Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REPORT

DISUSUN OLEH:

NAMA MAHASISWA : SANTA BANUREA

NIM : 5183131030

MATA KULIAH : DESAIN PRODUK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas

Critical Book Report (CBR) ini., tujuan pembuatan CBR ini adalah untuk memenuhi

tugas mata kuliah Desain Produk.

CBR ini dibuat guna memenuhi kewajiban kami selaku mahasiswa, dalam

rangka memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Dosen yang bersangkutan dan

merupakan pra syarat dalam memperoleh nilai pada mata kuliah Desain Produk.

Dalam penyusunan CBR ini, kami sadar sepenuhnya atas segala kekurangan

dan ketidaksempurnaan sehingga dibutuhkan masukan dari berbagai pihak demi

kesempurnaan CBR selanjutnya.

Akhirnya, saya selaku penyusun CBR ini mengucapkan terima kasih atas

saran dan masukan rekan – rekan serta Dosen yang bersangkutan, dan untuk

selanjutnya saya bersenang hati menerima segala kritik dan saran dari para

pembaca yang sifatnya membangun dalam rangka penyempurnaan CBR ini, semoga

CBR ini dapat berguna bagi pembaca dan juga dapat dipergunakan dengan

semestinya.

Medan, November 2020

Penulis,

Santa Banurea

(5183131030)

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan.............................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Manfaat....................................................................................................................1

C. Identitas...................................................................................................................2

Bab II Pembahasan.............................................................................................................3

A. Buku Utama............................................................................................................3

B. Buku Pembanding................................................................................................14

Bab III Kritikan Buku........................................................................................................21

Bab IV Penutup.................................................................................................................23

A. Kesimpulan............................................................................................................23

B. Saran.......................................................................................................................23

Daftar Pustaka...................................................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada

salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambaran. Seperti kata pepatah, buku

adalah jendela dunia. Buku merupakan sebuah alat untuk menjelajahi ribuan

bahkan milyaran ilmu yang ada didunia. Untuk mengetahui tentang apa yang ada

didunia luar sana, kita tidak perlu datang langsung kesana. Namun dengan

membaca buku, kita dapat mengetahui apa saja yang terjadi atau yang ada di dunia

luar sana. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan komunikasi, dewasa ini

semakin banyaknya bermunculan penulis-penulis buku. Untuk satu topic bahasan

kita dapat mengambil referensi dari banyak buku dari penulis yang berbeda.

Namun dari banyak buku yang ada tersebut sangat sulit untuk mencari buku yang

sesuai dengan kebutuhan kita. Misalnya dari susunan kalimat yang mudah

dipahami, keteraturan susunan, isi buku yang menarik dan penjelasan yang mudah

dimengerti dan lain-lain. Maka dari itu diperlukan pengetahuan dan penilaian dari

orang yang pernah membaca buku tersebut untuk mendeskripsikan seberapa besar

kesesuaian buku tersebut terhadap kebutuhan kita.

Critical Book Report adalah suatu laporan yang berisi penilaian terhadap sebuah

karya tulis. CBR meliputi deskripsi singkat mengenai buku serta kelebihan dan

kelemahan buku tersebut dibandingkan buku lain yang berkaitan atau mempunyai

kesamaan topic.

B. Manfaat CBR

Laporan CBR ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Produk.

2. Untuk memberikan informasi dan penilaian buku Desain Produk kepada

para pembaca.

1
C. Identitas Buku

1. Buku Utama:

a. Judul buku : The art of packaging

b. Penulis : Sri Julianti

c. Penerbit : PT Gramedia Pustaka utama 2014

d. Tebal halaman : 301 halaman

2. Buku Pembanding:

a. Judul buku : Desain Produk Inovatif dan Inkubasi Bisnis

Kompetitif

b. Pengarang : Alva Edt Tontowi

c. Penerbit : UGM Press

d. Tahun terbit : April 2016

e. Tebal buku : XVIII + 239 halaman

f. ISBN : 978-302-386-069-2

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Buku Utama

BAB I

Sejarah kemasan.

kemasan telah dikenal sejak zaman manusia purba. Masyarakat primitif

menggunakan kulit binatang dan keranjang rumput untuk mewadahi buah-buahan

yang dipungut dari hutan. Kemudian 8000 tahun yang lalu, bangsa Cina membuat

aneka ragam keramik untuk mewadahi benda padat ataupun cair. Masyarakat

Indonesia kuno membuat wadah dari bambu untuk menyimpan benda cair.

Menjelang abad pertengahan, bahan bahan kemasan terbuat dari kulit, kain, q, batu,

keramik dan kaca. Tetapi pada zaman itu, kemasan masih terkesan seadanya dan

lebih berfungsi untuk melindungi barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam

lainnya yang dapat merusak barang. Selain itu, kemasan juga berfungsi sebagai

wadah agar barang mudah dibawa selama perjalanan.

Selama berabad-abad, fungsi sebuah kemasan hanyalah sebatas untuk

melindungi barang atau mempermudah barang untuk dibawa titik seiring dengan

perkembangan zaman, barulah terjadi penambahan nilai fungsional dan peranan

kemasan dalam pemasaran mulai diakui sebagai satu kekuatan utama dalam

persaingan pasar. Peranan kemasan baru dirasakan pada tahun 1950-an,

supermarket mulai banyak bermunculan, dimana kemasan harus dapat menjual

produk di rak-rak toko. Tetapi pada saat itupun kemasan hanya berfungsi

memberikan informasi, memberitahu kepada konsumen tentang apa isi atau

kandungan di dalam kemasan tersebut. Baru pada tahun 1980-an di mana

persaingan dalam dunia usaha semakin tajam dan kalangan produsen saling

berlomba untuk merebut perhatian calon konsumen bentuk dan model kemasan

dirasakan sangat penting peranannya dalam strategi pemasaran titik di sini kemasan

harus mampu menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan produk dan

3
membujuk konsumen. Pada saat inilah kemasan mengambil alih tujuan penjualan

pada saat jual-beli terjadi.

Defenisi kemasan.

Kemasan berasal dari "packaging" dapat diartikan sebagai pembungkus atau

kemasan titik secara sederhana kemasan dapat diartikan sebagai suatu benda yang

berfungsi untuk melindungi, mengamankan produk tertentu yang berada

didalamnya serta dapat memberikan Citra tertentu pula untuk membujuk

penggunanya. Menurut Wikipedia, kemasan merupakan sistem yang terkoordinasi

untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan didistribusikan,

disimpan, dijual dan dipakai titik menurut WTO (World Trade Organization)

pengemasan adalah suatu sistem terpadu untuk mengawetkan, melindungi,

menyebabkan produk, sehingga siap untuk ditransportasikan didistribusikan ke

konsumen dengan cara yang efektif, efisien, murah dan mudah titik ada beberapa

alasan utama pengemasan, diantaranya

a. Untuk kemasan produk yang dipasarkan.

kemasan dapat melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke

konsumen. Produk produk yang dikemas biasanya lebih bersih, lebih menarik dan

tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.

b. Untuk membedakan produk kita dengan pesaing.

kemasan dapat melaksanakan program pemasaran titik melalui kemasan

identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah

pertukaran oleh produk pesaing dan membedakan produknya.

c. Untuk meningkatkan penjualan.

karena itu kemasan harus dibuat menarik dan unik, Dengan demikian

diharapkan dapat memikat dan menarik perhatian konsumen.

4
BAB II

A. Ruang Lingkup Kemasan.

Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan

merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan

dapat memperpanjang umur simpan bahan titik pengemasan adalah wadah atau

pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya

kerusakan kerusakan pada bahan yang dikemas atau dibungkusnya. Sebelum dibuat

oleh manusia, alam juga telah menyediakan kemasan untuk bahan pangan, seperti

jagung dengan robotnya, buah-buahan dengan kulitnya, buah kelapa dengan sabun

dan tumpu Hongkong polong-polongan dengan kulit polong dan lain-lain. Manusia

juga menggunakan kemasan untuk pelindung tubuh dari gangguan cuaca, serta

agar tampak anggun dan menarik.

Dalam dunia modern seperti sekarang ini, masalah kemasan menjadi bagian

kehidupan masyarakat sehari-hari terutama dalam hubungannya dengan produk

pangan titik sejalan dengan itu pengemasan telah berkembang dengan pesat

menjadi bidang ilmu dan teknologi yang makin canggih. Ruang lingkup bidang

pengawasan saat ini juga sudah semakin luas, dari mulai bahan yang sangat

bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin

canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas,

plastik, gelas logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi titik namun

demikian pemakaian bahan-bahan seperti papan kayu karung goni kain kulit kayu

daun-daunan dan pelepah dan bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran

dan plastik bekas yang tidak

etis dan higienis juga digunakan sebagai bahan pengemas produk pangan.

Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng,

tetrapak, corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan,

kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar yang dapat menyesuaikan kondisi

lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas. Minuman

teh dalam kantong plastik, nasi bungkus dalam daun pisang, sekarang juga sudah

5
berkembang menjadi kotak-kotak katering sampai minuman anggur dalam botol

dan kemasan yang cantik berpita merah. Susunan konstruksi kemasan juga semakin

kompleks dari tingkat primer sekunder tersier sampai konstruksi yang tidak dapat

lagi dipisahkan antara fungsinya sebagai pengemas atau sebagai unit penyimpanan,

misalnya pada peti kemas yang dilengkapi dengan pendingin berisi udang beku

untuk ekspor. industri bahan kemasan di Indonesia juga sudah semakin banyak,

seperti industri penghasil kemasan karton, kemasan gelas kemasan plastik, kemasan

laminasi yang produknya sudah mengisi kebutuhan masyarakat dan dunia industri

titik di samping itu hingga saat ini di pedesaan masih banyak dijumpai masyarakat

yang hidup dari bahan pengemas tradisional, seperti penjual daun pembungkus

atau daun pisang, daun jati, daun waru dan sebagainya, atau untuk tingkat industri

rumah tangga terdapat pengrajin industri keranjang besek kotak kayu anyaman

serat wadah dari tembikar dan lain-lain.

Industri kemasan di negara-negara maju telah lama berkembang menjadi

perusahaan besar yang bergerak dalam usaha produksi bahan atau produk

pengemasan seperti kaleng plastik, botol plastik PET, kemasan kotak laminasi, gelas

kertas lapis, kertas aluminium dan lain-lain yang produknya diekspor ke berbagai

belahan dunia. Industri lain yang berkaitan dengan pengemasan adalah industri

penutup kemasan seperti penutup botol industri Sealer meachine dan industri

pembuat label dan kode pada kemasan.

B. Fungsi dan peranan kemasan

Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi

produk dari kerusakan kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan

dipasarkan titik secara umum fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah:

1. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga ke konsumen, agar

produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran.

6
2. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar

ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari

kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.

3. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai

alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat

pada kemasan.

4. Meningkatkan efisiensi, misalnya: memudahkan penghitungan satu kemasan

berisi 10,1 lusin 1 gros dan sebagainya, memudahkan pengiriman dan

penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia perdagangan.

5. Melindungi pengaruh buruk dari luar, melindungi pengaruh buruk dari

produk di dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk

yang berbau tajam, atau produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan

produk yang dapat menularkan warna, maka dengan mengemas produk ini

dapat melindungi produk produk lain di sekitarnya.

6. Memperluas pemakaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan kecap

dan sirup mengalami peningkatan sebagai akibat dari penggunaan kemasan

botol plastik.

7. Menambah daya tarik calon pembeli.

8. Sarana informasi dan iklan.

9. Memberi kenyamanan bagi pemakai.

Fungsi ke 6,7 dan 8 merupakan fungsi tambahan dari kemasan, akan tetapi

dengan semakin meningkatnya persaingan dalam industri pangan, fungsi tambahan

ini justru lebih ditonjolkan sehingga penampilan kemasan harus betul-betul menarik

bagi calon pembeli, dengan cara membuat:

 Cetakan yang multi warna dan mengkilat sehingga menarik dan berkesan

mewah.

 Dapat mengesankan berisi produk yang bermutu dan mahal.

 Desain teknik dari wadahnya memudahkan pemakai.

7
 Desain teknik wadahnya selalu mengikuti teknik mutakhir sehingga produk

yang dikemasnya terkesan mengikuti perkembangan terakhir titik di samping

fungsi-fungsi di atas, kemasan juga mempunyai peranan penting dalam

industri pangan, yaitu:

 Mengenal jati diri atau identitas produk

 Penghias produk

 Piranti monitor

 Media promosi

 Media penyuluhan atau petunjuk cara penggunaan dan manfaat

produk yang ada di dalamnya

 Bagi pemerintah kemasan dapat digunakan sebagai usaha

perlindungan konsumen

 Bagi konsumen kemasan dapat digunakan sebagai sumber informasi

tentang isi atau produk, dan ini diperlukan dalam mengambil

keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak.

Kemasan juga mempunyai sisi hitam karena sering disalahgunakan oleh

produsen untuk menutupi kekurangan mutu atau kerusakan produk,

mempropagandakan produk secara tidak proporsional atau menyesatkan sehingga

menjurus kepada penipuan atau pemalsuan titik pengemasan bahan pangan juga

dapat menambah biaya produksi, dan adakalanya biaya kemasan dapat jauh lebih

tinggi dari harga isinya. Untuk produk yang dikonsumsi oleh kelompok konsumen

yang mengutamakan pelayanan, maka hal ini tidak menjadi masalah, akan tetapi

untuk produk-produk yang dikonsumsi oleh masyarakat umum maka biaya

pengemasan yang tinggi perlu dihindari titik biaya pengemasan utama sekitar 10

sampai 15% dari biaya produk dan biaya kemasan tambahan sekitar 5 sampai 15%

dari biaya produk.

C. Klasifikasi Kemasan.

8
Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara yaitu:

1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi pemakaian:

a. Pesan sekali pakai, yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai

titik contoh bungkus plastik untuk es, permen bungkus dari daun-daunan,

karton dus minuman sari buah kaleng hermetis.

b. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali, contoh: botol minuman, botol

kecap, botol sirup. Penggunaan kemasan secara berulang berhubungan

dengan tingkat kontaminasi, sehingga kebersihannya harus

dipertahankan.

c. Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh

konsumen, tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen,

misalnya botol untuk tempat air minum di rumah, kaleng susu untuk

tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam untuk

merica dan lain-lain. Penggunaan kemasan untuk kepentingan lain ini

berhubungan dengan tingkat toksikasi.

2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas atau kontak produk

dengan kemasan:

a. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau

membungkus bahan pangan titik misalnya kaleng susu, botol minuman,

bungkus tempe.

b. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi

kelompok-kelompok kemasan lainnya misalnya kotak karton untuk

wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buah yang dibungkus,

keranjang tempe dan sebagainya.

c. Kemasan tersier kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah

kemasan primer sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk

pelindung selama pengangkutan titik misalnya jeruk yang sudah

dibungkus, dimasukkan ke dalam kardus kemudian dimasukkan ke

dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas.

9
3. Titik klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan:

a. Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa

adanya retak atau patah. Misalnnya plastic,kertas dan foil.

b. Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras,, tidak tahan

lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan

fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam.

c. Pasang semi kaku atau semi fleksibel yaitu bahan kemas yang memiliki

sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku titik misalnya botol

plastik atau susu, kecap saus dan wadah bahan yang berbentuk pasta.

4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan:

a. Hermetis atau tahan uap dan gas yaitu kemasan yang secara sempurna

tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga Selama masih

masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri kapang khamir

ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetis.

Kemasan hermetis dapat juga memberikan bau dari wadah itu sendiri,

misalnya kaleng yang tidak berenamel.

b. Bahan cahaya cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan,

misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan

pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan

hasil fermentasi, karena Cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan

Aktivitas enzim.

c. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang

memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi titik umumnya

terbuat dari logam dan gelas.

5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai atau perakitan:

a. Wadah Siapakah yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan

bentuk yang telah sempurna. Contoh: botol Komah wadah kaleng dan

sebagainya.

10
b. Wadah siap dirakit atau wadah lipatan yaitu kemasan yang masih

memerlukan tahap perakitan sebelum diisi titik misalnya kaleng dalam

bentuk lembaran atau flat dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari

kertas foil atau plastik. Keuntungan penggunaan wadah siap dirakit Ini

adalah penghematan ruang dan kebebasan dalam menentukan ukuran.

D. Jenis-Jenis Kemasan untuk Bahan Pangan

Dasar pembuatannya maka jenis kemasan pangan yang tersedia saat ini adalah

kemasan kertas, gelas kaleng atau logam, plastik dan kemasan komposisi atau

kemasan yang merupakan gabungan dari beberapa jenis bahan kemasan, misalnya

gabungan antara kertas dan plastik atau plastik, kertas dan Logam. Masing-masing

jenis bahan kemasan ini mempunyai karakteristik tersendiri, Dan ini menjadi dasar

untuk pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk produk pangan. Karakteristik

dari berbagai jenis bahan kemasan adalah sebagai berikut:

1. Kemasan kertas.

 Tidak mudah robek.

 Tidak dapat untuk produk cair.

 Fleksibel

2. Kemasan gelas.

 Berat

 Mudah Pecah

 Mahal

 Non Biodegradable

 Dapat Dipanaskan

 Transparan

 Bentuk Tetap.

 Dapat Didaur Ulang

3. Kemasan Logam.

 Bentuk Tetap

11
 Ringam

 Dapat Dipanaskan

 Proses Massal.

 Tidak Trasnparan.

 Dapat Berimigrasi Ke Dalam Makanan Yang Dikemas

 Tidak Dapat Didaur Ulang

4. Kemasan Plastik

 Bentuk Fleksibel

 Transparan

 Mudah Pecah.

 Ada Yang Tahan Panas.

5. Komposif

 Lebih Kuat

 Tidak Transparan

 Proses Massal

 Khusus Cair.

 Pengisian Aseptis

Kemasan yang sesuai untuk bahan pangan, harus mempertimbangkan syarat-

syarat kemasan yang baik untuk produk tersebut, juga karakteristik produk yang

akan dikemas. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu kemasan agar dapat

berfungsi dengan baik adalah:

1. Harus dapat melindungi produk dari kotoran dan kontaminasi sehingga

produk tetap bersih.

2. Harus dapat melindungi dari kerusakan fisik, perubahan kadar air, gas dan

penyinaran cahaya.

3. Mudah untuk dibuka atau ditutup, mudah ditangani serta mudah dalam

pengangkutan dan distribusi.

12
4. Efisiensi dan ekonomis khususnya selama proses pengisian produk ke dalam

kemasan.

5. Harus mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau

standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak.6. dapat

menunjukkan identitas, informasi dan penampilan produk yang jelas agar

dapat membantu promosi atau penjualan.

Pemilihan jenis kemasan untuk produk pangan ini lebih banyak ditentukan oleh

preferensi konsumen yang semakin tinggi tuntutannya. Misalnya kemasan kecap

yang tersedia di pasar adalah kemasan botol gelas botol plastik dan kemasan sachet,

atau minuman jus buah yang tersedia dalam kemasan karton laminasi atau gelas

plastik sehingga konsumen bebas memilih kemasan mana yang sesuai untuk nya,

dan masing-masing jenis kemasan mempunyai konsumen tersendiri titik tingginya

tuntutan konsumen terhadap produk pangan termasuk jenis kemasannya ini

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

a. Faktor demografi atau umur dengan adanya program pengaturan kelahiran

dan dengan semakin baiknya tingkat kesehatan maka akan laju pertambahan

penduduk semakin kecil tetapi jumlah penduduk yang mencapai usia tua

semakin banyak. Hal ini mempengaruhi perubahan permintaan akan pangan.

b. Pendidikan yang semakin meningkat, termasuk meningkatnya jumlah wanita

yang mencapai tingkat pendidikan tinggi atau universitas, menyebabkan

tuntutan akan produk pangan yang berkualitas semakin meningkat.

c. Imigrasi dari satu negara ke negara lain akan mempengaruhi permintaan

pangan di negara yang dimasuki titik misalnya migrasi kulit hitam Ari Afrika

dan Asia ke Eropa atau Amerika mempengaruhi jenis produk pangan di

Eropa dan Amerika

d. Pola konsumsi di tiap negara, misalnya konsumsi daging sapi di Amerika

lebih tinggi daripada negara-negara Asia.

13
B. BUKU PEMBANDING

a. Produk

Produk didefinisikan sebagai hasil suatu kegiatan berkarya atau produksi

yang memiliki manfaat atau fungsi atau estetika. Meskipun porsi antara

manfaat/fungsi dan estetika tidak mesti sama. Sebagai contoh, produk dapat

hanya memiliki manfaat dan fungsi saja jika porsi estetikanya kecil, sebaliknya

ada produk yang hanya memiliki estetika saja seperti barang seni yang

digunakan untuk memperindah ruangan karna porsi estetikanya yang lebih

dominan. Sehingga produk dengan prototype berbeda. Produk sudah memiliki

jamina kinerja sesuai dengan desainnya dan memungkinkan untuk

dikomersialkan sedangkan prototype masih memungkinkan adanya

penyempurnaan karna masih ada kemungkinan kinerja belum sesuai dengan

desain. Sehingga prototype belum masuk ketahap produksi.

b. Produk Inovatif

Produk inovatif adalah produk yang dibuat berdasarkan suatu gagasan baru.

Gagasan baru tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber yang berupa

feedback dan atau 5 aspek seperti tren produk, HKI, Ergonomi, SHE, serta

teknologi baru.

Kandungan inovasi dalam suatu produk hanya dapat di beberapa bagian

(inovasi incremental) atau sebagian besar atau seluruhnya (realisasi gagasan baru

pada umumnya inovasi yang dikandung dalam dalam produk tersebut dapat

diperoleh dengan berbagai cara inovasi inkremental yaitu 1fitur fungsi dalam

satu produk ( konsep x in 1 dengan x > 1) empat menambahkan teknologi atau

fitur baru yang berasal dari produk lain di luar kelasnya untuk produk kita.

14
Salah satu contoh produk inovatif dari buku ini adalah Google Class yang

didesain berupa kacamata yang memungkinkan pengguna dapat membuat video

sambil berjalan dan melihat objek yang pengguna sukai hasil tersebut dapat

langsung disambung ke komputer laptop atau desktop atau hanya disimpan

dalam media penyimpanan yang terpasang pada Google Class tersebut.

c. Gagasan Baru Konsep dan Desain Industri

Atau di tingkat lokal atau internasional.atau cara atau teknologi fitur

fungsinya.prosesnya dimulai dari gagasan baru kemudian pembuatan konsep

dan diakhiri dengan desain industri.

d. Proses pembuatan konsep produk inovatif

Operator produk perlu memiliki lima hal berikut:

1) Aspek fungsional regulasi dan paten.

2) Aman dan sehat.

3) Kemudahan penggunaan dan perawatan.

4) Estetika dan ergonomic.

5) Tren produk dan kesiapan teknologi

Adapun langkah-langkah pengembangan konsep produk yang sebagian

diadopsi dari Ulrich dan Eppinger (2008) yang terdiri dari tujuh langkah M I S K

K D:

1) Menetapkan misi atau (M) mengapa produk akan dibuat deskripsi produk

kapan produk akan diluncurkan marginnya berapa dan siapa saja yang

duduk sebagai pemangku kepentingan atau stakeholder.

2) Mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan pengguna atau pasar (I).

Sumber informasi kebutuhan dan keinginan pengguna inihidup kesehatan

dan keamanan trend produk.

3) Menetapkan spesifikasi produk (K) atau S berdasarkan masukan atau I dan

hasil uji laboratorium.

4) Membuat konsep produk (K) berdasarkan spesifikasi (S). untuk mampu

membuat konsep dengan jumlah konsep banyak diperlukan kreativitas.Pada

15
langkah ini arsitektur produk estetika ergonomis dan usabilitas perlu

dipertimbangkan.

5) Memilih konsep produk terbaik sebagai konsep (K).

6) Desain industri (D)

e. Desain detail dan analisis teknik

Desain detail dan desain teknik adalah dua tahap yang dilakukan setelah desain

konsep selesai dilakukan. kasus dapat lebih dari satu kali siklus.

1) Desain detail (CAD=computer Aided Desaign)

Dengan istilah bahasa Inggrisnya Engineering Drawing (ED) adalah tahap

yang dilakukan setelah tahap desain konsep selesai dilakukan.desain detail

dalam bentuk Ed ini digunakan sebagai alat komunikasi antara desainer dengan

manufaktur.berpedoman pada standar internasional yaitu:

 Tanpa bantuan software.

 Berbantuan software atau CAD

Cara pertama gambar teknik dibuat langsung di atas kertas putih atau kalkir

menggunakan tangan dengan bantuan penggaris berskala pensil penghapus

pena sedangkan cara kedua digunakan dengan cara komputer dan hasilnya

dicetak dengan printer warna dengan ukuran garis dan kertas seperti

2) Analisis teknik (CAE=Computer Aided Engineering)

Analisis teknik dilakukan setelah gambar teknik selesai.tujuannya adalah

untuk melihat apakah komponen atau Path Cang atau model pada produk yang

akan dibuat telah selesai dengan aplikasi nantinya.akan dijanjikan dalam

dokumen garansi pajak.software dan komputer analisis teknik atau CAE. Proses

CAE itu tersebut antara lain CFD, akustik termal durabilitas respon

dinamik.karena kaca bersifat prediksi meskipun input seringkali diambil dari

data empirik hasil analisis Teknik ini tidak 100% benar.proses desain

pengembangan dan prototyping.

16
f. Prototyping dan Testing

1) Prototipe dan Cara Pembuatannya

Sementara sebelum produk filenya dibuat. Proses pembuatan prototipe dapat

dimulai dari pembuatan komponen atau part. Kemudian merakitkan menjadi

Chunk. Chunk tersebut dirakit dengan Chunk Line menjadi modul.satu dengan

yang lainnya menjadi prototype. Prototyping adalah proses pembuatan atau

prototype.proses ini merupakan suatu step diantara banyak step dalam proses

konversi dari sebuah desain konsep menjadi sebuah produk rel sehingga dalam

proses ini memerlukan waktu dan biaya yang nantinya akan berkontribusi pada

waktu dan biaya keseluruhan dalam proses konversi tersebut. Mengingat bahwa

untuk membuat prototype sehingga harga produk menjadi lebih

kompetitif.dikenal dengan nama rapid prototyping technologi (RPT). RPT ini

dikenal dengan nama yang lebih mudah atau umum yaitu layer manufacturing

technologi (LMT) DITUMPUK MENJADI 1 MEMBENTUK TIGA BENDA

DIMENSI.

2) Testing Prototype

Prototype tersebut berfungsi seperti rencana. Hasil testing tersebut adalah

kemungkinan sukses dan gagal.namun demikian jika prototype tersebut dibuat

mengikuti gambar teknik secara baik dan benar menggunakan teknologi

manufaktur yang sesuai testing tersebut kemungkinan besar akan sukses

meskipun tingkat kesuksesannya tidak dapat mencapai 100%. Hasil tes prototipe

a ini selanjutnya digunakan sebagai masukan dalam membuat prototipe b.

g. Hak Kekayaan Intelektual: Desain Industri dan Paten

1) Desain industry

Dalam subseksi desain industri (DI) akan disajikan mengenai definisi hak

pendesain hak prioritas pemohon dan lingkup desain pihak lain untuk

melaksanakan hak tersebut. Lingkup desain industri yang mendapatkan

perlindungan:

 Desain industry

17
 Desain industri lama

2) Paten

Syarat untuk mendapatkan paten bagi suatu invensi yaitu:

 Baru

 Mengandung langkah inventif

 Dapat diterapkan di industry.

Ada 2 jenis paten yaitu paten sederhana dan paten biasa. Selama masa

perlindungan, pemilik paten memiliki kewajiban untuk iuran tahunan dan

melaksanakan paten tersebut aga memiliki nilai ekonomi. Beberapa hal penting

dalam menulis draft dokumen paten atau desain industry yang baik antara lain:

 Melakukan penelusuran paten-paten terkait dengan produk yang akan kita

daftarkan paten atau desain.

 Siapkan desain gambar yang akan kita daftarkan paten atau desain industry.

 Dapat diselesaikan oleh produk sebelumnya.

 Siapkan apa saja yang akan di klaim.

Setelah kegiatan dari poin di atas dan kemudian lakukan penyusunan dokumen

yang terdiri dari tiga bagian dengan urutan:

1. Deskripsi yang terdiri dari:

a. Judul

b. Bidang teknik invensi

c. Latar belakang invensi

d. Ringkasan invensi

e. Uraian singkat gambar

f. Uraian lengkap invensi

g. Klaim

2. Abstrak.

3. Gambar dengan nomor untuk menunjukkan bagian-bagiannya.

h. Potensi Indonesia, Industri Unggulan dan Teknologi

18
1) Ragam Potensi Daerah Provinsi dan kota 98 tersebar di sejumlah pulau.

Kekayaan alam yang berlimpah di setiap provinsi terutama kekayaan

alam dan lambang yang tampaknya tidak memiliki potensi ekonomi

dengan teknologi dan kreativitas dapat dikonversi atau diberi nilai

tambah menjadi sesuatu yang bermanfaat tidak hanya untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat di provinsi tersebut tetapi juga memiliki nilai

ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

2) Pengembangan industri unggulan daerah tingkat 1 provinsi daerah atau

kementerian perindustrian RI 2010 hasil pertanian laut dan mineral

tambang. Setempat sesuai dengan unggulan dalam satu bahan baku

memungkinkan untuk dibuat menjadi satu atau beberapa produk

akhirsuatu kelas terindu street di suatu kawasan. Sebagai contoh industri

pengolahan ikan .tulang ikan dan sisik ikan dan kepala ikan.

3) Siklus hidup dan ekosistem teknologi dijangkau oleh individu ataupun

intitusi.apalagi teknologi yang berasal dari negara maju dengan nilai tukar

mata uang nya lebih tinggi. Sepanjang periode waktu dibagi menjadi dua

yaitu periode saintifik dan periode komersial.selanjutnya inkubasi bisnis

akan siap komersial. Dalam ekosistem teknologi,terjadi pemicu utama

lahirnya teknologi baru, lahirnya problem yang memerlukan

solusi.perguruan tinggi dengan fasilitas reset tinggi.

i. Inkubasi Teknologi dan Bisnis Kompetitif

1) Pengertian inkubasi dan incubator. Istilah inkubator dan inkubasi siap

untuk hidup langsung di luar rahim.yang ada di dalamnya ini kemudian

disebut inkubator dan kemudian kegiatannya disebut

inkubasi.perkembangan selanjutnya istilah inkubator diadopsi untuk

digunakan di bidang-bidang lainnya termasuk bidang industri untuk

mempersiapkan ide agar memiliki kelayakan teknologi dan kelayakan

bisnis.

19
2) Inkubator dan inkubasi teknologi dan bisnis teknologi dalam bentuk

prototipe Alfa dan beta sudah diuji fungsinya. perlu dikonsumsi untuk

meyakinkan bahwabisnis yang akan dikembangkan dan ditumbuhkan

adalah bisnis yang memang akan menggantungkan secara ekonomi.baru

siap tumbuh dan berkembang di dunia

3) Model bisnis kompetitif. Mengantarkan produk inovatif tersebut ke

pasar.namun pada umumnya produk yang inovatif mampu menjawab

kebutuhan pasar atau need and wants dan bagian dari 7 area inovasi

sistem. Hingga mengganggu volume pasar produk sejenis.kompetitor

dengan produk mirip dengan produk kita akan mengganggu volume

pasar kita tetapi kompetitor produk palsu pada umumnya tidak

mengganggu karena target pasarnya adalah pasar penggemar produk

palsu yang hanya menginginkan penampilan bukan mutu tinggi yang

diinginkan.

20
BAB III

KRITIKAN BUKU

A. Buku Utama

Buku yang berjudul besar The Art of packaging ini mempunyai kekurangan dan

juga kelebihan.

1. Kelebihan Buku

a. Bermula dari cover terlihat indah dan bagus pemilihan warnanya dan

mempunyai perpaduan warna yang cocok dan cerah.

b. Lanjut ke halaman selanjutnya akan ditunjukkan tentang bibliografi tentang

buku yang bagi saya itu sudah sangat lengkap.

c. Di dalam buku ini terdapat gambar yang membuat pembaca Lebih

memahami materi.

d. Segi penulisannya sangat rapi dan sangat jelas terlihat tulisannya.

e. Setiap penjelasan materi disertai dengan contoh

f. Buku ini menjelaskan materi secara ringkas dan padat.

g. Sangat khusus untuk interpreneur muda dalam mendapatkan ide

h. Dengan membaca buku ini bisa menjadi tahu jenis-jenis kemasan dan proses

pembuatan packaging sehingga kelak bisa memberikan masukan kepada tim

operations untuk mempertimbangkan jenis kemasan lain dan efisiensi biaya.

2. Kekurangan Buku

a. Buku ini menjelaskan banyak menggunakan bahasa asing yang sebaiknya ada

perbaikan karena tidak setiap orang mengerti.

b. Karena banyaknya bahasa asing sehingga peminat kurang mendalami materi

pada buku.

c. Di buku ini tidak ada ringkasan singkat tentang materi.

21
B. Buku Pembanding

1. Kelebihan Buku

Adapun kelebihan dari buku ini yaitu baru mengenal inovasi dan desain

produk.menjelaskan secara padat tentang beberapa aspek yang terkandung dalam

inovasi dan desain tidak hanya fokus pada satu aspek saja dan terdapat beberapa

gambar yang tidak terlihat membosankan.

2. Kekurangan Buku

Yaitu bab 8 halaman 139,seharusnya tidak menggunakan kata akan kita

daftarkan tetapi langsung saja menggunakan kata akan didaftarkan karena kata kita

merujuk pada pribadi sedangkan dibagi 10 atau bagian I inkubasi dan inkubator

tidak ada di jelaskan mengenai inkubator secara umum yang ada hanya penjelasan

inkubator dalam dunia kesehatan sedangkan untuk inkubator dalam dunia bisnis

hanya dijelaskan melalui gambar saja.

22
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari review di atas menurut saya buku The art of packaging ini wajib dibaca

oleh siapapun yang memiliki kepentingan atau bisnis yang ada hubungannya

dengan kemasan. Profesional marketing yang produknya berupa barang dan atau

dibungkus kemasan sebaiknya membaca buku ini untuk memperkaya dan

memperluas wawasan. Para pelaku bisnis di industri consumer goods, terlepas di

fungsi apapun, sebaiknya menyediakan waktu untuk membaca buku. Seorang

business analyst di FMCG dengan membaca buku ini bisa menjadi tahu jenis-jenis

kemasan dan proses pembuatan packing sehingga kelak bisa memberikan masukan

kepada tim operations untuk mempertimbangkan jenis kemasan lain demi efisiensi

biaya.

B. Saran

Percetakan selanjutnya hal-hal yang menjadi kekurangan pada buku yang saya

review ini dapat diminimalisir sehingga pembaca terutama tenaga pendidik atau

mahasiswa seperti saya dapat menjadikan buku ini sebagai referensi dasar untuk

mengetahui tentang bagaimana cara pengemasan makanan yang baik dan benar.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://girinarasoma.com/2015/10/13/buku-the-art-of-packaging/

Tontowi Edt Alva, 2016. Desain Produk Inovatif dan Inkubasi Bisnis Kompetitif.

Yogyakarta. UGM Press.

24

Anda mungkin juga menyukai