Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

Dosen Pengampu :

Dr. Rosnelli, M.Pd.

Jony Syafrin Rambe, S.T., M.Pd.

NAMA : FEBRIKA ROULY LBN RAJA

NIM : 5172131010

KELAS : PTE A 2017

M.K : FISIKA TEKNIK

PENDIDIKAN TEKIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah
memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan Critical Book Review yang berjudul Rangkaian Listrik.

Cbr ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita. Saya
menyadari bahwa Cbr ini masih jauh dari kesempurnaan. Saya mengucapkan banyak terimakasih
kepada segenap pembaca. Apabila dalam membuat Cbr ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya
Maha Kuasa yang paling sempurna, karena ilmu belum seberapa banyak. Karena itu saya sangat
menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna sempurna nya cbr ini.

Akhir kata saya berharap semoga Cbr ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

Medan, Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………... 1

A. Latar belakang........................................................................................................ 1
B. Tujuan.................................................................................................................... 1
C. Manfat....................................................................................................................1
D. Identitasa buku....................................................................................................... 2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU.......................................................................................3

BAB III PEMBAHASAN

A. Membandingkan................................................................................................... 15
B. Keunggulan dan kelemahan................................................................................. 15

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 16
B. Saran..................................................................................................................... 16

LAMPIRAN GAMBAR……………………………………………………………….. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Melakukan Critical Book Riview pada suatu buku dengan membandingkannya dengan
buku lain sangat penting dilakukan, karena dari kegiatan tersebut kita bisa menemukan
kekurangan dan kelebihan dari buku buku yang di bandingkan. Kemudian setelah kita bisa
menemukan beberapa kekurangan tersebut maka dapat memperoleh suatu informasi yang
kompeten pada buku tersebut dengan cara menggabungkan beberapa informasi dari buku
pembandingnya.

B. Tujuan

 Menanambah wawasan serta ilmu pengetahuan rangkaian listrik


 Meningkatkan daya analisa dan pengetahuan berkaitan rangkaian listrik
 Menguatkan kemampuan melakukan critical book review terhadap suatu buku

C. Manfaat
 Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang critical book

review

 Memiliki pengetahuan dan keterampilan rangkaian listrik

 Untuk mengetahui banyak hal tentang buku

1
D. Identitas buku laporan

Buku Utama:
Judul Buku : Rangkaian Listrik
Penulis : Budiono Mismail
Penerbit : Penerbit ITB
ISBN : 979-8591-42-9
Tahun Terbit : 1995
Tebal : 284 halaman
Bahasa : Indonesia

Buku pembanding:
Judul Buku : Rangkaian listrik
Penulis : Dr. Ir. Gator Priowirjanto
Penerbit : Direktorat pendidikan menengah kejuruan
ISBN : -
Tahun Terbit : 2003
Tebal : 63
Bahasa : Indonesia

2
BAB II

RINGKISAN BUKU

BAB I RANGKAIAN LISTRIK

Rangkaian Listrik

Sifat Suatu rangkaian dapat secara lengkap diuraikan dalam suatu dimensi.Dalam suatu
rangkaian listrik yang menjadi pusat perhatian adlah tegangan dan arus.

Proses pembentukan Model

Model atom yang diusulkan pada tahun 1913 oleh Denmark ,niels Bohr,sangat berguna
untuk menjelaskan berbagai gejala listrik bahan.Proses pembentukan model merupakan suatu
bagian yang penting dalam kemajuan ilmu dan pengembangan teknologi.

Analisis Rangkaian

Jika suatu rangkaian listrik menerima masukan atau rangsangan dalam bentuk tegangan
atau arus yang diberikan oleh suatu sumber bebas,maka akan dihasilkan suatu keluaran atau
tanggapan.Keluaran atau tanggapan itu juga dapat berupa tegangan atau arus yangberhubungan
denfan unsure dalam rangkaian tersebut.Ada dua cabang dalam teori rangkaian dan keduanya
diturunkan dari tiga kata kunci : masukan,keluaran dan rangkaian.Cabang pertama adalah
analisis rangkaian : dengan diketahui rangkaian dan masukkanya,bertujuan mencari
keluarannya.Cabang yang lain adalah sintetis rangkaian :dengan diketahui masukan dan
keluarannya bertujuan mendapatkan rangkaian itu sendiri.

BAB 2 BESARAN DAN UNSUR RANGKAIAN

1. Satuan system internasional

Sisstem satuan yang digunakan dalam hali ini adalah system internasional atu
SI.Konfrensi internasioanl tahun 1954 menetapakan enam satuan dasar :

Panjang dalam meter (m) Arus listrik dalam ampere (A)


Massa dalam Kilogram (kg) Suhu dalam Kelvin (K)
Waktu dalam detik (s) Kuat cahaya dam candela (cd)

3
2. Besaran Listrik

Dalam rangkaian listrik dapat menggunakan besaran apa saja namu cuku
kesulitan.Karena itu akan diperkanalkan sejumlah konsep abstark seperti
tegangan,resistansi,induktansi,kapasitansi, daya dan tenaga.dalam SI satuan untuk gaya adalah
newton.Dan satuan tenaga adalah newton – meter dengan SI yaitu joule(J).Dalam system MKS
(meter kilogram second ) mujatan merupakan salah satu satuan dasar;sedangkan menurut SI
muatan adalah satuan yang diturunkan .Satuan untuk muatan adalah coulomb.

Konsep arus listrik lebih sederhana daripada konsep gaya atau tenaga.Arus listrik
didefinisikan sebgai banyaknya muatan yang melewati suatu luas penampang tertentu persatuan
waktu.Arus adalah kecepatran perubahan aliran muatan positif bersih (neto) yang merupakan
bearan scalar.Jika ada arus mengalir dalam rangkaian maka timbul medan gaya lain di sekitar
rangkaian tersebut.Medan ini disebut medan magnet yang muncul sekaligus dengan medan
listrik.

3. Sumber dan unsur rangkaian

Suatu rangkaian listrik umumnya dicirikan oleh adanya satu atau lebih sumber yang
dihubungkan dengan satu atau lebih beban sebagai penerima tenaga listrik.Suatu sumber
sempurna akan memberikan tegangannya tidak bergantung kepada beban yang dipasangkan pada
kutub-kutubnya.

4. Resisitansi :hukum ohm

Bukti dari bahwa resistansi dari hamper semua penghantar berubah menurut suhu.Jika
resistansi suatu penghantar pada suhu t1 adalah R1 ,maka untuk rentang suhu yang wajar
,resitansinya pada suhu t2 diberikan oleh R2 = R1 [ 1 + α ( t2 – t1 ) ].

Resistror yang resistansinya tidak tetap konstan untuk berbagai arus yang berbeda dikenal
sebgai resistor tak linear.Resistansi dari resistor semacam ini merupakan fungsi arus yang
mengalir di ddalamnya.Bila arus listrik mengalir dalam suatu resistor tersebut.dalam suatu
resistor semua tenaga yang digunakan untuk memaksa aliran arus muncul sebgai kenaikan suhu
penghantar tersebut atau sebgai aliran panas yang meninggalkannya.parameter resiteansi pada
dasarnya merupakan suatu konstanta geometri.Sebenarnya hal itu telah ditemukan oleh ohm
,dalam penyeledikannya.Konduktor mempunyai resitivitas yang rendah maka logam dinamakan
kondutor.Isolator adalaha bahan dengan resistivitas yang sangat tinggi biasanya dalam orde
ribuan mega ohm atau lebih.

Induktaksi

di
Secra kuantitatif tegangan memilki persamaan sebgai tersebut v = L volt konstanta
dt
pembanding L adalah induktansi diri atau cukup disebut sebgai induktansi.Induktansi dinyatakan

4
dalam henry (H).Induktansi kawat penghubung umumnya kecil dan dapt diabaikan.Alat seperti
inductor,kumparan peredam,dan kumparan induksi digunakan dalam rangkaian listrik.Suatu
inductor linear inductor yang parameter induktansinya tidak bergantung pada arusnya.Pada saat
arus mengalir melalui suatu inductor,arus itu menimbulkan fluks ruang.Bila fluks itu menembus
udara,ia akan menimbulkan suatu kesebandingan antara arus dengan fluks tersebut sehingga
parameter induktansi tetap konstan untuk setiap nilai arus.Daya yang berhubungan dengan
di
induktansi dalam rangkaian adalah p = vi = Li watt.GGM adalah gaya gerak magnet yang
dt
menghasilkan fluks dalam rangkaian magnet yang mempunyai reluktansi.Sperti halnya
resistansi,induktaksi juga bergantung pada geometri dimensi fisis dan sifat magnet mediumnya.

Kapasitansi

dv
Secara kiantitas arus dinyatakan dalam persamaan dengan berikut; I = C A .
dt
Konstantan pembanding C menyatakan sifat penyimpanan muatan dalam unsure itu yang disebut
kapasitansi.Menurut SI satuan untuk kapasitasni adalah farad (F).Benda fisis yang cirri utamnya
adalah kapasitansi disebut kapasitor.bila induktansi melawan perubahan arus,kapasitansi
menentang perubahan tegangan.Daya yang berhubungan dengan pengaruh kapasitansi adalah p =
dv
vi = Cv W.
dt

BAB 3 HUKUM DASAR RANGKAIAN

Transformasi Y - 

Ada betuk rangkaian tertentu yang tidak dapat disederhanakan dengan hanya
menggunakan kombinasi seri parallel.Konfigurasi semacam itu sering dapat ditangani dengan
menggunakan transformasi linear Y - .

Transformator Tiga berfasa satu dapat dihubungkan untuk membentuk bank-3 fasa
(susunan 3 fasa = 3 phase bank) dengan salah satu cara dari berbagai cara menghubungkan
belitan transformator. Pada tiga buah transformator satu fasa yang dipakai sebagai transformator
tiga fasa setiap kumparan primer dari satu transformator dijodohkan dengan kumparan
sekundernya. Hendaknya dicatat bahwa pada transformator tiga fasa ini besar tegangan antar fasa
(VL-L) dan daya transformator (KVA) tidak tergantung dari hubungan belitannya. Akan tetapi
tegangan fasa netral (VL-N) serta arus dari masing-masing transformator tergantung pada
hubungan belitannya.

5
Sumber dengan rangkaian setaranya.

Sumber nyata mungkin dapat mendekati keadaan sempurna itu,tetapi tidak akan pernah
mencapainya tegangan.Sebuah sumber nyta dengan karakteristik volt-amperenya dapat dilihat
pada gambar dibawah

tegangan

Vn

0 Ihs Arus

Karakteristik ini menyatakan bahwa sumber dengan tegangan Vrt pada saat rangkaian terbuka (I
= 0) dengan nilai tegangan V menurun secara linear jika arus yang diambil dari sumber
meningkat ;karakteristik semacam itu dapat ditulisakan dengan V = Vrt – Rt I.Untuk mengubah
pernyataan sumber tegangan menjadi sumber arus ,persamaan diatas harus diselesaikan untuk
V rt V
arusnya yang memberikan I = - .
Rt Rt

Penguat kerja

Disini akan dibahasa suatu peralatan elektronika yang sangat beruna dalam
pemebentukan suatu sumber tak bebasa dan mempunyai model matematika yang sederhana dan
anggun,Peralatan ini disebut penguat kerja.

6
2 -

Penguat kerja adalah suatu peralatan elektronika dengan kutub jamak,tetapi untuk
kepentingan analisis rangkaian hanya akan ditunjukkan tiga kutubnya saja.>kutub 1 adalah kutub
masukan terbalik dan kutub 2 adalah kutub masukan tak terbalik dan kutub 3 adalah kutub
keluaran.Penguat kerja pada umumnya dijumpai dalam bentuk rangkaian terpadu dan biasanya
dibuat dalam suatu kemasan yang mempunyai 8 sampai 14 kutub yang mengandung satu sampai
empat penguat kerja.Penguat kerja merupakan suatu peralatan dengan pengautan yang sangat
tinggi dan umumnya tidak pernah digunakan tanpa umpan balik.

Integrator

Keluaran suatu rangkaian integrator sebanding dengan integral masukkan nya.Persamaan


volt-ampere untyk kapasitasni dipakai sebgai pengganti hokum ohm yang menghubungakan v 0
t
1
dengan i0 .Persamaanya adalah v0 = ∫ i 0(x) dx.Karena arus masukan ke penguat kerja sama
C −° °
dengan nol dan tegangan antara kedua masukan pengaut kerja juga nol,maka persamaan hokum
v1
arus kirchoff pada simpul antar R dan C adalah i1 + i0 = + i0 = 0.
R

BAB 4 METODE ANALISIS RANGKAIAN

Metode tegangan simpul

Metode tegangan simpul dalam analisis rangkaian adlah cara dengan persamaan hukum
tegangan kirchoof terlukis secara implicit padadiagram rangkaiannya,sehingga hanya persamaan
hokum arus kirchoof saja yang perlu diselesaikan untuk tegangan yang tidak diketahui.V AB = VA
+ VB .Ada tiga simpul rangkaian disini dan didapatkan dua persamaan bebas hokum arus
kirchoof yang dapat ditulis.

Untuk simpul A A : VAG1 + (VA + VB) G2 = I1

Untuk simpul B B : VBG3 + (VA + VB) G2 = -I2

kenyataan bahwa kedua persamaan ini serupa bukanlah merupakan suatu kebetulan, melainkan
karena mengikuti persamaan huku arus kirchoff dan cara pemilihan berbagai variable
tegangannya.

Metode Arus matajala

7
Metode arus matajala merupakan cara lain untuk menyelesaikan persoalan rangkaian
dengan persamaan hokum arus kirchoof terlukis secara implicit pada diagram rangkaiannya dan
persamaan untuk tegangan ditulis secara eksplisit serta harus diselesaikan untuk arus yang tidak
diketahui.Rangkaian planar yaitu rangkaian yang dapat dilukis pada suatu bidang datar
sedemikian hingga tidak ada unsure rangkaian yang melangkahi unsure rangkaian yang
lain.Metode arus mata jala merupakan suatu rangkaian palanar denagn dua matajal..Pada metode
ini arus matajala yang tidak diketahui diandaikan mengalir dalam setiap matajala pada rangkaian
tersebut .Persamaanya

Untuk matajala A A : R1IA + R3 (IA + IB) = V1

Untuk matajala B B : -R3 (IA - IB) + R2IB = -V2

Dari pembahasan diatas dan sebelumnya tampak bahwa metode tegangan simpul dan
metode arus majala saling melengkapi.Keputusan untuk menggunakan yang mana yang terbaik
biasanya didasarkan atas jumlah persamaan yang diperlukan.Yang dipilih adalah yangh paling
sedikit,menurut pertimbangan pribadi atau gabungan keduanya.

Prinsip Superposisi

Dalam setiap rangkaian listrik,tegangan dan arus dalam suatu unsure adalah akibat yang
ditimbulkan oleh adanya sumber yang dikenakan pada rangkaian tersebut.Prinsip superposisi jika
diterapkan pada suatu rangkaian dengan resitansi konstan,menyatakan bahwa arus atau tegangan
disetiap cabang rangkaian yang dihasilkan oleh beberapa sumber yang dikenakan secara serentak
adalah jumlah aljabar arus atau tegangan yang dihasilkan pada cabang itu oleh masing-masing
sumber tersebut secara tersendiri.Superposisi dapat berlaku untuk setiap system (listrik mekanis
dan sebgainya) yang mempunyai hubungan sebab-akibat y = f(x) sedemikian hingga f(x1) + f(x2)
= f(x1 + x2). Jadi secar umum prinsip superposisi untuk rangkaian listrik dapat dinyatakan
sebagai berikut : Dalam suatu jala-jala linear yang mengandung lebih dari pada satu sumber
(arus atau tegangan ),tanggapannya dapat diperoleh dengan menjumlahkan semua tanggapan
yang diperoleh dari masing-masing sumber itu secara tersendiri,dengan semua sumber lainnya
dibuat sama dengan nol .

Prinsip superposisi memungkinakan perhatian dipusatkan pada hnya salah satu sebab
(atau sumber) sehingga mempermudah proses pemikiran mengenai sifat rangkaian dalam
keadaan yang bermacam- macam.Disamping itu prinsip superposisi mendasari teorema
rangkaian yang lain.

Teorema Thevenin dan Northon

Untuk rangkaian resitansi torema thevenin menyatakan bahwa setiap rangkaian kutub dua
linear yang terdiri resistor dan sumber (baik yang bebas maupun tak bebas).Suatu rangkaian
setara berupa sebuah sumber tegangan dengan resistor serinya disebut rangkaian setara

8
thevenin..Sebuah sumber arus dengan konduktansi simpangnya,yang dikenal sebagai rangkaian
setar aNorton.Rangkaian Norton merupakan kembaran (dual ) rangkaian thevenin.

Prinsip superposisi menyatakan bahwa arus setiap cabang rangkaian adalah jumlah
komponen-komponen arus cabang yang disebabkan oleh masing sumber dalam rangkaian secara
sendiri-sendiri.Teorema Norton yang merupakan kembaran teorema thevenin,mengikuti alur
pikiran yang sama dan rangkaian yang terbentuk berupa sebuah sumber arus setara norton yang
dihubungkan parallel dengan konduktansi setara simpangnya.Kegunaan utama teorema thevenin
dan Norton adalah memungkinkan suatu rangkaian digantiukan dengan sepasang kutub keluaran
dan hasilnya dapat dipergunakan untuk menghitung pengaruh suatu beban yang dipasangkan
pada kutub keluaran itu atau akibat yang diperoleh beban karena sifat rangkaian tersebut.

BAB 5 FUNGSI PERANGSANG EKSPONENSIAL

Impedansi dan tanggapan unsur rangkaian

Tegangan dan arus yang berubah secara eksponensial menurut waktu dapat ditulis
sebagai. V = V0est I = I0est

1
Frekuensi eksponensial dapat ditulis dengan V = V0e±t/T dan I = I0e±t/T sehungga s = ±
T
Konstanta yang disebut konstanta waktu merupakan ukuran kecepatan perubahan fungsi
eksponensial waktu tersebut.Perbandingan antara tegangan dan arus pada sepasang kutub disebut
impedansi.Impedansi ini dinyatakan dengan lambang Z(s) dengfan satuan ohm menurut SI.Z(s)
merupakan kebalikan dari Y(s) yang juga merupakan fungsi s.Hubungan volt-ampere impedansi
dan admitansi yang secara umum merupakan fungsi s disebut pernytaan kawasan frekuensi
unsure rangkaian.

Hubungan antara rangsangan eksponensial dengan rangsangan saat tertentu

Metode analisis rangkaian eksponensial meliputi tanggapan rangkaian RLC terhadap


rangsangan konstansebgai salah satu kasus khususnya.Untuk tegangan konstan ini tiga impedansi
V
dasar bagi unsure R,L,C berturut-turut menjadi R,0,dan ∞. iR = 0 dan iL = ∞ dan iC = 0.
R

Metode impedansi meramalkan arus nol mengalir dalam suatu kapasitansi yang
dihubungkan ke suatu tegangan tetap.Begitu tegangan antara keeping-keping kapasitor menjadi
sama dengan tegangan yang dipasangkan,tidak akan ada lagi arus yang mengalirkarena jika
ada,hal itu akan menaikkan tegangan kapasitor diatas tegangan yang dikenakan sehingga akan
berlawanan dengan hokum tegangan kirchoff.

Sifat Alamiah

9
Sampai saat ini dalam membahas fungsi-fungsi eksponensial selalu diandaikan terdapat
suatu rangsangan pada rangkaiannya.Tanggapan yang meluncur dalam rangkaian listrik itu
disebut sifat alamiah dan tanggapannya adalah tanggapan alamiah.Sebaliknya tanggapan yang
terjadi karena adanya rangsangan yang sengaja dikenakan pada rangkaian disebut tanggapan
terpaksa.

BAB 6 RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK KEADAAN MANTAP

Bab ini akan membahasa menegenai tanggapan terpaksa yaitu tanggapan terhadap
rangsangaluar yang dikenakan pada rangkaian.Dan juga akan dibahas tentang sinya sinusoidal
yaitu tegangan dan arus sinusoidal.dan selanjutnya akan membahas tentang fungsi berulang dan
akan membahas tentang metode fasor.

Fungsi Berulang

Jika suatu fungsi f (t) mempunyai bentuk gelombang (yaitu lengkungan f(t) yang dilukis
terhadap sumbu waktu ) sedemikian sehingga f(t) = f(t + T) maka fungsi itu dikatakan
berulang dengan perioda T .Ada dua cirri fungsi berulang : mempunyai suatu bentuk gelombang
yang berulang pada setiap selang waktu T detik dan mempunyai nilai untuk seluruh
waktu.Bagian bentuk gelombang yang berada dalam satu periode disebut satu daur.Banyaknya
daur setiap detik adalah frekuensi (f) gelombang tersebut.

Persamaan arus menurut fungsi waktu adalah i(t) = Im cos t. dengan i(t) adalah
nilai sesaat arus untuk setiap saat t dan Im adalah nilai maksimum atau amplitudonya.Satuan detik
atau sudut t dalam satuan atau derajat.Satu daur penuh meliputi 2π radaian 360 0. Besaran 
adalah kecepatan susdut dan dinyatakn dalam radian per detik .  = 2πf.Gelombang tegangan
dan arus yang tidak sefasa atau mempunyai simpangan berbeda pada saat t sama dengan nol
;persamaannya v = Vm cos (t – α ) dan i = Im cos (t – β) .Persamaan ini disebut fungsi
sinusoida dan rangkaian dengan rangsangan sinusoida sering disebut sebagai rangkaian arus
bolak balik;sedangkan rangkaian dengan rangsangan konstan disebut rangakaian arus seara.

Nilai rata-rata dan Nilai Efektif.

Persamaan gelombang araus dan tegangan diatas tidak menjelaskan secara langsung
kemampuan penyaluran tenaga arus bolak balik sebagaimana halnya pada arus searah.Mengingat
arus rata-rata identik dengan suatu nilai searah (konstan) dan merupakan suatu ukuran yang
berguna dalam menentukan perpindahan tengan pada rangkaian yang melibatkan arus
searah.Sinusoidal hanyalah merupakan salah satu contoh fungsi berulang.Istilah berulang dalam
hal ini digunakan sebagai pengganti sinusoida agar pembahasannya bersifat lebih umum.

Nilai rata-rata suatu gelombang sinusoida terhadap satu daur lengkap sama dengan
nol.Satu daur luasa daerah diatas sumbu mendatar sama dengan luas daerah dibawah
sumbu,sehingga luas keseluruhannya sama dengan nol.Niali rata-rata terhadapt setengah daur

10
positif ( atau negative) untuk suatu fungsi sinusoida dapat diperoleh dengan mengaliakn
amplitude gelombang itu dengan bilangan 0,636.Nilai rata-rata untk fungsi berulang yang simetri
terhadap sumbu datarnya tidak mempunyai arti karean berdasarkan hasil diats nilainya selalu
samadengan nol.

Dasar penyusunan spesifikasi tersebut berhubungan dengan kemampuan tenaga atau daya
pada fungsi berulang.Menurut hokum Joule panas yang ditimbulkan oleh arus searah I dalam
resistor R adalah P = I2 R dan P = i2 (t)R .Daya rata-rata untuk satu daur penuh kita sama
dengan nol karena penyerapan daya selalu positif baik bila arus yang mengalir itu kea rah positif
maupun sebaliknya dalam rangkaian tersebut.

Nilai efektif juga dikenal sebagai rms (root mean square) sesuai dengan definisinya ,yang
jika dibca dari belakang akan memberikan garis bvesar proses perhitungannya.Nilai efektif yaitu
0,707 ImA.Pada dasarnya kegunaan setiap rangkaian listrik adalah untuk menyalurkan daya dan
tenaga dimana keduanya berbanding lurus dengan hasil kali tegangan dengan arusnya,atau untuk
parameter rangkaian konstan sebanding denganpangkat dua arus atau pangkat dua tegnagan.Oleh
karena itu nilai efektif tersebut sangat sesuai sehingga selalu dipergunakan untuk menyatakan
besara arus dan tegangan bolak balik secra umum.

Rangsangan sinusoida dalam unsure rangkaian

Dalam resistor v = iR dan R merupakan suatu konstanta.Arus yang berbentuk sinusoida


akan mengahsilkan tegangan sinusoida dan demikian pula sebaliknya.Karena R berupa suatu
konstanta ,maka tidak ada pergeseran fasa antara arus dan tegangan tersebut .
i = Im sin (t – α) maka v = iR = ImR sin (t – α) = Vm = sin (t – α)

Fungsi arus tertinggal dari tegangan sebesar π/2 radian atau 900.Jadi arus barulah mencapai nilai
maksimumnya pada saat seperempat daur setelah tegangannya mencapai nilai maksimumnya.

Metode bilangan kompleks Dan Metode Fasor

Dalam melibatkan impedansi untuk analisis rangkaianm diperlukan metode bilangan


kompleks bagi rangsangan sinusoida.Ramgkaian RLC mengandung sebuah sumber tegangan
yang berubah menurut waktu.Jika huku tegangan Kirchoof diterapkan pada rangkaian tersebut
akan didapatkan v(t) – vR –vL –vC = 0

Metode fasor merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan persoalan rangkaian jika
rangsangan arus atau tegangan yang dikenakan pada rangkaian berupa sinusoida dengan
frekuensi sama.Dalam metode ini arus dan tegangan dinyatakan sebagai eksponensial kompleks
dan dapat dilukiskan sebagai vektor.Bentuk umumnya v = Vm cos (wt + α ).Dan v = Vmcj(wt + α)
.Sudut antara vektor tersebut dengan sumbu nyata merupakan sudut fasa tegangan.Diagram
vektor nya dikenal dengan diagram fasor.

11
Dalam perhitungan rangkaian kompleks yang pada umumnya dikerjakan dengan metode
fasor,faktor e jwt yang menyertainya harus selalu diingat tetapi tidak perlu dituliskan.Selanjutnya
tinjau suatu rangkaian fasor umum dengan dua kutub diberikan menurut

v = Vm cos (wt + α ) dan i = Im cos (wt + β)

perbandingan antara tegangan fasor dengan arus fasor itu didefinisikan sebagai impedansi
Vm
rangkaian yang dinyatak sebagai Z. Z= .Perlu ditekankan disini bahwa impedansi
Im
adalah suatu bilangan kompleks ,bukan fasor,karena tidak mempunyai fungsi eksponensial waktu
seperti halnya dengan fasor tegangan dan arus.Secara umum telah diketahui bahwa impedan si
merupakan fungsi frekuensi kompleks dari j sedangkan R dan X adalah fungsi-fungsi nyata
dari .

BAB 7 DAYA DALAM RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

Daya rata-rata

Jika suatu tegangan v dikenakan pada suatu unsur yang didalamnya mengarus arus i
,maka daya yang diberikan oleh sumber kepada unsur tersebut adalah p = vi watt.

Tenaga keseluruhan = jumlah tenga yang dilepasakan dalam setiap selang dt selama satu periode
T

T daya itu diberikan.W = ∫ p dt .Tengan keseluruhan W dibagi dengan waktu yang diperlukan
0

untuk melepaskannya disebut daya rata-rata.Daya rta-rta lebih penting artinya dibandingkan daya
sesaat karena adanya kelembaman yang terdapat dalam setiap sistem.Dalam suatu motor
listrik,daya rata-rata yang diberikan kepada motor itulah yang menentukan keluarannya karena
pengaruh roda gila pada motor tersebut memperhalus variasi torsi yang berhbungan dengan daya
sesaat yang diberikan pada kutub – kutubnya.

Daya dalam unsur rangkaian

Daya rata-rata P digunakan untuk menunjukkan kemampuan penyaluran daya dengan


arus dan tegangan bolak balik.Daya sesaat tersebut terdiri dari dua komponen ;komponen
konstan VI cos θ dan komponen sinusoiada menurut waktu VI sin (2t+ θ ¿ yang frekuensinya
dua kali frekuensi tegangan atau arusnya.Hubungan antara fungsi wakt,tegangan, arus dan daya
dalam resistor yaitu pR = 2I2R sin2 t.Dua unsur rangkaian,induktor dan kapasitor berpengaruh
terhadap daya sesaat tetapi tidak mempunyai andil dalam daya rata-rata.Jika arus yang melalui
sebuah induktor menigkat,maka tenaga yang diterima itu dipindahkan dari rangkaian tersebut
menjadai medan magnet ,tetapi tenaga itu akan dikembalikan lagi kerangkaiannya jika arus

12
dalam rangkaian tersebut berkurang.Nilai maksimum daya keluar masuk dalam unsur rangkaian
reaktif disebut sebagai daya reaktif yang didefinisikan sebagai Q = I2X.

Daya kompleks

Jia suatu arus mengalir dalam suatu rangkaian yang mengandung sebuah resistansi R dan
sebuah Reaktansi X maka tenaga yang diberikan oleh sumber akan diubah menjadi panas dalam
reaktansinya.Dalam bentuk kompleks tegangan dan arus ditulis sebagai V = V e j (wt + ) dan I
jwt
= Ie .Perbandingan daya nyata atau daya aktif dengan daya tampak disebut faktor daya yang
sering ditulis dala singkatan bahasa inggrisnya pf.

Perbaikan faktor daya dan teorema penyaluran daya maksimum

Dengan faktor daya maksimum rugi-rugi daya karena resistansi saluran akan
berkurang.Rugi-rugi yang ditimbulkan resistansi saluran sebanding dengan pangkat dua arus
yang mengalir dalam saluran karean itu rugi-rugi ini akan menjadi lebih kecil bila faktor dayanya
tinggi.Perbaikan faktor daya tersebut dapat dilakukan dengan memasang kapasitor yang
dihubungkan paralel dengan beban yang umumnya bersifat induktif seperti motor induksi ,alat
las dan sebagainya.Perbaikan faktor daya tersebut dikenal sebagai kompensasi.Suatu rangkaian
dengan daya dan tenaga arus bolak balik umumnya terdiri dari suatu sumber dengan suatu
rangkaian luar yang terhubung pada kutub sumber tersebut.Dalam hal terakhir ,rangkaian luar
keseluruhan tersebut dapat disederhanakan menjadi sebuah impedansi setara antara
kutub.Impedansi setara ini adalah impedansi masukan atau impedansi titik penggerak rangkaian
luar.Impedansi masukan ini merupakan suatu besaran yang terpenting untuk menilai pengaruh
rangkaian luar terhadap suatu sumber;karena dalam analisis sifat sumber lebih disukai untuk
mewakili rangkaian luar dengan rangkaian yang sesederhana mungkin.Bila impedansi sumber
yang dapat diubah-ubah sedangkan impedansi beban,yang tetap maka untuk penyaluran daya
maksimum hasilnya bukan Z0 = Ri –jXi.

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASA

Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan
diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan
yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai
magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda
fase sebesar 120°listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60°, dan dapat
dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D).

13
Gambar 1. sistem 3 fase.

Gambar 1 menunjukkan fasor diagram dari tegangan fase. Bila fasor-fasor tegangan
tersebut berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah berlawanan jarum jam (arah positif),
maka nilai maksimum positif dari fase terjadi berturut-turut untuk fase V1, V2 dan V3. sistem 3
fase ini dikenal sebagai sistem yang mempunyai urutan fasa a – b – c . sistem tegangan 3 fase
dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fase.

Hubungan Bintang (Y, wye)

Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan
menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a – b – c
mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap terminal
terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan “fase” atau Vf.

Hubungan Segitiga

Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga


membentuk hubungan segitiga 3 fase.

14
Gambar 3. Hubungan Segitiga (delta, Δ, D).

Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase,
karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka: Vline
= Vfase

Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat
diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga: Iline = akar 3 Ifase = 1,73Ifase

BAB III

PEMBAHASAN

A. Membandingkan

Buku yang dikarang oleh Budiono Mismail berjumlah 284 halamanan lebih tebal
daripada buku yang dibuat Dr. Ir. Gator Priowirjanto berjumlah 63 halaman. Buku pertama
lebih tebal dibandingkan buku ke dua. Buku yang dikarang oleh Budiono Mismail buku
yang membahas materi tentang rangkaian listrik, besaran dan unsure rangkaian, hukum dasar
rangkaian, metode analisis rangkaian dan rangkaian arus bolak – balik keadaan mantap. Materi
yang di sampaiakan singkat padat dan jelas dan mudah untuk dipahami. Dan Buku yang
dikarang oleh Dr. Ir. Gator Priowirjanto buku yang membahas materi rangkaian listrik,
pengukuran listrik, interpremeter gambar listrik, kerja bangku listrik dan instlasi listrik dasar.
Bukunya lebih simple dan materinya sudah lengkap dan cock untuk mahasiswa.

B. Keunggulan dan kelemahan

Kelebihan dari buku pertama bukunya lebih tebal sehingga materinya lebih
lengkap, meanarik untuk dibaca, sangat cocok untuk mahasiswa yang membutuhkan.

15
Dan dilengkapi dengan gambar rangkaian listrik. Kekurangan buku ini ada beberapa
kalimat yang tidak dijelaskan dalam buku ini.

Kelebihan dari buku kedua bukunya lebih tipis sehingga materi yang dibuat cukup
lengkap, dilengkapi gambar rumus dan contoh soal serta pembahsannya, buku ini sangat cocok
untuk Siswa/i yang duduk di bangku SMK. Kekurangan buku ini tidak dilengkapi dengan ISBN.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rangkaian Listrik adalah suatu kumpulan komponen elektronika yang saling di


hubungkan atau di rangkai dengan sumber tegangan menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi
dan kegunaan tertentu. Rangkaian Listrik hanya terdapat arus listrik yang dapat mengalir jika
listrik tersebut berada dalam keadaan terbuka. Rangkaian listrik hanya memiliki dua terminal
atau kutup pada kedua ujungnya. Pembatasan komponen ini dapat kita kategorikan sebagai
komponen aktif dan komponen pasif. Komponen Aktif adalah elemen yang dapat menghasilkan
energi, contoh dari komponen ini adalah sumber tegangan dan sumber arus. Sedangkan
komponen pasif adalah elemen yang tidak dapat menghasilkan energi, dapat di kelompokan
menjadi salah satu elemen yang dapat menyerap energi, contohnya terdapat dalam komponen
resistor atau hambatan yang di simbolkan dengan huruf R. Komponen yang dapat menyimpan
energi juga dapat di kelompokan menjadi dua, yaitu komponen yang menyerap energi,
contohnya adalah dalam bentuk medan magnet induktor atau sering kita sebut sebagai lilitan atau
kumparan yang di sombolkan dengna huruf L. Dan komponen pasif yang menyerap energi dalam
bentuk medan magnet adalah kapasitor atau biasa disebut dengan kondensator yang disimbolkan
dengan huruf C.

16
B. Saran
Dalam membuat cbr ini mungkin masih terdapat kesalahan – kesalahan,

sehingga saya mengaharapkan kritik dari pembaca agar laporan Cbr yang saya buat ini

menjadi lebih baik dan lebih sempurna.

LAMPIRAN

Kota : Bandung

17

Anda mungkin juga menyukai