OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang tiada hentinya
memberikan petunjuk, rahmat dan karunia-Nya. Dengan segala rasa syukur yang tinggi
penulis berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan dosen pengampu yaitu menyusun tugas
Ujian Tengah Semester pada Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah selain untuk memenuhi kewajiban sebagai
mahasiswa yang senantiasa melaksanakan tugas yang diberikan oleh dosen. Penulis
menerima saran dan kritikan konstruktif dari pembaca dengan senang hati. Akhir kata,
semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca semua pada
umumnya.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkebunan kelapa sawit saat ini termasuk sebagai salah satu sektor industri penting
yang menunjang perekonomian nasional. Untuk itu Pabrik kelapa sawit berpartisipasi dalam
penyediaan lapangan pekerjaan bagi mahasiswa Teknik Elektro. Tidak menutup
krmungkinan bagi para mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro yang akan terjun kesini,
sebaiknya melakukan fase transisi melakukan observasi penelitian dengan tujuan agar
mahasiswa tersebut dapat menyerap pengalaman bagaimana melaksanakan fungsi sebagai
pegawai industri di suatu pabrik meliputi rangkaian tugas sampai dengan tanggung jawab.
Penulis melakukan observasi di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Adolina, Provinsi Sumatra
Utara.
Listrik merupakan komponen dasar dan utama agar pabrik dapat beroperasi, untuk
itu penulis memilih untuk mendalami proses pengoperasian sistem kelistrikan yang ada di
PKS PTPN IV Adolina. Sumber Listrik yang digunakan di pabrik ini ada tiga yaitu, listrik
dari generator dengan bahan bakar solar, listrik yang dihasilkan oleh turbin uap, dan listrik
yang berasal dari PLN.
B. Batasan Masalah
Mendeskripsikan sumber listrik yang digunakan pabrik untuk menjalankan semua proses
pengolahan dan cara pengoperasiannya. Meliputi Listrik Generator (Mesin Diesel),
Listrik dari Turbin Uap, dan Listrik dari PLN.
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja sumber listrik yang digunakan Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Adolina untuk
beroperasi ?
2. Bagaimana cara menjalankan sistem kelistrikan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV
Adolina untuk beroperasi ?
4
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui sumber listrik yang digunakan Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV
Adolina untuk beroperasi.
2. Untuk mengetahui cara menjalankan sistem kelistrikan di Pabrik Kelapa Sawit PTPN
IV Adolina untuk beroperasi.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tanaman Kelapa Sawit
Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah
kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit
(Elais Guinensis Jacg) adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua Afrika
dan cocok ditanam di daerah tropis yang termasuk tanaman tahunan. Tanaman ini
sudah dikembangkan di Asia Tenggara dan Amerika Selatan. Pertama kali masuk ke
Indonesia pada tahun 1848, ditanam di kebun Raya Bogor. Perkembangan tanaman
kelapa sawit telah dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia dan menjadi
tanaman unggulan perkebunan. Hal ini dikarenakan kelapa sawit merupakan
tanaman perkebunan dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi dan merupakan salah
satu tanaman penghasil minyak nabati. Selain itu perkembangan perkebunan kelapa
sawit juga didukung oleh produk-produk turunan kelapa sawit yang beraneka ragam
dan mempunyai banyak kegunaannya. Saat ini Indonesia merupakan negara nomor
satu penghasil CPO (Crude Palm Oil )terbesar didunia dan di atas Malaysia.
Berat tandan kelapa sawit berkisar 3 — 4 kg setiap tandan dan di tumbuhin
oleh buah, dengan berat 10 - 20 gram/butir yang duduk pada bulir. Setiap bulir terdiri
dari 10 - 18 butir, tergantung pada kesempurnaan penyerbukan. Beberapa bulir
membentuk tandan yang mana buah sawit di panen dalam bentuk tandan dan disebut
Tandan Buah Sawit.
Buah terdiri dari unsur-unsur, yaitu :
- Daging buah (Maesocarp)
- Sabut / serat (Fiber)
- Biji Cangkang (Endokarp)
6
bahan baku di PT. Perkebunan Nusantara IV unit Usaha Adolina Kecamatan
Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, provinsi sumatera utara adalah
menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) dan kernel inti dengan kapasitas 30 ton/jam.
Stasiun utama dalam pengolahan kelapa sawit sebagai berikut :
1. Stasuin penerimaan buah (Fruit Reception)
2. Stasiun Rebusan (Sterillizer)
3. Stasiun Penebah ( Thresher)
4. Stasiun pencacahan dan kempa( digester and pressing)
5. Stasiun Pemurnian minyak ( Clarification)
6. Stasiun inti / kernel
7
dapat dipakai hanyalah apa yang tersedia, yaitu air laut, air sungai, atau
air danau yang ada.
Dalam apa yang dinamakan siklus regeneratif sebagian dari energi yang
berada dalam rangkaian panas dipertahankan beredar dalam rangkaian itu.
Hal demikian dilakukan dengan misalnya memanaskan air yang keluar
dari kondensor dengan uap yang dipinjan dari turbin, sebelum
dimasukkan ke boiler.
8
10 = Reheater atau pemanas ulang uap
11 = Uap yang dipanaskan lanjut menuju ke turbin tekanan rendah
12 = Turbin tekanan rendah (low pressure turbine)
13 = Generator Listrik
14 = Uap kenyang campur embun air menuju ke kondensor
15 = Kondensor
16 = Air pendingin kondensor
17 = Air kondensat
18 = Pompa kondensat
19 = Supply bahan bakar
9
b. Komponen-komponen Utama PLTU
Struktur dasar dan komponen-komponen utama pada pusat listrik tenaga uap
(PLTU) terlihat pada gambar 2.2. Sebuah boiler bekerja sebagai tungku,
memindahkan panas berasal dari bahan yang membakar kepada barisan-barisan
pipa air yang mengelilingi api. Air harus senantiasa berada dalam keadaan
mengalir walaupun dilakukan dengan pompa.
Sebuah drum berisi air dan uap bertekanan dan bersuhu tinggi menghasilkan
uap yang diperlukan turbin. Drum itu juga menerima air pengisi yang diterima dari
kondensor. Uap mengalir ke turbin tekanan tinggi setelah melewati super heater guna
10
meningkatkan suhu kira-kira 200 0C. Dengan demikian uap juga menjadi kering dan
efisiensi seluruh PLTU meningkat.
Turbin tekanan tinggi mengubah energi termal menjadi energi mekanikal
dengan mengembangnya uap yang melewati sudu-sudu turbin. Uap dengan demikian
menurun baik tekanan maupun suhunya. Agar meningkatkan efisiensi termal dan
menghindar terjadinya kondensasi terlampau dini, uap dilewatkan sebuah pemanas
ulang, yang juga terdiri atas barisan-barisan pipa yang dipanaskan.
Uap yang meninggalkan pemanas ulang dialirkan ke turbin tekanan menengah.
Turbin ini ukurannya lebih besar dari turbin tekanan tinggi, karena dengan menurunnya
tekanan uap volume menjadi naik. Uap kemudian di alirkan ke turbin tekanan rendah,
yang memiliki tekanan besar uap lalu dialirkan kedalam kondensor.
Uap yang terpakai memasuki kondensor didinginkan oleh air pendingin,
sehingga terjadi kondensasi. Air pendingin biasa berasal dari laut, sungai atau danau
terdekat. Proses kondensasi uap menyebabkan terjadinya pakem yang di perlukan guna
meningkatkan efisiensi turbin. Air hangat yang meninggalkan kondensor dipompa ke
sebuah pemanas awal sebelum dikembalikan ke drum boiler. Pemanas awal
memperoleh panas dari uap yang diambil dari turbin tekanan tinggi. Menurut berbagai
studi yang dilakukan, hal demikian meningkatkan efisiensi keseluruhan PLTU.
Bahan bakar yang dipakai biasanya terdiri atas batu bara, minyak bakar, atau
gas bumi. Sebelum memasukkan ke pembakaran boiler, batu bara di giling terlebih
dahulu. Demikian pula minyak bakar perlu dipanaskan, sebelum dapat dialirkan ke
pembakar boiler. Dalam jumlah besar sebagaimana diperlukan guna pembakaran. Dan
sebuah kipas lain mengatur agar semua gas di buang melewati berbagai alat pembersih
sebelum dialirkan ke cerobong dan dilepas di udara bebas. Generator listrik terpasang
pada poros sama dengan ketiga turbin.
Selain komponen-komponen utama yang disebut di atas, sebuah PLTU masih
memiliki ratusan lagi komponen dan alat lain guna menjalankan seluruh sistem, seperti
katup uap, pembersih air, pompa minyak pelumas dan lain sebagainya. Kemudian perlu
pula disebut sistem air pendingin, yang terdiri atas tempat air masuk dan kembali ke
laut, sungai atau danau. Kemungkinan adanya menara pendingin.
1. Sumber Energi Listrik
11
Energi listrik sangat dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari terutama pada Pabrik Kelapa Sawit. Adapun sumber energi listrik
tersebut berupa generator listrik, mesin diesel generator set, maupun ketel uap.
a. Generator Listrik
Dalam bentuknya yang sederhana sebuah generator listrik terdiri atas
magnet dan kumparan. Bilamana terdapat suatu gerakan relatif antara kedua
komponen diatas, garis-garis gaya magnet memotong belitan-belitan
kumparan dan suatu gaya gerak listrik (ggl) akan dibangkitkan. Sebuah
generator listrik atau alternator modern terdiri atas suatu sistem elektromagnet
dan armatur yang terdiri atas sejumlah kumparan dari konduktor berisolasi
yang diletakkan dalam alur (slot) inti besi berlaminasi.
Secara umum terdapat dua tipe konstruksi. Pada salah satu tipe, sistem
magnet berada keadaan stasioner yaitu tidak bergerak sedangkan armatur
kumparan yang berputar didalam medan magnet. Pada tipe kedua, armatur
kumparan yang tidak bergerak, sedangkan magnet terpasang pada suatu roda
yang bergerak mengelilingi kumparan. Kedua tipe mesin menghasilkan listrik
arus bolak-balik, atau arus tukar. Arus tukar dapat dikonversi menjadi arus
searah dengan mempergunakan kontak-kontak berputar dan sikat, berupa
komulator yang terpasang pada poros generator listrik. Gambar 2.3
memperlihatkan skema prinsip sebuah generator listrik. Roda yang terpasang
ditengah-tengah dengan elektromagnet pada tepinya dikenal sebagai rotor.
Rotor yang diperlihatkan memiliki dua pasang elektromagnet yang menonjol.
Karenanya dinamakan rotor kutub menonjol. Jenis rotor lain adalah rotor
silinder, dan kutub-kutubnya tidak menonjol keluar. Elekrtromagnet yang
terpasang pada rotor diisi dengan arus searah oleh sebuah generator kecil yang
dinamakan dinamo penguat, yang biasanya terpasang pada poros generator.
Tegangan arus searah diatur dengan mengendalikan sebuah rheostat.
Rotor terletak didalam sebuah rumah dilengkapi dengan kumparan.
Karena rumah ini merupakan bagian generator yang tidak bergerak atau statis
dinamakan stator. Bilamana poros rotor tersambung pada sebuah penggerak
mula dan diputar, medan magnet yang berputar akan memotong kumparan-
12
kumparan stator. Didalam kumparan stator akan diinduksikan gaya gerak
listrik, dan dibangkitkan energi listrik
13
rapi dan juga tidak banyak kebisingan. Secara kasar dapat dikemukakan
bahwa untuk tiap KW rugi-rugi generator diperlukan udara pendingin
sebanyak 2,7 m3/menit, sedangkan kecepatan udara mengalir didalam saluran
adalah kira-kira 300 - 400 m/menit.
Generator yang dipakai pada pusat listrik tenaga uap biasanya berjenis
medan putus dan merupakan sistem udara tertutup. Ciri utama adalah putaran
yang tinggi dan tegangan yang dibangkitkan adalah tegangan tiga fasa. Rotor
dari pusat listrik tenaga air biasanya berjenis kutub menonjol, dan putaran
juga tidak begitu tinggi. Desain mekanikal harus mendapatkan perhatian
bertalian dengan getaran-geteran teori yang dihasilkan motor diesel. Kopling
antara generator dan motor perlu yang kaku.
b. Mesin Diesel
Telah kita ketahui bahwa pada motor induksi tidak terdapat kumparan
medan, sehingga sumber pembangkit fluks hanya diperoleh dari daya masuk
stator. Daya masuk untuk pembangkit fluks merupakan daya induktif, oleh
karenanya motor induksi bekerja pada faktor kerja terbelakang. Sedangkan pada
motor sinkron terdapat dua sumber pembangkit yang arus bolak-balik (AC) pada
stator dari arus searah (DC) pada rotor.
Bila arus medan pada rotor cukup untuk membangkitkan fluks yang di
perlukan motor, maka stator tidak perlu memberikan arus pemagnetan atau daya
reaktif dan motor bekerja pada faktor kerja = 1.0. Kalau arus medan pada rotor
kurang (penguat berkurang), stator akan menarik arus pemagnetan dari jala-jala,
sehingga motor bekerja pada faktor kerja terbelakang. Sebaliknya bila arus
medan pada motor berlebih (penguat berlebih), kelebihan fluks ini harus
diimbangi, dan stator akan menarik arus yang bersifat kapasitif dari jala-jala, dan
karenanya motor bekerja pada motor kerja terdahulu. Dengan demikian jelas
bahwa faktor kerja motor sinkron dapat diatur dengan mengubah-ubah harga arus
medan (If).
- Cara Kerja Mesin Diesel
14
Seperti pada motor 4 tak dengan bahan bakar bensin, motor diesel 4 tak juga
bekerja dalam 4 langkah, 2 putaran atau 720 0. Berturut-turut dalam silinder
terdapat langkah masuk (isap), langkah kompresi, langkah usaha, dan langkah
keluar (pembuangan), lihat Gambar 2.4.
➢ Langkah Masuk (isap)
Katup masuk membuka, torak bergerak dari TMA (Titik Mati Atas)
keTMB (Titik Mati Bawah). Jadi poros engkol memutar 180 0. Tekanan di
dalam silinder rendah.
➢ Langkah Kompresi
Selama langkah kompresi katup masuk dan katup keluar tertutup. Torak
bergerak dari TMB ke TMA. Poros engkol berputar 180 0 lagi. Udara yang
ada dalam silinder, dimampatkan kuat di atas torak dan menyebabkan
temperatur naik.
➢ Langkah Usaha
Selama langkah usaha, katup masuk dan katup keluar dalam keadaan
tertutup. Pada akhir langkah kompresi, pompa penyemprotan bertekanan
tinggi itu menyemprotkan sejumlah bahan bakar dengan ketentuan
sempurna ke dalam udara yang dimampatkan panas oleh sebuah pengabut.
Bahan bakar itu tebagi dengan halus dan bercampur dengan udara panas.
Karena temperatur tinggi dari udara yang dimampatkan, maka bahan bakar
itu langsung terbakar. Akibatnya, tekanan naik dan torak bergerak dari
TMA ke TMB. Poros engkol terus berputar lagi 180 0. Untuk pembakaran
bahan bakar 1 gram, secara teoritis diperlukan 15,84 gram udara secara
praktik. Untuk pembakaran yang baik campuran bahan bakar udara yang
sempurna memerlukan perbandingan 20-25 gram udara.
➢ Langkah Keluar
Pada akhir langkah keluar katup pembuangan terbuka, torak bergerak dari
TMB ke TMA dan mendorong gas-gas pembakaran keluar melalui katup
buang yang terbuka. Jadi dipasang secara teoritis pada motor diesel 4 tak,
15
katup masuk (isap) dan katup keluar (buang) bersama-sama menutup 360 0
0
dan hanya selama 180 memasukkan usaha. Berlawanan dengan motor
diesel 4 tak, dimana setiap 2 putaran poros engkol terdapat sebuah
penyemprotan bahan bakar, maka pada motor 2 tak setiap satu putaran
mendapat sebuah penyemprotan.
16
Bensin : 43.500 kj/kg
Minyak diesel : 42.700 kj/kg
Satu liter minyak diesel beratnya rata-rata 0,85 dan satu liter bensin
0,7 kg, jadi nilai pembakaran minyak diesel sama dengan 0,85 x 42.700 =
36.295 kj. Satu liter minyak bensin mempunyai nilai pembakaran 0,7 x
43.500 = 30.450 kj.
c. Ketel Uap
Uap yang dihasilkan ketel uap mempunyai temperatur tekanan yang lebih tinggi
dari luar sesuai dengan yang direncanakan, sehingga uap tersebut dapat
dipergunakan untuk berbagai keperluan antara lain :
1. Pembangkit Tenaga (Penggerak Turbin)
2. Proses Pemanasan/Perebusan
3. Kombinasi dari Pembangkit Tenaga dan Pemasaran.
17
Rumah Sakit dan Industri pengolahan makanan dan minuman. Gambar
2.5 memperlihatkan konstruksi dari ketel pipa api.
18
Gambar 2.6 Ketel Pipa Air
- Fungsi Ruang Bakar
Ruang bakar berfungsi sebagai tempat reaksi pembakaran bahan bakar dan
udara, di dalam ruang bakar. Adanya ruang bakar bertujuan agar uap yang
diperoleh dari reaksi pembakaran antara bahan bakar dan udara dapat
digunakan se-efektif mungkin.
Untuk pembkaran yang baik ada 5 syarat yaitu :
a. Pencampuran bahan bakar yang sebanding antara bahan bakar dengan
volume bakar.
b. Suplai udara cukup.
c. Panas yang cukup untuk mulai pembakaran atau reaksi kimia.
d. Waktu yang cukup untuk kelangsungan pembakaran.
e. Kerapatan yang cukup untuk merambatkan api.
19
Agar kualitas air dalam ketel tetap terjaga harus ada pengontrolan terhadap
kualitas air ketel tersebut. Adapun kontrol kualitas air ketel diperlihatkan pada
tabel 2.1, 2.2 dan 2.3.
Tabel 2.1 Air Umpan Boiler
Parameter Limit Kontrol
20
jika lewat
jika lewat
jika lewat
d. Turbin Uap
Turbin adalah suatu peralatan yang mengubah energi mekanis yang disimpan
didalam fluida menjadi energi mekanis rotasional. Ada beberapa turbin yang
berbeda, misalnya turbin uap, turbin gas, dan turbin angin atau kincir angin. Ada
beberapa cara untuk mengklasifikasikan turbin uap. Salah satu cara
penggolongannya didasarkan atas tujuan turbin. Sistem ini terdiri dari unit stasiun
sentral yang digunakan untuk menggerakan pembangkit listrik pada putaran
sinkron.
Turbin uap superposisi atau lapisan atas adalah turbin tekanan tinggi yang
dipasang pada sistem uap tekanan rendah yang sudah tua untuk mempertinggi
efensiensi pembangkit keseluruhan pembangkit daya. Dalam sistem ini uap bekas
21
dari turbin yang relatif masih bertekanan tinggi dimasukkan ke dalam turbin lama
tekanan rendah atau ke proses pabrikasi.
Turbin penggerak mekanis digunakan untuk memberikan untuk memberikan
daya ke fan isap yang basar, pompa-pompa, kompresor dan lain-lain. Sistem ini
biasa beroperasi pada 900 – 10.000 rpm dengan daya 0,5 sampai 10 MW. Sistem
ini mempunyai kelebihan dibanding penggerak dengan tenaga listrik, antara lain
penggunaan energi panas yang lebih baik, pengontrolan putaran yang lebih
mudah, menghidupkannya cepat, dan sebagai tambahan tidak ada loncatan bunga
api listrik selama operasi, tidak terpengaruh oleh kondisi sekeliling yang panas,
atau lingkungan yang jelek, juga uap bekas tekanan rendah bias digunakan untuk
keperluan lain. Turbin uap juga bisa digolongkan menurut tekanan uap bekasnya.
Pada penggolongan ini turbin dibagi menjadi turbin kondensasi dan turbin
nonkondensasi. Pada turbin nonkondensasi, tekanan gas sama atau diatas tekanan
atsmosfer dan sistem bisa beroperasi dengan atau tanpa kondenor. Sistem ini
mungkin memerlukan penambahan air yang kontiniu. Turbin kondensasi
biasanya membuang uap ke kondensor yang mempunyai vkum dengan tinggi dan
ini mempertinggi efensiensi panas. Turbin uap bisa diklasifikasikan menurut cara
pemasukan atau pengeluaran uap dari turbin. Turbin ekstraksi digunakan jika uap
turbin sebagian dikeluarkan di tengah jalan untuk dipergunakan bagi proses lain
atau untuk pemanasan ulang digunakan pada siklus tenaga uap pemanasan ulang.
22
maupun daya isolasinya berlainan disesuaikan dengan kegunaan masing-
masing,.
Disamping itu, dibagian belakang combustion chamber (dapur) dipasang
dinding penyekat yang salah satu maksudnya untuk menyalurkan udara panas
menuju sela-sela pipa air yang menghubungkan steam drum dan mud drum,
selanjutnya melalui tarikan IDF fan keluar ke cerobong asap. Semua pipa-
pipa yang berada diluar boiler dibalut dengan semen batu tahan api, sebagian
isolasi panas. Dibagian luar batu tahan api, seluruhnya ditutup pakai plat baja
setebal ± 5mm. Pada bagian samping kanan diberi pintu kontrol untuk
membersihakan abu dan membersihakan pipa-pipa. Dibagian depan boiler
ada 6 buah pintu, masing-masing tiga buah di bagian atas untuk pemeriksaan
pipa diruang combustion chamber dan tiga buah bagian atas untuk
pemeriksaan pipa diruang combustion chamber dan tiga buah bagian
bawahnya untuk mengambil abu yang disebut under grate. Pintunya bawah
selain untuk mengambil abu juga untuk saluran udara hembusan dari IDF Fan
dan udara luar. Pintu atas untuk menyalakan dapur disebut fire grate juga
sebagai pintu kontrol dan memasukkan bahan bakar secara manual. Dilantai
combustion chamber dimana bahan fiber terbakar terdapat rooster untuk
membuang abu ke bawah. Alat ini disebut dumping grate yang dapat
digerakkan dari luar melalui handle dengan memakai sistem pneumatic.
2. Peralatan Boiler
o Air drain cocok pada steam riser pipa untuk buang angin
o Water/steam drain cocok pada steam drum
o Blow down melalui mud drum
o Blow drum wall header kiri kanan, dilakukan hanya pada waktu boiler
tidak bekerja
o Soot blwer, untuk mencuci pipa-pipa air pada saat boiler beroperasi, bila
efesiensi panas boiler kurang baik (turun)
o Steam outlet melalui non return valve dan main steam stop valve
o Feed water inlet valve
23
o Water sampling valve
o Continuous blow down valve
o Chwmical injection valve
3. Alat- alat Pengaman kontrol
- Double spring safety valve
- High/Low water alarm
- Boiler water gauge
- Pressure gauge
24
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sistem Kelistrikan
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan KARNEL melalui beberapa
tahapan yang memerlukan konsumsi energi listrik. Semakin besar kapasitas produksi,
kompleksitas proses dan automation, konsumsi energi listrik yang diperlukan semakin
tinggi.
1. Power Plant
Sumber energi yang terpasang pada pabrik kelapa sawit Adolina adalah
25
Genset yang sedang aktif di line II. Genset dengan kapasitas 500 kW dioperasikan
untuk mensuplai kebutuhan domestik pabrik dalam kondisi belum aktif dan turbin
belum bekerja. Genset dengan kapasitas 500kW dioperasikan untuk penyalaan
dan proses pertama pabrik hingga pabrik menghasilkan fiber dan shell untuk
nahan bakar boiler dan boiler mampu menghasilkan steam dengan kapasitas yang
diharapkan untuk menggerakkan steam turbine hingga menghasilkan energi
listrik secara terus menerus (continue).
B. Turbin Uap
Dalam pabrik kelapa sawit ketel uap (boiler) merupakan jantung dari sebuah
pabrik kelapa sawit. Dimana, ketel uap inilah yang menjadi sumber tenaga dan
sumber uap yang akan dipakai untuk mengolah kelapa sawit. Disini kita akan
26
membahas sedikit tentang ketel uap yang digunakan dalam pabrik kelapa sawit .
Ketel uap merupakan suatu alat konversi energi yang mengubah air menjadi uap
dengan cara pemanasan dan panas yang dibutuhkan air untuk penguapan diperoleh
dari pembakaran bahan bakar pada ruang bakar ketel uap. Uap (energi kalor) yang
dihasilkan ketel uap dapat digunakan pada semua peralatan yang membutuhkan uap
dipabrik kelapa sawit, terutama turbin.
Turbin disini adalah turbin uap dimana sumber penggerak generatornya adalah
uap yang dihasilkan dari ktel uap. Selain turbin alat lain yang di pabrik kelapa sawit
yang membutuhkan uap seperti di sterilizer (alat untuk memasak TBS). Dan di stasiun
pemurnian minyak (clarifikasi) oleh karena itu kualitas uap yang dihasilkan harus
sesuai dengan kebutuhan yang ada dipabrik kelapa sawit tersebut. Karena jika tidak
akan mengganggu proses pengolahan di pabrik kelapa sawit.
Agar kualitas uap yang dihasilkan dari ketel uap sesuai dengan yang diinginkan
atau dibutuhkan maka dibutuhkan sejumlah panas untuk menguapkan air tersebut,
dimana panas tersebut diperoleh dari pembakaran bahan bakar diruang bakar ketel.
Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna didalam ketel maka diperlukan
beberapa syarat,yaitu :
1. Perbandingan pemakaian bahan bakar harus sesuai (cangkang dan serabut)
2. Udara yang dipakai harus mencukupi
3. Waktu yang diperlukan untuk proses pembakaran harus cukup
4. Panas yang cukup untuk memulai pembakaran
5. Kerapatan yang cukup untuk merambatkan nyala api.
Dalam hal ini bahan bakar yang digunakan adalah serabut dan cangkang, adapun
alasan mengapa digunakan serabut dan cangkang sebagai bahan bakar adalah :
1. Bahan bakar cangkang dan serabut cukup tersedia dan mudah diperoleh
dipabrik.
2. Cangkang dan serabut merupakan limbah dari pabrik kelapa sawit
apabila tidak digunakan
27
3. Nilai kalor bahan bakar cangkang dan serabut memenuhi persyaratan
untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan.
4. Sisa pembakaran bahan bakar dapat digunakan sebagai pupuk untuk
tanaman kelapa sawit.
5. Harga lebih ekonomis.
Apabila pemakaian cangkang ini terlalu banyak dari serabut akan menghambat
proses pembakaran akibat penumpukan arang dan nyala api kurang sempurna, dan jika
cangkang digunakan sedikit panas yang dihasilkan akan rendah. Karena cangkang
apabila dibakar akan mengeluarkan panas yang besar. Serabut adalah bahan bakar
padat yang berbentuk seperti rambut, apabila telah mengalami proses pengolahan
berwarna coklat muda, serabut ini terdapat di bagian kedua dari buah kelapa sawit
setelah kulit buah kelapa sawit. Didalam serabut dan daging buah sawitlah minya CPO
terkandung.
Panas yang dihasilkan serabut jumlahnya lebih kecil dari yang dihasilkan oleh
cangkang, oleh karena itu perbandingan lebih besar serabut dari pada cangkang.
Disamping serabut lebih cepat habis menjadi abu apabila dibakar, pemakaian serabut
yang berlebihan akan berdampak buruk pada proses pembakaran karena dapat
menghambat perambatan panas pada pipa water wall, akibat abu hasil pembakaran
beterbangan dalam ruang dapur dan menutupi pipa water wall, disamping mempersulit
pembuangan dari pintu ekspansion door (pintu keluar untuk abu dan arang) akibat
terjadinya penumpukan yang berlebihan. Tabel dibawah ini menunjukkan komposisi
unsur yang ada serabut dan cangkang.
Tabel 3.1 : Komposisi unsur serabut dan cangkang
Nama Unsur Serabut Cangkang
28
Abu (A) 3,19 1,8
Ketel uap yang digunakan di pabrik kelapa sawit biasanya adalah ketel uap
dengan kapasitas uap 20.000 kg aup/jam dan dengan tekanan 20 kg/cm2. Dimana
dibutuhan 2 unit boiler untuk pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah 45 ton TBS
per jam.
Ketel uap yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel uap yang
menghasilkan uap superheater, dimana uap ini digunakan pertama kali untuk memutar
turbin sebagai pembangkit tenaga listrik kemudian sisa uap dari pembangkit tersebut
digunakan sebagai pemanasan TBS pada sterilizer.
Menurut jenisnya ketel uap terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Ketel Pipa Air
2. Ketel Pipa Api
Ketel yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel pipa air.
Maksudnya adalah air berada didalam pipa dipanaskan oleh api yang berada diluar
pipa air.
Turbin dapat beroperasi normal jika tekanan steam 18-21 bar. Jika tekanan
kerja boiler menunjukkan tren penurunan hingga 15 bar maka turbin tidak mampu
29
dibebani untuk proses pabrik dan akan terjadi trip sehingga untuk menjaga proses tidak
berhenti secara mendadak, maka operator engine room segera mengaktifkan genset
untuk disinkron dengan turbin.
30
13. Start turbin, naikkan rpm sampai 1500 rpm. Setelah menvapai 1500 rpm turbin
siap untuk di sinkron
14. Proses sinkron adalah menyamakan frekuensi, voltase turbin dengan genset.
15. Posisikan switch sinkron pada posisi on
16. Setelah sinkronisasi sukses, turunkan beban genset untuk dipindahkan ke turbin.
17. Kembalikan posisi switch sinkron ke posisi off. Tutup kerangan by pushtrap turbin
sparator dan kerangan drain BVP, maka pabrik siap beroperasi.
18. Jangan lupa selalu cek temperatur oli gear box turbin, dan temperatur air cooling.
Cek juga kontrol panel turbin dan catat semuanya di jurnal.
19.
C. Listrik dari PLN
31
08/2/21 221.22 1013.00 600.06 1947 Kwh
09/2/21 221.52 1014.29 600.46 2408 Kwh
10/2/21 221.95 1016.66 601.58 3136 Kwh
11/2/21 222.38 1018.86 601.97 2071 Kwh
12/2/21 222.7 1020.27 602.91 2144 Kwh
13/2/21 223.10 1022.02 603.57 2240 Kwh
14/2/21 223.30 1022.57 604.01 1742 Kwh
15/2/21 223.68 1025.13 604.60 2024 Kwh
16/2/21 223.90 1026.85 605.18 2016 Kwh
17/2/21 224.10 1028.58 605.68 1944 Kwh
18/2/21 224.50 1030.61 606.52 2616 Kwh
19/2/21 224.73 1031.98 606.87 1560 Kwh
20/2/21 225.15 1033.10 607.84 2008 Kwh
21/2/21 225.36 1035.45 608.11 2268 Kwh
22/2/21 225.66 1037.02 608.74 2000 Kwh
23/2/21 226.07 1039.03 608.92 2080 Kwh
24/2/21 226.43 1040.00 610.68 2400 Kwh
25/2/21 226.88 1042.55 610.81 2568 Kwh
26/2/21 227.28 1044.05 611.40 1992 Kwh
27/2/21 227.58 1045.77 612.01 2080 Kwh
28/2/21 227.82 1047.13 612.43 1640 Kwh
01/3/21 228.20 1048.80 613.12 2192 Kwh
02/3/21 228.40 1050.38 613.64 1840 Kwh
03/3/21 228.63 1051.64 613.85 1360 Kwh
04/3/21 229.04 1053.78 614.80 2800 Kwh
05/3/21 229.43 1055.46 615.31 2064 Kwh
06/3/21 229.62 1057.20 615.85 1976 Kwh
07/3/21 229.85 1058.91 616.69 2240 Kwh
08/3/21 230.25 1060.71 617.52 2408 Kwh
09/3/21 230.66 1062.20 618.02 1920 Kwh
10/3/21 231.08 1064.20 618.90 2640 Kwh
11/3/21 231.25 1064.33 618.55 2000 kwh
12/3/21 231.61 1067.37 620.09 2033 Kwh
Sistem distribusi yang dipakai pada pabrik kelapa sawit ini adalah sistem jaringan
distribusi radial. Sebab, dari sistem pembangkit tenaga listrik, daya langsung
disalurkan ke bus-bus daya. Tegangan yang dikeluarkan dari pembangkit langsung
digunakan untuk beban-beban. Sehingga permasalahan transmisi tidak ada,
disebabkan beban-beban relatif dekat dengan pembangkit. Sistem jaringan pada sistem
akan menyebabkan terputusnya keseluruhan beban yang dilayaniya. Keuntungan
dengan sistem radial :
32
1. Bentuknya sederhana.
2. Sistem pengamannya tidak sulit.
3. Lebih ekonomis.
33
elektronik dan biasanya alat ini digunakan pada panel pembangkit listrik yang
memerlukan arus yang begitu besar dan pemutus yang handal dan aman dari
bahaya kebakaran. Pemutus ini bisa juga dikontrol oleh alat ukur sistem
proteksi.
d. Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet atau saklar magnet adalah saklar yang bekerja berdasarkan
kemagnetan. Artinya saklar ini bekerja jika ada gaya kemagnetan. Magnet-
magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor
harus mampu mengalirkan dan memutuskan arus dalam keadaan kerja normal.
Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi.
Kontaktor akan bekerja normal apabila tegangan mencapai 86% dari tegangan
kerja, bila tegangannya turun maka kontaktor akan bergetar.
e. Tombol Tekan (Push Button)
Tombol tekan (push button) adalah salah satu komponen yang sangat penting
dalam pengontrolan motor-motor listrik bila dijalankan dengan menggunakan
kontaktor magnet. Tombol yang normal direncanakan untuk berbagai-bagai tipe
yang mempunyai kontak normal tertutup (normally close) atau normal terbuka
(normally open). Kontak-kontak NO akan menutup jika tombol ditekan dan
kontak NC akan membuka jika tombol ditekan.
f. Rele (Relay)
Relay adalah suatu saklar listrik (kontak-kontak) yang berfungsi untuk
melindungi, memutuskan atau menghubungkan suatu rangkaian listrik dengan
prinsip elektro magnetik dengan kemampuan hantar arus yang kecil tidak seperti
halnya kontaktor.Relay akan bekerja apabila ada besaran listrik yang mengalir
melalui peralatan tersebut. Besaran-besaran yang bukan besaran listrik diubah
dahulu menjadi besaran listrik. Relay mempunyai kontak-kontak normal
membuka (normaly open) dan normal menutup (normaly close).
g. Lampu Indikator
Lampu indikator merupakan lampu tanda (pilot light) On atau Off dari suatu
rangkaian konrol. Lampu-lampu yang digunakan adalah lampu pijar dengan 2
watt sampai 5 watt dengan tegangan kerja 6 volt dan ada juga lampu tanda
34
dengan tegangan kerja 110 volt atau 220 volt yang dapat dipasang langsung ke
jala-jala. Lampu-lampu tanda ini dipasang secara paralel dengan peralatan
kontrol sehingga peralatan tetap dapat beroperasi bila lampu-lampu tersebut
putus atau terbakar
3. Pengaman Pada Panel Listrik
Adapun pengaman yang digunakan dalam panel listrik ialah :
1. ACB ( Air Circuit Breaker)
2. MCCB (Moulded Current Circuit Breaker)
3. Under Frekuensi Relay
4. Over Current Relay
5. Timer
6. Delay Relay
35
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan KARNEL melalui beberapa tahapan
yang memerlukan konsumsi energi listrik. Semakin besar kapasitas produksi,
kompleksitas proses dan automation, konsumsi energi listrik yang diperlukan semakin
tinggi. Oleh karenanya perlu dilakukan upaya guna mengatasi penyebab tingginya
penggunaan energi listrik di PKS, maka dari itu PKS memanfaatkan limbah cangkang
buak kelapa sawit menjadi bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap, listrik ini lah yang
nantinya akan dipakai untuk menjalankan mesin ataupun motor selama proses pengolahan
berlangsung.
B. Saran
Demikianlah tugas ini ditulis dengan menyadari banyaknya kekurangan selama proses
penulisannya. Untuk itu penulis terbuka atas kritik dan saran dari pembaca guna
penyempurnaan tulisan ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
36
DAFTAR PUSTAKA
37