DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
FAUZIYYAH (4191111001)
PSPM A 2019
JURUSAN MATEMATIKA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada TYME karena kasih dan rahmatNya sehingga
tugas makalah “Mini Riset” ini dapat selesai tepat pada waktunya. Terimakasih penulis
hanturkan kepada Bapak Pardomuan N.J.M Sinambela, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Geometri Analitik yang telah sabar mendidik kami mahasiswa/i PSPM A 2019 dan
telah memberikan kepercayaan sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini memuat analisis kesalahan siswa dalam pengerjaan soal geometri analitik
bidang. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan pembaca
mengenai topik ini.
Penulis menyadari bahwa didalam Makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan Makalah yang telah disusun, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun. Semoga Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi pembaca. Akhir
kata penulis mengucapkan sekian dan terimakasih.
Penulis
Mahasiswa
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................3
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA.......................................................................................................................5
2.1 Lingkaran...............................................................................................................................5
2.2 Persamaan Garis Lurus..........................................................................................................9
2.3 Parabola................................................................................................................................10
2.4 Elips.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Lingkaran
Lebih dari seribu tahun yang lalu, para ahli matematika Bangsa Yunani
biasa memandang garis singgung sebuah lingkaran sebagai sebuah garis
yang menyentuh lingkaran hanya di satu titik. Descartes bahkan
mempunyai argument bahwa pasti ada dua titik potong ketika sebuah garis
memotong lingkaran. Jika hanya ada satu titik potong, maka garis itu
pastilah garis singgung lingkaran. Mereka hanya menenempatkan
lingkaran sebagai bangun yang stagnan.
Berlawanan dengan ide-ide tersebut, Issac Newton, orang Inggris yang menemukan
Hukum Universal Gravitasi, mempunyai pendapat yang berbeda mengenai garis singgung. Ia
memandang garis singgung pada sebuah titik sebagai limit posisi dari sebuah garis yang melalui
titik itu dan titik lain yang bergerak semakin dekat ke titik tadi. Dengan demikian, lingkaran
menurut Newton merupakan lintasan lengkung tertutup sederhana yang membolehkan gerakan
dan oleh karena itu lingkaran disebut bangun yang dinamis.
2.2 Definisi
Y
A (x1 , y1)
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-
r B(x2 , y2) titik yang berjarak sama (jari-jari lingkaran)
terhadap sebuah titik tertentu (pusat
r lingkaran) yang digambarkan pada bidang
P(a,b) kartesius.
r
P (a ,b) = Pusat Lingkaran
r = AP = BP = CP
O X
Dalam menentukan persamaan lingkaran, kita harus mengerti tentang formula jarak. Berikut ini
diberikan beberapa formula untuk menentukan jarak.
1. Jarak antara dua titik A(x1 , y1) dan B(x2 , y2), ditentukan oleh j = √( x 2−x 1 )2+( y 2− y 1 )2
ax 1 +by 1 +c
j=| |
2. Jarak titik A(x1 , y1) terhadap garis lurus ax + by + c = 0 dirumuskan √ a2+b 2
2 2 2
x + y =r
2.4 Persamaan Lingkaran yang Berpusat di P ( a, b ) dan Berjari-jari r
P(a, b)
√( x 2−x 1 )2+( y2− y 1 )2=r
√( x−a )2+( y−b )2=r
2 2 2
( x−a ) +( y −b ) =r
O Merupakan persamaan baku lingkaran dengan pusat
P(a, b) dan jari-jari r.
2.5 Bentuk Umum Pers. Lingkaran
Persamaan lingkaran dengan pusat P(a, b) dan berjari-jari r mempunyai persamaan baku
( x−a )2 +( y −b )2=r 2
⇔ x2 – 2ax + a2 + y2 – 2by + b2 = r2
2 2
x + y + Ax+By +C=0
A 2 B 2
Dengan Pusat
A B
(
P − ,−
2 2 ) dan jar-jari √(
r= −
2 )( )
+ − −C
2
2.6 Persamaan Garis Singgung Lingkaran
Catatan :
x2 + y2 = r2 x1x + y1y = r2
A B
x2 + y2 + Ax + By + C = 0
x1x + y1y + 2 (x + x1) + 2 (y + y1) + C = 0
P
A(x1 , y1) 1. Menentukan persamaan garis kutub ( rumus
yang digunakan sama dengan rumus mencari
PGS lingk. diatas)
PGS dengan
Pers. Lingkaran Pers. Garis Singgung
P(a, b) gradien m
x2 + y2 = R2 y=mx±r √ 1+m2
(x – a)2 + (y – b)2 = R2 y−b=m( x−a )±r √ 1+m2
Sumbu mendatar disebut sumbu x dan sumbu tegak disebut sumbu f(x). Apabila fungsi di atas
dituliskan dalam bentuk y =2x + 1, maka sumbu tegak pada grafik disebut sumbu y. Dengan
demikian y = f(x). Karena grafik dari fungsi f (x) =2x +1 atau y= 2x +1 berupa garis lurus, maka
bentuk y = 2x +1 disebut persamaan garis lurus. Bentuk umum persamaan garis lurus dapat
dinyatakan dalam dua bentuk berikut ini. a. Bentuk eksplisit Bentuk umum persamaan garis lurus
dapat dituliskan sebagai y =mx + c , dengan x dan y variabel atau peubah, m dan c konstanta.
Bentuk persamaan tersebut dinamakan bentuk eksplisit. Dalam hal ini m sering dinamakan
koefisien arah atau gradien dari garis lurus. Sehingga untuk garis yang persamaannya y =2x + 1
mempunyai gradien m = 2. b. Bentuk implisit. Persamaan y =2x+ 1 dapat diubah ke bentuk lain
yaitu 2x – y +1 = 0 . Sehingga bentuk umum yang lain untuk persamaan garis lurus dapat
dituliskan sebagai Ax + By + C= 0 , dengan x dan y peubah serta A, B, dan C konstanta.
Bentuk tersebut dinamakan bentuk implisit.
2.3 Parabola
Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang jaraknya terhadap titik tertentu dan garis
tertentu selalu sama. (karena e = 1)
Titik tersebut dinamakan fokus (F), dan garis tersebut dinamakan direktrik (d).
Terdapat dua macam bentuk parabola, yakni
1. Parabola horizontal
2. Parabola vertikal.
Secara lebih rinci, akan dijelaskan menjadi 4 bagian sebagai berikut. (Rangkuman rumus ada
dipaling bawah)
Dengan catatan :
Persamaan direktrisnya y = –p + b
Dengan cataran
Secara lebih rinci akan dijelaskan menjadi empat bagian. (Rangkuman rumus berada paling
bawah sendiri)
Bentuk Umum:
Dimana a > b.
Unsur-unsurnya :
Koordinat titik puncaknya di A1(a, 0), A2(–a, 0), B1(0, b), dan B2(0, –b)
Panjang sumbu mayor = 2a dan Panjang sumbu minor = 2b
Titik fokus di F1(c, 0) dan F2(–c, 0) dimana c2 = a2 – b2
Nilai eksentrisitasnya
Bentuk Umum:
dimana a < b
Unsur-unsurnya:
Koordinat titik puncaknya di A1(a, 0), A2(–a, 0), B1(0, b), dan B2(0, –b)
Panjang sumbu mayor = 2b dan Panjang sumbu minor = 2a
Titik fokus di F1(0, c) dan F2(0, –c) dimana c2 = b2 – a2
Nilai eksentrisitasnya
Bentuk Umum:
Dimana a > b.
Unsur-unsurnya :
Koordinat titik puncaknya di A1(a + p, q), A2(–a + p, q), B1(p, b + q), dan B2(p, –b + q)
Panjang sumbu mayor = 2a dan Panjang sumbu minor = 2b
Titik fokus di F1(c + p, q) dan F2(–c + p, q) dimana c2 = a2 – b2
Nilai eksentrisitasnya
Bentuk Umum:
dimana a < b
Unsur-unsurnya:
Koordinat titik puncaknya di A1(a + p, q), A2(–a + p, q), B1(p, b + q), dan B2(p, –b + q)
Panjang sumbu mayor = 2b dan Panjang sumbu minor = 2a
Titik fokus di F1(p, c + q) dan F2(p, –c + q) dimana c2 = b2 – a2
Nilai eksentrisitasnya
Mulyono, A. (1999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rieneka Cipta