikonsumsi untuk
kebutuhan pasar atau need and wants dan bagian dari 7 area inovasi
diinginkan.
20
BAB III
KRITIKAN BUKU
A. Buku Utama
Buku yang berjudul besar The Art of packaging ini mempunyai kekurangan dan
juga kelebihan.
1. Kelebihan Buku
a. Bermula dari cover terlihat indah dan bagus pemilihan warnanya dan
memahami materi.
h. Dengan membaca buku ini bisa menjadi tahu jenis-jenis kemasan dan proses
2. Kekurangan Buku
a. Buku ini menjelaskan banyak menggunakan bahasa asing yang sebaiknya ada
pada buku.
21
B. Buku Pembanding
1. Kelebihan Buku
Adapun kelebihan dari buku ini yaitu baru mengenal inovasi dan desain
inovasi dan desain tidak hanya fokus pada satu aspek saja dan terdapat beberapa
2. Kekurangan Buku
daftarkan tetapi langsung saja menggunakan kata akan didaftarkan karena kata kita
merujuk pada pribadi sedangkan dibagi 10 atau bagian I inkubasi dan inkubator
tidak ada di jelaskan mengenai inkubator secara umum yang ada hanya penjelasan
inkubator dalam dunia kesehatan sedangkan untuk inkubator dalam dunia bisnis
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari review di atas menurut saya buku The art of packaging ini wajib dibaca
oleh siapapun yang memiliki kepentingan atau bisnis yang ada hubungannya
dengan kemasan. Profesional marketing yang produknya berupa barang dan atau
business analyst di FMCG dengan membaca buku ini bisa menjadi tahu jenis-jenis
kemasan dan proses pembuatan packing sehingga kelak bisa memberikan masukan
kepada tim operations untuk mempertimbangkan jenis kemasan lain demi efisiensi
biaya.
B. Saran
Percetakan selanjutnya hal-hal yang menjadi kekurangan pada buku yang saya
review ini dapat diminimalisir sehingga pembaca terutama tenaga pendidik atau
mahasiswa seperti saya dapat menjadikan buku ini sebagai referensi dasar untuk
mengetahui tentang bagaimana cara pengemasan makanan yang baik dan benar.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://girinarasoma.com/2015/10/13/buku-the-art-of-packaging/
Tontowi Edt Alva, 2016. Desain Produk Inovatif dan Inkubasi Bisnis Kompetitif.
24