Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN MINI RISET

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI


ANALITIK BIDANG PADA MATERI PERSAMAAN GARIS, LINGKARAN,
PARABOLA DAN ELIPS

Dosen Pengampu : Pardomuan N.J.M Sinambela, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

CHRISTIAN JAVIERI ANDIKA (4191111061)

FAUZIYYAH (4191111001)

TESA KIARA LUMBAN GAOL (4191111047)

SHOPIA BURJU SITUMORANG (4191111049)

RETNO ENJELITA HUTASOIT (4191111065)

PSPM A 2019

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada TYME karena kasih dan rahmatNya sehingga
tugas makalah “Mini Riset” ini dapat selesai tepat pada waktunya. Terimakasih penulis
hanturkan kepada Bapak Pardomuan N.J.M Sinambela, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Geometri Analitik yang telah sabar mendidik kami mahasiswa/i PSPM A 2019 dan
telah memberikan kepercayaan sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Makalah ini memuat analisis kesalahan siswa dalam pengerjaan soal geometri analitik
bidang. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan pembaca
mengenai topik ini.

Penulis menyadari bahwa didalam Makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan Makalah yang telah disusun, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun. Semoga Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi pembaca. Akhir
kata penulis mengucapkan sekian dan terimakasih.

Medan, November 2020

Penulis

Mahasiswa
DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................3
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA.......................................................................................................................5
2.1 Lingkaran...............................................................................................................................5
2.2 Persamaan Garis Lurus..........................................................................................................9
2.3 Parabola................................................................................................................................10
2.4 Elips.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Matematika adalah ilmu yang penting untuk dipelajari karena matematika merupakan ilmu
yang mempunyai ciri khas sebagai ilmu yang memiliki objek abstrak, berpola pada
pemikiran deduktif aksiomatik, dan juga berlandaskan pada kebenaran. Dengan adanya ciri
khas tersebut, matematika berguna dalam menumbuh kembangkan kemampuan serta
membentuk pribadi siswa. Matematika sebagai ilmu dasar juga diperlukan untuk mencapai
keberhasilan yang berkualitas tinggi. Oleh karena itu matematika diajarkan pada semua
jenjang sekolah, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Di samping itu matematika juga
merupakan ilmu yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
Salah satu cabang dari matematika adalah geometri. James (dalam Ruseffendi, 1990:2)
mengatakan bahwa geometri adalah ilmu yang berhubungan dengan bentuk dan besarnya
(ukurannya) benda-benda. Sedangkan menurut Ruseffendi (1990:2) geometri itu ialah suatu
sistem aksiomatik dan kumpulan generalisasi, model dan bukti tentang bentuk-bentuk benda
bidang dan ruang.
Geometri merupakan salah satu materi yang terdapat dalam mata pelajaran matematika.
Materi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa memahami persamaan
bangun geometri pada bidang datar (garis dan irisan kerucut) dalam bentuk persamaan
vektor, kedudukan garis terhadap garis lain dan kedudukan garis terhadap irisan kerucut.
Sampai saat ini geometri masih menjadi materi yang sulit, hal ini terlihat dari rendahnya nilai
geometri beberapa siswa.
Hasil belajar siswa yang tidak memenuhi harapan menunjukkan adanya permasalahan.
Sehingga dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal konsep geometri analitik materi garis, lingkaran, elips dan parabola pada
siswa Sekolah Menengah Atas/ SMA.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Kesalahan-kesalahan apakah yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan soal-
soal materi garis dan lingkaran?
1.2.2 Tipe kesalahan apakah yang sering dilakukan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan soal-
soal materi garis dan lingkaran?
1.2.3 Apa yang menyebabkan terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
menyelesaikan soal-soal materi garis dan lingkaran?
1.2.4 Sejauh mana tingkat kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
menyelesaikan soal-soal materi garis dan lingkaran?

1.3 TUJUAN

1.3.1 Mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam


menyelesaikan soal-soal materi garis dan lingkaran.
1.3.2 Menggolongkan tipe-tipe kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
menyelesaikan soal-soal materi garis dan lingkaran
1.3.3 Menemukan apa penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa
dalam menyelesaikan soal-soal materi garis dan lingkaran.
1.3.4 Mengukur tingkat kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-
soal materi garis dan lingkaran.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Lingkaran
Lebih dari seribu tahun yang lalu, para ahli matematika Bangsa Yunani
biasa memandang garis singgung sebuah lingkaran sebagai sebuah garis
yang menyentuh lingkaran hanya di satu titik. Descartes bahkan
mempunyai argument bahwa pasti ada dua titik potong ketika sebuah garis
memotong lingkaran. Jika hanya ada satu titik potong, maka garis itu
pastilah garis singgung lingkaran. Mereka hanya menenempatkan
lingkaran sebagai bangun yang stagnan.

Berlawanan dengan ide-ide tersebut, Issac Newton, orang Inggris yang menemukan
Hukum Universal Gravitasi, mempunyai pendapat yang berbeda mengenai garis singgung. Ia
memandang garis singgung pada sebuah titik sebagai limit posisi dari sebuah garis yang melalui
titik itu dan titik lain yang bergerak semakin dekat ke titik tadi. Dengan demikian, lingkaran
menurut Newton merupakan lintasan lengkung tertutup sederhana yang membolehkan gerakan
dan oleh karena itu lingkaran disebut bangun yang dinamis.

2.2 Definisi

Y
A (x1 , y1)
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-
r B(x2 , y2) titik yang berjarak sama (jari-jari lingkaran)
terhadap sebuah titik tertentu (pusat
r lingkaran) yang digambarkan pada bidang
P(a,b) kartesius.
r
P (a ,b) = Pusat Lingkaran

C (x3 , y3) r = jari-jari lingkaran

r = AP = BP = CP
O X

Dalam menentukan persamaan lingkaran, kita harus mengerti tentang formula jarak. Berikut ini
diberikan beberapa formula untuk menentukan jarak.

1. Jarak antara dua titik A(x1 , y1) dan B(x2 , y2), ditentukan oleh j = √( x 2−x 1 )2+( y 2− y 1 )2
ax 1 +by 1 +c
j=| |
2. Jarak titik A(x1 , y1) terhadap garis lurus ax + by + c = 0 dirumuskan √ a2+b 2

2.3 Persamaan Lingkaran yang Berpusat di O ( 0,0 ) dan Berjari-jari r


Berdasarkan definisi lingkaran, maka akan
diperoleh persamaan lingkaran yang berjari–
jari r dan berpusat di titik pangkal O(0,0).
Y Titik A(x,y) pada Lingkaran. Jari-jari
A ( x, y )
lingkaran r = |OP| .
r
Dengan mengingat kembali rumus jarak
y antara dua titik, maka akan diperoleh rumus
persamaan lingkaran:
O x
X
|OP| = √( x−0)2+( y−0)2
r = √ x2+ y 2
Jadi diperoleh bentuk umum persamaan
lingkaran dengan pusat O(0,0) dan berjari-
jari r adalah :

2 2 2
x + y =r
2.4 Persamaan Lingkaran yang Berpusat di P ( a, b ) dan Berjari-jari r

Titik A(x, y) pada lingkaran yang berpusat di P(a,b)


A(x,y)
Y dan jari-jari lingkaran r, sehingga |PA| = r. Dengan
r menggunakan rumus jarak antara dua titik, maka
akan diperoleh rumus persamaan lingkaran:

P(a, b)
√( x 2−x 1 )2+( y2− y 1 )2=r
√( x−a )2+( y−b )2=r
2 2 2
( x−a ) +( y −b ) =r
O Merupakan persamaan baku lingkaran dengan pusat
P(a, b) dan jari-jari r.
2.5 Bentuk Umum Pers. Lingkaran
Persamaan lingkaran dengan pusat P(a, b) dan berjari-jari r mempunyai persamaan baku

( x−a )2 +( y −b )2=r 2 , jika bentuk ini dijabarkan maka diperoleh :

( x−a )2 +( y −b )2=r 2

⇔ x2 – 2ax + a2 + y2 – 2by + b2 = r2

⇔ x2 + y2 – 2ax – 2by + a2 + b2 – r2 = 0, misalkan A = – 2a, B = – 2b dan C = a2 + b2 – r2


maka diperoleh bentuk umum persamaan lingkaran :

2 2
x + y + Ax+By +C=0

A 2 B 2
Dengan Pusat
A B
(
P − ,−
2 2 ) dan jar-jari √(
r= −
2 )( )
+ − −C
2
2.6 Persamaan Garis Singgung Lingkaran

1. Pers. Garis singgung lingkaran Melalui Titik pada Lingkaran


g
Garis g disebut garis singgung Lingkaran L di titik A(x1, y1).


Catatan :

P(a, b) A(x1, y1) 1. Titik A harus pada lingkaran L.

2. AP tegak lurus dengan garis singgung g.

Rumus Persamaan Garis Singgung Lingkaran di titik A(x1 , y1) :

Pers. Lingkaran Pers. Garis Singgung

x2 + y2 = r2 x1x + y1y = r2

(x – a)2 + (y – b)2 = r2 (x1 – a)(x – a) + (y1 – b)(y – b) = r2

A B
x2 + y2 + Ax + By + C = 0
x1x + y1y + 2 (x + x1) + 2 (y + y1) + C = 0

2. Pers. Garis singgung lingkaran Melalui suatu Titik di luar Lingkaran

Langkah-langkah menentukan PGS dari titik di


Q luar lingkaran :

P  
A(x1 , y1) 1. Menentukan persamaan garis kutub ( rumus
yang digunakan sama dengan rumus mencari
PGS lingk. diatas)

R 2. Menentukan titik singgung lingkaran (titik Q


dan R) dengan mensubtitusikan pers. Garis
kutub ke pers. Lingkaran.
3. polar.
Garis hubung QR disebut Garis kutub atau garis Menentukan persamaan garis singgung di
titik singgung tersebut
Garis hubung AQ dan AR disebut garis singgung lingkaran.

3. Pers. Garis singgung lingkaran dengan Gradien tertentu


PGS dengan
Pers. Lingkaran Pers. Garis Singgung
P(a, b) gradien m

x2 + y2 = R2 y=mx±r √ 1+m2
(x – a)2 + (y – b)2 = R2 y−b=m( x−a )±r √ 1+m2

x2 + y2 + Ax + By + C = 0 y−b=m( x−a )±r √ 1+m2

2.2 Persamaan Garis Lurus


1. Pengertian Persamaan Garis Lurus Perhatikan grafik dari fungsi f (x) 2x +1 dalam Koordinat
Cartesius di bawah ini.

Sumbu mendatar disebut sumbu x dan sumbu tegak disebut sumbu f(x). Apabila fungsi di atas
dituliskan dalam bentuk y =2x + 1, maka sumbu tegak pada grafik disebut sumbu y. Dengan
demikian y = f(x). Karena grafik dari fungsi f (x) =2x +1 atau y= 2x +1 berupa garis lurus, maka
bentuk y = 2x +1 disebut persamaan garis lurus. Bentuk umum persamaan garis lurus dapat
dinyatakan dalam dua bentuk berikut ini. a. Bentuk eksplisit Bentuk umum persamaan garis lurus
dapat dituliskan sebagai y =mx + c , dengan x dan y variabel atau peubah, m dan c konstanta.
Bentuk persamaan tersebut dinamakan bentuk eksplisit. Dalam hal ini m sering dinamakan
koefisien arah atau gradien dari garis lurus. Sehingga untuk garis yang persamaannya y =2x + 1
mempunyai gradien m = 2. b. Bentuk implisit. Persamaan y =2x+ 1 dapat diubah ke bentuk lain
yaitu 2x – y +1 = 0 . Sehingga bentuk umum yang lain untuk persamaan garis lurus dapat
dituliskan sebagai Ax + By + C= 0 , dengan x dan y peubah serta A, B, dan C konstanta.
Bentuk tersebut dinamakan bentuk implisit.

2.3 Parabola
Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang jaraknya terhadap titik tertentu dan garis
tertentu selalu sama. (karena e = 1)

Titik tersebut dinamakan fokus (F), dan garis tersebut dinamakan direktrik (d).
Terdapat dua macam bentuk parabola, yakni
1. Parabola horizontal
2. Parabola vertikal.

Secara lebih rinci, akan dijelaskan menjadi 4 bagian sebagai berikut. (Rangkuman rumus ada
dipaling bawah)

1. Parabola Horizontal dengan Puncak O(0, 0)


Parabola ini mempunyai bentuk Umum:
y2 = 4px,

dimana Koordinat titik fokusnya di F(p, 0)


persamaan direktrisnya x = –p
Sumbu simetrisya adalah sumbu-x
Panjang latus rectum LR = 4p
Dengan catatan:
Jika p > 0 maka kurva membuka ke kanan
Jika p < 0 kurva membuka ke kiri

2. Parabola Vertikal dengan Puncak O(0, 0)

Parabola ini mempunyai bentuk Umum:


x2 = 4py

dimana Koordinat titik fokusnya di F(0, p)


Persamaan direktrisnya y = –p
Sumbu simetrisya adalah sumbu-y
Panjang latus rectum LR = 4p
Catatan :
Jika p > 0 maka kurva membuka ke atas
Jika p < 0 kurva membuka ke bawah

3. Parabola Horizontal dengan Puncak M(a, b)

Bentuk Umum : (y – b)2 = 4p(x – a),

dimana Koordinat fokusnya di F(p+ a, b)


Persamaan direktrisnya x = –p + a

Persamaan sumbu simetrisya y = b

Panjang latus rectum LR = 4p

Dengan catatan :

Jika p > 0 maka kurva membuka ke kanan

Jika p < 0 kurva membuka ke kiri

4. Parabola Vertikal dengan Puncak M(a, b)

Parabola ini mempunyai bentuk Umum : (x – a)2 = 4p(y – b),

dimana Koordinat fokusnya di F(a, p + b)

Persamaan direktrisnya y = –p + b

Persamaan sumbu simetrisya x = a

Panjang latus rectum AB = 4p

Dengan cataran

Jika p > 0 maka kurva membuka ke atas

Jika p < 0 kurva membuka ke bawah


2.4 Elips
Ellips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya terhadap dua titik tertentu selalu
tetap.
Kedua titik tertentu itu dinamakan fokus.

Terdapat dua macam bentuk elips,


yakni
1. Ellips horizontal
2. Ellips vertical.

Secara lebih rinci akan dijelaskan menjadi empat bagian. (Rangkuman rumus berada paling
bawah sendiri)

1. Ellips Horizontal dengan Pusat O(0, 0)

Bentuk Umum:

Dimana a > b.
Unsur-unsurnya :
Koordinat titik puncaknya di A1(a, 0), A2(–a, 0), B1(0, b), dan B2(0, –b)
Panjang sumbu mayor = 2a dan Panjang sumbu minor = 2b
Titik fokus di F1(c, 0) dan F2(–c, 0) dimana c2 =  a2 – b2
Nilai eksentrisitasnya

Persamaan garis direktriks dirumuskan:

Panjang Latus rectum:

2. Ellips Vertikal dengan Pusat O(0, 0)

Bentuk Umum:
dimana a < b

Unsur-unsurnya:
Koordinat titik puncaknya di A1(a, 0), A2(–a, 0), B1(0, b), dan B2(0, –b)
Panjang sumbu mayor = 2b dan Panjang sumbu minor = 2a
Titik fokus di F1(0, c) dan F2(0, –c) dimana c2 =  b2 – a2
Nilai eksentrisitasnya

Persamaan garis direktriks dirumuskan:

Panjang Latus rectum:

3. Ellips Horizontal dengan Pusat M(p, q)

Bentuk Umum:
Dimana a > b.

Unsur-unsurnya :
Koordinat titik puncaknya di A1(a + p, q), A2(–a + p, q), B1(p, b + q), dan B2(p, –b + q)
Panjang sumbu mayor = 2a dan Panjang sumbu minor = 2b
Titik fokus di F1(c + p, q) dan F2(–c + p, q) dimana c2 =  a2 – b2
Nilai eksentrisitasnya

Persamaan garis direktriks dirumuskan:

Panjang Latus rectum:

4. Ellips Vertikal dengan Pusat M(p, q)

Bentuk Umum:
dimana a < b

Unsur-unsurnya:
Koordinat titik puncaknya di A1(a + p, q), A2(–a + p, q), B1(p, b + q), dan B2(p, –b + q)
Panjang sumbu mayor = 2b dan Panjang sumbu minor = 2a
Titik fokus di F1(p, c + q) dan F2(p, –c + q) dimana c2 =  b2 – a2
Nilai eksentrisitasnya

Persamaan garis direktriks dirumuskan:

Panjang Latus rectum:


DAFTAR PUSTAKA

Moleong,L.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mulyono, A. (1999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rieneka Cipta

Dhoruri, Atmini., Markaban . (2011). PEMBELAJARAN PERSAMAAN GARIS LURUS.


Kementerian Pendidikan Nasional Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Matematika.

https://www.materimatematika.com/2017/11/parabola_7.html (diakses pada 10 November 2020,


pukul 16.55)

https://www.materimatematika.com/2017/11/elips.html (diakses pada 10 November 2020, pukul


17.00).

Anda mungkin juga menyukai