OLEH : KELOMPOK IV
Nama Mahasiswa :
1. Olivia G I Sitinjak (5182131003)
2. Roma M R Sihombing (5183131024)
3. Pinka Kezia (5183131032)
4. Samuel Sagala (5183131034)
Dosen Pengampu : Dr. Tappil Rambe,S.Pd, M.Si
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya Dasar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga atas berkat dan karunia-
Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan di dalam mata Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Di dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kritik dan saran semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia
2. Agar lebih memahami Kemajemukan di Dalam Dinamika Sosial Budaya
3. Mengetahui Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama,
Bermasyarakat, Bernegara Dan Kehidupan Global
4. Lebih memahami maksud dari Kemajemukan dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan
Sosial Budaya Bangsa
5. Mengetahui Problematika yang timbul akibat Keragaman dan Kesetaraan Serta
Solusinya Dalam Kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ras
Kata ras berasal dari bahasa Prancis dan Italia, yaitu razza. Pertama kali
istilah ras diperkenalkan Franqois Bernier,antropolog Prancis, untuk
mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan ketegori atau
karakteristik warna kulit dan bentuk wajah.
Berdasarkan karakteristik biologis, pada umumnya manusia
dikelompokkan dalam berbagai ras. Manusia dibedakan menurut bentuk
wajah,rambut,tinggi badan, dan karakteristik fisik lainnya. Jadi, ras adalah
perbedaan manusia menurut atau berdasarkan cirri fisik biologis.
Di dunia ini dihuni berbagai ras. Pada abad ke-19, para ahli biologi
membuat klasifikasi ras atas tiga kelompok,yaitu Kaukasoid,Negroid,dan
Mongoloid. Sedangkan Koentjaraningrat (1990) membagi ras dunia ini dalam 10
kelompok,yaitu Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, Australoid, Polynesia,
Melanisia, Micronesia, Ainu, Dravida, dan Bushmen. Orang-orang yang tersebar
di wilayah Indonesia termasuk dalam rumpun berbagai ras. Orang-orang
Indonesia bagian barat termasuk dalam ras Mongoloid Melayu, sedangkan
orang-orang yang tinggal di Papua termasuk ras Melanesia.
2. Etnik atau Suku Bangsa
Koentjaraningrat (1990) menyatakan suku bangsa sebagai kelompok
social atau kesatuan hidup manusia yang memiliki sistem interaksi, yang ada
karena kontinuitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya
serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
F. Baart (1988) menyatakan etnik adalah suatu kelompok masyarakat
yang sebagian besar secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan,
mempunyai nilai budaya sama dan sadar akan kebersamaan dalam suatu bentuk
budaya, membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, dan menentukan
sendiri ciri kelompok yang diterima kelompok lain dan dapat dibedakan dari
kelompok populasi lain.
Identitas kesukubangsaan antara lain dapat dilihat dari unsur-unsur suku
bangsa bawaan (etnictraits). Ciri-ciri tersebut meliputi natalitas (kelahira) atau
hubungan darah,kesamaan bahasa,kesamaan adat istiadat,kesamaan kepercayaan
(religi),kesamaan mitologi,kesamaan totemisme.
Jumlah etnik atau suku bangsa di Indonesia ada 400 buah. Klasifikasi
dari suku bangsa di Indonesia biasanya didasarkan sistem lingkaran hukum adat.
Van Vollenhoven mengemukakan adanya 19 lingkaran hukum adat
(Koentjaraningrat,1990). Jadi berdasarkan klasifikasi etnik secara nasional,
bangsa Indonesia adalah heterogen.
3. Agama dan Keyakinan
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi
manusia. Ikatan yang dimaksud bersal dari suatu kekuatan yan lebih tinggi dari
manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca indra.
Namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia
sehari-hari (Harun Nasution: 10).
Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan
terperinci. Hal ini pula yang barang kali menyulitkan para ahli untuk
memberikan definisi yang tepat tentang agama. Namun apapun bentuk
kepercayaan yang dianggap sebagai agama, baik dalam agama primitive
maupun agama monoteisme. Menurut Robert H. Thouless.
Fakta menunjukan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau dewa-dewa
sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan. (psikologi agama:
14)
Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:
- Berfungsi edukatif: agama scara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang.
- Berfungsi penyelamat
- Berfungsi sebagai perdamaian
- Berfungsi sebagai social control
- Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
- Berfungsi kreatif
Pada dasarnya agama dan keyakinan merupak unsure penting dalam kragaman
bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui di
Indonesia.
Hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh
pengaruh negatif dari keragaman adalah :
1. Semangat religious
2. Semangat nasionalisme
3. Semangat pluralisme
4. Semangat humanisme
5. Dialog antar umat beragama
6. Membangun pola komunikasi
2.6 Kesimpulan
Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, dan mati, serta terkait serta dengan interaksi alam dan lingkungan
dalam sebuah hubungan timbal balik baik secara positif maupun negatif.
Manusaia sebagai makhluk yag memiliki akal mampu memahami keberagaman
budaya yang bervariasi serta manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama
namun menunjukan adanya persamaan. Keberagaman menyangkut aspek yang
sangat luas, dapat terjadi pada tingkatan individu, kelompok, organisasi, komunitas
dan masyarakat. Keberagaman sangat dipenagruhi oleh latar belakang demografis
dan budaya sumber daya manusia kondisi lingkungan internal dan kondisi eksternal
masyarakat.
Keberagaman dan kedudukan yang sama akan setiap kebudayana agar tetap
berkembang dalam kehidupan masyarakat dapat di lakukan berdasarkan
kebersamaan, keterbukaan, dan kejujuran, memperhatikan perbedaan dan kesamaan
di antara sumber daya manusia, dan melakukan pelatihan multi dimensi.
Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan.
Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu
memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama ditinjau dari sifat-sifat
pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat.
Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Kesetaraan atau kesederajatan
menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi
atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki
tingkat atau kedudukan yang sama. Semua manusia diciptakan dengan kedudukan
yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk
lain. Di hadapan Tuhan, semua manusia sama derajatnya,kedudukan atau
tingkatannya. Yang membedakan adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut
terhadap Tuhan.
2.7 Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami masih menemukan banyak masalah dan
kendala, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diperlukan demi kesempurnaan penyusunan makalah ini, dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38144830/Makalah_ISBD_Manusia_Keragaman_and_Kese
derajatan_docx
https://www.academia.edu/39677102/MAKALAH_MANUSIA_KERAGAMAN_DA
N_KESETARAAN
http://warungbidan.blogspot.com/2016/10/makalah-ilmu-sosial-budaya-dasar-isbd.html
http://rupailmu.blogspot.com/2016/06/makalah-ibsd-manusia-keragaman-dan.html