Anda di halaman 1dari 20

Keragaman dan Kesetaraan

OLEH : KELOMPOK IV

Nama Mahasiswa :
1. Olivia G I Sitinjak (5182131003)
2. Roma M R Sihombing (5183131024)
3. Pinka Kezia (5183131032)
4. Samuel Sagala (5183131034)
Dosen Pengampu : Dr. Tappil Rambe,S.Pd, M.Si
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya Dasar

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
November 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga atas berkat dan karunia-
Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan di dalam mata Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Di dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kritik dan saran semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Medan, November 2020

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keragaman Manusia dan Kesederajatan merupakan masalah yang sangat rumit.
Salah satu pandangan filsafat mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk
monodualis jiwa raga. Dari aspek jiwa manusia memiliki cipta, rasa, dan karsa
sehinga dalam tingkah lakunya mampu mempertimbangkan.
Nilai-nilai yang terkandung dalam keragaman dan kesederajatan manusia akan
membawa manusia pada potensi sebagai makhluk yang paling sempurna. Dengan
keistimewaan yang dimiliki menyebabkan manusia perlu keseragaman dan
kesederajatan agar dapat memikul amanah sebagai kholifah yang bermoral di
muka bumi ini.
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah
suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam
kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah
yang terwujud daripadanya. Memberikan landasan dan wawasan yang luas, serta
menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif untuk memahami keragaman,
kesetaraan, dan kemartabatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku
individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggungjawab terhadap
sumber daya dan lingkungannya.
Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman identitas yang
disandang. Kesetaraan merupakan hal yang inheren yang dimiliki manusia sejak
lahir. Setiap individu memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada
dirinya sejak dilahirkan atau yang disebut dengan hak asasi manusia. Kesetaraan
dalam derajat kemanusiaan dapat terwujud dalam praktik nyata dengan adanya
pranata-pranata sosial, terutama pranata hukum, yang merupakan mekanisme
kontrol yang secara ketat dan adil mendukung dan mendorong terwujudnya
prinsip-prinsip kesetaraan dalam kehidupan nyata.
Kebudayaann Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan
Indonesia yang telah ada sebelum terbentuknya negara Indonesia pada tahun 1945.
Keberagaman menjamin kehormatan antarmanusia di atas perbedaan, dari seluruh
prinsip ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia, baik ilmu ekonomi, politik,
hukum, dan sosial. Pancasila yang digali dan dirumuskan para pendiri bangsa ini
adalah sebuah rasionalitas yang telah teruji. Pancasila adalah rasionalitas kita
sebagai sebuah bangsa yang majemuk, yang multi agama, multi bahasa, multi
budaya, dan multi ras yang bernama Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia?
2. Bagaimana Kemajemukan Dalam Dinamika Sosial Budaya?
3. Bagaimanakah Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama,
Bermasyarakat, Bernegara Dan Kehidupan Global ?
4. Apakah yang dimaksud dengan Kemajemukan dan Kesetaraan Sebagai
Kekayaan Sosial Budaya Bangsa ?
5. Sebutkan Problematika Keragaman dan Kesetaraan Serta Solusinya Dalam
Kehidupan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia
2. Agar lebih memahami Kemajemukan di Dalam Dinamika Sosial Budaya
3. Mengetahui Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama,
Bermasyarakat, Bernegara Dan Kehidupan Global
4. Lebih memahami maksud dari Kemajemukan dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan
Sosial Budaya Bangsa
5. Mengetahui Problematika yang timbul akibat Keragaman dan Kesetaraan Serta
Solusinya Dalam Kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia


A. Makna Keragaman Manusia
Keragaman berasal dari kata ragam. Keragaman menunjukkan adanya
banyak macam, banyak jenis. Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap
manusia memiliki perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk
individu yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu
terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan,
temperamen, dan hasrat (Setiadi,2006).
Menurut Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si, dalam bukunya yang berjudul
“Ilmu Sosial & Budaya Dasar” mengatakan bahwa Manusia pada hakikatnya
merupakan makhluk individu atau pribadi yang memiliki perbedaan satu sama
lain. Adanya perbedaan itulah yang melahirkan keragaman.
Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-macam
layaknya binatang atau tumbuhan. Keragaman manusia dimaksudkan adalah
setiap manusia memiliki perbedaan. (Herimanto, 2009: 97)
Selain makhluk individu, manusia juga makhluk sosial yang membentuk
kelompok persekutuan hidup. Tiap kelompok persekutuan hidup juga beragam.
Masyarakat sebagai persekutuan hidup itu berbeda dan beragam karena ada
perbedaan, misalnya dalam ras, suku, agama, budaya, ekonomi, status sosial,
jenis kelamin, jenis tempat tinggal. Hal-hal demikian dikatakan sebagai unsur-
unsur yang membentuk keragaman dalam masyarakat. Keragaman individual
maupun sosial adalah implikasi dari kedudukan manusia,baik sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.
B. Makna Kesetaraan Manusia
Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Kesetaraan atau
kesederajatan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama,
tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain (Mauliana,2015).
Kesederajatan berasal dari kata sederajat atau setara yang menurut KBBI
artinya adalah sama tingkatan atau pangkat, kedudukan. Dengan demikian
konteks kesederajatan di sini adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan
keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu
tingkatan hierarki. (Setiadi, 2006: 141).
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan
memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Di hadapan Tuhan manusia
memiliki kesamaan derajat dan kedudukan. Yang membedakan hanyalah tingkat
ketakwaan manusia terhadap Tuhan. (Herimanto, 2009: 98).
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan
memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Semua manusia diciptakan dengan
kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya
dibanding makhluk lain. Di hadapan Tuhan, semua manusia sama
derajatnya,kedudukan atau tingkatannya. Yang membedakan adalah tingkat
ketakwaan manusia tersebut terhadap Tuhan
Kesetaraan atau kesederajatan tidak sekedar bermakna adanya persamaan
kedudukan manusia. Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya
persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban sebagai sesama
manusia (Iqbal, 2011).

2.2 Kemajemukan Dalam Dinamika Sosial Budaya


Keragaman yang terdapat dalam lingkungan sosial manusia melahirkan
masyarakat majemuk. Majemuk berarti banyak ragam,beraneka,berjenis-jenis.
Konsep masyarakat majemuk (plural society) pertama kali dikenalkan oleh Furnivall
tahun 1948 yang mengatakan bahwa ciri utama masyarakatnya adalah berkehidupan
secara berkelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi terpisah oleh kehidupan
sosial dan tergabung dalam sebuah satuan politik. Konsep ini merujuk pada
masyarakat Indonesia masa kolonial. Masyarakat Hindia Belanda waktu itu dalam
pengelompokkan komunitasnya didasarkan atas ras,etnik,ekonomi,dan agama
(Setiadi,2006).
Usman Pelly (1989) mengategorikan masyarakat majemuk disuatu kota
berdasarkan dua hal yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertikal. Secara
Horizontal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan :
a. Etnik dan rasa tau asal usul keturunan.
b. Bahasa daerah
c. Adat istiadat atau perilaku
d. Agama
e. Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya.

Secara Vertikal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan :

a. Penghasilan atau ekonomi


b. Pendidikan
c. Pemukiman
d. Pekerjaan
e. Kedudukan sosial politik.

Keragaman atau kemajemukan masyarakat terjadi karena unsur-unsur seperti


ras,etnik,agama,pekerjaan,penghasilan,pendidikan,dan sebagainya.

1. Ras
Kata ras berasal dari bahasa Prancis dan Italia, yaitu razza. Pertama kali
istilah ras diperkenalkan Franqois Bernier,antropolog Prancis, untuk
mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan ketegori atau
karakteristik warna kulit dan bentuk wajah.
Berdasarkan karakteristik biologis, pada umumnya manusia
dikelompokkan dalam berbagai ras. Manusia dibedakan menurut bentuk
wajah,rambut,tinggi badan, dan karakteristik fisik lainnya. Jadi, ras adalah
perbedaan manusia menurut atau berdasarkan cirri fisik biologis.
Di dunia ini dihuni berbagai ras. Pada abad ke-19, para ahli biologi
membuat klasifikasi ras atas tiga kelompok,yaitu Kaukasoid,Negroid,dan
Mongoloid. Sedangkan Koentjaraningrat (1990) membagi ras dunia ini dalam 10
kelompok,yaitu Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, Australoid, Polynesia,
Melanisia, Micronesia, Ainu, Dravida, dan Bushmen. Orang-orang yang tersebar
di wilayah Indonesia termasuk dalam rumpun berbagai ras. Orang-orang
Indonesia bagian barat termasuk dalam ras Mongoloid Melayu, sedangkan
orang-orang yang tinggal di Papua termasuk ras Melanesia.
2. Etnik atau Suku Bangsa
Koentjaraningrat (1990) menyatakan suku bangsa sebagai kelompok
social atau kesatuan hidup manusia yang memiliki sistem interaksi, yang ada
karena kontinuitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya
serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
F. Baart (1988) menyatakan etnik adalah suatu kelompok masyarakat
yang sebagian besar secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan,
mempunyai nilai budaya sama dan sadar akan kebersamaan dalam suatu bentuk
budaya, membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, dan menentukan
sendiri ciri kelompok yang diterima kelompok lain dan dapat dibedakan dari
kelompok populasi lain.
Identitas kesukubangsaan antara lain dapat dilihat dari unsur-unsur suku
bangsa bawaan (etnictraits). Ciri-ciri tersebut meliputi natalitas (kelahira) atau
hubungan darah,kesamaan bahasa,kesamaan adat istiadat,kesamaan kepercayaan
(religi),kesamaan mitologi,kesamaan totemisme.
Jumlah etnik atau suku bangsa di Indonesia ada 400 buah. Klasifikasi
dari suku bangsa di Indonesia biasanya didasarkan sistem lingkaran hukum adat.
Van Vollenhoven mengemukakan adanya 19 lingkaran hukum adat
(Koentjaraningrat,1990). Jadi berdasarkan klasifikasi etnik secara nasional,
bangsa Indonesia adalah heterogen.
3. Agama dan Keyakinan
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi
manusia. Ikatan yang dimaksud bersal dari suatu kekuatan yan lebih tinggi dari
manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca indra.
Namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia
sehari-hari (Harun Nasution: 10).
Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan
terperinci. Hal ini pula yang barang kali menyulitkan para ahli untuk
memberikan definisi yang tepat tentang agama. Namun apapun bentuk
kepercayaan yang dianggap sebagai agama, baik dalam agama primitive
maupun agama monoteisme. Menurut Robert H. Thouless.
Fakta menunjukan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau dewa-dewa
sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan. (psikologi agama:
14)
Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:
- Berfungsi edukatif: agama scara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang.
- Berfungsi penyelamat
- Berfungsi sebagai perdamaian
- Berfungsi sebagai social control
- Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
- Berfungsi kreatif

Pada dasarnya agama dan keyakinan merupak unsure penting dalam kragaman
bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui di
Indonesia.

4. Ideologi dan politik


Ideologi adalah suatu idtilah umum bagi sebuah gagasan yang
berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan
kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Ideologi membatu
untuk lebih memperkuat landasan moral bagi sebuah tindakan. Politik
mencakup baik antara individu-individu dan kelopok untuk meperoleh
kekuasaan, yang di gunakan oleh pemenang bagi keuntungnya sendiri atas
kerugian dari yang ditaklukan. Politik juga bermakna sebagai usaha untuk
menegakan ketertiban sosial.
Keragama masyarakat Indonesia dalam Ideologi dan politik dapat dilihat
dari banyaknya partai politik sejak berakhirnya orde lama. Meskipun pada
dasarnya Indonesia hanya mengakui satu ideologi, yaitu Pancasila yang benar-
benar mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
5. Tata karma
Tata krama yang dianggap dari Bahas Jawa yang brarti “adat sopan
santun, bsa-basi” pada dasarnya ialah tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur sapa,
ucap dan cakap sesuai dengan kaidah atau norma tertentu.
Tata krama dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan terdiri dari
aturan-aturan yang jika dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi sosial yang
tertib dan efektif di dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia memiliki
beragam suku bangsa di mana setiap suku bangsa memiliki adat istiadat sendiri
meskipun karena adanya sosialisasi nilai dan norma secara turun-menurun dan
berkesinambungan dari generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam
suatu suku bangsa yang sama akan memilki adat dan kesopanan yang relative
sama.
6. Kesenjangan Ekonomi
Bagi sebagian Negara berkembang, perekonomian akan menjadi satu perhatian
yang terus ditingatkan. Namun umumnya, masyarakat kita berada di golongan
tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu
adanya kesenjangan yang tidak dapat dihindari lagi.
7. Kesenjangan Sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam
tingkat, pangkat dan strata sosial yang hirarkis. Hal ini, dapat terlihat dan
dirasakan jelas dengan adanya penggolongan orang berdasarkan kasta.
Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja dapat
menyakitkan, namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya
itu, bahkan bisa menjadi sebuah pemicu perang antar etnis atau suku.

2.3 Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara


Dan Kehidupan Global
Manusia secara kodrat diciptakan sebagai mahluk yang mengusung nilai
harmoni. Perbedaan yang mewujud baik secara fisik maupun mental, sebenarnya
merupakan kehendak tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi untuk
menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi toleransi. Dikehidupan
sehari-hari, kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama, bersama-sama dengan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara mewarisi perilaku dan kegiatan kita.
Berbagai kebudayaan itu beriringan saling melengkapi. Bahkan mampu saling
menyesuaikan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi sering kali yang terjadi malah
sebaliknya. Perbedaan tersebut menciptakan ketegangan kehidupan antar anggota
masyarakat. hal ini disebabkan oleh sifat dasar yang selalu dimiliki oleh masyarakat
majemuk. Sebagaimana dijelaskan oleh van de berghe :
1. Terjadinya segmentasi kedalam kelompok-kelompok
2. Memiliki struktur sosial yg terbagi-bagi
3. Kurang mengembangkan konsensus
4. Sering terjadi konflik
5. Integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan dlm bidang
ekonomi
6. Adanya dominasi politik
Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta
masalah yang dapat menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa :
1. Disharmonisasi
2. Perilaku diskriminatif
3. Eksklusivisme

Hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh
pengaruh negatif dari keragaman adalah :
1. Semangat religious
2. Semangat nasionalisme
3. Semangat pluralisme
4. Semangat humanisme
5. Dialog antar umat beragama
6. Membangun pola komunikasi

2.4 Kemajemukan dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan Sosial Budaya Bangsa


A. Kemajemukan sebagai kekayaan Bangsa Indonesia
Kemajemukan bangsa terutama karena adanya kemajemukan etnik,
disebut juga suku bangsa. Ada juga keragaman dalam hal
ras,agama,golongan,tingkat ekonomi, dan gender. Masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang multikultural artinya memiliki banyak budaya.
Hampir setiap pulau-pulau besar di Indonesia memiliki etnik yang lebih
dari satu. Di Papua ditemukan kurang lebih 30 suku. Suku-suku di Papua
tersebut antara lain suku Biak, Hattam, Mapia, Dani, Asmat, Mamberamo, dan
suku Sentani. Beberapa suku merupakan suku mayoritas,seperti suku Jawa di
pulau Jawa dan suku minoritas seperti suku Badui di Jawa Barat dan suku Kubu
di Jambi.
Etnik atau suku merupakan ide,jhnntitas social budaya seseorang.
Artinya, identifikasi seseorang dapat dikenali dari bahasa, tradisi, budaya,
kepercayaan, dan pranata yang dijalani yang bersumber dari etnik darimana ia
berasal. Tetapi, dalam perkembangan berikutnya, identitas social budaya
seseorang tidak semata-mata ditentukan dari etniknya. Identitas seseorang
mungkin ditentukan dari golongan ekonomi, status sosial, tingkat pendidikan,
profesinya. Identitas etnik lama-kelamaan bisa hilang, misalnya karena adanya
perkawinan campur dan mobilitas yang tinggi.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural. Plural artinya
jamak, banyak ragam, atau majemuk. Kemajemukan masyarakat Indonesia
adalah suatu kenyataan atau fakta yang justru kita terima sebagai kekayaan
sosial budaya bangsa.
Kesadaran akan kemajemukan bangsa tersebut sesungguhnya sudah
tercermin dengan baik melalui semboyan bangsa kita, yaitu Bhineka Tunggal
Ika. Bhineka artinya aneka,berbeda-beda,banyak ragam. Tunggal Ika
menunjukkan semangat akan perlunya persatuan dari keanekaragaman tersebut.
Bhineka adalah kenyataan (das sein) sedang Ika adalah keinginan (das sollen).
Kemajemukan adalah karakteristik sosial budaya Indonesia. Selain
kemajemukan, karakteristik Indonesia yang lain adalah :
1. Jumlah penduduk yang besar
2. Wilayah yang luas
3. Posisi silang
4. Kekayaan alam dan daerah tropis
5. Jumlah pulau yang banyak
6. Persebaran pulau
B. Kesetaraan Sebagai Warga Bangsa Indonesia
Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesederajatan itu secara yuridis
diakui dan dijamin oleh Negara melalui UUD 1945. Warga Negara tanpa dilihat
perbedaan ras, suku, agama dan budayanya diperlakukan sama dan memiliki
kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan. Hal ini dinyatakan
dalam Pasal 27 ayat 1 UUD 1945.
Persamaan di bidang politik misalnya memperoleh kesempatan sama
untuk warga Negara memilih dan dipilih,berkesempatan untuk berpartisipasi
dalam kehidupan politik Negara.

Persamaan di depan hukum atau equality before of law mengharuskan


setiap warga Negara diperlakukan sama dan adil. Prinsip persamaan warga
negara di depan hukum atau equality before of law adalah jaminan atas harkat
dan martabatnya sebagai manusia. Hukum bertujuan untuk menegakkan
keadilan dan ketertiban.
Persamaan di bidang ekonomi adalah setiap warga negara mendapat
kesempatan yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi.Warga
negara yang kurang mampu, negara wajib memberikan bantuan agar bisa hidup
sejahtera. Demokrasi ekonomi mengharapakan distribusi yang adil dalam hal
pendapatan dan kekayaan.

Persamaan di bidang social budaya itu meliputi bidang agama,


pendidikan, kesehatan, kebudayaan, seni dan iptek. Persamaan warga negara di
bidang sosial budaya berarti warga negara memiliki kesempatan, hak dari
pemerintah. Negara tidak membeda-bedakan kelas sosial, status sosial, ras, suku,
dan agama dalam memberikan pelayanan.

Dengan demikian, secara yuridis maupun politis, segala warga negara


memiliki persamaan kedudukan, baik dalam bidang politik, hokum,
pemerintahan, ekonomi, dan sosial. Negara tidak boleh membeda-bedakan
kedudukan warga negara tersebut terutama dalam hal kesempatan. Kesempatan
yang sama bagi semua warga negara tersebut dalam berbagai bidang kehidupan
berlaku tanpa membedakan unsur-unsur primodial dari warga negara itu sendiri.
Primodial artinya hal-hal yang berkaitan dengan asal atau awal seseorang,
misalnya suku, agama, ras, kelompok, sejarah.

2.5 Problematika Keragaman dan Kesetaraan Serta Solusinya Dalam Kehidupan


A. Problematika Keragaman Serta Solusinya Dalam Kehidupan
Keragaman masyarakat adalah suatu kenyataan sekaligus kekayaan dari
bangsa. Van De Berghe menjelaskan bahwa masyarakat majemuk atau
masyarakat yang beragam selalu memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut :
1. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok yang sering kali memiliki
kebudayaan yang berbeda.
2. Memiliki struktur social yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang
bersifat nonkomplementer.
3. Kurang mengembangkan consensus diantara para anggota masyarakat
tentang nilai-nilai social yang bersifa dasar.
4. Secara relative, sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu
dengan yang lain.
5. Secara relative, integrasi social tumbuh diatas paksaan dan saling
ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.
Keragaman budaya daerah memang memperkaya khazanah budaya dan
menjadi modal yang berharga untuk membangun Indonesia yang multikultural.
Tetapi, kondisi aneka budaya itu sangat berpotensi memecah belah dan menjadi
lahan subur bagi konflik dan kecemburuan sosial.
Konflik atau pertentangan sebenarnya terdiri atas dua fase, yaitu fase
disharmoni dan fase disintegrasi. Disharmoni menunjuk pada adanya perbedaan
tentang tujuan, nilai, norma, dan tindakan antarkelompok. Disintegrasi
merupakan fase dimana sudah tidak dapat lagi disatukan pandangan, nilai,
norma, dan tindakan kelompok yang menyebabkan pertentangan antar
kelompok.
Salah satu hal penting dalam meningkatkan pemahaman antarbudaya dan
masyarakat ini adalah sedapat mungkin dihilangkan penyakit-penyakit budaya.
Penyakit budaya tersebut adalah etnosentrisme stereotip, prasangka, rasisme,
diskriminasi, dan scape goating.
Etnosentrisme atau sikap etnosentris diartikan sebagai suatu
kecenderungan yang melihat nilai atu norma kebudayaan sendiri sebagai suatu
yang mutlak sereta menggunakannya sebagai tolok ukur kebudayaan lain.
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma dan nilai
budaya orang lain dengan standar budayanya sendiri.
Stereotip adalah pemberian tertentu terhadap seseorang berdasarkan
kategori yang bersifat subjektif. Pemberian sifat itu bisa positif maupun negatif.
Allan G Johnson menegaskan bahwa stereotip adalah keyakinan seseorang untuk
menggeneralisasikan sifat-sifat tertentu yang cenderung negatif tentang orang
lain karena dipengaruhi oelh pengetahuan dan pengalaman tertentu. Keyakinan
ini menimbulkan penilaian yang cenderung negatif atau bahkan merendahkan
kelompok lain. Yang termasuk problematika yang perlu diatasi adalah stereotip
yang negatif atau memandang rendah kelompok lain. Konsep stereotip ini dalam
bentuk lain disebut stigma atau cacat. Stigmatisasi oleh sekelompok orang
kepada kelompok lain cenderung negatif.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu :
a. Semangat religious
b. Semangat nasionalisme
c. Semangat pluralisme
d. Semangat humanism
e. Dialaog antar umat beragama
f. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi
hubungan antaragama, media massa, dan harmonisasi dunia.

B. Problem Kesetaraan serta Solusinya dalam Kehidupan


Kesederajatan atau kesetaraan adalah suatu sikap untuk mengakui adanya
persamaan derajat, hak, dan kewajiban sebagai sesame manusia. Indikator
kesedarajatan adalah sebagai berikut :
a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan
golongan
b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang
layak.
c. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota
masyarakat.
d. Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah munculnya sikap
dan perilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan
kewajiban anatr manusia atau antar warga. Perilaku yang membeda-bedakan
orang disebut diskriminasi.

Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan bahwa


diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, yang langsung ataupun tak
langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras,
etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa,
dan keyakinan politik, yang berakibat pada pengurangan, penyimpangan, atau
penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan HAM dan kebebasan
dasar dalam kehidupan baik individu maupun kolektif dalam bidang politik,
ekonomi, hokum, social, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.

Program pembangunan jangka menengah nasional (RPJMM) 2004-2009


memasukkan program penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk sebagai
program pembangunan bangsa. Berkaitan dengan ini, arah kebijakan yang
diambil adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan upaya penghapusan segala bentuk diskriminasi termasuk


ketidakadilan gender bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang
sama dihadapan hukum tanpa terkecuali.
b. Menerapkan hukum dengan adil melalui perbaikan system hokum yang
professional, bersih, dan berwibawa.

Faktor penyebab diskriminasi adalah;

1. Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan. Terutama


ekonomi. Timbullah persaingan antara kelompok pendatang dan kelompok
pribumi, yang kerap kali menjadi awal pemicu terjadinya diskriminasi
2. Tekanan dan intimidasi biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan
terhadap keompok atau golongan yang lebih lemah. Artistoteles membagi
masyarakat  dalam suatu negara menjadi tiga kelompok: kaya, miskin dan
yang berada di antaranya. Kelompok-kelompok kaya (bangsawan, tuan tanah)
biasanya melakukan intimidasi dan tekanan sehingga mendiskriminasikan
orang-orang miskin.
3. Ketidakberdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan
membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi

Usaha mengurangi atau menghilangkan prasangka dan diskriminasi antara lain


dengan cara :

 Perbaikan kondisi sosial ekonomi


 Perluasan kesempatan belajar
 Sikap terbuka dan sikap lapang
 Menghilangkan sikap etnosentrsme
BAB III
PENUTUP

2.6 Kesimpulan
Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, dan mati, serta terkait serta dengan interaksi alam dan lingkungan
dalam sebuah hubungan timbal balik baik secara positif maupun negatif.
Manusaia sebagai makhluk yag memiliki akal mampu memahami keberagaman
budaya yang bervariasi serta manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama
namun menunjukan adanya persamaan. Keberagaman menyangkut aspek yang
sangat luas, dapat terjadi pada tingkatan individu, kelompok, organisasi, komunitas
dan masyarakat. Keberagaman sangat dipenagruhi oleh latar belakang demografis
dan budaya sumber daya manusia kondisi lingkungan internal dan kondisi eksternal
masyarakat.
Keberagaman dan kedudukan yang sama akan setiap kebudayana agar tetap
berkembang dalam kehidupan masyarakat dapat di lakukan berdasarkan
kebersamaan, keterbukaan, dan kejujuran, memperhatikan perbedaan dan kesamaan
di antara sumber daya manusia, dan melakukan pelatihan multi dimensi.
Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan.
Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu
memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama ditinjau dari sifat-sifat
pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat.
Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Kesetaraan atau kesederajatan
menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi
atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki
tingkat atau kedudukan yang sama. Semua manusia diciptakan dengan kedudukan
yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk
lain. Di hadapan Tuhan, semua manusia sama derajatnya,kedudukan atau
tingkatannya. Yang membedakan adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut
terhadap Tuhan.
2.7 Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami masih menemukan banyak masalah dan
kendala, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diperlukan demi kesempurnaan penyusunan makalah ini, dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38144830/Makalah_ISBD_Manusia_Keragaman_and_Kese
derajatan_docx
https://www.academia.edu/39677102/MAKALAH_MANUSIA_KERAGAMAN_DA
N_KESETARAAN
http://warungbidan.blogspot.com/2016/10/makalah-ilmu-sosial-budaya-dasar-isbd.html
http://rupailmu.blogspot.com/2016/06/makalah-ibsd-manusia-keragaman-dan.html

Anda mungkin juga menyukai